Peranan Yayasan Al-Fikr dalam pelayanan sosial terhadap siswa yatim piatu di desa Gembong RT.02/04 Balaraja Barat Tangerang

(1)

RT 02/04 BALARAJA BARAT TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai

Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun Oleh:

NURUL HIKMAH

NIM: 106054002054

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

RT 02/04 BALARAJA BARAT TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai

Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

NURUL HIKMAH

NIM: 106054002054

Di bawah bimbingan

Dr.Asep Usman Ismail

NIP. 19600720 1991031 001

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul

Peran Yayasan Al-Fikr dalam Pelayanan Sosial

Terhadap Siswa Yatim Piatu di desa Gembong RT02/04 Balaraja Barat

Tangerang

telah diujikan dalam sidang

munaqasyah

Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Desember

2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat

Islam.

Jakarta, 23 Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Studi Rizal LK, MA

M,Hudri,M.Ag

NIP. 19640428 199301 3 002

NIP. 19720606 199803 1 003

Anggota

Penguji I

Penguji II

Tantan Hermansyah, S.Ag.M.Si

Dra.Mahmudah Fitriah Z AM,pd

NIP. 19760617 200501 0 006

NIP. 19710520 199903 2 002

Pembimbing

Dr.Asep Usman Ismail

NIP. 19600720 1991031 001


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas islam

negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Desember 2010


(5)

Nurul Hikmah

Peran Yayasan Al-Fikr dalam Pelayanan Sosial Terhadap Sisqa Yatim

Piatu di DDesa Gembong RT02/04 Balaraja Barat Tangerang

Islam mengajarkan agar anak yatim piatu diasuh sebaik-baiknya, baik

yang menyangkut perkembangan kejiawaannya maupun yang menyangkut

kebutuhan jasmaninya. Anak yatim adalah seorang yang masih kecil, lemah dan

belum mampu berdiri sendiri yang ditinggalkan oleh orang tua yang

menanggung biaya penghidupannya.

Layanan sosial, yakni aktivitas yang dilakukan oleh yayasan Al-Fikr

untuk membantu dan menolong anak yatim piatu di madrasah Tsanawiyah

(MTs) Al-Fikr dalam bidang pendidikan, ketrampilan dan keagamaan.

Penelitian ini bermaksud mengetahui lebih jauh bagaimana kegiatan

pelayanan sosial yang diberikan kepada anak yatim piatu di yayasan Al-Fikr,

dan apa saja faktor pendukung dan penghambatnya, serta hasil dari pelaksanaan

program pelayanan sosial tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data di kumpulkan

dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di

yayasan Al-Fikr Gembong Balaraja Barat Tangerang. Masyarakatnya hidup

dengan kondisi ekonomi kelas menengah kebawah.

Pelayanan sosial yang paling digunakan di yayasan ini adalah pelayanan

pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan kemudian pelayanan sosial yang paling

sedikit digunakan adalah pelayanan konsultasi, pemeriksaan kesehatan,

ketrampilan.

Beberapa faktor pendukung dalam memberikan pelayanan sosial adalah

tersedianya sarana dan prasarana, adanya kerjasama dengan pihak donatur

dengan yayasan yang terjalin. Faktor penghambatnya, kurangnya minat

masyarakat untuk menjadi donatur, orang tua asuh untuk mereka.

Hasil dari pelaksanaan program layanan sosial yayasan Al-Fikr ini

dilihat dari segi peningkatan pendidikan dan ketrampilan siswa meskipun

yayasan Al-Fikr baru berjalan dua tahun akan tetapi perubahan anak-anak pun

sudah dapat di lihat oleh para guru maupun dirasakan sendiri oleh siswa-siswi

tersebut.


(6)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan

nikmat serta karunia yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa suatu kendala yang berarti.

Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad

SAW, sebagai Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke

jalan yang benar yaitu jalan yang diridhai Allah SWT.

Tujuan dari pada dibuatnya skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Strata I (SI). Adapun skripsi ini penulis beri judul

“Peranan Yayasan Al-Fikr dalam pelayanan sosial terhadap siswa yatim piatu

di desa Gembong RT 02/04 Balaraja barat Tangerang.”

Penulis menyadari tanpa bimbingan, bantuan dan dukungan dari semua

pihak skripsi tidaklah mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak dan Ibu (H.Moch Tohir dan Hj.Siti masyitoh) yang senantiasa

memberikan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan moril dan

materil yang tak pernah terputus. Kakak-kakakku (Hasanah Ningsih, S.Pdi,

Sutami, AKP, Sudrajat SE, Iis Sulastri, S.Psi) yang sangat kusayangi dan

cintai. Tanpa adanya mereka aku bukanlah aku seperti sekarang ini. Dan

segenap keluarga besarku yang selalu memberikan semangat untuk dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(7)

beserta para pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Wati Nilamsari, M.Si dan M. Hudri, MA selaku Ketua dan Sekretaris

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang telah banyak membantu

dengan memberi masukan ataupun nasehat dan juga motivasi kepada penulis

dalam penulisan skripsi ini.

4.

Dokter Asep Usman Ismail MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak meluangkan waktunya dalam membantu dan memberikan

pengarahan dan bimbingannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5.

Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta seluruh

civitas akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan

dan bimbingan selama penulis berada dalam perkuliahan.

6.

Seluruh pengurus Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Utama atas

tersedianya buku-buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

7.

Bapak H. Wildan Hasan Syadzili, S.THi selaku ketua yayasan yang telah

mengijinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di yayasan

tersebut.

8.

Bapak Wahyu dan Bapak Asep serta pengurus yayasan MTs Al-Fikr yang

turut membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan penulis

dalam penulisan skripsi ini.

9.

Segenap anak-anak dan keluarga yayasan Mts Al-Fikr yang telah


(8)

yang tak terpisahkan, dan orang bilang seperti perangko kemana-kemana

selalu bersama. Sedih, senang, dan marahan telah kita lalui, semoga waktu

dan ruang tidak akan menghapus kebersamaan kita.

11.

Teman-temanku seperjuangan di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

angkatan 2006, Siti Rohmah, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Lia Fitria

Farhanah, Nurdiana Ratna Sari, Syarifuddin, Ari Kurniawan, Ahmad

Rokhoul Alamin, Kurnia Aji, Aji Purnama Ismail, Fressha Rezkana, dll.

semoga kita akan selalu kompak walaupun kita telah berpisah untuk

berjuang di jalan kita masing-masing.

12.

Sahabatku tersayang Wawa di Yogyakarta, yang selalu memberiku

semangat dan motivasi walaupun dari jauh, persahabatan kita tak terhapus

ruang dan waktu, dan semoga terus selalu seperti itu.

13.

Teman-temanku, Khilda Kholishoh, Hilda Mardhotillah, Nanni, Sima, Evi,

Iik, dan semua teman-teman ABA English Department BSI terima kasih atas

motivasi kalian, yang selalu mendukung dan menyemangatiku

menyelesaikan skripsi ini.

14.

Dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

per satu.

Penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih tanpa

memberikan apapun, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Jakarta, Desember 2010


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah... 1

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D.

Metodologi Penelitian ... 12

E.

Tinjauan Pustaka ... 19

F.

Sistematika Penulisan ... 20

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.

Peranan ... 21

1.

Pengertian Peranan ... 21

2.

Tinjauan Sosiologi tantang Peranan ... 22

B.

Pelayanan Sosial ... 23

1.

Pengertian Pelayanan Sosial ... 23

2.

