Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi dalam pergaulan dan kehidupannya 1 . Dan pada umumnya komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia, dengan berkomunikasi melakukan sesuatu hubungan, karena manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri-sendiri melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Dengan komunikasi, manusia mencoba mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi itu pula manusia melaksanakan kewajibannya 2 . Berbicara tentang komunikasi, Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi membagi tipe-tipe komunikasi ke dalam empat macam tipe, 1 H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : PT : Rineka Cipta, 2000, cet. ke-2, h.26 2 Toto Tasmora, Komunikasi Dakwah, Jakarta : Gaga Media Pratama, 1997. Cet ke-2, h.6 pertama komunikasi intrapersonal diri sendiri, kedua komunikasi Interpersonal antar pribadi, ketiga komunikasi publik atau bisa disebut juga komunikasi kelompok dan keempat komunikasi massa. Pada dasarnya terdapat perbedaan antara komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi, komunikasi massa memakai saluran-saluran media massa, sedangkan komunikasi antar pribadi menggunakan saluran-saluran yang bersifat pribadi 3 Dalam komunikasi interpersonal antar pribadi merupakan komunikasi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Dalam setiap peristiwa komunikasi tidak terlepas dari unsur-unsur komunikasi, A.W. Widjaya dalam bukunya Komunikasi dan Hubungan Masyarakat mengatakan bahwa unsur-unsur komunikasi terdiri atas sumber orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain sebagainya, komunikator orang, kelompok, surat kabar, radio, TV, film dan lain-lain pesan bisa melalui lisan, tatap muka langsung, saluran media umum dan media massa media umum seperti radio, OHP, dan lain-lain, sedangkan media massa seperti pers, radio, film, dan TV, komunikan orang, kelompok atau negara, efek atau pengaruh perbedaan antara apa yang dirasakan atau apa yang dipikirkan, dan dilakukan 3 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT Grasindo, 2000. Cet ke-1., h.,13 oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan 4 . Efek atau pengaruh inilah yang merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi. Proses belajar mengajar belakangan ini juga tidak terlepas dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak membawa murid-murid dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Faktor komunikasi juga memberikan respon yang sangat positif bagi perkembangan proses belajar- mengajar, karena melalui pola komunikasi yang baik akan mengarah pada bentuk komunikasi yang baik dan mendiptakan suatu komunikasiyang efektif bagi komunikator dan komunikan. Faktor komunikasi itu sangat mendukung dalam perkembangan proses belajar mengajar, dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif maka akan menimbulkan hasil yang positif. Komunikasi yang baik antara guru dan murid maka akan terciptnya proses belajar mengajar yang efektif, dengan demikian diperlukan konsepsi pola komunikasi antara guru dan murid agar bisa proses belajar mengajar yang efektif. Pada umumnya proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap muka dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antara guru dan murid dalam kelas itu termasuk komunikasi kelompok, sang guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal dengan menggunakan metode komunikasi dua arah atau dialog dimana guru menjadi komunikator dan murid 4 A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara, 1997, Cet., ke-3., h.,13 menjadi komunikan. Terjadi komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersifat responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jika si murid pasif saja, atau hanya mendengarkan tanpa adanya gairah untuk mengekpresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetaplah berlangsung satu arah dan tidak efektif 5 . Pada pola komunikasi, terkadang guru komunikator tidak dapat menyampaikan pesannya dengan sukses karena siswa komunikan sulit memahami apa-apa yang disampaikan oleh guru, sulitnya komunikan memahami pesan disebabkan dari berbagai kendala yang terjadi dalam komunikasi. Kendala tersebut dapat dihilangkan atau setidaknya dapat diminimalisasi jika komunikator memiliki kepekaan dalam menganalisis reaksi komunikan yang diekspresikan tidak secara lisan, tetapi terpancar melalui bahasa tubuhnya. Yayasan Al-Andalusia merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran penting dan befungsi sebagai media dalam mengembangkan bakat-bakat anak-anak panti asuhan dalam hal ekstrakulikuler, terdapat beberapa bidang yaitu, muhadoroh, aplikasi komputer, pancak silat, marawis dan rebana. Akan tetapi penulis hanya terfokus pada kegiatan eksatrakulikuler aplikasi komputer, karena pada zaman era globalisasi sistem komputasi sudah banyak diterapkan dalam berbagai macam bidang. 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet., ke-19 h.101-102 Dengan latar belakang tersebut penulis terdorong untuk menelusuri kembali pola komunikasi antara guru dan murid dalam kegiatan ekstrakulikuler aplikasi komputer di Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Andalusia Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Melihat fenomena diatas cukup penting sekali pola komunikasi guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar, karena itu menggugah penulis untuk menggangkat permasalahan dengan judul : “Pola Komunikasi Antara Guru dan Murid Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Andalusia Mampang Prapatan Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah