Penerapan Pola Komunikasi antara Guru dan Murid dalam Pelaksanaan

BAB IV H. POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER APLIKASI KOMPUTER

A. Penerapan Pola Komunikasi antara Guru dan Murid dalam Pelaksanaan

Kegiatan Ekstrakulikuler Aplikasi Komputer Kegiatan ektrakulikuler Aplikasi Komputer di Panti Asuhan Al-Andalusia merupakan suatu kegiatan untuk mendorong dan mengembangkan minat dan bakat seorang siswa dalam bidang teknologi. Kegiatan ekstrakulikuler Aplikasi Komputer yang berlangsung di Panti Asuhan Al-Andalusia ini dijalankan menurut kurikulum yang berlaku yang ada pada disekolah umumnya. Bila dilihat dari tempat dan sarana yang ada untuk proses belajar-mengajar yang dilakukan di Panti Asuhan Al-Andalusia, kegiatan tersebut sudah mencukupi standar kualitas dalam proses belajar mengajar, dengan demikian pada kegiatan tersebut bisa berjalan dengan efektif. Informasi dalam bentuk pesan dan simbol yang diberikan dalam kegiatan ekstrakulikuler Aplikasi Komputer disusun dalam bentuk materi mulai dasar- dasar pengenalan hardware dan software sampai pengoperasian windows dalam hal menginstalasi komputer. Dari pemberian materi tersebut diharapkan akan muncul respon atau tanggapan dari peserta dalam bentuk pengertian dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Adapun proses belajar-mengajar yang diterapkan oleh masing-masing guru dalam menyampaikan sebuah materi atau pesannya, sudah bisa dikatakan cukup baik. Disebabkan materi yang akan disampaikan sudah terencana dirancang sedemikian rupa dan bukan spontanitas sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Selanjutnya jika melihat pola komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, antara guru dan murid sudah melakukan pola komunikasi yang efektif dan efesien untuk melangsungkan kegiatan tersebut, walaupun terdapat beberapa hambatan-hambatan yang sering terjadi pada diri murid, seperti hambatan non tekis gangguan lingkungan, psikologi dan status dan faktor kemampuan dasar dan hambatan semantis hambatan bahasa. Di katakan pola komunikasi tersebut berjalan dengan efektif, indikasi ini dilihat pada proses penyampaian teori hal tersebut terjadi ketika seorang guru menyampaikan sebuah materi. Sebelum menyampaikan materi, guru terlebih dahulu merencanakan pesan yang akan disampaikan kepada siswa, dengan pesan- pesan yang terancana maka menimbulkan suatu komunikasi yang baik dan mudah dimengerti oleh seorang siswa. Pada hal lain, dikatakan komunikasi yang baik jika seorang guru dan murid mengadakan kesamaan makna atau arti. Di katakan efesien indikasi ini terjadi pada proses pembelajaranpraktek, ketika terdapat beberapa siswa yang belum mengerti, disebabkan siswa tersebut kurang memahami dasar-dasar atau besic pada suatu materi yang berlangsung. Oleh sebab itu, seorang guru memerintahkan kepada siswa yang sudah mengerti untuk memberitahu atau menerangkan kepada siswa yang tidak paham. Dengan begitu proses kegiatan belajar-mengajar menjadi efesien. Suatu proses komunikasi akan berhasil jika terjadi perubahan pada diri komunikan. Dalam hal ini peneliti menemukan suatu perubahan pada diri komunikan, baik dari dampak kognitif, afektif dan behavioral. Dampak kognitif yang timbul pada diri komunikan, menyebabkan komunikan menjadi tahu kegunaan dan fungsi komputer. Dampak afektif yang timbul pada diri komunikan menjadikan komunikan menjadi ingin lebih tahu dan menimbulkan rasa penasaran yang tinggi dalam mempelajari komputer. Dan dampak behafioral yang timbul pada diri komunikan membuat komunikan memanfaatkan ilmu baik untuk kepentingan diri mereka, ataupun kepada teman- temannya ketika dalam pada proses belajar-mengajar contoh, murid yang mengerti dan menguasai materi Aplikasi Komputer memberikan arahan kepada teman-temannya yang tidak mengerti akan materi tersebut. Pada penelitian ini, penulis menemukan suatu pola yang terjadi di Panti Asuhan Al-Andalusia adalah pola bintang Teori T. Hani Handoko. Pola Bintang A C B D E Pada pola ini C komunikator dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, dan E. komunikan Garis koordinasi ini melibatkan semua komponen yang dapat berkomunikasi, dimana C sebagai centralnya komunikasi dengan yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Maka pada pola tersebu menimbulkan komunikasi dua arah. Indikasi ini terjadi ketika seorang guru menyampaikan sebuah materi kepada murid dan murid mendengarkan dengan seksama pesan yang disampaikan guru. Dan dalam hal tersebut timbulah feed back atau umpan balik dari murid, apakah dia mengerti atau tidak. Ketika murid tidak mengerti pesan yang disampaikan guru maka si murid bertanya langsung kepada guru. Jika melihat teori pola komunikasi yang penulis paparkan pada bab sebelumnya, penulis melihat satu kesamaan antara pendapat T. Hani Handoko pola bintang dan H.A.W. Widjaja pola roda, karena pada pola tersebut memiliki pengertian