Ciri-Ciri Pelayanan Sosial ... 25

3.

Tujuan dan Fungsi Pelayanan Sosial ... 26


(10)

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN AL-FIKR

A.

Profil Yayasan AL-Fikr ... 33

1.

Sejarah Berdirinya ... 33

2.

Letak Geografisnya ... 34

B.

Perhatian Pemerintah dan Masyarakat terhadap Yayasan Al-Fikr35

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial………..38

E. Proses Perekrutan dan Persyaratan Siswa Yatim Piatu…………..43

F. Sumber dan Penggunaan Dana………...44

G. Sarana dan Prasarana……….45

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A.

Temuan tentang Pola Pelayanan Sosial Siswa yatim Piatu ... 46

B.

Analsis Pelayanan Sosial terhadap Siswa Yatim Piatu di Desa

Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang……….52

1. Pelayanan Sosial di Bidang Keagamaan………52

2. Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan……….53

3. Pelayanan Sosial di Bidang Kesehatan………..56

4. Pelayanan Sosial di Bidang Ketrampilan ………..57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ………59


(11)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(12)

Tabel 1 Rancangan Informan ... 16

Tabel 2 Data Siswa Mts Al-Fikr ... 55

Tabel 3 Daftar Donatur Madrasah Per Satu Bulan ... 55


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah1artinya agama yang selalu mendorong

pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju

mundurnya umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan

dakwah yang dilakukanya2, karena itu Al-Qur’an dalam menyebut kegiatan

dakwah dengan Ahsanu Qaula. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam,

kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan

yang disebabkan oleh berbagai faktor terlebih sekarang ini adalah era globalisasi,

dimana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat

dibendung lagi. Kita sebagai umat Islam harus dapat memilih dan menyaring

informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam harus tersebar luas dan

penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara

keseluruhan, sesuai dengan misinya sebagai “ Rahmatan Lil Alamin” harus

ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat lain beranggapan dan

mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi

eksistensi mereka melainkan membawa kedamaian dan ketentraman dalam

1

M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral(Jakarta: Al-Amin press,1997) 2


(14)

kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan

dunia dan akhirat.3

Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama dakwah menurut umatnya

agar selalu menyampaikan dakwah. Karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang

tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus

melekat dalam situasi dan kondisi apapun bentuk dan coraknya.4

Islam adalah agama yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman. Dakwah kepadanya merupakan kewajiban umat Islam, sesuai dengan

kadar kemampuannya masing-masing, Islam bukan hanya milik dan satu bangsa

atau kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh manusia.

Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan setiap pribadi muslim untuk

berdakwah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah akan membawa orang

kepada kebenaran, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan di dunia

dan akhirat. Kebenaran yang menyebabkan orang berani berkorban karena yakin

akan pendiriannya.5

Menyeru manusia ke jalan Allah SWT merupakan sekaligus ibadah yang

bias mengantarkan pelakunya untuk dekat (taqorrub) dengan Tuhannya. Dakwah

juga mengajarkan pelakunya dihadapan Allah adalah sangat tinggi, Allah akan

mengangkat kedudukannya di dunia maupun di akhirat. Dakwah ke jalan Allah

juga merupakan aktivitas terpenting dari pada nabi. Mereka senantiasa

menjalankan aktivitas dakwah. Melalui jalan dakwah juga mereka menegakan

agama dakwah.

3

Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Rahmat Semesta,Lembaga Kajian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), cet. Ke-1, h. 5.

4

Ibid, h. 5. 5

Hamka, Prinsip dan kebijaksanaan Dakwah Islam (Jakarta: Pusaka Panjimas, 1984), h. 35


(15)

Islam telah memberikan kemudahan bagi seluruh pemeluknya yang ingin

menyebarluaskan seluruh perintah dan larangan Allah SWT, khususnya bagi para

penjuru dakwah, serta kendaraaan yang dipergunakan dalam dakwah, dalam surat

Q.S. an-nahl/16; 125, Allah SWT berfirman:

Serulah (manusia) kepada ajakan Tuhanmu dengan hikamh dan

Serulah (manusia) kepada ajakan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik. sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S.An-nahl,16:125)

Dari ayat diatas, jelaslah bahwa berdakwah di jalan Allah dan agamaNya

serta taat kepadaNya merupakan perjalanan, ciri-ciri dan sifat-sifat para nabi dan

rosul. Allah SWT mengatur, memerintah, mewasiatkan, dan menganjurkan

kepada nabi dan rosul untuk berdakwah serta kepada para ulama dan para

waliullah.6

Mereka selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam berdakwah

pada berbagai situasi dan kondisi. Suatu keadaan dan sepanjang masa, dan juga

ketika mereka berdakwah atau mengajak sekalian manusia pada jalan Allah serta

taat kepadaNya dengan perkataan maupun perbuatan, untuk mencari keridhaan

6

Sayid Abdullah bin alwiAl-Hadad, Kesempurnaan dan Kemuliaan Dakwah Islamiyah (Bandung:CV. Pustaka Setia,2001), cet. Ke-1,h.17-19


(16)

Allah, serta menyatakan rasa cinta kasih kepada sekalian hamba Allah dan

harapan pahala7.

Dakwah adalah senjatanya para nabi dan rosul Allah dalam

mengembangkan agama Islam kepada umat manusia sejak zaman dulu kala

sampai akhir zaman.

Menurut pengertian bahasa (lughat), dakwahberarti: teriakan (asshaihatu)

dan seruan (annida). Dan menurut istilah, ilmu dakwah adalah mengarahkan

pikiran dan akal manusia kepada suatu pemikiran atau aqiqah dan mendorong

mereka untuk menganutnya.8.

Dakwah itu harus berusaha mengubah pikiran dan keyakinan seseorang

yang keliru menjadi sesuai dengan apa yang disampaikan rosullah.

Berhasilnya dakwah atau tidak, itu tergantung apakah massa pendengar

atau pembaca bisa mengubah pendirinya yang salah atau tidak, apakah mereka

mengubah kebiasaannya yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan sunnah atau

tidak. Dari suksesnya dakwah tidak bisa dilihat kepada ramainya pengunjung,

banyaknya murid, mushalla, madrasah, itu semua bukanlah merupakan ukuran.

Akan tetapi harus dilihat dari segi aqidah atau idiologi dan pengamalan mereka

sehari-hari, apakah sudah sesuai dengan kehendak Al-Qur;an dan sunnah di segala

bidang kehidupan manusia atau belum, ataukah sudah menyimpang jauh dari

kehendak dan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah itu.9.

Dalam berdakwah membutuhkan sebuah media dakwah, maka media

dakwah merupakan sarana atau wadah sebagai tempat berdakwah. Salah satunya

adalah media massa (baca: elektronik), seperti: radio, televisi, internet, dan

7 ibid 8

Adam Abdullah Al-Alury, Tarikh Ad-Dakwahislamiyah 9


(17)

semacamnya. Dengan banyaknya temuan media massa tersebut, media dakwah

kini lebih canggih dan variatif. Selain itu, penyebaran pesan dakwah pun akan

lebih komprehensif.10

Sumber metode dakwah yang terdapat di dalam Al-Qur’an menunjukan

ragam dan banyak, seperti ‘’hikmah, nasihat dan mujadalah atau diskusi atau

berantah dengan cara yang baik’’ (Q.S Al-Nahl:125). Dengan kekuatan anggota

tubuh (tangan), dengan mulut (lidah) dan bila tidak mampu, maka dengan hati

(hadist riwayat muslim). Dari sumber metode itu tumbuh metode-metode yang

merupakan operasionalnya yaitu dakwah dengan lisan, tulisan, seni dan bil-hal.

Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar, diskusi, khutbah dan lain, lain.

Dakwah dengan tulisan merupakan buku, majalah dan surat kabar, spanduk, dan

pamplet, lukisan-lukisan dan lain-lain.

Dakwah dengan bil-hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran

al-islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dan tekun, ulet, dan sabar,

semangat dan kerja keras, menolong sesama manusia, misalnya mendirikan rumah

sakit, mendirikan dan memelihara anak yatim piatu, mendirikan lembaga yatim

piatu, mendirikan lembaga pendidikan, mendirikan pusat-pusat pencaharian

nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain, meliputi berbagai sektor

kehidupan seni meliputi seni lukis, seni tari, seni suara atau musik dan lain-lain11.

Menurut Al-Qur’an, misi risalah islam adalah pemberdayaan atau

pengembangan, mengajak orang berbuat baik, mencegah orang berbuat ingkar,

10

Menurut M. bahri ghazali” Dakwah dengan menggunakan media komunikasi lebih efektirf dan efisien, atau dengan bahasa lain dakwah yang demikian adalah dakwah yang komunikatif, tanpa mengurangi arti dakwah secara langsung.”wadhl mansur,” wadhl mansur.’’ Televise Manfaat dan Mudharat’’ (Jakarta: Fikahati Aneska. 1993), cet, ke-1, h.33

11

Wardi Bakhtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta logos, 1997), cet kev1. h-14-15


(18)

menghalalkan yang baik-baik, mengharamkan yang buruk-buruk, mengatasi

himpitan hidup dan melepaskan belenggu-belenggu yang bisa memberangus

orang12. Bahkan menurut Al-Qur’an pendusta agama adalah mereka yang tidak

mengembangkan dan memberdayakan..

Sebagai mana dalam firman Allah dalam surat Al-Ma’uun yaitu.

Artinya:

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah yang menghardik anak yatim”.

Islam mengajarkan agar anak yatim diasuh sebaik-baiknya, baik yang

menyangkut perkembangan kejiwaannya maupun yang menyangkut kebutuhan

jasmaninya. Anak yatim adalah seorang anak yang masih kecil, lemah dan belum

mampu berdiri sendiri yang ditinggalkan oleh orang tua yang menanggung biaya

penghidupannya.13. Oleh sebab itu, salah satu tugas sosial bagi orang-orang

mukmin adalah memperhatikan anak-anak yatim dan menjamin kehidupan

mereka. Dengan penjelasan lain, menjamin kebutuhan-kebutuhan anak yatim

adalah bagian dari tugas orang –orang mukmin. Karenanya banyak ayat dan hadist

yang menekankan hal ini, salah satunya dalam Q.S Adh-dhuha/93: 9

12

Agus ahmad syafei, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam (Bandung Gerbang Masyarakat Baru Press, 2001), h,47

13

Ahmad Zurzani Djunaidi dan Ismail Maulana Syarief, Sepuluh Inti Perintah Allah ( Jakarta PT Fikhati Aneska,1991), cet ke-1,h,199


(19)

artinya “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku

sewenang-wenang.” (Q.S. Adh-dhuha/93:9)

Perlakuan terhadap anak yatim merupakan salah satu dari tugas sosial. Hal

ini menyangkut undang-undang yang dibuat oleh pemerintah tentang

kesejahteraan sosial yang tercantum dalam undang-undang no 6.tahun 1974

tentang ketentuan pokok-pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 adalah sebagai

berikut:

Kesejahteraan sosial adalah suatu kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah kita, yaitu pancasila”.14

Hakikat pembangunan kesejahteraan sosial sebagai bagian tak terpisahkan

dari pembangunan sosial, bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial

baik individu, maupun kelompok dan masyarakat.15

Pembangunan kesejahteraan sosial dilakukan oleh pemerintah

bersama-sama dengan masyarakat. Pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab dalam

menciptakan kebijakan yang kondusif, sehingga dapat mendorong masyarakat

untuk berperan aktif secara optimal dalam pembangunan kesejahteraan sosial,

pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan melalui pendekatan selektivitas,

yang sasarannya diarahkan kepada individu dan kelompok masyarakat tertentu

14

Syarif Muhidin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Social, 1997), cet ke v11,h,5

15

Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Social (BPPKS), Standarisaasi Panti Sosial( Jakarta, 2005), H.6


(20)

yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial, dengan mendayagunakan

potensi dan sumber daya sosial masyarakat.16.

Sistem pelayanan kesejahteraan sosial diselenggarakan melalui sistem

sebuah yayasan maupun sistem panti berbasiskan pada keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kesejahteraan sosial melalui sistem yayasan merupakan pelayanan

alternatif apabila fungsi dan arah peran keluarga/masyarakat tidak dapat

memenuhi kebutuhan anggotanya. Pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial

menuntut profesionalisme dan akuntabilitas, sehingga memerlukan standar

pelayanan17. Pelayanan sosial pada prinsipnya mempunyai tiga unsur utama,

yaitu:

1) Pelayanan sosial merupakan aktivitas profesi pekerjaan sosial bersama

dengan profesi lain (bukan monopoli profesi pekerjaan sosial).

2) Pelayanan sosial ditujukan untuk membantu orang agar seseorang dapat

mengembangkan diri, tidak tergantung, memperkuat relasi keluarga dan

juga memperbaiki individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3) Pelayanan sosial diberikan agar penerima pelayanan dapat berfungsi sosial

dengan baik.18.

Negara memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan bahwa semua

anak tanpa rumah keluarga menerima perawatan alternatif, namun banyak juga

memainkan peranan. Beberapa institusi bagi anak yatim piatu, terlantar dan

anak-anak yang memerlukan rumah dibangun dan dioperasikan oleh pemerintah pusat

16

Ibid,h.3 17

Ibid h,ke3-4 18

Drs. Soetarso. MSW, Kesejahteraan Social, Pelayanana Social, dan kebijakan Social.( Bandung: Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Social, 1993), h.103


(21)

atau pemerintah daerah.19. Dalam hal ini sering ditemui organisasi swasta yang

mengembangkan fungsi-fungsi ini, instansi yang berwenang perlu untuk

mengembangkan tanggung jawab, menjamin bahwa mereka beroperasi sesuai

dengan standar-standar yang dapat diterima. Standar semacam ini harus mengatur

kondisi fisik dan persyaratan profesional dan pelatihan staf, termasuk syarat

bahwa mereka tidak memiliki catatan melakukan kekerasan sebelumnya agar

dapat menjamin perkembangan dan kesejahteraan anak.

Oleh karena itu salah satu sarana yang dilakukan dalam memberikan

kesejahteraan sosial kepada anak yatim piatu adalah dengan melalui sebuah

yayasan. Melalui sistem yayasan ini adalah merupakan salah satu bentuk usaha

kesejahteraan sosial dalam hal ini anak yaitm piatu, dimana mengacu pada

program, pelayanan dan berbagai kegiatan yang secara nyata berusaha menjawab

kebutuhan atau masalah yang dihadapi anggota masyarakat.20

Yayasan Al-Fikr merupakan salah satu lembaga pendidikan sosial

masyarakat yang berada di wilayah Balaraja Barat yang peduli terhadap nasib

anak-anak kurang mampu, yatim dan piatu. Yayasan ini juga memiliki ciri-ciri

pada umumnya yaitu adanya visi, misi, lembaga, program, pengurus, serta klien

yang ditangani, kemudian sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan sosial

di yayasan ini dirasakan cukup.

