Kerangka Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi

Telah dikemukakan bahwa ciri khas yang melekat pada lembaga pegawai negeri itu adalah adanya hubungan dinas publik. Yang dimaksud hubungan dinas publik adalah bilamana seseorang mengikat dirinya untuk menunduk pada perintah dari pemerintah untuk melakukan suatu atau beberapa macam jabatan tertentu. Melakukan suatu atau beberapa macam jabatan itu dihargai dengan diberinya gaji atau beberapa keuntungan perseorangan lain. 10

2. Kerangka Konsepsi

Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan tersebut diatas, maka perlu diuraikan difinisi operasional untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan bahan penelitian ini, sebagai berikut : a. Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan bidang sosial, politik, atau agama dalam suatu masyarakat atau negara. 11 b. Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. 12 c. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh Pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 13 10 E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Cetakan Kesembilan Jakarta : Ichtiar Baru, 1985 hlm. 149. 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan pertama Edisi III Jakarta : Balai Pustaka, hlm. 939. 12 Ibid, hlm. 156. 13 Pasal 1, angka 1 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian Bambang Sutedjo: Reformasi Kepegawaian dalam Otonomi Daerah Studi pembinaan Pegawai Negeri sipil Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 d. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 14 e. Pejabat Negara terdiri dari 15 1 Presiden dan Wakil Presiden; 2 Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3 Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat; 4 Ketua, Wakil Ketua Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan; 5 Ketua, Wakil Ketua dan anggota Dewan Pertimbangan Agung; 6 Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan; 7 Menteri, dan Jabatan yang setingkat Menteri; 8 Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Neger yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; 9 Gubernur dan Wakil Gubernur; 10 BupatiWalikota dan Wakil BupatiWalikota dan; 11 Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang. f. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang- 14 Pasal 1, angka 2 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian 15 Pasal 11, angka 1 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Bambang Sutedjo: Reformasi Kepegawaian dalam Otonomi Daerah Studi pembinaan Pegawai Negeri sipil Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 undangan yang berlaku. 16 g. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan dalam Keseketariatan Lembaga Tertinggi atau Tinggi Negara, dan Kepaniteraan Pengadilan. 17 h. Jabatan Karier adalah Jabatan Struktural dan Fungsional yang hanya dapat diduduki PNS setelah memenuhi syarat yang ditentukan. 18 i. Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu satuan organisasi pemerintah. 19 j. Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kemajuan kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. 20 G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, karena penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau 16 Pasal 1, angka 3 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 17 Pasal 1, angka 5 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. 18 Pasal 1, angka 6 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 19 Pasal 1, angka 7 UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 20 Pasal 1, angka 8 UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Bambang Sutedjo: Reformasi Kepegawaian dalam Otonomi Daerah Studi pembinaan Pegawai Negeri sipil Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 penelitan hukum kepustakaan. 21 Pada penelitian hukum normatif data sekunder sebagai sumberbahan informasi dapat merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. 22

1. Jenis Penelitian