yang sama, yaitu adanya interaksi langsung antara guru dan murid dalam proses belajar-mengajar, walaupun secara garis besar mempunyai pengertian yang sama tetapi terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada pola bintang mempunyai arus timbal balik antara komunikator dan komunikan sedangkan pada pola roda tidak terjadi arus timbal balik dan cenderung satu arah. Menurut hemat penulis komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler Aplikasi Komputer adalah memakai pola bintang karena pada pola tersebut komunikator dan komunikan dapat berkomunikasi secara langsung dan melakukan suatu proses timbal balik antara komunikator dan komunikan. Dengan adanya proses timbal balik tersebut maka komunikator dapat mengetahui seberapa jauh komunikan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan efektif. Pada pola roda yang lebih cenderung bersifat satu arah menyebabkan komunikasi antara komunikator dan komunikan lebih di dominasi oleh komunikator sehingga komunikan hanya berfungsi sebagai pendengar tanpa adanya proses timbal balik, hal ini menyebabkan komunikator tidak dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikannya itu sudah diterima dengan baik atau tidak oleh komunikan. Proses belajar-mengajar yang terjadi di Panti Asuhan Al-Andalusia merupakan suatu komunikasi tatap muka face to face, komunikasi di Panti Asuhan Al-Andalusia mempunyai ciri-ciri komunikasi kelompok, jika dilihat dari segi sasaran dan situasi. Ciri-ciri tersebut adalah : 1. Proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara pada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. Hal tersebut menunjukkan adanya seorang pembicara, dalam hal ini adalah seorang guru yang menjelaskan pada khalayak atau murid-murid dengan jumlah yang besar. 2. Komunikasi berlangsung secara continue. Hal ini sesuai dengan program suatu kurikulum dalam sekolah yang mempunyai jadwal yang pasti dan berlangsung secara terus-menerus. 3. Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Maksud dari ciri ini adalah seorang komunikator atau pembicara dalam hal ini seorang guru harus mempunyai program yang terencana atau sudah disiapkan sebelumnya. Bukan suatu spontanitas, karena hal tersebut harus dipertanggung jawabkan oleh komunikator terhadap kurikulum yang dibebankan. Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan ekstrakulikuler merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi kelompok kecil indikasi ini terlihat ketika komunikator meyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah lebih dari tiga orang atau lebih kemudian komunikator menunjukan pesannya berupa bentuk pikiran bukan perasaan komunikan. Dalam hal ini setelah komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan maka timbulah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh komunikan ketika mereka tidak paham mengenai hal-hal yang disampaikan komunikator dan ketika itu komunikator bisa merubah bentuk komunikasi tersebut dengan komunikasi interpersonal. Meskipun komunikasi antara guru dan murid dalam kelas itu termasuk komunikasi kelompok kecil, sang guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal antarpribadi dengan menggunakan metode komunikasi dua arah atau dialog, yakni guru menjadi komunikator dan murid menjadi komunikan. Terjadi komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersifat responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jika si murid pasif saja, atau hanya mendengarkan tanpa adanya gairah atau tanggapan untuk mengekpresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, komunikasi itu tetap bersifat tatap muka, dan komunikasi itu berlangsung satu arah serta tidak efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar-mengajar pada kegiatan ekstrakulikuler Aplikasi Komputer di Al-Andalusia sudah memenuhi unsur-unsur komunikasi, yakni unsur- unsur tersebut adalah : 1. Komunikator guru sebagai pengirim pesan atau sumber informasi; 2. Pesan massage merupakan alat komunikasi dalam bentuk verbal berupa suara, lambang, bahasa tulisan dan bahasa lisan; 3. Penerima pesan komunikan merupakan orang yang dituju oleh komunikator untuk menyampaikan pesannya agar orang yang dituju tersebut mengerti atau paham maksud dari isi pesan yang disampaikan oleh komunikator; 4. Saluran komunikasi media merupakan saluran penyampai pesan kepada komunikan. Komunikator menyampaikan pesannya melalui sebuah alat atau media berupa komputer, papan tulis, spidol, penghapus dan lain sebagainya; 5. Efek komunikasi, merupakan pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator kepada komunikan. Efek yang diharapkan komunikator kepada komunikan yaitu efek konatif, dimana komunikator harus mampu merubah komunikan untuk sebuah tingkah laku yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu.

B. Faktor-faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Ekstrakulikuler Aplikasi