5
informasi pemasaran dalam pengambilan keputusan pimpinan UD Teguh Jaya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan sistem informasi pemasaran sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajer
UD Teguh Jaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan
Menjadi referensi bagi perusahan dalam mengetahui pentingnya pengelolaan sistem informasi, khususnya dalam hal ini, sistem informasi pemasaran UD
Teguh Jaya, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan keputusan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti lain yang berminat
untuk melakukan penelitian di bidang yang sama. 3. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama proses perkuliahan
sehingga dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti di bidang manajemen pemasaran, khususnya mengenai sistem informasi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoretis 2.1.1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu oganisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan Sutabri, 2005: 42. Sistem informasi umumnya menyediakan tiga jenis informasi, yaitu:
1. Informasi pengumpulan data Score-keeping information adalah informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna
bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi kinerja para personilnya. 2. Informasi pengarahan perhatian Attention-directing information adalah
informasi yang membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah- masalah menyimpang yang terjadi di dalam perusahaan, berguna bagi
manajemen tingkat menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam perusahaan.
3. Informasi pemecahan masalah Problem-solving information adalah informasi yang berguna bagi manajer tingkat atas untuk mengambil keputusan dalam
Universitas Sumatera Utara
7
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Informasi ini biasanya dihubungkan dengan pengambilan keputusan yang tidak berulang dan
situasi yang membutuhkan analisis manajemen tingkat atas. Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
setiap tingkat manajemen, dibutuhkan informasi yang tepat dan sesuai. Untuk setiap tingkat manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan
informasi yang berbeda-beda pula. Karakteristik informasi ini antara lain: 1. Kepadatan Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, kepadatan informasi yang diperlukan adalah yang terperinci dan kurang padat karena digunakan untuk pengendalian
operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, kepadatan informasi yang diperlukan adalah yang lebih tersaring, ringkas, dan
padat. 2. Luas Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, luas informasi yang diperlukan adalah yang terfokus pada suatu masalah tertentu karena digunakan untuk tugas yang lebih
khusus, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, luas informasi yang diperlukan adalah yang lebih luas cakupannya karena
digunakan untuk tugas yang lebih umum. 3. Frekuensi Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, frekuensi informasi yang diperlukan adalah rutin karena digunakan untuk tugas yang polanya terstruktur dan berulang-
ulang dari waktu ke waktu, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
8
tingkatannya, frekuensi informasi yang diperlukan adalah tidak rutin atau mendadak ad hoc karena digunakan untuk tugas yang polanya lebih tidak
terstruktur dan waktunya tidak tentu. 4. Waktu Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang bersifat historis karena digunakan untuk pengendalian operasi dan pemeriksaan
tugas-tugas rutin yang sudah terjadi, sedangkan untuk manajemen tingkat tinggi, informasi yang dibutuhkan adalah yang lebih bersifat masa depan,
seperti prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang
berulang setiap periode sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi dalam bentuk laporan periodik dan dapat diakses secara offline, sedangkan
untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, informasi yang dibutuhkan tidak memiliki periode tetap sehingga diperlukan akses secara online untuk
mengambil informasi kapanpun dibutuhkan. 6. Sumber Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, sumber informasi yang diperlukan adalah bagian internal perusahaan karena digunakan untuk tugas yang lebih berfokus
pada pengendalian internal perusahaan, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, sumber informasi yang diperlukan adalah bagian
eksternal perusahaan karena digunakan untuk tugas yang lebih berorientasi
Universitas Sumatera Utara
9
pada perencanaan strategik yang berhubungan dengan eksternal perusahaan.
2.1.2. Sistem Informasi Pemasaran
Menurut Kotler 2009, sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain
untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk.
Sistem informasi pemasaran menyediakan informasi yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas pemasaran perusahaan. Dalam sistem informasi
pemasaran, terdapat input dan output. Setiap output subsistem menyediakan informasi mengenai elemen penting atau elemen penentu critical element dalam
bauran pemasaran marketing mix. Bauran pemasaran terdiri dari empat bagian utama yang harus dikelola oleh manajemen agar sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan konsumen, serta menguntungkan bagi perusahaan. Beberapa karakteristik sistem informasi pemasaran,yaitu:
1. Sistem informasi pemasaran meliputi detail transaksi penjualan hari demi hari, memanajemenkan dan mengontrol operasi pemasaran, serta merencanakan
penjualan dan berbagai strategi di masa yang akan datang. 2. Sistem informasi pemasaran berhubungan dengan pasar dan produk saat ini,
serta rencana-rencana yang menyangkut pasar dan produk di masa yang akan datang.
