13
beton  gas.  Memiliki  berat  isi  200-1440  kgm
3
dan  biasanya digunakan untuk keperluan insulasi serta beton tahan api [7].
2.4 Semen
Material  semen  adalah  material  yang  mempunyai  sifat-sifat  adhesif  dan kohesif    yang    diperlukan    untuk    mengikat    agregat-agregat    menjadi    suatu
massa yang  padat  yang  mempunyai  kekuatan  yang  cukup.  Semen  merupakan hasil industri dari paduan bahan baku: batu gampingkapur sebagai bahan utama,
yaitu  bahan  alam  yang  mengandung  senyawa  Calcium  Oksida  CaO,  dan lempungtanah  liat  yaitu  bahan  alam  yang  mengandung  senyawa:  Silika  Oksida
SiO
2
, Alumunium Oksida Al
2
O
3
, Besi Oksida Fe
2
O
3
dan Magnesium Oksida MgO atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk
bubuk  bulk,  tanpa  memandang  proses  pembuatannya,  yang  mengeras  atau membatu pada pencampuran dengan air. Untuk menghasilkan semen, bahan baku
tersebut  dibakar  sampai  meleleh,  sebagian  untuk  membentuk  clinkernya,  yang kemudian  dihancurkan  dan  ditambah  dengan  gips  gypsum  dalam  jumlah  yang
sesuai. Fungsi  utama  dari  semen  adalah  untuk mengikat  partikel  agregat  yang
terpisah sehingga menjadi satu kesatuan. Bahan dasar pembentuk semen adalah: -
3CaO.SiO2   tricalcium silikat disingkat C3S 58 - 69 -
2CaO.SiO2   dicalcium silikat disingkat C2S 8 - 15 -
3CaO.Al2O3 tricalcium aluminate disingkat C3A 2 - 15 -
4CaO.Al2O3.Fe2O3    tetracalcium  alummoferrit  disingkat  C4AF6- 14.
Faktor  semen  sangatlah  mempengaruhi  karakteristik  campuran  beton. Kandungan  semen  hidraulis  yang  tinggi  akan  memberikan  banyak  keuntungan,
antara lain dapat membuat campuran mortar menjadi lebih kuat, lebih padat, lebih tahan  air,  lebih  cepat  mengeras,  dan  juga  memberikan  rekatan  yang  lebih  baik.
Kerugiannya  adalah  dengan  cepatnya  campuran  beton  mengeras,  maka  dapat menyebabkan  susut  kering  yang  lebih  tinggi  pula.    Beton  dengan  kandungan
hidrulik rendah akan lebih lemah dan mudah dalam pergerakan [8].
14
2.5 Pasir
Pasir  merupakan  jenis  agregat  alam.  Agregat  utamanya  digunakan  untuk mengisi  bagian  terbesar  dari  beton  yang  mana  mengisi  75    bagian  dari  beton.
Semakin  besarnya  ukuran  agregat  yang  digunakan  maka  akan  semakin mengurangi jumlah semen  yang digunakan. Hal  ini juga akan mengurangi panas
yang timbul pada saat pencampuran air dan hubungan antara thermal stresses dan shrinkage  cracks.
Umumnya  untuk  beton  dengan  kekuatan  lebih  dari  20  MPa ukuran agregatnya lebih dari 40mm dan untuk kekuatan diantara 30 MPa agregat
yang digunakan berukuran 20 mm. 2.5.1  Ukuran Pengayakan Pasir
Pengayakan  adalah  sebuah  cara  pengelompokan  butiran,  yang  akan dipisahkan  menjadi  satu  atau  beberapa  kelompok.  Dengan  demikian  dapat
dipisahkan  antara  partikel  lolos  ayakan  butiran  halus  dan  yang  tertinggal  di ayakan  butiran kasar. Ukuran butiran tertentu yang masihdapat melintasi ayakan
dinyatakan sebagai butiran batas. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih,  pemisah  kontaminan  yang  ukurannya  berbeda  dengan  bahan  baku.
