Analisis Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Tahun 2011

(1)

ANALISIS PEMBERIAN DIET DIABETES MELLITUS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT

TAHUN 2011 SKRIPSI

Oleh : `

APRIYANTI RAHMADANI NIM. 071000033

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ANALISIS PEMBERIAN DIET DIABETES MELLITUS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT

TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

APRIYANTI RAHMADANI NIM. 071000033

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

ANALISIS PEMBERIAN DIET DIABETES MELLITUS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT

TAHUN 2011

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh : APRIYANTI RAHMADANI

NIM. 071000033

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 5 Agustus 2011

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Mhd Arifin Siregar, MS Ferry,SH,Ssi, AMG,DC.Nutri,Mkes NIP. 19581111987031004 NIP. 196905241993031001

Penguji II Penguji III

Prof.Dr. Ir. Albiner Siagian, Msi Ernawati Nasution, SKM, Mkes NIP.196706131993031004 NIP. 197002121995012001

Medan, Agustus 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 19610831 198903 1 001


(4)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat tubuh kekurangan insulin. Penyakit ini dapat menyerang semua lapisan masyarakat dan semua umur. Bagi penderita diabetes mellitus, melaksanakan diet yang adekuat merupakan pola makan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dengan tujuan untuk menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal dan menjaga berat badan normal.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pasien diabetes mellitus yang rawat inap selama 10 hari penelitian sebanyak 15 orang yang diperoleh secara purposive sample. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner pada pasien dan daftar makanan yang dilakukan dengan melihat jumlah diet melalui Ukuran Rumah Tangga (URT) yang kemudian dianalisis berdasarkan nutrisurvey, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik R.S.U. Rantau Prapat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan kelompok umur 45-59 tahun merupakan jumlah tertinggi dan dominan pada perempuan. Berdasarkan IMT terdapat 66,66 % pasien memiliki berat badan yang normal. Terdapat 53,36 % pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) berada dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar masih dibawah anjuran standar diet yang seharusnya.

Untuk itu disarankan kepada pihak Rumah Sakit Umum Rantau Prapat khususnya bagian Instalansi Gizi memperhatikan pembeian diet diabetes mellitus supaya tercapai asupan energi, karbohidrat, protein serta lemak agar tercipta kualitas hidup pasien rawat inap yang baik.


(5)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a disease that is signed with blood glucose level exceed normal as effect the body lacks insulin. This diaseases can attack all communities and ages. For suffer diabetes mellitus, do adequates diet that is not negotiable anymore, purpose to keep normal blood glucose levels and keep normal weight.

This study was descripdtive, with cross sectional simple. Sample of diabetes mellitus patients, that was hospitalized along 10 days study as much as 15 peoples, was got by purposive was sampling. Data was used primary data, that was obtained through interviewed used quationnaire to patients and list foods was did with saw the diet through house had size, and then was analyzed according to nutrisurvey. Beside primary data, secondary data was used, that was obtained through medical record of General Hospital Rantau Prapat.

The result showed that characteristics according to age of respondents, 45-59 years old was the highest number and dominant in women. According to body mass index, there was 66,66 % patients that has normal weight. There was 53,36 % patients work as house wives. Giving diabetes mellitus dietary according to kinds of diet and adequacy of nutrients (energy, carbohidrat, protein, fat) was in unsultable categories or most of its was below the recommended dietary standards.

It is recommended to General Hospital Rantau Prapat, especially in Division of Installation Nutrition pay attention in giving diabetes mellitus dietary so that intake energy, carbohidrat, protein and fat is reached in order of that create good quality of living patients hospitalized.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Apriyanti Rahmadani

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 20 April 1989

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Orang Tua :

Ayah : Purwandy (Alm) Ibu : Sri Hartati

Anak ke : 5 (lima) dari 7 bersaudara

Alamat Rumah Orang Tua : Jl. Olah Raga No. 81 Rantau Prapat Kecamatan Rantau Utara

Kabupaten Labuhanbatu

Alamat : Jl. Letjen Djamin Ginting No. 230 Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1994 – 2000 : SD Negeri No. 112162 Rantau Prapat Tahun 2000 – 2003 : SLTP Negeri 1 Rantau Prapat

Tahun 2003 – 2006 : SMA Negeri 2 Rantau Utara Tahun 2007 – 2011 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat kasih dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Tahun 2011”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, Msi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.


(8)

3. Dr. Mhd. Arifin Siregar, MS Dosen Pembimbing Skripsi I sekaligus Ketua Penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ferry, SH, Ssi, AMG, DC.Nutri, Mkes Dosen Pembimbing Skripsi II dan dosen penguji I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ernawati Nasution, SKM, Mkes, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Eka Lestari Mahyuni SKM, Mkes selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

8. Dr. H. M Natsir Pohan , SpB selaku Direktur Rumah Sakit Umum Rantau

Prapat, Bapak Surono kepala tata usaha, kakak-kakak (Yuni, Nova, Febby) pegawai Rumah Sakit Umum Rantau Prapat yang

telah membantu penulis dalam penelitian.

9. Teristimewa untuk orang tuaku tercinta Ayahanda (Alm. Purwandy) dan Ibunda (Sri Hartati), abang-abangku (Andika, Bayu dan Krisna), kakakku (Putri), Adik-adikku (Wendy dan Gilang) terima kasih telah memberikan dukungan materil dan moril serta doa dalam setiap langkah penulis.


(9)

10. Sahabat-sahabatku (Lia, Raudah, Juni, Yuni, Putri, Vivi, Fazar, Puji) serta teman-teman sepejuangan Yunita, Adel dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Penulis Menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2011


(10)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengertian Diabetes Mellitus ... 6

2.2. Etiologi Diabetes Mellitus ... 6

2.3. Klasifikasi Diabetes Mellitus ... 7

2.3.1. DM Tergantung Insulin (DMTI/Tipe I) ... 7

2.3.2. DM Tidak Tergantung Insulin (DMTI/Tipe II) ... 8

2.4. Gejala-gejala dan Diagnosa DM ... 9

2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit DM... 11

2.5.1. Faktor Genetik... 11

2.5.2. Kurangnya Aktifitas Fisik... 12

2.5.3. Kehamilan ... 13

2.5.4. Usia Lanjut ... 13

2.5.5. Sosial Ekonomi ... 13


(11)

2.7. Pola Makan Pada Penderita Diabetes Mellitus ... 15

2.7.1. Jumlah Makanan ... 16

2.7.2. Jenis Bahan Makanan ... 17

2.7.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus ... 18

2.8. Daftar Makanan Penukar ... 20

2.9. Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus ... 25

2.10.Kerangka Konsep ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 27

3.2.2. Waktu Penelitian ... 27

3.3. Populasi dan Sampel ... 27

3.3.1. Populasi ... 27

3.3.2. Sampel ... 28

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 28

3.4.1. Jenis Data... 28

3.4.2. Cara Pengumpulan Data ... 28

3.5. Instrumen Penelitian ... 29

3.6. Defenisi Operasional ... 29

3.7. Aspek Pengukuran ... 30

3.8. Pengolahan dan Analisa Data ... 32

3.8.1. Pengolahan Data ... 32

3.8.2. Analisa Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

4.2. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ... 35

4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 36


(12)

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan

Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 36

4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 37

4.3. Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ... 37

4.3.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus ... 38

4.3.2. Kecukupan Zat Gizi ... 38

4.3.2.1. Kecukupan Zat Gizi Energi ... 39

4.3.2.2. Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat ... 39

4.3.2.3. Kecukupan Zat Gizi Protein ... 40

4.4.2.4. Kecukupan Zat Gizi Lemak ... 41

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus ... 42

5.1.1. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 42

5.1.2. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 42

5.1.3. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Pekerjaan ... 43

5.2. Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ... 43

5.2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus ... 44

5.2.2. Kecukupan Zat Gizi ... 44

5.2.2.1. Kecukupan Zat Gizi Energi ... 44

5.2.2.2. Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat ... 45

5.2.2.3. Kecukupan Zat Gizi Protein ... 46

5.2.2.4. Kecukupan Zat Gizi Lemak ... 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 47


(13)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian 2. Daftar Makanan

3. Data Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

4. Gambaran Menu 10 hari di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

5. Gambar Contoh Menu Diet Diabetes Mellitus dan Selingan Menu Diet Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

6. Surat Keterangan Permohonan Izin Survei Pendahuluan 7. Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian

8. Surat Keterangan telah selesai melaksanakan penelitian dari Rumah Sakit Umum Rantau Prapat


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,

karbohidrat, Protein dan Lemak ... 16

Tabel 2.2. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal ... 19

Tabel 2.3. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat ... 21

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani ... 21

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati ... 21

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Buah-Buahan ... 23

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Susu ... 23

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak ... 24

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ... 36

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ... 36

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat... 37

Tabel 4.4. Distribusi Kesesuaian Jenis Diet Diabetes Mellitus yang diberikan Rumah Sakit Berdasarkan Standar Jenis Diet yang Dianjurkan ... 38

