Faktor-faktor kepuasan pelanggan nasabah

3. Aspek-aspek kepuasan pelanggan nasabah

a. Warranty cost. Beberapa perusaan dalam menangani warranty costs produk atau jasa mereka dilakukan melalui persentase penjualan. Kegagalan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan biasanya karena perusahaan tidak menjamin terhadap peroduk atau jasa yang mereka jual kepada pelanggan. b. Penanganan terhadap komplain dari pelanggan atau nasabah. Secara statistik hal ini penting untuk diperhatikan, namun sering kali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya. Bila komplain atau klaim dari pelanggan atau nasabah tidak secapatnya diatasi, maka customer defection tidak dapat dicegah. c. Market share. Merupakan hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja perusahaan. Jika market share diukur adalah kuantitas, bukan kualitas dari pelayanan perusahaan. d. Costs if poor quality. Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk defecting customer dapat diperkirakan. e. Industry reports. Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang disampaikan oleh D.J power dalam Bhote, yakni report yang fairest most accurate, dan most eagerly yang dibuat oleh perusahaan. Guiltina:2000, mengemukakan bahwa salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan atau nasabah ini adalah dapat meningkatkan loyalitas pelanggan atau nasabah, seperti yang terlibat dalam Gambar 3.1 berikut: Sumber : Guiltina 2000 Gambar 3.1Konsekuensi kepuasan pelanggan nasabah

4. Metodepengukuran kepuasan pelanggan nasabah

Menurut Tjiptono 2003, Menyatakan metode pengukuran kepuasan pelanggan Nasabah sebagai berikut: a. Sistem keluhan dan saran Organisasi yang berpusat pelanggan customer centered memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan kemungkinanya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. b. Ghost shopping Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-temuanya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka satisfaction Incereased customer loyality Positive customer word of mouth More repeat purchase More new customer dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan. c. Lost customer analysis Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. d. Survai kepuasan pelanggan Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda signal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Menurut Kotler 2002, Menyatakan metode pengukuran kepuasan pelanggan nasabah sebagai berikut: a. Sistem keluhan dan saran Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan nasabah mempermudah pelanggannya nasabahnya untuk memberikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan ditempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, saluran telepon khusus dan sebagainya. Tetapi karena metode ini cenderung pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak kepuasan pelanggan nasabah. Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih keperusahaan lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusaan tersebut lagi.