Pengayakan  memudahkan  kita  untuk  mendapatkan  serbuk  dengan  ukuran  yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda
pemisahan  berbagai  campuran  partikel  padat  sehingga  didapat  ukuran  partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
dengan menggunakan alat pengayakan tersebut pasir dapat tersaring. Produk dari proses  pengayakanpenyaringan  ada  2  dua,  yaitu: ukuran  lebih  besar  daripada
ukuran lubang-lubang ayakan oversize, ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang  ayakan  undersize.  Dua  teknik  yang  dapat  diaplikasikan  dalam
proses  pengayakan,  yaitu  teknik  pengayakan  manual  dan  teknik  pengayakan mekanik.  Berikut  adalah  penjelasan  mengenai  teknik  pengayakan  manual  dan
teknik pengayakan mekanik. Pada  pengayakan  manual,  bahan  dipaksa  melewati  lubang  ayakan,
umumnya  dengan  bantuan  sebilah  kayu  atau  sebilah  bahan  sintetis  atau  dengan sikat. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan
untuk  campuran  heterogen  khususnya  campuran  dalam  fasa  padat.  Proses pemisahan  didasari  atas  perbedaan  ukuran  partikel  didalam  campuran  tersebut.
15
Sehingga  ayakan  memiliki  ukuran  pori  atau  lubang  tertentu,  ukuran  pori dinyatakan dalam satuan mesh yang diperlihatkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Saringan yang memiliki ukuran pori tertentu Pengayakan  secara  mekanik  pengayakan  getaran,  guncangan,  atau
kocokan  dilakukan  dengan  bantuan  mesin,  yang  umumnya  mempunyai  satu  set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan.
Vibrating  screener  merupakan  alat  yang  digunakan  untuk  memisahkan padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta
adanya  nilai  mesh  saringan  yang  berbeda-beda.  Peralatan  ini  memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa
lewat  saringan.  Getaran  yang  dihasilkan,  selain  untuk  meratakan  permukaan bahan  yang  akan  disaring  juga  berfungsi  untuk  mengarahkan  bahan  yang  tidak
tersaring,  dalam  hal  ini  ampas,  untuk  masuk  ke  saluran  keluar,  sedangkan  untuk larutan yang telah terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah
saringanfilter.  Berikut  gambar  mesin  vibrating  screener  yang  diperlihatkan  pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Vibrating screener
16
Mesh  adalah  jumlah  lubang  yang  terdapat  dalam  ayakan   tiap  1  inchi persegi,  jika  ada  ayakan  yang  keterangan  5  mesh  artinya  tiap  1  inchi  persegi
terdapat  5  lubang.  Kesimpulannya,  makin  besar  jumlah  mesh  berarti  ukuran lubang akan semakin kecil.
Gambar  hasil  pasir  yang  sudah  diayak  secara  manual  yang  menggunakan saringan pasir sesuai dengan ukuran mesh 10, 20, 30, 40 yang diperlihatkan pada
gambar 2.4.
a
b
c                                                               d Gambar 2.4 Pasir yang sudah diayak sesuai dengan ukuran: a mesh 10, b
mesh 20, c mesh 30, d mesh 40 2.5.2  Pengaruh Ukuran Butir Pasir
Pasir  untuk  beton  pada  umumnya  dapat  berupa  pasir  alam  sebagai  hasil desintegrasi alami dari hasil batu-batuan atau berupa buatan yang dihasilkan oleh
alat pemecah batu. Menurut SNI 2002 pasir halus adalah butiran yang berukuran maksimum  5  mm  dan  minimum  berukuran  0,063  mm.  Kandungan  pasir  dalam
campuran  beton  biasanya  sangat  tinggi.  Komposisi  pasir  tersebut  berkisar  60- 70  dari  berat  campuran  beton.  Walau  fungsinya  hanya  sebagai  pengisi,  tetapi
karena komposisinya yang cukup besar maka pasir ini pun menjadi penting dalam pembuatan  beton.  Sifat  pasir  yang  paling  berpengaruh  terhadap  kekuatan  beton
17
adalah  kekerasan  butiran-butiran  pasir  dan  ukuran.  Semakin  halus  butir  pasir maka  kepadatan  pada  material  beton  akan  meningkat  yang  mengakibatkan
kekuatan pada material beton juga akan meningkat.
2.6 Foaming Agent