Tabel 4.5. Distribusi Kesesuaian Zat Gizi Energi Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus ... 39

Tabel 4.6. Distribusi Kesesuaian Zat Gizi Karbohidrat Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus ... 40


(15)

Tabel 4.7. Distribusi Kesesuaian Zat Gizi Protein Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus ... 40 Tabel 4.8. Distribusi Kesesuaian Zat Gizi Lemak Pada Pasien Rawat Inap

di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus ... 41


(16)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat tubuh kekurangan insulin. Penyakit ini dapat menyerang semua lapisan masyarakat dan semua umur. Bagi penderita diabetes mellitus, melaksanakan diet yang adekuat merupakan pola makan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dengan tujuan untuk menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal dan menjaga berat badan normal.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pasien diabetes mellitus yang rawat inap selama 10 hari penelitian sebanyak 15 orang yang diperoleh secara purposive sample. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner pada pasien dan daftar makanan yang dilakukan dengan melihat jumlah diet melalui Ukuran Rumah Tangga (URT) yang kemudian dianalisis berdasarkan nutrisurvey, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik R.S.U. Rantau Prapat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan kelompok umur 45-59 tahun merupakan jumlah tertinggi dan dominan pada perempuan. Berdasarkan IMT terdapat 66,66 % pasien memiliki berat badan yang normal. Terdapat 53,36 % pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) berada dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar masih dibawah anjuran standar diet yang seharusnya.

Untuk itu disarankan kepada pihak Rumah Sakit Umum Rantau Prapat khususnya bagian Instalansi Gizi memperhatikan pembeian diet diabetes mellitus supaya tercapai asupan energi, karbohidrat, protein serta lemak agar tercipta kualitas hidup pasien rawat inap yang baik.


(17)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a disease that is signed with blood glucose level exceed normal as effect the body lacks insulin. This diaseases can attack all communities and ages. For suffer diabetes mellitus, do adequates diet that is not negotiable anymore, purpose to keep normal blood glucose levels and keep normal weight.

This study was descripdtive, with cross sectional simple. Sample of diabetes mellitus patients, that was hospitalized along 10 days study as much as 15 peoples, was got by purposive was sampling. Data was used primary data, that was obtained through interviewed used quationnaire to patients and list foods was did with saw the diet through house had size, and then was analyzed according to nutrisurvey. Beside primary data, secondary data was used, that was obtained through medical record of General Hospital Rantau Prapat.

The result showed that characteristics according to age of respondents, 45-59 years old was the highest number and dominant in women. According to body mass index, there was 66,66 % patients that has normal weight. There was 53,36 % patients work as house wives. Giving diabetes mellitus dietary according to kinds of diet and adequacy of nutrients (energy, carbohidrat, protein, fat) was in unsultable categories or most of its was below the recommended dietary standards.

It is recommended to General Hospital Rantau Prapat, especially in Division of Installation Nutrition pay attention in giving diabetes mellitus dietary so that intake energy, carbohidrat, protein and fat is reached in order of that create good quality of living patients hospitalized.


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan telah diupayakan untuk memecahkan masalah kesehatan lingkungan, program imunisasi dan pemenuhan obat-obat efektif untuk membantu masyarakat dalam menanggulangi penyakit dan kesakitannya dan ini sebagian dilakukan di Rumah Sakit.

Rumah sakit merupakan sebuah lembaga yang di dalamnya terdapat tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, ahli gizi, fisioterapi, ahli rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya yang menjalankan profesinya dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan. Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan antara lain pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan sesuai penyakit yang diderita (Ferry, 2001).

Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas empat tahap yaitu: (1) asessmen atau pengkajian gizi; (2) perencanaan pelayanan gizi dengan menetapkan tujuan dan strategi; (3) implementasi pelayanan gizi sesuai rencana; (4) monitoring dan evaluasi pelayanan gizi (Almatsier, 2006).


(19)

Dewasa ini angka kejadian penyakit semakin meningkat, di sisi lain harga obat-obatan semakin melambung sehingga hampir sebagian masyarakat tidak mampu menebus obat untuk penyakitnya. Perlu disadari bahwa tidak selamanya obat mampu menyembuhkan suatu penyakit karena kadang justru terjadi sebaliknya obat dapat menimbulkan efek samping yang mungkin lebih bahaya daripada penyakit awalnya dan akan memperparah keadaan.

Di Indonesia, jumlah lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan berjumlah 29 juta jiwa (Rustika, 2000). Dengan melihat tingginya angka lanjut usia pada penduduk di Indonesia tersebut maka penyakit degeneratif akan meningkat dan diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang memungkinkan akan mengalami peningkatan juga. Bila anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus, maka keturunannya akan dapat mewarisinya, jika faktor pemicu tidak terkendali. Sifat dari gen yang menyebabkan diabetes mellitus ini belum diketahui dengan pasti.

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat tubuh kekurangan insulin (Sidartawan, 2004). Diabetes Mellitus dapat menyerang semua lapisan masyarakat dan semua umur, ini berarti anak-anak dan remaja juga bisa terkena diabetes mellitus.

Berdasarkan laporan penelitian pada tahun 2000, lebih dari 200 juta penduduk dunia mengidap diabetes mellitus 6 % dari populasi dewasa. Di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta dan diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi diabetes mellitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan bahwa


(20)

prevalensi diabetes mellitus tahun 1995 adalah 1,2 %, tahun 2001 meningkat menjadi 7,5 % dan tahun 2003 mencapai 21,9 %.

Berdasarkan data yang diambil dari Medical Record di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat ternyata penderita diabetes mellitus yang di rawat inap pada bulan Januari sampai dengan bulan Oktober tahun 2010 sebanyak 794 orang, antara lain: Januari sebanyak 118 orang, Februari sebanyak 71 orang, Maret sebanyak 65 orang, April sebanyak 76 orang, Mei sebanyak 68 orang, Juni sebanyak 102 orang, Juli sebanyak 95 orang, Agustus sebanyak 55 orang, September sebanyak 84 orang, Oktober sebanyak 60 orang merupakan penderita diabetes mellitus yang menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

Konsumsi makanan yang seimbang sesuai kebutuhan akan berpengaruh terhadap proses penyembuhaan yang cepat bagi pasien yang dirawat di rumah sakit, sedangkan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat memperlambat penyembuhan. Diet yaitu pemberian makanan yang ditentukan jumlah dan macam zat gizinya sesuai kebutuhan seseorang yang bertujuan untuk mempertahankan jaringan yang masih baik dan penyembuhan penyakit tertentu (Almatsier, 2006).

Pemberian diet pada pasien harus diberikan sesuai standar kebutuhan pasien berdasarkan diagnosa penyakit pada pasien, tetapi perlu diingat bahwa pasien mempunyai kekhususan, baik dalam hal kebutuhan gizi maupun kemampuan untuk mengkonsumsi dan mencerna makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, kebutuhan perorangan tetap perlu diperhatikan dengan menyusun diet secara khusus. Untuk itu diperlukan pengkajian gizi secara seksama sebelum menentukan


(21)

jenis diet, cara pemberian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaanya khususnya pada pasien penderita diabetes mellitus.

Bagi penderita diabetes mellitus, melaksanakan diet yang adekuat merupakan pola makan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tujuan utama dari diet diabetes mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu diet yang tepat penting bagi penderita diabetes mellitus.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang analisis pemberian diet diabetes mellitus pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah pemberian diet diabetes mellitus yang diberikan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat telah sesuai dengan jenis dan indikasi pemberiannya.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis pemberian diet diabetes mellitus pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien diabetes mellitus rawat inap

2. Untuk mengetahui jenis diet diabetes mellitus yang diberikan kepada pasien rawat inap penderita diabetes mellitus


(22)

3. Untuk mengetahui zat gizi (energi, karbohidrat, protein dan lemak) yang diberikan Rumah Sakit Umum pada pasien diabetes mellitus sesuai atau tidak dengan standar yang seharusnya.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita diabetes mellitus.

2. Sebagai pedoman bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai pemberian diet diabetes mellitus pada pasien rawat inap dimasa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderita diabetes mellitus adalah dengan keluhan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).

2.2. Etiologi Diabetes Mellitus

Etiologi terjadinya diabetes mellitus sampai saat ini masih belum jelas, akan tetapi diperkirakan menjurus ke suatu sebab yang multifaktorial. Artinya ada penyakit diabetes mellitus dapat terjadi karena kekurangan insulin yang disebabkan oleh banyak keadaan-keadaan, antara lain : jumlah insulin yang dihasilkan pankreas menurun, jumlah insulin yang dihasilkan cukup tetapi kebutuhan insulin meningkat atau resistensi insulin (insulin tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya), akibatnya kadar glukosa didalam darah menjadi tinggi sehingga timbullah diabetes mellitus (Ranakusuma, 1987).


(24)

Penyakit diabetes mellitus biasanya muncul pada usia pertengahan dan usia lanjut (berkisar 40-60 tahun), disini faktor hereditas (keturunan) memegang peranan penting. Pada orang-orang yang memiliki riwayat keluarga yang menderita diabetes mellitus dalam usia yang agak lanjut, kelebihan berat badan dapat merupakan faktor resiko yang menambah peluang untuk terjadinya penyakit diabetes mellitus, (Sidartawan, 1998).

2.3. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Di Indonesia ada dua jenis utama diabetes mellitus yang paling sering ditemui, yaitu: diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I) dan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe II), (Leslie, 1991).

2.3.1. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI/Tipe I)

Kebanyakan penderita diabetes mellitus tipe I mendapatkan penyakit ini pada usia muda. Biasanya penderita diabetes mellitus yang termasuk dalam kelompok ini: muda, kurus dan mendapatkan penyakitnya secara tiba-tiba. Produksi insulin oleh pankreas sangat sedikit dan tidak mencukupi sehingga tergantung pada pemberian insulin dari luar. Penyakit ini tidak dapat dikendalikan tanpa menggunakan insulin sehingga setiap penderita harus disuntik insulin (Charles, 2002).

Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh penghancuran total sel-sel penghasil pada pankreas. Kerusakan pada sel-sel penghasil insulin disebabkan oleh peradangan. Kondisi tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan, mungkin berupa virus yang menyerang seseorang yang mudah terkena karena mempunyai pola gen tertentu disebut dengan gen human leucocyte antygent (HLA). Kebanyakan orang dengan pola gen HLA ini hanya membuat mereka lebih mudah


(25)

terkena dibanding orang lain. Fungsi utama insulin itu sendiri dalam menurunkan kadar glukosa secara alami yaitu dengan cara:

a. Meningkatkan jumlah gula yang disimpan didalam hati b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula

c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya diabetes mellitus sangat besar sekali.

2.3.2. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI/Tipe II)

Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin paling banyak menyerang orang dewasa, walaupun diabetes mellitus tipe II juga dapat timbul pada usia berapa saja. Pada diabetes mellitus tipe II sel-sel penghasil insulin tidak rusak, tetapi tidak menghasilkan cukup insulin sehingga hati, otot serta lemak tidak bereaksi secara normal terhadap insulin yang dihasilkan (Charles, 2010).

Pasien-pasien yang termasuk dalam kelompok ini biasanya memiliki berat badan yang lebih dan memiliki riwayat adanya anggota keluarga lain yang juga menderita penyakit diabetes mellitus. Pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak gemuk, kadar glukosa di dalam darahnya tinggi karena sel beta pankreasnya terlalu


(26)

sedikit membentuk insulin sehingga tidak dapat mempertahankan kadar glukosa darah tetap dalam batas-batas normal.

Pasien diabetes mellitus tipe II yang gemuk masih menghasilkan relatif cukup banyak insulin, tetapi masih tetap tidak mencukupi kebutuhan untuk mempertahankan kadar glukosa darahnya dalam batas-batas normal. Pada orang gemuk, insulin harus bekerja keras untuk memasukkan glukosa kedalam sel-sel tubuh, karena pada darah orang gemuk terdapat kadar glukosa yang tinggi, suatu saat akan menyebabkan insulin tidak sanggup lagi untuk memasukkan glukosa tersebut kedalam sel-sel tubuh, sehingga terjadilah resistensi insulin yang mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes mellitus.

2.4. Gejala-gejala dan Diagnosa Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus seringkali disebut sebagai The Great Imitato, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan serta gejalanya bervariasi. Diabetes Mellitus dapat timbul dan menimbulkan berbagai macam keluhan serta gejalanya bervariasi. Diabetes Mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian ketika orang tersebut berobat ke dokter dan diperiksa kadar gula darahnya, diketahui menderita diabetes mellitus. Terkadang pula gambaran klinisnya tidak jelas dan baru diketahui menderita diabetes mellitus pada saat pemeriksaan penyaring untuk penyakit lain. Dapat pula gejala diabetes mellitus timbul mendadak


(27)

tanpa melalui gejala-gejala umum seperti poliuria, polidipsia dan polifagia (Syaifoellah, 1996).

Menurut Pusat Diabetes dan Nutrisi Sutomo (1994), gejala klinis khas seperti poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan), rasa lemas dan turunnya berat badan merupakan petunjuk yang penting dalam mendiagnosa diabetes mellitus.

Hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat ke dokter dan kemudian mendiagnosa sebagai diabetes mellitus ialah keluhan-keluhan berikut:

- Keluhan kulit: gatal-gatal, bisul - Kelainan ginekologis : keputihan - Kesemutan: rasa gatal

- Kelemahan tubuh

- Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh - Infeksi saluran kemih

Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi didaerah genital ataupun lipatan kulit seperti didaerah ketiak dan dibawah payudara, biasanya akibat tumbuhnya jamur. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul-bisul atau luka yang lama yang tidak mau sembuh. Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti: luka lecet karena sepatu, tertusuk peniti dan sebagainya. Pada wanita, keputihan merupakan salah satu keluhan yang menyebabkan pasien datang kedokter ahli kebidanan dan sesudah diperiksa ternyata diabetes mellitus yang menjadi latar belakang keluhan tersebut. Juga dalam hal ini, jamur terutama Candida, merupakan penyebab tersering timbulnya keluhan keputihan ini.


(28)

Rasa kebas dan kesemutan akibat sudah terjadinya neuropati, merupakan juga keluhan pasien, disamping keluhan lemah dan mudah merasa lelah. Pada pasien laki-laki terkadang timbul keluhan impotensi yang menyebabkan pasien tersebut dating berobat kedokter. Keluhan lain yang mungkin menyebabkan pasien dating berobat kedokter ialah keluhan mata kabur yang disebabkan katarak, ataupun gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa oleh karena hiperglikemia (Syaifoellah, 1996).

Untuk menetapkan diagnosis diabetes mellitus pada pasien dengan keluhan khas (poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan) cukup dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Apabila kadar glukosa darah kapiler pada waktu puasa > 120 mg/dl atau 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl setelah diberi beban glukosa oral 75 gram, maka pasien tersebut dinyatakan menderita diabetes mellitus. Mereka yang tidak mempunyai keluhan khas, tetapi menunjukkan hasil pemeriksaan

kadar gula darah > 200 mg/dl masih memerlukan pemeriksaan paling sedikit sekali (Pusat Diabetes dan Nutrisi, 1994).

2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit Diabetes Mellitus 2.5.1. Faktor Genetik

Menurut Wiyoto, dkk tahun 1978, faktor genetik dianggap memegang peranan penting dalam terjadinya penyakit diabetes mellitus. Walaupun demikian bagaimana peranan faktor genetik ini dan bagaimana faktor genetik ini diturunkan sampai sekarang belum diketahui dengan jelas.

Peranan faktor genetik ini juga jelas pada kembar yang menderita diabetes mellitus. Pada kembar yang monozygote insidensi agar keduanya menderita diabetes


(29)

mellitus berkisar anatara 45-90 %, sedangkan pada kembar yang dizygote insidensi agar keduanya menderita diabetes mellitus berkisar antara 3-37 %.

Penelitian yang dilakukan oleh Nelson (1975) pada kembar monozygote menunjukkan bahwa:

a. Diabetes Mellitus yang terjadi pada kembar monozygote yang dimulai sesudah umur 45 tahun selalu concordant (keduanya menderita diabetes mellitus).

b. Diabetes Mellitus yang terjadi pada kembar monozygote yang mulai pada usia muda, 50 % concordant (keduanya menderita diabetes mellitus) dan 50 % discordant (salah seorang menderita diabetes mellitus).