3. Sistem informasi pemasaran bergantung pada TPS transaction processing system, MIS management information system, dan DDS decision making
and decision support system.
Universitas Sumatera Utara
10
4. Sistem informasi pemasaran dapat dibagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem penjualan dan subsistem pemasaran. Subsistem penjualan mencatat
data mengenai transaksi penjualan per hari, seperti nama pelanggan, jumlah item, jumlah yang dipesan, jenis pembayaran, dan alamat pengepakan yang
kemudian diolah
menggunakan TPS
transaction processing
system. Subsistem pemasaran memfokuskan pada perencanaan dan pengawasan, serta
bergantung pada MIS dan DDS. 5. Dengan sistem informasi pemasaran, data dihasilkan oleh sistem penjualan
yang menyediakan informasi tentang kondisi produk dan tugas dari staf penjualan.
6. DDS membantu dalam perencanaan masa depan perusahaan dengan membimbing dalam berbagai aspek pekerjaan, seperti meramalkan penjualan,
menentukan harga, merancang strategi promosi, dsb. 7. Sistem informasi pemasaran juga dapat disusun dalam beberapa subsistem yang
meliputi : a. Subsistem order entry
b. Subsistem customer profile c. Subsistem product management
d. Subsistem sales forecasting e. Subsistem advertising
f. Subsistem market research Sistem informasi ini memberi dukungan dalam penyediaan informasi
untuk pemasaran. Ada lima kelompok informasi penting dalam bidang pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
11
yaitu produk, promosi, harga, tempat, dan gabungan dari keempat hal tersebut. Informasi produk menyangkut produk yang dijual dan produk-produk kompetitor.
Informasi promosi menyangkut cara, media, dan waktu promosi yang dilakukan. Informasi harga menyangkut harga produk, termasuk harga dari produk
kompetitor. Dan, informasi gabungan merupakan informasi tentang strategi terintegrasi yang melibatkan keempat hal tersebut Nugroho, 2008: 136.
Tabel 2.1 Sistem Informasi yang Diperlukan Menurut Tingkat Manajemen
Tingkat Atas Tingkat Menengah
Tingkat Bawah
Perencanaan produk Perencanaan promosi
Perencanaan saluran distribusi
Penentuan harga Perkiraan penjualan
Analisis pangsa pasar Analisis distribusi
Analisis profitabilitas produk
Analisis penjualan dan tren
Analisis kinerja tenaga pemasaran
Analisis penganggaran dan pengeluaran
Pesanan konsumen Penagihan
Pemenuhan back order Penjualan menurut
produk, tempat, salesman
Sumber : Nugroho 2008: 136 Kotler 2009 mendefinisikan tiga jenis informasi pemasaran sebagai
berikut: 1. Inteligensi Pemasaran Marketing Intelligence adalah informasi yang mengalir
ke perusahaan dari lingkungan. 2. Informasi Pemasaran Internal Internal Marketing Information adalah
informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan. 3. Komunikasi Pemasaran Marketing Communication adalah informasi yang
mengalir keluar dari perusahaan ke lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
12
Model sistem informasi pemasaran yang sering dikenal dengan Marketing Information
System MIS
merupakan suatu
model dasar
untuk mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.
Data Informasi
Sumber: McLeod 2008: 243
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Pemasaran
Model sistem informasi pemasaran terdiri dari subsistem output dan subsistem input McLeod, 2008: 242. Setiap subsistem output menyediakan
informasi tentang subsistem sebagai bagian dari marketing mix. Ada lima bagian, yaitu:
1. Subsistem produk
Product subsystem,
yang menyediakan
informasi mengenai produk-produk perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
13
2. Subsistem lokasi Place subsystem, yang menyediakan informasi mengenai jaringan distribusi perusahan.
3. Subsistem promosi Promotion subsystem, yang menyediakan informasi mengenai iklan dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan.
4. Subsistem harga Price subsystem, yang membantu manajer untuk mengambil keputusan harga.
5. Subsistem bauran
terintegrasi Integrated-mix
subsystem, yang
memungkinkan para
manajer mengembangkan
strategi yang
mempertimbangkan pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas. Subsistem input terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Sistem pemrosesan
transaksi Transaction
processing system,
yang mengumpulkan data dari sumber-sumber internal dan lingkungan, lalu
memasukkannya ke dalam basis data. 2. Subsistem
riset pemasaran
Marketing research
subsystem, yang
mengumpulkan data internal dan lingkungan dengan melakukan studi-studi khusus.
3. Subsistem intelegensi pemasaran Marketing intelligence subsystem, yang mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk menjaga manajemen
tetap terinformasi mengenai aktivitas para pesaing dan pelanggan perusahaan dan unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi operasi pemasaran.
2.1.3. Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisis kemungkinan-kemungkinan dari
Universitas Sumatera Utara
14
alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan menentukan pilihan terakhir, yang dapat berupa tindakan atau opini. Semuanya bermula dari
keperluan untuk melakukan sesuatu, tetapi belum mengetahui apa yang harus dilakukan.
Keputusan dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu: 1. Keputusan terstruktur,
yang merupakan keputusan yang bersifat rutin atau berulang sehingga lebih mudah diperhitungkan sebelumnya. Keputusan jenis
ini terutama
berada pada
wewenang manajemen
tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang 2. Keputusan setengah terstruktur, yang merupakan keputusan yang sebagian
bersifat rutin atau berulang dan sebagian lagi tidak. Keputusan jenis ini lebih rumit
dan membutuhkan
perhitungan dan
analisis yang terperinci.
Contoh: keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi
3. Keputusan tidak terstruktur, yang merupakan keputusan yang tidak bersifat rutin atau berulang, dapat dikatakan tidak selalu terjadi. Keputusan jenis ini
berada pada wewenang manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan jenis ini tidak mudah didapatkan dan tidak banyak tersedia, juga
umumnya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang
sangat penting
dalam pengambilan
keputusan jenis
ini. Contoh: keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
Universitas Sumatera Utara
15
Berikut ini adalah tipe-tipe keputusan dan teknik-teknik pembuatan keputusan
yang dapat
membantu manajer
dalam memecahkan
masalah permasalahan perusahaan.
Tabel 2.2 Tipe-tipe Keputusan dan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Tipe-tipe Keputusan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Tradisional Modern
Terprogram: Keputusan- keputusan rutin dan berulang.
Organisasi mengembangkan proses-proses khusus bagi
penanganannya. 1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin: prosedur-prosedur
pengoperasian standar
3. Struktur organisasi: -Pengharapan umum
- Sistem tujuan -Saluran-saluran
informasi yang disusun dengan baik
1. Teknik-teknik riset operasi: Analisis
matematika model- model simulasi
komputer 2. Pengolahan data
elektronik
Tidak terprogram: Keputusan-keputusan sekali
pakai, dengan struktur yang kurang bagus.
Kebijaksanaan ditangani dengan proses pemecahan
masalah umum. 1. Kebijakan intuisi
dan kreativitas 2. Coba-coba Trial
and error 3. Seleksi dan latihan
para pelaksana Teknik pemecahan
masalah yang diterapkan pada:
1. Latihan membuat keputusan
2. Penyusunan program-program
komputer heuristik
Sumber : Simon dalam Sutabri 2005: 55 Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka
pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan Sutabri, 2005: 129. Tujuannya adalah untuk menjelaskan paham pengambilan
keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara teori tersebut untuk merancang sistem informasi Sutabri, 2005: 130.
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 2.3 Tahap Proses Pengambilan Keputusan dan Penjelasannya
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Penjelasan
Pemahaman Menyelidiki lingkungan kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan
petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
Perancangan Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk
memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan
tersebut dapat dilaksanakan.
Pemilihan Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah
tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Sumber : Simon dalam Sutabri 2005: 55
2.2. Penelitian Terdahulu
Idri Yanti 2006, “Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Proses Pengambilan Keputusan pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan”.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kinerja sistem informasi manajemen dalam mencegah terjadinya kesalahan pengambilan keputusan dan memahami
penerapan sistem informasi manajemen dalam perusahaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan deduktif. Hasil penelitian
menunjukkan sistem informasi manajemen sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan strategis, fungsional, dan rutin. Selain itu, pimpinan dapat
mengetahui dengan lebih jelas mengenai kondisi perusahaan dan orang-orang di dalamnya, serta lebih terbantu dalam pengawasan kegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
17
Mukhtar 2008, “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan oleh Direktur di BLU RSD dr. Fauziah Kabupaten
Bireuen”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan oleh direktur di BLU-RSD dr. Fauziah
Kabupaten Bireuen. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan oleh direktur masih kurang baik. Pelaksanaan sistem informasi manajemen selama ini masih mengalami hambatan, seperti
kurangnya sumber daya manusia yang berhubungan dengan pengolahan data, pendanaan, perangkat komputer, dan keadaan politik yang belum stabil.
2.3. Kerangka Berpikir