Disini penulis berusaha mempelajari sejauh mana yayasan Al-Fikr dalam

memberikan pelayanan sosial bagi anak-anak Indonesia yang kurang mamapu

khususnya bagi anak-anak yatim dan piatu. Penulis menganggap bahwa mereka

19

Majalah Perlindungan Anak, Pengasuhan Alternative ( Resource Centre SFFCCB CPSW IPSPI, vol 1,no11,maret 2007), h.20-23

20

Drs. Isbandi rukminto adi,MPH, Psikolog Pekerjaaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Dasar-Dasar Pemikiran (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,1994), h.7


(22)

pun layak mendapatkan pelayanan sosial yang baik, seperti: terpenuhinya

kebutuhan pendidikan mereka, dan mendapatkan pendidikan yang layak seperti

anak-anak pada umumnya, pelayanan kesehatan, sosial, dan sebagainya.

Oleh sebab itu penulis tertarik untuk memperdalam pembahasan dalam

skripsi ini yang berjudul:

Peranan Yayasan Al-Fikr Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu Di Desa Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang.

Dengan menempatkan yayasan Al-Fikr yang beralamat di Jl. Raya Serang

Desa Gembong Pabuaran, Balaraja Barat Tangerang sebagai sampel penelitian

karena berbagai pertimbangan sebagai berikut: yayasan Al-Fikr sebagai lembaga

sosial yang membantu anak-anak fakir miskin dan yatim piatu, sarana dan

prasarana yang dimiliki yayasan tersebut sangat menunjang dalam masalah yang

diteliti, tempatnya tidak terlalu jauh, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai hasil yang diinginkan maka penulis

membatasi permasalahan ini sebagai berikut:

1) Pada yayasan Al-fikr terdapat tiga lembaga sekolah, yaitu Madrasah

Tsanawiyyah (MTs), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan Raudhatul

Athfal (RA). Penulis hanya membatasi penelitian pada Madrasah


(23)

2) Anak yatim piatu adalah siswa Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr yang

tidak memiliki salah satu ataupun kedua orang tuanya karena telah

meninggal dunia.

3) Dari 21 siswa yatim piatu pada Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr,

sebanyak 9 anak/siswa yatim piatu yang dipilih sebagai sample/informan.

4) Pelayanan sosial, yakni aktivitas yang dilakukan yayasan Al-Fikr untuk

membantu dan menolong anak yatim piatu di Madrasah Tsanawiyyah (MTs)

Al-Fikr dalam bidang pendidikan, kesehatan, keterampilan dan keagamaan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah pokok sebagai berikut:

a. Kegiatan pelayanan sosial apa saja yang diberikan kepada anak-anak yatim

piatu di Yayasan Al-Fikr gembong balaraja?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada yayasan Al-Fikr dalam

memberikan pelayanan sosial bagi siswa yatim piatu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pelayanan sosial apa saja yang diberikan oleh yayasan


(24)

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yayasan Al-Fikr

dalam memberikan pelayanan sosial bagi siswa yatim piatu.

2. Manfaat Penelitian

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus yayasan Al-Fikr dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan sosial, sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan dan pengembangan potensi anak didiknya.

b) Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam

melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.

c) Sebagai sarana bagi mahasiswa atau penulis lain yang akan melakukan

penelitian tentang yayasan dan pelayanan sosial.

d) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi

jurusan pengembangan masyarakat islam.

D. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.

Kirk dan Miller memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi

penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang di sekitar

objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.21

21

Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), edisi revisi cet. Ke 26, h. 3


(25)

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang dimaksudkan

untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan

sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan

masalah dan unit yang diteliti.22

Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis melakukan penelitian

dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat di lapangan berdasarkan hasil dari

penelitian lapangan (field research) yang kemudian diolah, dikaji dan dianalisis

agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

2. Macam dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

data primer dan data sekunder.

Data Primer diperoleh melalui proses penelitian langsung dari partisipan

atau sasaran penelitian, yaitu data yang berasal dari anak-anak yatim piatu,

pengurus yayasan, dan guru konseling.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

dokumen yang terkait dengan penelitian dari lembaga yang diteliti ataupun

referensi dan buku-buku dari perpustakaan.

1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Yayasan Al-Fikr, Jl. Raya Serang Rt.02/04 Desa

Gembong Balaraja Barat ...Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada bulan

September sampai pada November 2010.

22

Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS dan Jaenal Aripin, M.Ag, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 13


(26)

Alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah karena tempat tersebut

mudah diakses oleh penulis, dan tempatnya pun strategis. Hal tersebut yang

membuat penulis melakukan penelitian di lokasi tersebut.

2. Teknik Penggalian Data

Untuk mendapatkan data yang objektif, penulis melakukan teknik

observasi dan wawancara, serta penambahan data dokumentasi berupa:

a) Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu kegiatan secara

akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.23

Dalam proses observasi ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan program pendidikan akademis, yaitu proses belajar mengajar dan

kegiatan keseharian para siswa khususnya siswa yatim piatu di Madrasah

Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr. Dalam melakukan observasi tersebut,

keberadaan penulis diketahui oleh pengurus yayasan, kepala sekolah, para

dewan guru, dan para siswa yatim piatu.

b) Wawancara adalah salah satu upaya untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian sehingga dapat menemukan data atau

keterangan mengenai pelayanan sosial sekolah tersebut. Dalam penelitian ini

penulis mewawancarai pimpinan yayasan, para pengajar dan siswa yatim piatu

yang mendapatkan layanan sosial di Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr,

23


(27)

atau unsur-unsur yang berhubungan dengan penelitian atau berkaitan dengan

permasalahan yang ingin digali.

c) Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen dan pustaka sebagai bahan analisis dalam penelitian ini. Yang

memfokuskan masalah mengenai pelayanan sosial di yayasan Al-fikr pada

lembaga Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan

sampel/informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample bertujuan

(purpossive sample).24 Dalam menentukan subjek penelitian ini penulis memilih

para informan yang menurut penulis dapat memberikan data yang dibutuhkan

dalam penellitian ini.

Dalam mencari data, penulis mewawancarai Pimpinan yayasan Al-Fikr

yaitu H. Wildan Hasan Syadzili, S.Thi, kepala sekolah MTs yaitu Sudrajat, SE,

beberapa dewan pengajar yaitu Asep Darmawan, Wahyu Hidayat, dan Iis Sulastri,

S.Psi. Penulis juga mewawancarai sembilan siswa dari dua puluh satu siswa yatim

piatu di Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr, karena sembilan siswa sudah

mencukupi perwakilan informan dari dua puluh satu siswa yatim piatu. yaitu Ivan

Muplis, Yoyoh Komariah, Ivan Ja’far Shidiq, Japaroni, Aitamimi, Yakub,

Ayudin, Ayu Astuti, dan Marsonah. Dengan pengklasifikasian latar belakang

dengan rancangan informan sebagai berikut:

24

Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), edisi revisi cet. Ke 26, h. 241


(28)

Tabel 1

Rancangan Informan

NO INFORMAN INFORMASI

YANG DICARI JUMLAH

METODE PENGUMPULAN

DATA

1. Pimpinan Yayasan

Gambaran yayasan Al-Fikr, visi dan misi, faktor penghambat dan pendukung

terhadap pelayanan social di MTs Al-Fikr.