Dari penelitian diatas jelaslah bahwa peranan faktor genetik pada diabetes mellitus usia muda berlainan dengan diabetes mellitus pada usia lanjut. Orang usia lanjut yang mempunyai saudara kandung penderita diabetes mellitus lebih mudah untuk menderita diabetes mellitus.

3.5.2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Menurut Leslie (1991), aktivitas fisik seperti pergerakan atau olahraga yang dilakukan secara teratur adalah usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan atau obesitas, sehingga kemungkinan untuk menderita diabetes mellitus semakin kecil.

Apabila kita berolahraga atau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat kita memerlukan lebih banyak energi. Ini berarti bahwa kita perlu lebih banyak glukosa yang kemudian diubah menjadi energi.

Dengan demikian untuk menghindari timbulnya diabetes mellitus karena kadar glukosa darah meningkat akibat mengkonsumsi makanan yang berlebihan dapat


(30)

diimbangi dengan aktivitas fisik (pekerjaan) yang seimbang. Sehingga kadar glukosa darah dapat normal kembali dan cara kerja insulin tidak terganggu.

2.5.3. Kehamilan

Kadang-kadang diabetes ditemukan pertama kali selama kehamilan, dan kondisi ini dialami hanya sementara (sewaktu hamil) saja, dan kembali normal sesudah hamil. Keadaan seperti ini disebut dengan istilah Diabetes Mellitus Gestasional.

Diabetes Mellitus Gestasional adalah suatu intoleransi karbohidrat baik yang ringan maupun yang berat yang terjadi atau pertama kali diketahui pada saat kehamilan berlangsung (Sidartawan, 1998).

Hal tersebut bisa dikaitkan dengan keadaan seperti kehamilan, ibu-ibu yang hamil secara lahiriah akan lebih banyak makan dari biasanya dengan tujuan memberikan makanan yang cukup kepada janin dan akhirnya mereka menjadi gemuk. Pada saat tubuh tidak dapat lagi mengolah gula yang beredar didalam darah, maka timbullah diabetes mellitus (Brudnell, 1996).

2.5.4. Usia Lanjut

Dengan bertambahnya umur maka terjadilah gangguan pada fungsi pankreas dan kerja dari insulin yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat. Gangguan fungsi pankreas menyebabkan terjadinya sekresi insulin berkurang. Kerja insulin yang berkurang akan menyebabkan terjaadinya resistensi insulin, sehingga

kadar glukosa dalam darah meningkat akibat terjadinya diabetes mellitus (Pusat Diabetes dan Nutrisi, 1994).


(31)

2.5.5. Sosial Ekonomi

Perubahan pola penyakit di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia dianggap ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah sesuai dengan bertambahnya kemakmuran yang bercermin dalam pendapatan perkapita Indonesia (Syaifoellah, 1996).

Beberapa penelitian menunjukkan dengan jelas suatu perubahan pada prevalensi diabetes mellitus diantara kelompok sosial ekonomi yang berbeda. Pada umumnya peningkatan prevalensi diabetes mellitus terjadi pada kelompok-kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi pada negara-negara yang sedang berkembang dibandingkan dengan kelompok-kelompok sosial yang lebih rendah. Perubahan dalam gaya hidup, makanan, olahraga dan perpindahan ke kota dianggap mempunyai kontribusi terhadap prevalensi diabetes mellitus yang lebih tinggi disuatu daerah. 2.6. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus

Perbedaan karakteristik paling mencolok dari seseorang dengan diabetes mellitus tipe I atau tipe II adalah umur saat terjadinya penyakit ini. Umumnya diabetes mellitus tipe I terjadi pada seseorang dengan usia dibawah 40 tahun bahkan separuh dari pengidap penyakit ini didiagnosa pada saat mereka berumur kurang dari 20 tahun. Sebaliknya hampir sepuluh orang yang didiagnosa sebagai pengidap diabetes mellitus tipe II diketahui setelah berumur diatas 30 tahun. Diabetes Mellitus tipe II lebih sering terjadi pada individu dengan berat badan lebih dan obes (gemuk). Obesitas merupakan pemicu terpenting penyebab diabetes mellitus tipe II. Kasus diabetes mellitus tipe II lebih sering ditemukan pada wanita dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat badan diatas 4000 g, serta wanita yang pernah


(32)

didiagnosa sebagai diabetes pada waktu hamil (diabetes mellitus gestasional) dan biasa terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan (Soewondo, 2006).

2.7. Pola Makan Pada Penderita Diabetes Mellitus

Pola makan adalah makanan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).

Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut, seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus.


(33)

Pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam: 2.7.1. Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20–25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.

a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti, mie, kentang dan lain-lain.

b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain.

c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain: sayuran dan buah-buahan.

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.


(34)

Table 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Energi (kal) Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g)

I 1100 172 43 30

II 1300 192 45 35

III 1500 235 51,5 36,5

IV 1700 275 55,5 36,5

V 1900 299 60 48

VI 2100 319 62 53

VII 2300 369 73 59

VIII 2500 396 80 62

Sumber: Almatsier, 2006 Keterangan:

- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja

(juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi. 2.7.2. Jenis Bahan Makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita diabetes mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Hal yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes mellitus.


(35)

Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:

a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah:

1). Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu.

2). Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

3). Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.

b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita diabetes mellitus adalah:

1). Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.

2). Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan.

3). Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2006).

2.7.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan


(36)

bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing (10-15 %).

Tabel 2.2. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kalori

Jenis Makanan Berat (gr) URT

Makan Pagi Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran A Buah Minyak Gula 100 50 25 100 0 10 0 1 gls 1 ptg ½ ptg 1 gls 0 ptg 1 sdm 0 sdm Jam 10.00

Buah 100 1 ptg

Makan Siang Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran B Buah Minyak Gula 200 50 50 100 100 10 0

1 ½ gls 1 ptg 1 ptg 1 gls 1 ptg 1 sdm 0 sdm Jam 16.00

Buah 100 1 ptg

Makan Malam Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran B Buah Minyak Gula 150 50 25 100 100 10 0 1 gls 1 ptg ½ gls 1 gls 1 ptg 1 sdm 0 sdm Sumber : Depkes RI, 2009


(37)

Keterangan:

- Gls : gelas

- Sdm : sendok makan - Ptg : potong

- Sdg : sedang Nilai Gizi :

- Energi : 1912 kkal

- Protein : 60 g (12,5 % energi total) - Lemak : 48 g (22,5 % energi total - Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total) - Kolestrol : 303 mg

- Serat : 37 g

2.8. Daftar Bahan Makanan Penukar

Daftar bahan makanan penukar yang digunakan adalah bahan makanan penukar II yaitu suatu daftar nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang yang diberikan oleh rumah sakit. Setiap kelompok bahan makanan mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Menurut (Arisman, 2002) bahan makanan dikelompokkan menjadi 7 bagian yaitu:


(38)

a. Golongan 1 : Bahan Makanan Sumber Karbohidrat 1 Satuan Penukar = 175 kalori

4 gr protein 40 gr karbohidrat

Tabel 2.3. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Nasi ½ gls 100

Nasi tim 1 gls 200

Bubur beras 2 gls 400

Nasi jagung ½ gls 100

Talas 1 bj bsr 200

Ubi 1 bj sdg 150

Roti putih 4 iris 80

b. Golongan 2 : Bahan Makanan Sumber Protein Hewani 1 Satuan Penukar = 95 kalori

10 gr protein 6 gr lemak

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Daging sapi 1 ptg sdg 50

Daging ayam 1 ptg sdg 50

Telur ayam 2 btr 60

Ikan segar 1 ptg sdg 50


(39)

c. Golongan 3 : Bahan Makanan Sumber Protein Nabati 1 Satuan Penukar = 80 kalori

6 gr protein 3 gr lemak 8 gr karbohidrat

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Kacang hijau 20 sdm 25

Kacang kedele 20 sdm 25

Kacang merah 20 sdm 25

Oncom 2 ptg sdg 50

Tahu 1 bj bsr 100

Tempe 2 ptg sdg 50

d. Golongan 4 : Sayuran 1. Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.

2. Sayuran B

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori

1 gr protein 5 gr karbohidrat


(40)

Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, papaya muda.

3. Sayuran C

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori

3 gr protein 10 gr karbohidrat

Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.

e. Golongan 5 : Buah-buahan 1 Satuan Penukar = 40 kalori

10 gr karbohidrat

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Buah-buahan

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Alpukat 1 bh bsr 50

Apel 1 bh bsr 75

Belimbing 1 bh bsr 125

Duku 15 bh 75

Jambu air 2 bh sdg 100

Jambu biji 1 bh sdg 100

Jeruk manis 1 bh bsr 100

Mangga 1 bh sdg 50

Nanas 1/6 bh sdg 75

Papaya 1 ptg sdg 100

Pir 1 bh 100

Pisang ambon 1 bh sdg 75

Pisang raja 2 bh kcl 50


(41)

f. Golongan 6 : Susu

1 Satuan Penukar = 110 kalori 7 gr protein 9 gr karbohidrat 7 gr lemak

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Susu

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Susu sapi 1 gls 200

Susu kambing 1 gls 150

Susu kental manis 1 gls 100

Tepung susu skim 4 sdm 20

Yoghurt 1 gls 200

g. Golongan 7 : Minyak

1 Satuan Penukar = 45 kalori 5 gr lemak

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Minyak goring 1 sdm 5

Minyak ikan 1 sdm 5

Margarin 1 sdm 5

Kelapa 1 ptg kcl 30

Kelapa parut 5 sdm 30


(42)

Keterangan :

Bh = buah Gr = gram

Bj = biji Kcl = kecil

Btg = batang Ptg = potong

Btr = butir Sdg = sedang

Bsr = besar Sdm = sendok makan


(43)

2.9. Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus

Standar jenis diet pada penderita diabetes mellitus yang rawat inap ada dua jenis yaitu:

- Jenis diet diabetes mellitus IV (1700 kalori)

Kandungan energi dari jenis diet diabetes mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.

- Jenis diet diabetes mellitus V (1900 kalori)

Kandungan energi dari jenis diet diabetes mellitus V adalah 1900 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram.


(44)

2.10 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam analisis pemberian diet diabetes mellitus pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat yaitu:

Dalam kerangka konsep di atas dapat diketahui karakteristik penderita diabetes mellitus (umur, jenis kelamin, IMT, pekerjaan) dan pemberian diet diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat (jenis diet dan kecukupan zat gizi berupa energi, karbohidrat, protein dan lemak) sesuai atau tidak dengan standar jenis diet yang seharusnya meliputi jenis diet DM IV (1700 kalori) dan jenis diet DM V (1900 kalori) pada penderita diabetes mellitus yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

Karakteristik penderita diabetes mellitus :

- Umur

- Jenis Kelamin - IMT

- Pekerjaan

Pemberian Diet Diabetes Mellitus di RSU Rantau Prapat: - Jenis diet

- Kecukupan zat gizi

(energi, k b hid t

Standar jenis diet diabetes mellitus rawat inap :

- Jenis Diet DM IV (1700 kalori)


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran dari jenis diet diabetes mellitus yang diberikan rumah sakit dan melakukan analisis pemberian diet diabetes mellitus pada pasien rawat inap di R.S.U. Rantau Prapat tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi dan dilakukan analisis pemberian diet diabetes mellitus pasien pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dengan alasan angka kejadian penderita diabetes mellitus yang rawat inap merupakan urutan pertama dari penyakit lainnya serta rumah sakit ini merupakan satu-satunya Rumah Sakit Pemda TK. II Labuhanbatu yang terletak di kota Rantau Prapat.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama bulan Oktober 2010 – juni 2011. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat inap dan dengan diagnosa dokter dinyatakan menderita diabetes mellitus, dimana rata-rata penderita diabetes mellitus yang rawat inap setiap bulan berjumlah ± 80 orang di R.S.U. Rantau Prapat.


(46)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari penderita diabetes mellitus yang rawat inap. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik purposive sample, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan tertentu dengan menggunakan kriteria:

- Penderita diabetes mellitus tanpa komplikasi - Penderita diabetes mellitus yang berusia ≥ 45 tahun

Sehingga dari pertimbangan yang telah ditetapkan oleh peneliti maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 orang selama 10 (sepuluh) hari penelitian. 3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

1. Data primer meliputi data karakteristik responden penderita (umur, jenis kelamin, IMT, pekerjaan) serta analisis pemberian diet diabetes

mellitus (energi, karbohidrat, protein, lemak) pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari rumah sakit, dinas kesehatan, survey dan penelitian serta literature yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

1. Data karakteristik responden diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

2. Data jenis diet diabetes mellitus diperoleh dari Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.


(47)

3. Untuk mengetahui kecukupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) dilakukan dengan menggunakan formulir daftar makanan di bagian instalansi gizi. 3.5. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

2. Alat ukur tinggi badan (Microtoice) 3. Alat timbang berat badan (Weight Scale) 4. Daftar makanan

5. Nutrisurvey

3.6. Definisi Operasional

1. Umur adalah usia yang dimiliki penderita diabetes mellitus.

2. Jenis kelamin adalah identititas yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah pengkategorian pasien yang memiliki berat badan gemuk, normal atau kurus yang dilihat melalui pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

4. Pekerjaan adalah aktivitas seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

5. Jenis diet diabetes mellitus adalah pembagian diet diabetes mellitus berdasarkan nilai kalori yang meliputi diet I (1100 kalori), diet II (1300 kalori), diet III (1500 kalori), diet IV (1700 kalori), diet V (1900 kalori), diet VI (2100 kalori), diet VII (2300 kalori), diet VIII (2500 kalori).

6. Energi adalah jumlah energi yang diberikan oleh bagian instalansi gizi rumah sakit untuk dikonsumsi oleh pasien.


(48)

7. Karbohidrat adalah jumlah karbohidrat yang diberikan oleh bagian instalansi gizi rumah sakit untuk dikonsumsi oleh pasien.

8. Protein adalah jumlah protein yang diberikan oleh bagian instalansi gizi rumah sakit untuk dikonsumsi oleh pasien.

9. Lemak adalah jumlah lemak yang diberikan oleh bagian instalansi gizi rumah sakit untuk dikonsumsi oleh pasien.

5.7. Aspek Pengukuran

1. Umur yaitu usia yang dimiliki penderita dikategorikan dalam dua kelompok yaitu: (Maryam, 2008)

a. Pralansia (45-59 tahun) b. Lansia (≥ 60 tahun)

2. Indeks massa tubuh menentukan jenis diet dilihat dari Indeks Massa Tubuh sipasien. ) ( ) ( ) ( m an xTinggibad m n Tinggibada kg BeratBadan IMT = Keterangan:

a. Berat badan ditimbang dengan menggunakan alat timbang berat badan yang dilakukan oleh sipeneliti

b. Tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoice yang dilakukan oleh sipeneliti


(49)

3. Jenis diet serta analisis pemberian diet di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dilihat berdasarkan standar diet (Almatsier, 2006)

Dimana peneliti menggunakan sampel pada penderita diabetes mellitus yang

tanpa komplikasi yaitu diet VI dengan energi 1700 kalori (karbohidrat 275 g, protein 55,5 g, lemak 36,5 g) dan diet V dengan energi 1900

kalori (karbohidrat 229 g, protein 60 g, lemak 48 g).

4. Kecukupan zat gizi energi diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari URT (Ukuran Rumah Tangga) yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan di bandingkan dengan standar diet diabetes mellitus yang telah ditentukan.

5. Kecukupan zat gizi karbohidrat diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari URT (Ukuran Rumah Tangga) yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan di bandingkan dengan standar diet diabetes mellitus yang telah ditentukan.

6. Kecukupan zat gizi protein diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari URT (Ukuran Rumah Tangga) yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan di bandingkan dengan standar diet diabetes mellitus yang telah ditentukan.


(50)

7. Kecukupan zat gizi lemak diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari URT (Ukuran Rumah Tangga) yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan di bandingkan dengan standar diet diabetes mellitus yang telah ditentukan.

3.8. Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

1. Editing yaitu, memeriksa kebenaran data yang diperlukan

2. Coding yaitu, memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori

3. Data entry yaitu, memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel.

4. Pengolahan data

5. Hasil pengolahan data dianalisis 3.8.2. Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan narasi dan dibandingkan dengan standar jenis diet diabetes mellitus yang seharusnya kemudian dibuat kesimpulan.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Rantau Prapat didirikan tahun 1957 dan merupakan satu-satunya Rumah Sakit Pemda Tk. II Labuhanbatu yag terletak di kota Rantau Prapat. Pada awalnya Rumah Sakit ini terletak di jalan Cut Nyak Dien Kecamatan Bilah Hulu.