1 Wawancara bebas terstruktur

2. Kepala Sekolah

Profil MTs Al-Fikr, visi dan misi, pelayanan social terhadap siswa yatim piatu, factor penghambat dan penunjang.

1 Wawancara bebas terstruktur

3. Staf Pengajar

Gambaran MTs Al-Fikr, latar belakang dan pelaksanaan pelayanan sosial terhaap yatim piatu, dokumentasi. 3 Wawancara bebas terstruktur, dokumentasi


(29)

4. Siswa Yatim Piatu

Pelaksanaan pelayanan social pada siswa yatim piatu, faktor penghambat dan pendukung, hasil yang dicapai. 9 Wawancara bebas terstruktur, observasi

4. Teknik Analisis Data

Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.25

Di pihak lain, Analisis Data Kualitatif (Seiddel, 1998), prosesnya berjalan

sebagai berikut:26

a) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintensiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,

c) Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa yang digunakan adalah

metode deskripsi analisis yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian

menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalisis untuk mengungkapkan arti

25

Ibid. h. 248 26


(30)

data tersebut. Pada saat menganalisa data hasil observasi, penulis

menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya.

Setelah itu penulis menganalisa kategori-kategori yang nampak pada data

tersebut.

5. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

Data yang telah digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian.

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini diperlukan teknik

pemeriksaan. Adapun teknik yang digunakan untuk menjaga keabsahan adalah

sebagai berikut:

1. Kriterium Kredibilitas/Kepercayaan

Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai,

kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Kriterium kredibilitas ini menggunakan dua teknik pemeriksaan.

a. Ketekunan Pengamatan

Dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu dalam penelitian ini dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Dengan kata lain, penulis mengadakan pengamatan kepada subyek

penelitian yaitu, pengurus yayasan, kepala sekolah, staf pengajar, dan para siswa

yatim piatu dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan, sehingga data yang

didapat benar-benar valid, objektif dan saling mendukung untuk keperluan


(31)

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi dapat dicapai dengan jalan melalui :

a) membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan di lapangan.

Misalnya penulis membandingkan hasil wawancara subyek penelitian dengan

hasil temuan pengamatan lapangan tentang program pelayanan sosial terhadap

siswa yatim piatu di Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr. b) membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

lain, misalnya penulis membandingkan jawaban yang diberikan oleh kepala

sekolah atau pengurus yayasan dengan jawaban wawancara dengan siswa yatim

piatu. c) membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara tersebut untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.27

2. Kriterium Kepastian

Mengutip pendapat Scriven (dalam Lexy, 2007), yang menyatakan bahwa

masih ada unsur ”kualitas” yang melekat pada konsep objektifitas, hal ini dapat

digali, dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya,

faktual, dan dapat dipastikan. Dari sini penulis dapat membuktikan bahwa

data-data ini terpercaya. Keterpercayaan ini didasarkan pada hasil data-data-data-data yang

diperoleh dari hasil rekaman wawancara informan dan observasi terhadap subjek

penelitian.

27


(32)

Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal

ini ialah objektif atau tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap

pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa

pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa

orang barulah dapat dikatakan objektif.28

E. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih rinci, maka penulisan skripsi

ini disusun dalam kerangka sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Metodelogi Penelitian, Sistematika dan Teknik Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis yang mencakup Pengertian Peranan, Tinjauan

Sosiologis tentang Peranan, Pengertian Pelayanan Sosial, Ciri-ciri Pelayanan

Sosial, Tujuan dan Fungsi Pelayanan Sosial, Pengertian Yatim Piatu.

BAB III : Gambaran Umum Yayasan Fikr yang terdiri dari Profil Yayasan

Al-Fikr, Perhatian Pemerintah dan masyarakat terhadap Yayasan Al-Al-Fikr, Struktur

Organisasi, Jenis-jenis Pelayanan Sosial, Proses Perekrutan dan Persyaratan Anak

Yatim Piatu, Sumber dan Penggunaan Dana Yayasan Al-Fikr, Sarana dan

Prasarana.

BAB IV : Temuan dan Analisis yang mencakup : Temuan tentang Pola Pelayanan

Sosial Siswa Yatim Piatu di Yayasan Al-Fikr, Analisis pelayanan social terhadap

siswa yatim piatu di desa gembong RT02/04 balaraja barat Tangerang

BAB V : kesimpulan dan saran.

28


(33)

F. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan penulis yaitu merujuk pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan disertasi” yang diterbitkan oleh UIN


(34)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peranan

1. Pengertian Peranan

Berbicara mengenai peranan, tentu tidak dilepaskan dengan status

(kedudukan). Walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat

antara yang satu dengan yang lainya, semua diibaratkan seperti dua sisi mata uang

yang berbeda, akan tetapi keikatannya akan sangat terasa sekali. Seseorang

dikatakan berperan atau memiliki peranan karena orang tersebut mempunyai

(status) dalam masyarakat, walaupan kedudukanya itu berbeda antara satu orang

dengan orang lain, akan tetapi masing-masing individu berperan dengan statusnya.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama

yang harus dilaksanakan.1 Sedangkan Grass Massan dan A.W. Eachen sebagai

mana dikutip oleh David Berry mendefinisikan peranan sebagai seperangkat

harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang harus dilakukan.2 Harapan

tersebut masih menurut David Berry, merupakan imbangan dari norma-norma

sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan itu ditentukan oleh norma-norma

sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan itu ditentukan oleh norma-norma

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta; Balai Pusaka,1988),H.667

2

David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Osiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Pesada,195),h.99


(35)

di dalam masyarakat. Artinya seorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang

diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaan-pekerjaan lainnya3.

2. Tinjauan Sosiologis Tentang Peranan

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya

seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajibanya sesuai dengan

kedudukanya, maka orang tesebut telah melaksanakan suatu peran. Keduany tak

dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung. Artinya tidak

ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran4.

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi

peran itu sendiri adalah sebagai berikut:

a. Memberi arah pada sosialisasi

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;

c. Dapat menyatukan kelompok atau masyarakat; dan

d. Menghidupkan sistem pengendali dari kontrol, sehingga dapat melestarikan

kehidupan masyarakat.

Di dalam perananya sebagaimana dikatakan David Berry terdapat dua

macam harapan yaitu : harapan- harapan masyarakat terhadap pemegang peranan

dan harapan-harapan yang dimiliki si pemegang peranan terhadap masyarakat.5

3

Ibid,h.100. 4

J.Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta : Kencana, 2007), h.159

5


(36)

B. PELAYANAN SOSIAL

1. Pengertian Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-intervensi

terhadap kasus yang muncul dan dilaksanaKan secara diindividualisasikan,

langsung dan terorganisasi serta memiliki tujuan untuk membantu individu,

kelompok, dan lingkungan sosial dalam upaya mencapai penyesuaian dan

keberfungsian yang baik dalam segala bidang kehidupan di masyarakat, yang

terkandung dalam pelayanan dapat dikatakan adanya kegiatan-kegiatan yang

memberikan jasa kepada klien dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka.

Pelayanan sosial itu sendiri merupakan suatu bentuk aktivitas yang

bertujuan untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar

mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka

diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan

kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat

untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Adapun pelayanan sosial yang

dimaksud penulis yaitu sebagaimana dikemukakan Alfred J. Khan dalam Soetarso

sebagai berikut :

“Program-program yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkat dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan kehidupan bermasyarakat serta kemampuan perorangan untuk

melaksanakan fungsi-fungsinya dan untuk memperlancar kemampuan

menjangkau serta menggunakan pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran.”6

Konsepsi mengenai pelayanan sosial memiliki arti yang luas dan

bergantung kepada bagaimana konsep pelayanan sosial tersebut dipandang dari

6

Soetarso, Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial,dan Kebijakan Sosial, (Bandung: Koperasi Mahasiswa STKS, 1993), hal 26


(37)

berbagai aspek, bahwa pelayanan sosial bukan hanya sebagai usaha memulihkan,

memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial individu dan

keluarga melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin berfungsinya kolektivitas

seperti kelompok-kelompok sosial, organisasi-organisasi serta masyarakat.7

Menurut Alfred J. Khan), Pelayanan Sosial dibedakan dalam dua

golongan8, yakni :

a. Pelayanan–pelayanan sosial yang sangat rumit dan komprehensif sehingga

sulit ditentukan identitasnya. Pelayanan ini antara lain pendidikan, bantuan

sosial dalam bentuk uang oleh pemerintah, perawatan medis dan perumahan

rakyat.

b. Pelayanan sosial yang jelas ruang lingkupnya dan pelayanan-pelayanannya

walaupun selalu mengalami perubahan. Pelayanan ini dapat berdiri sendiri,

misalnya kesejahteraan anak dan kesejahteraan keluarga, tetapi juga dapat

merupakan suatu bagian dari lembaga-lembaga lainnya, misalnya pekerjaan

sosial di sekolah, pekerjaan sosial medis, pekerjaan sosial dalam perumahan

rakyat dan pekerjaan sosial dalam industri.

Jadi Pelayanan social yang dilakukan oleh yayasan al- fikr adalah sebuah pelayan

social yg memilki cakupan di golongan b sebagaimana yg telah dijelaskan diatas.

Motif utama dalam pelayanan sosial adalah masyarakat mempunyai

tanggung jawab untuk membantu masyarakat yang lebih lemah dan kurang

beruntung serta memberikan perlindungan dengan pelayanan-pelayanan yang

tidak mungkin dipenuhi oleh mereka sendiri secara perorangan. Motif inilah yang

kemudian mendorong terbentuknya lembaga-lembaga pelayanan sosial seperti

7

Ibid, hal 30

8


(38)

Yayasan yang berusaha membantu, menghibur dan memberikan kepada kliennya

dengan berbagai aktivitas kegiatannya.

Program-program pelayanan sosial dalam bentuk pelayanannya berupa:

a) Terapi, pertolongan, rehabilitasi,

b) Pelayan sosialisasi dan pengembangan,

c) Pelayanan penjangkauan/akses, rujukan.

Beradasarkan program-program pelayanan social diatas maka yayasan al fikr

dapat dikategorikan pada poin B, karena lebih mngedepankan kepada sosialisai

dan pengembangan.

2. Ciri-Ciri Pelayanan Sosial

Kegiatan-kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial mempunyai ciri-ciri

tertentu yang berbeda dengan kegiatan lainnya, ciri-ciri itu adalah :

a. Organisasi Formal

Kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial merupakan kegiatan yang

terorganisir secara formal. Kegiatan gotong royong yang dilakukan secara spontan

tanpa adanya organisasi yang teratur belum dapat dikatakan sebagai konsep

pelayanan kesejahteraan sosial. Pertolongan dalam pelayanan sosial merupakan

suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga formal yang telah diakui oleh

masyarakat, yang memberikan pelayanan secara teratur dan pelayanan tersebut

merupakan fungsi utamanya.

b. Sumber Dana Sosial

Pelayanan kesejahteraan sosial mempunyai tanggung jawab sosial sebagai


(39)

secara keseluruhan, masyarakat dapat melaksanakan mekanisme sesuai

keinginannya dan hal ini merupakan bagian yang penting bagi pelayanan

kesejahteraan sosial yang disponsori oleh pekerja sosial dan tujuan utama dari

pelayanan kesejahteraan sosial tidak mengejar keuntungan (non profit motif).

c. Ditujukan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Pelayanan kesejahteraan sosial harus memandang kebutuhan manusia

secara menyeluruh, tidak hanya memandang manusia dari satu aspek saja. Hal

inilah yang membedakan pelayanan kesejahteraan sosial dengan prinsip-prinsip

pelayanan lainnya.

3. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Sosial

Pekerjaan sosial merupakan suatu bidang keahlian yang mempunyai

tanggung jawab untuk memperbaiki atau mengembangkan interaksi-interaksi

orang dengan lingkungan sosialnya melalui pelayanan-pelayanan sosial yang

diberikan kepada klien sehingga mereka mendapatkan pelayanan yang sesuai

dengan permasalahannya dan akhirnya mereka dapat mengatasi masalah yang

dialaminya, bahkan dapat berupaya untuk mencegah agar permasalahan tersebut

tidak muncul lagi. Dalam kegiatan utamanya profesi pekerjaan sosial dapat

dilaksanakan dalam satu badan atau lembaga sosial untuk memberikan pelayanan

sosial kepada klien, sehingga dengan adanya pelayanan sosial dapat memberikan

fungsi yang maksimal bagi pengembangan kehidupan sosial individu, kelompok

maupun masyarakat untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Pelayanan sosial membentuk dan menyediakan sumber-sumber yang


(40)

kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah sosial dan membutuhkan

pertolongan sehingga mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik.

Beberapa tujuan dari pelayanan sosial yang dikemukakan oleh Soetarso9,

yaitu :

1) Melindungi atau memulihkan kehidupan keluarga,

2) Membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang diakibatkan

oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya maupun dari dalam

dirinya,

3) Meningkatkan proses perkembangan yaitu membantu individu atau

kelompok untuk mengembangkan atau memanfaatkan potensi-potensi

yang ada di dalam dirinya,

4) Mengembangkan kemampuan orang untuk memahami, menjangkau dan

mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan.

Pelayanan sosial disini selain menjalankan fungsinya, juga melakukan

pemulihan suatu keadaan bermasalah menjadi suatu kondisi yang baik. Kegiatan

dilakukan dengan cara membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk dapat

memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga memiliki kemampuan

untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, pelayanan sosial mempunyai fungsi mengembangkan

kemampuan untuk menjangkau dan mengusahakan pelayanan yang dibutuhkan

atau kemampuan untuk memahami pelayanan sosial manakah yang sesuai dengan

9


(41)

permasalahan. Disini terlihat keterlibatan pekerja sosial sebagai pemberi

pertolongan untuk meningkatkan kemampuan penyandang masalah sehingga

mereka mampu mengatasi masalahnya sendiri.

C. Pengertian Yatim dan Piatu

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata yatim mempunyai pengertian yaitu

anak yang tidak beribu dan berayah10. Sedangkan menurut pengertian secara

umum kata yatim dapat dipisahkan dengan kata yatim piatu yang keduanya

mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Kata yatim mempunyai pengertian

tidak berayah, sedangkan piatu mempunyai pengertian tidak beribu. Yatim piatu

bisa dianalogikan anak yang tidak memiliki ayah dan atau ibu sebagai kedua

orang tuanya.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil sample/informan siswa yatim

(tidak berayah), siswa piatu (tidak beribu), dan siswa yatim piatu (tidak berayah

dan beribu).

Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa anak yatim piatu

yang mendapatkan perhatian dan perlindungan adalah mereka yang dapat

dikatakan masih berstatus anak-anak yang belum dan mendapatkan pendidikan

dan pekerjaan dengan baik. Dalam hal ini para pendidik dan orang tua asuh tidak

meninggalkan dan melepaskan bimbingan dan perhatian sejauh mana tentang

keberhasilan yang diraih oleh anak yatim dan piatu atau yatim piatu. Apabila

mereka belum berhasil maka perlu adanya perluasan wawasan pengetahuan dan

pelajaran lagi. Hal ini sangat dianjurkan oleh Allah SWT dalam firmannya (Q.S.

An-Nisa ayat 6).

10


(42)

Artinya:

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).


(43)

Dalam ayat tersebut jelas sekali Allah mengajarkan kepada kita agar

memperhatikan anak-anak yatim dan piatu dari segi perhatian, bimbingan serta

perhatian yang cukup untuk masa depan mereka.

Selama ini banyak anggota masyarakat, yayasan atau lembaga sosial,

yang salah satunya adalah yayasan Al-Fikr yang telah melaksanakan layanan

social kepada anak-anak yatim piatu serta orang-orang yang miskin yang berhak

untuk diberikan uluran tangan seperti dhuafa. Yayasan Al-Fikr merupakan

yayasan yang bersifat independent, berbasis masyarakat dan transparan dalam

memberikan santunan.

Yayasan Al-Fikr dikatakan independen karena merupakan lembaga

pendidikan yang mandiri dan kegiatannya dipertanggungjawabkan kepada

pemerintah atau masyarakat. Sedangkan transparansi atau keterbukaan tercermin

kepada pengelola keuangan, dimana setiap periode berkala, khususnya pada setiap

catatan keuangannya diumumkan dan disaksikan kepada anggota pengurus dan

masyarakat yaitu melalui cara musyawarah.

Dengan adanya cara inilah yayasan Al-fikr bersama-sama masyarakat

mempercepat dan memperlancar segala kegiatan berupa apapun, pemberian

santunan dan peningkatan pendidikan bagi anak yatim piatu serta kaum yang

lemah (dhu’afa) yang melahirkan output efisien dan optimal.

Adapun permasalahan yang dihadapi anak yatim piatu bisa dilihat dalam

dua perspektif, yaitu: pertama, masalah umum, yaitu setiap anak pada umumnya

mempunyai hak-hak yang sangat besar yaitu hak memiliki pendidikan11. Bagi

anak-anak yang masih mempunyai kedua orang tuanya sudah pasti sedikit

11


(44)

banyaknya akan memperoleh pengalaman dan pendidikan dari gurunya atau

pendidikan di lingkungan keluarganya. Lain halnya kepada anak yang tidak

mempunyai orang tua mereka terasa terkucilkan dan akan menimbulkan

kehilangan semangat dan gairah untuk menentukan masa depanya melalui jalur

pendidikan, karena mereka merasa tidak adanya dukungan atau sokongan untuk

menghadapi hidup yang lebih sempurna. Asumsi ini sering kali dialami oleh anak

yatim piatu yang masih belum mendapatkan perhatian dari segenap orang yang

mampu untuk mendukung mereka agar setaraf dengan anak-anak yang

mempunyai orang tua.

Di samping pendidikan yang mempunyai factor paling dominan, juga

pada masalah pembinaan merupakan dua hal yang sangat penting. Karena tanpa

adanya pendidikan pada pembinaan hidup manusia tidak akan terarah dan menjadi

manusia yang terbelakang. Kedua, yang berkenaan dengan masalah anak yatim

piatu adalah masalah yang berhubungan dengan kasih sayang dan masalah

ekonomi. Pada masalah kasih sayang itu sangat penting bagi mereka, karena

masalah kasih sayang dapat mendorong anak untuk mempunyai semangat hidup.

Hal ini jarang sekali orang memperhatikan kasih sayang kepada anak yatim piatu

secara tulus. Namun tidak sedikit orang yang memenuhi tanggung jawabnya

untuk memberikan perhatian, dan kasih sayang kepada anak yatim piatu, hal ini

hanya diberikan oleh orang-orang dalam lingkup terkecil saja dan mempunyai

batasan-batasan kasih sayang, tidak sama persis kasih sayang yang diberikan oleh

orang tua kandungnya.

Yayasan Al-fikr merupakan salah satu lembaga yang menaungi anak-anak


(45)

menjadi lokasi penelitian adalah Madarasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr. Sekolah

ini menerima siswa yang berlatar belakang yatim piatu. Madarasah Tsanawiyyah

(MTs) Al-Fikr menjadi jembatan dalam upaya pemberian santunan dari para

dermawan, perusahaan dan sebagainya yang disalurkan kepada siswa yatim piatu.

Dengan demikian, penulis ingin melihat peranan yayasan Al-Fikr dalam

hal ini adalah Madarasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr yang melakukan pelayanan


(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN AL-FIKR

A. Profil Yayasan Al-Fikr 1. Sejarah Berdirinya

Semakin majunya suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya

pendidikan secara teratur bagi pertumbuhan anak serta generasi muda pada

umumnya.

Sebelum mendirikan sebuah yayasan yang resmi, pihak yayasan selaku

bagian dari masyarakat telah melakukan kegiatan pengajian anak-anak non formal

di teras rumah. Sepanjang perjalanannya, banyak sekali para orang tua yang

menitipkan anaknya untuk dibekali ilmu agama seperti mengaji, menulis kaligrafi,

belajar ilmu Fiqih, tauhid dan lain-lain. Dari sini kemudian, ada gagasan untuk

meresmikan adanya sebuah lembaga pendidikan yang memang diakui oleh

negara. Untuk itu, Yayasan Al-Fikr resmi didirikan pada tanggal 03 Maret 2006

berdasarkan akta notaris No.02 tahun 2007 oleh Agus Rahmat, SH.

Lembaga sekolah pertama kali didirikan adalah Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPA) Al-Fikr dan Raudhatul Jannah (RA) Al-Fikr. Kemudian pada tahun

2007 yayasan Fikr meresmikan kembali Madrasah Tsanawiyyah (MTs)

Al-Fikr.

Kata Al-Fikr sendiri dalam bahasa arab memiliki arti ”berpikir”. Bahwa

sebagai manusia yang memiliki derajat paling tinggi sebagai makhluk yang mulia,


(47)

berupa ucapan, sikap dan perlaku manusia diberi kekuatan untuk berpikir sebelum

melangkah. Daya akal pikiran manusia yang sangat hebat jika diinput oleh

berbagai ilmu pengetahuan dan pendalaman agama, maka ia akan terhindar dari

kebodohan dan kekakuan dalam bersikap di masyarakat. Untuk itulah, pihak

yayasan menamakan “Al-Fikr” pada lembaga pendidikannya. Dengan harapan,

para siswanya kelak akan menjadi manusia yang berpikir.

Yayasan Al-Fikr bergerak di bidang pendidikan dan sosial, khususnya

dalam pembinaan, pengasuhan dan penyantunan anak-anak yatim piatu serta

dhu’afa. Dari awal berdirinya yayasan Al-Fikr memberikan pembayaran sekolah

dan pemberian santunan setiap bulannya dan juga pada setiap datangnya bulan

Ramadhan. Gedung yayasan Al-Fikr dibangun di atas tanah dengan luas 1000 m2

dengan luas bangunan 300 m2.