Pada tahun 1964 lokasi ini berubah atau pindah ke jalan K.H. Dewantara No. 129 Kecamatan Bilah Hulu (sekarang Kecamatan Rantau selatan), sampai saat ini luas Rumah Sakit ini ± 2,3 Ha.

Sejak tahun 1980 sampai dengan 1987 secara bertahap telah ditempatkan 4 (empat) Tenaga Dokter Spesialis Dasar (Penyakit Dalam, Obgyn, Bedah & Anak) diiringi dengan pengadaan peralatan medis dan non medis serta sarana fisik yang bersumber dari dana APBD, APBN maupun bantuan luar negeri.

Beberapa hal tersebut diatas adalah merupakan persyaratan untuk Rumah Sakit Type-C, maka RSU Rantauprapat ditetapkan sebagai Rumah Sakit Type-C pada tahun 1987 sesuai dengan SK Menkes Nomor 303/Menkes/IV/1987, kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 tahun 2002 RSU Rantau Prapat berubah status menjadi Lembaga Teknis Daerah (LTD) yang berbentuk BADAN dengan nama Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantau Prapat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2009 BPRSU Rantau Prapat berubah menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, sejalan dengan itu Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu.


(52)

Saat ini luas bangunan Rumah Sakit ± 5.532 m2 dengan jumlah tempat tidur 202 TT (tempat tidur).

Pada saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat telah berusaha semaksimal mungkin membenahi diri dalam berbagai aspek, baik dalam kualitas dan kuantitas. Berbagai hal yang menjadi perhatian antara lain: ketenagaan, proses administrasi dan manajemen, bahan dan alat kesehatan, saran fisik dan lain-lain. Dengan adanya kemauan dan kerja keras serta perhatian Bapak Bupati Labuhanbatu, maka saat ini keberadaan RSUD Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu telah dirasakan oleh masyarakat (sebagai pengguna jasa), Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu maupun para pegawai Rumah Sakit.

Pada tahun 2008 RSUD Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu telah melaksanakan pelayanan gratis rawat jalan dan rawat inap bagi masyarakat Labuhanbatu yang kurang beruntung dari segi ekonomi denga pelayanan Askesda (Asuransi Kesehatan Daerah) dengan pendanaan dari Pemda Kabupaten Labuhanbatu sebesar Rp. 5,2 Milyar.

Tahun 2008 RSUD Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu telah memperoleh akreditasi 12 (dua belas) pelayanan dari Depkes RI – Menkes RI. Pada tahun 2012 menargetkan menjadi 16 (enam belas) pelayanan. Selain itu RSUD Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu mempersiapkan diri untuk meningkatkan kelas rumah sakit dari kelas C ke kelas B. Kemudian pada tahun 2009 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373/Menkes/SK/V/2009 tanggal 13 Mei 2009 kelas Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat meningkat dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan.


(53)

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari RSUD Rantau Prapat Kabupaten

Labuhanbatu mempunyai Motto : Forward To Serving Better (menuju pelayanan yang lebih baik) melalui visi : Menjadi Rumah Sakit layanan

umum yang profesional di Sumatera Utara menuju Labuhanbatu Sehat 2010”. Visi tersebut merupakan kondisi pengelolaan RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu ke masa depan yang juga sekaligus mempunyai kontribusi yang besar

dalam upaya mewujudkan Labuhanbatu Sehat 2020, melalui Misi :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi (cepat, tepat, ramah dan akuntabel)

2. Meningkatkan profesionalisme pelayanan yang manusiawi dan terjangkau Masyarakat.

3. Mengembangkan pelayanan unggulan spesialis dibidang: a. Haemodialysa

b. Fetomaternal (Obgyn)

4.2. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

Dari kuesioner yang telah diperoleh dari 15 orang penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat, diketahui karakteristik responden sebagai berikut :


(54)

4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Di bawah ini dapat dilihat distribusi berdasarkan umur dan jenis kelamin pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rusmah Sakit Umum Rantau Prapat.

Tabel 4.1. Distribusi Responden berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

No Jenis Kelamin Umur (tahun) Total (%)

45-59 (%) ≥60 (%)

1 Laki-laki 4 26,66 2 13,34 6 40,00

2 Perempuan 8 53,33 1 6,66 9 60,00

Jumlah 12 80,00 3 20,00 15 100,00

Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa dari 15 penderita Diabetes Mellitus terdapat 12 orang (80,00 %) dengan kelompok umur 45-59 tahun dan yang paling dominan berjenis kelamin perempuan sejumlah 9 orang (60,00 %).

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

No Indeks Massa Tubuh (IMT) Jumlah %

1 Kurus 3 20,00

2 Normal 10 66,66

3 Gemuk 2 13,33

Total 15 100,00

Dari Tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pasien diabetes mellitus yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal sebanyak 10 orang (66,66 %).


(55)

4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

No Pekerjaan Jumlah Persen

1 PNS 1 6.66

2 Wiraswasta 3 19,99

3 IRT 8 53,36

4 Pensiun 1 6,66

5 Karyawan 2 13,33

6 Tidak bekerja 0 0

Total 15 100,00

Dari Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pasien diabetes mellitus yang rawat inap dominan adalah bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 8 orang (53,36 %).

4.3. Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

Pemberian diet diabetes mellitus yang ada di Rumah Sakit Umum Rantau

Prapat secara umum dapat dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada pasien

yang rawat inap.

4.3.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus

Jenis diet diabetes mellitus adalah pembagian diet diabetes mellitus yang diberikan oleh rumah sakit pada pasien rawat inap berdasarkan nilai kalori yang dibuat berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien. Dibawah ini dapat dilihat


(56)

distribusi berdasarkan jenis diet yang diberikan oleh rumah sakit berdasarkan standar jenis diet.

Tabel 4.4. Distribusi Kesesuaian Jenis Diet Diabetes Mellitus yang Diberikan Rumah Sakit Berdasarkan Standar Jenis Diet yang Dianjurkan. No Jenis Diet Standar Diet Diet Rumah

Sakit

Keterangan 1 Diet IV 1700 kalori < 1700 kalori tidak sesuai 2 Diet V 1900 kalori < 1900 kalori tidak sesuai

Dari Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa pemberian jenis diet di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat 100 % tidak sesuai dengan standar yang dianjurkan. Pada Diet IV seharusnya Rumah Sakit Umum Rantau Prapat memberikan standar diet sebanyak 1700 kalori dan nyatanya hanya diberikan < 1700 kalori serta pada Diet V seharusnya diberikan 1900 kalori dan nyatanya hanya diberikan < 1900 kalori. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian jenis diet khususnya diet IV dan diet V tidak sesuai.

4.3.2. Kecukupan Zat Gizi

Zat gizi yang diberikan oleh rumah sakit harus disesuaikan dengan kecukupan sipasien dalam hal pemberian energi, karbohidrat, protein dan lemak. Dibawah ini dapat dilihat bagaimana pemberian zat gizi pada pasien rawat inap yang diberikan Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berdasarkan standar diet yang seharusnya:

4.3.2.1. Kecukupan Zat Gizi Energi

Di bawah ini dapat dilihat distribusi pemberian zat gizi energi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berdasarkan standar jenis diet yang seharusnya :


(57)

Tabel 4.5. Distribusi Kesesuaian Kecukupan Zat Gizi Energi Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus

Hari Ke Kecukupan Zat Gizi Energi

Diet IV (Kalori)

Status Zat Gizi Diet V (Kalori)

Status Zat Gizi

I 1783,9 Sesuai 1783,9 tidak sesuai

II 1413,9 tidak sesuai 1413,9 tidak sesuai III 1469,7 tidak sesuai 1469,7 tidak sesuai IV 1019,1 tidak sesuai 1019,1 tidak sesuai V 1137,8 tidak sesuai 1137,8 tidak sesuai VI 1158,2 tidak sesuai 1158,2 tidak sesuai VII 1264,9 tidak sesuai 1264,9 tidak sesuai VIII 1401,2 tidak sesuai 1401,2 tidak sesuai

IX 983 tidak sesuai 983 tidak sesuai

X 1161,4 tidak sesuai 1161,4 tidak sesuai

Dari Tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa dari 10 (sepuluh) hari pemberian diet diabetes mellitus terdapat 1 (satu) hari pemberian diet sesuai yang terdapat pada diet IV.

4.3.2.2. Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat

Di bawah ini dapat dilihat distribusi pemberian zat gizi karbohidrat pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berdasarkan standar jenis diet yang seharusnya :


(58)

Tabel 4.6. Distribusi Kesesuaian Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus

Dari Tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa pada diet IV dan diet V untuk zat gizi karbohidrat yang diberikan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet yang seharusnya.

4.3.2.3. Kecukupan Zat Gizi Protein

Di bawah ini dapat dilihat pemberian zat gizi protein pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berdasarkan standar jenis diet yang seharusnya:

Hari Ke Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat

Diet IV (Gr) Status Zat Gizi Diet V (Gr) Status Zat Gizi I 236,2 tidak sesuai 236,2 tidak sesuai II 214,1 tidak sesuai 214,1 tidak sesuai III 183,8 tidak sesuai 183,8 tidak sesuai

IV 146 tidak sesuai 146 tidak sesuai

V 155,4 tidak sesuai 155,4 tidak sesuai VI 165,3 tidak sesuai 165,3 tidak sesuai VII 165,7 tidak sesuai 165,7 tidak sesuai

VIII 165 tidak sesuai 165 tidak sesuai

IX 157,9 tidak sesuai 157,9 tidak sesuai


(59)

Tabel 4.7. Distribusi Kesesuaian Kecukupan Zat Gizi Protein Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus

Dari Tabel 4.7. di atas dapat dilihat bahwa dari 10 (sepuluh) hari pemberian diet diabetes mellitus terdapat 1 (satu) hari pemberian diet sesuai yang terdapat pada diet V.

4.3.2.4. Kecukupan Zat Gizi Lemak

Di bawah ini dapat dilihat distribusi pemberian zat gizi lemak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berdasarkan standar jenis diet yang seharusnya :

Hari Ke Kecukupan Zat Gizi Protein

Diet IV (Gr) Status Zat Gizi Diet V (Gr) Status Zat Gizi

I 59,7 tidak sesuai 59,7 Sesuai

II 39,5 tidak sesuai 39,5 tidak sesuai III 65,5 tidak sesuai 65,5 tidak sesuai IV 45,3 tidak sesuai 45,3 tidak sesuai V 43,8 tidak sesuai 43,8 tidak sesuai VI 48,7 tidak sesuai 48,7 tidak sesuai VII 48,7 tidak sesuai 48,7 tidak sesuai VIII 53,4 tidak sesuai 53,4 tidak sesuai IX 36,7 tidak sesuai 36,7 tidak sesuai X 52,3 tidak sesuai 52,3 tidak sesuai


(60)

Tabel 4.8. Distribusi Kesesuaian Kecukupan Zat Gizi Lemak Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat Berdasarkan Standar Diet Diabetes Mellitus

Dari Tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa dari 10 (sepuluh) hari pemberian diet diabetes mellitus terdapat 1 (satu) hari pemberian diet sesuai yang terdapat pada diet IV.

Hari Ke Kecukupan Zat Gizi Lemak

Diet IV (Gr) Status Zat Gizi Diet V (Gr) Status Zat Gizi I 68,6 tidak sesuai 68,6 tidak sesuai II 38,7 tidak sesuai 38,7 tidak sesuai III 53,8 tidak sesuai 53,8 tidak sesuai IV 28,5 tidak sesuai 28,5 tidak sesuai

V 46,1 tidak sesuai 46,1 sesuai

VI 41,4 tidak sesuai 41,4 tidak sesuai VII 34,9 tidak sesuai 34,9 tidak sesuai VIII 24,7 tidak sesuai 24,7 tidak sesuai IX 23,6 tidak sesuai 23,6 tidak sesuai X 31,3 tidak sesuai 31,3 tidak sesuai


(61)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus

5.1.1. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penderita diabetes mellitus sebagian besar berumur 45-59 tahun yaitu sebesar 80,00 %. Sesuai dengan teori bahwa pada usia ≥45 tahun merupakan faktor resiko terjadinya diabetes mellitus, hal ini disebabkan fungsi organ tubuh semakin menurun sehingga aktifitas sel pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang (Waspadji, 2002).

Pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa penderita diabetes mellitus yang lebih banyak adalah perempuan sebesar 60,00 %. Sesuai dengan penelitian Rosintan (2010), di RSU Pirngadi Medan diperoleh bahwa penderita diabetes mellitus perempuan lebih banyak yaitu sebesar 61,37 %. Menurut studi WHO (2000), tidak ada perbedaan kejadian diabetes mellitus antara laki-laki dan perempuan.

5.1.2. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dari penghitungan berat badan dan tinggi badan si pasien. Dari hasil penelitian pada (Tabel 4.2.) diperoleh berat badan yang normal 10 orang (66,66 %) dari 15 pasien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya 10 pasien yang sesuai untuk memperoleh diet IV dan diet V.


(62)

Pada saat penelitian, peneliti melihat rumah sakit tidak mempermasalahkan IMT pasien karena terlihat pada status pasien di setiap ruangan perawat tidak terdapat ukuran berat badan dan tinggi badan. Jadi peneliti yang melakukan pengukuran langsung, sehingga diperoleh pasien yang memiliki berat badan normal, kurus, maupun gemuk.

Indeks Massa Tubuh pasien menentukan dalam pemeberian diet di Rumah Sakit agar pasien memperoleh diet yang sesuai yang membantu dalam proses penyembuhan dan mempertahankan berat badan yang normal.

5.1.3. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan pekerjaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan penderita Diabetes Mellitus adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebesar 53,36 %. Hal ini didukung oleh penelitian Dewi (2006), di BPK-RSUD Kota Langsa menunjukkan bahwa pekerjaan responden adalah IRT yaitu sebesar 39,00 %.

5.2. Pemberian Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat

Sebenarnya diet diabetes mellitus sama dengan diet makanan pada umumnya, yaitu diet menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing supaya memperoleh berat badan normal dan mengontrol kadar glukosa darah mendekati normal (Sukardji, 2007).

Pemberian diet di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dibuat berdasarkan kondisi penyakit si pasien lain halnya dengan diet diabetes mellitus, Rumah Sakit ini memberikan diet berdasarkan diagnosa dari si dokter. Dari hasil penelitian yang


(63)

dilakukan peneliti melihat bahwa tenaga kesehatan hanya melihat dari karakteristik pasien, gejala penyakit, maupun kadar glukosa darah. Sedangkan berat badan dan tinggi badan pasien tidak ditentukan sehingga menyebabkan ketidaksesuaian dalam pemberian dietnya.

5.2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus

Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.4.) bahwa Rumah Sakit Umum Rantau Prapat telah sesuai memberikan diet IV dan diet V untuk penyakit diabetes mellitus pada pasien yang tidak komplikasi sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter, tetapi dilihat dari kecukupan energi berdasarkan indeks massa tubuh pasien pada saat penelitian nyatanya bagian instalansi gizi memberikan kurang dari energi yang telah ditetapkan. Sehingga disimpulkan bahwa berdasarkan jumlah energi tersebut berarti rumah sakit sebenarnya memberikan diet I, II, III jika dilihat dari pemberian jumlah kalorinya. Ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi pada pemberian diet di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.

5.2.2. Kecukupan Zat Gizi

Zat gizi yang diberikan oleh rumah sakit harus disesuaikan dengan kecukupan sipasien dalam hal pemberian energi, karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini akan mempengaruhi kondisi kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. 5.2.2.1. Kecukupan Zat Gizi Energi

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.5.) diperoleh jumlah energi yang diberikan sebagian besar tidak sesuai.

Pada saat peneliti melakukan pengamatan banyak pengulangan diet yang dilakukan sehingga jumlah energi tidak jauh beda setiap harinya serta tidak ada


(64)

perbedaan jumlah energi yang diberikan pada penderita diabetes dengan penderita lainnya yang dirawat inap.

Jumlah energi yang diberikan seharusnya sesuai dengan kebutuhan pasien masing-masing, baik pada diet IV (1700 kalori) maupun diet V (1900 kalori). Hal ini akan membantu pasien dalam proses penyembuhan dan mempertahankan serta menjadikan berat badan yag normal.

5.2.2.2. Kecukupan Zat Gizi Karbohidrat

Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.6.) bahwa pemberian karbohidrat tidak sesuai. Pada diet IV standar yang harus diberikan sebanyak 275 gr dan pada diet V standar yang harus diberikan sebanyak 299 gr. Tetapi nyatanya rumah sakit memberikan kurang dari standar yang telah ditetapkan.

Dari penelitian yang dilakukan tidak satupun diet yang sesuai dengan standar yang seharusnya diberikan pada zat gizi karbohidratnya. Hal ini berarti rata-rata pasien diabetes mellitus jumlah zat gizi karbohidrat yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Rantau Prapat tidak mencukupi. Ini tergambar dari daftar makanan yang diteliti pada saat pemberian diet untuk pasien dibantu dengan cara penghitungan dari nutrisurvey.

Pemberian karbohidrat yang kurang, dapat mempengaruhi tidak terpenuhnya zat gizi pada pasien sehingga pasien tidak dapat mempertahankan berat badan yang normal dan hal ini akan berakibat pada penyakit yang diderita oleh sipasien. Ini terlihat pada saat penelitian pasien jadi kurang bertenaga bahkan alasan di rawat inap dikarenakan memperoleh tambahan cairan dan obat-obatan untuk membantu penyembuhannya.


(65)

5.2.2.3. Kecukupan Zat Gizi Protein

Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.7.) bahwa pemberian protein sebagian besar tidak sesuai. Jumlah zat gizi protein yang seharusnya diberikan pada diet IV adalah 55,5 g dan pada diet V adalah 60 g. Tetapi kenyataannya jumlah zat gizi protein yang diberikan kurang dari yang seharusnya.

Pada saat penelitian terlihat jumlah protein yang diberikan terjadi pengulangan yang mengakibatkan dari hari kehari jumlah protein tidak jauh berbeda. Hal ini juga dapat menyebabkan kurangnya selera makan pasien.

Pemberian diet pada zat gizi protein yang sesuai akan mempengaruhi efek yang baik pada penderita diabetes mellitus karena masuknya asam amino essensial akan membantu dalam memperbaiki jaringan, protein juga membantu untuk tidak meningkatkan gula darah di dalam tubuh sehingga membantu pasien dalam proses penyembuhan.

5.2.2.4. Kecukupan Zat Gizi Lemak

Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.8.) bahwa pemberian lemak sebagian besar tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Hanya terdapat 1 hari yang sesuai yaitu pada diet V. Jumlah zat gizi lemak yang seharusnya diberikan pada diet V yaitu 48 g. Ini tergambar pada saat penelitian yang dilakukan dengan cara melihat daftar makanan yang kemudian diukur melalui nutrisurvey.

Dari sepuluh hari pemberian diet ini, hanya satu hari rumah sakit memberikan daging dan lainnya jumlah lemak diperoleh dari nilai zat gizi yang lain. Ini terlihat pada saat peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.


(66)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh adalah : 1. Dari 15 pasien diabetes mellitus yang rawat inap terdapat 53,33 % mayoritas

perempuan pada kelompok umur 45-59 tahun, terdapat 66,66 % yang memiliki indeks massa tubuh, terdapat 53,36 % yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

2. Pemberian diet diabetes mellitus dilihat dari jenis diet serta kecukupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) berada dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar masih dibawah anjuran standar diet yang seharusnya

6.2. Saran

Sebaiknya pihak Rumah Sakit khususnya bagian Instalansi Gizi memperhatikan pemberian diet diabetes mellitus supaya tercapai asupan energi, karbohidrat, protein, lemak agar tercipta kualitas hidup pasien rawat inap yang baik.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta

Brudenell, M. 1996. Diabetes Pada Kehamilan. EGC. Jakarta

Departemen Kesehatan RI Direktorat Gizi Masyarakat Subdit Gizi Klinis,,

tanggal 19 Januari 2011

Dewi, H. 2006. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus yang Rawat Inap di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2006, Skripsi FKM-USU Medan.

Ferry, dkk. 2001. Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Pemberian Diet Pada Pasien Rawat Inap Menurut Undang Undang No. 8 Tahun 1999. Suatu Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Fox, Charles. 2002. Bersahabat dengan Diabetes Tipe I. Penebar Plus. Jakarta Fox, Charles. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe II. Penebar Plus. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metedologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta

Novrriwaty, B. 2009. Perilaku Diet Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Medan Baru Medical Center (MBMC). Skripsi FKM-USU Medan

Putri, Santa, N. 2006. Karakteristik dan Pola Makan serta Riwayat Keluarga Pasien Rawat Inap Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2006, Skripsi FKM-USU Medan

Ranakusuma, 1987. Diabetes Mellitus Tipe Sirosis Hepatis. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta

Rosintan, S. 2010. Tinjauan Pola Makan Pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010, Skripsi FKM-USU Medan


(68)

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Mitra Cendika. Jokjakarta

Sidartawan, 1998. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Bagi Dokter Puskesmas. FK UI. Jakarta

Soewondo, P. 2006. Hidup Sehat Dengan Diabetes. FKUI. Jakarta

Soegondo, S. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. FKUI. Jakarta

Sukardji, 2002 dalam Soegondo. Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Mellitus. FKUI. Jakarta

Syaifoellah Noer, dkk. 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi ke-3. Balai Penerbit FK-UI. Jakarta

Tjokroprawiro, Askandar. 2007. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama DM. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Waspadji, Sarwono. 2002. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2010


(69)

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT

TAHUN 2011

IDENTITAS

1. Nama Pasien : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Berat badan : 5. Tinggi badan : 6. Pekerjaan :


(1)

PRAPAT Hari Ke-1

Pagi : Nasi Bubur, ikan sambal, tumis buncis,wortel, teh manis Selingan : Kue lapis

Siang : Nasi bubur, tempe goreng, daging rendang, sop buncis,tauge,wortel, pisang

Selingan : Bolu

Sore : Nasi bubur, ikan arsik, bening bayam, tauge, tempe sambal, pisang Hari Ke-2

Pagi : Nasi bubur, sop, teh manis Selingan : Cracker, teh manis

Siang : Bubur nasi, sayur tumis, ikan gembung sambal, pepaya Selingan : Risol

Sore : Nasi bubur, telur sambal, sayur manis, semangka Hari Ke-3

Pagi : Roti tawar, teh + tropicana slim Selingan : Pulut panggang


(2)

Hari Ke-4

Pagi : Bubur kacang hijau, teh + tropicana slim Selingan : Kue onde onde

Siang : Nasi bubur, gulai tahu, ikan gulai asam, sayur tumis, semangka Selingan : Kue lapis

Sore : Nasi bubur, sayur lodeh, teri tempe, ikan sambal Hari Ke-5

Pagi : Bubur kcg hijau, teh + tropicana slim Selingan : Kue bolu

Siang : Nasi bubur, ikan arsik, tahu goreng, sayur tumis, pepaya Selingan : Kue lapis

Sore : Nasi bubur, ikan goreng, sayur bening, tempe goreng, pisang Hari Ke-6

Pagi : Roti, teh + tropicana slim Selingan : Kue bolu kacang

Siang : Nasi bubur, ikan gulai asam, sayur bening, tempe goreng, pepaya Selingan : Kue bolu kukus


(3)

Pagi : Bubur kacang ijo, teh + tropicana slim Selingan : Kue lapis

Siang : Nasi bubur, sayur lodeh, tempe bacam, ikan arsik, pisang Selingan : Kue mangkok

Sore : Nasi bubur, semur daging, tahu goreng, sayur bening, semangka Hari Ke-8

Pagi : Roti tawar, teh + tropicana slim Selingan : Bolu kacang

Siang : Nasi bubur, ikan gulai, capcai, tahu goreng, semangka Selingan : Pulut panggang

Sore : Nasi bubur, ikan arsik, tahu goreng, sayur tumis, semangka Hari Ke-9

Pagi : Bubur kcg ijo, teh + tropicana slim Selingan : Kue lapis

Siang : Nasi bubur, sayur asem, teri tempe, ikan sambal, pepaya Selingan : Pulut panggang


(4)

Hari Ke-10

Pagi : Roti tawar, teh + tropicana slim Selingan : Kue mangkok

Siang : Nasi bubur, ikan arsik, sayur tumis, tempe goreng, pisang Selingan : Kue bolu kukus


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

3 132 86

Analisis Persepsi Keputusan Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) terhadap Mutu Pelayanan dan Kepuasan di Ruang Rawat Inap Vip Rsud Tahun 2014

15 101 127

Kepuasan Pasien Rawat Inap yang Menggunakan Layanan Asuransi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 37 117

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Analisis Diet Stroke Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Tahun 2011

8 82 105

Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010.

0 33 107

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pematang Siantar Tahun 2003-2004

0 31 89

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2010.

0 0 15

TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2006.

0 1 16

KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN GIZI PASIEN DIET DIABETES MELLITUS

0 0 12