Gedung sekolah terdiri dari 3 (tiga) ruang kelas, 1 (satu) ruang kepala

sekolah dan guru, 1 (satu) perpustakaan, 1 (satu) lab computer, 1 (satu) koperasi

siswa, musholla dan MCK. Gedung ini digunakan oleh siswa Madrasah

Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr pada pagi hari, dan pada siang hari digunakan oleh

siswa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Fikr. Sedangkan untuk Raudhatul

Jannah (RA) Al-Fikr memiliki gedung tersendiri yang terdiri dari 4 (empat) ruang

kelas, 1 (satu) ruang kantor, MCK, dan alat-alat bermain.

2. Letak Geografisnya

Yayasan Al-Fikr berada di Tangerang kelurahan Gembong Kecamatan

Balaraja, tepatnya di jln Raya Serang RT02/04 kelurahan Gembong Kecamatan


(48)

masyarakat karena sangat dekat dengan jalan raya dengan jarak sekitar 50m2, dan

ditambah dengan sarana transportasi yang lancar.

Yayasan Al-Fikr terletak kira-kira 7 Km dari kecamatan Balaraja

keberadaan yayasan tersebut sangat dekat dengan kelurahan Gembong.

B. Perhatian Pemerintah dan Masyarakat Terhadap Yayasan Al-Fikr

Organisasi sosial merupakan salah satu wadah bagi suatu masyarakat

untuk berperan serta dalam usaha kesejahteraan bersama masyarakat. Disamping

itu organisasi sosial adalah mitra kerja pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan dibidang kesejahteraan sosial sebagai bagian integral pembangunan

nasinal. Para pemerintah lebih bersifat memberi bimbingan, bantuan,

pengendalian, pengawasan, serta pengembangan. Maka untuk menjadi harapan

pemerintah terhadap organisasai pemikul tanggung jawab yang diamanatkan oleh

pemerintah adalah organisasi sosial mandiri, berswadaya dan maju, serta memiliki

kemampuan personalitas dan perluasan jangkauan pelayanan.

Sesuai dengan harapan pemerintah, yaitu menjadi organisasi yang mandiri

berswadaya dan lain-lain, maka yayasan Al-Fikr telah memiliki dan memenuhi

syarat dan juga berperan aktif dalam kesejahteraan sosial diantaranya adalah

memberikan pelayanan, pembinaan mental dan pemberian santunan terhadap

orang tua jompo yang tidak mampu. Karena begitu banyaknya peran yang telah

diberikan oleh yayasan ini maka pemerintah dan masyaraka sangat memberikan

perhatian kepada yayasan ini.

Dengan lahirnya yayasan Al-Fikr, masyarakat sedikit demi sdikit sudah


(49)

membantu dan mensejahterakan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran

yayasan Al-Fikr. Oleh karena itu yayasan dan masyarakat harus sama-sama

bertangguang jawab atas kelestarian yayasan tersebut. Yayasan ini dengan

kegiatanya mampu merubah kondisi dan situasi masyarakat yang tidak mampu

menjadi masyarakat yang madani.

Apabila kita melihat tanggpan pemerintah dan masyarakat, nyatalah

bahwasanya keberadaan yayasan ini merupakan suatu yang sangat berharga

karena berkat yayasan inilah masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya

pendidikan bagi anak yatim piatu. Selanjutnya yayasan ini sebagai lembaga

perkembangan dakwah islamiyah, dimana segala kegiatan dakwah dapat

dilakukan di yayasan tersebut. Di mulai dari pengajian, biaya SPP siswa,

santunan, dan bantuan ekonomi kepada kaum yang lemah ekonominya. Dari

kegiataan ini semua diharapkan yayasan dapat melahirkan kader-kader muda yang

tangguh dan memiliki wawasan yang luas serta peka terhadap semua

permasalahan yang dihadapi umat.

Secara umum yang sering dihadapi yayasan Al-Fikr dalam melaksanakan

kegiatan pelayanan sosial adalah masalah yang umum, yaitu masalah pengurangan

pendanaan dan prasarana yang kurang memadai untuk pendididkan formal dan

non formal. Merupakan masalah yang sangat penting dalam aktifitas yayasan itu

sendiri, dan kurangnya tenaga pengajar keterampian seperti computer, bahasa arab

dan inggris, maka dalam semua itu merupakan hambatan yang harus benar-benar

diperhatikan agar menjalani program kerja dengan baik.

Untuk mengatasi kekurangan dana maka yayasan ini berusaha


(50)

pemerintah, atau donatur-donatur. Semua dilakukan untuk menunjang segala

akktifitas-aktifitas dan perkembangan pelayanan sosial bagi anak-anak yatim

piatu serta kegiatan dakwah di kawasan yayasan Al-Fikr ini. Ada pun secara

khusus hambatan yang dihadapi yayasan ini adalah kurang nya tenaga pembinaan

yang merupakan suatu hal yang sangat penting, maka banyak pengurus membantu

membina dan mengajak padahal bukan profesinya. Padahal pengurus kurang

dibekali dengan keahlian dalam melakukan pembinaan atau pengajaran.

Disamping itu pengurus juga disibukan dengan tugasnya masing-masing.

C. Stuktur Organisasi

Yayasan merupakan suatu lembaga sosial yang didalamnya terdapat

struktur organisasi yang tersususn diantaranya, ketua umum, wakil ketua,

sekretais, bendahara, dan seksi-seksi yang saling membantu. Disini memerlukan

organisasi yang baik, agar proses kerja berjalan dengan baik dan mencapai tujuan

yang diinginkan.

Berikut ini adalah struktur organisasi yayasan Al-Fikr Gembong Balaraja


(51)

STRUKTUR ORGANISASI

MTS AL-FIKR TAHUN AJARAN 2009/2010

Penasehat : Hj. Masitoh

(Pengurus Yayasan) : H. Wildan Hasan Syadzili, S.Thi

Kepala : Sudrajat, SE

Waka. Kurikulum : Zamroni, S.Pd

Waka. Kesiswaan : Asep Darmawan

Ketua Komite : H. Jalal Fahmi

Tata Usaha : Asih Sunarsih

Bimbingan Konseling : Iis Sulastri, S.Psi

Koord. Guru : Ibnu Abbas

Koord. OSIS Pramuka : Siska Rika, AMd

Koord. Ekstra : H. Andi Madyan

D. JENIS-JENIS PELAYANAN SOSIAL 1. Pelayanan Keagamaan

Pembinaan keagamaan adalah usaha dan cara untuk memperbaiki dan

meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, memperbaiki dan meningkatkan

wawasan serta keimanan seseorang, pengamalan amal ibadah seseorang, sehingga

mereka dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Pelayanan sosial di bidang keagamaan yang dilakukan oleh yayasan

Al-fikr di lembaga Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr terhadap para siswa dan


(52)

1. Pengajian, ( qira’atu Al- Qur’an/tadarrus, dan menulis Al-Qur’an). Salah

satu kewajiban kaum muslimin adalah belajar Al-Qur’an, oleh karena itu

para pengajar sangat mengedepankan pada seluruh siswa dan siswa yatim

piatu agar bisa membaca Al-qur’an. Disini para pengajar berusaha

memberikan bimbingan dan mengenalkan kepada mereka bagaimana

membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar, caranya yaitu

dengan mengenalkan mereka mengenai lafadz-lafadz huruf hijaiyah,

mempelajari tajwid, mengenal ragam lagu Al-qur’an, serta belajar

mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam Al-qur’an.

Pengajian ini dilakukan setiap hari, yaitu sebelum memasuki kelas secara

bersama-sama. Akan tetapi dalam hal memberikan pelajaran menulis

Al-Qur’an sudah termasuk salah satu materi pelajaran di sekolah ini dengan

sistem one by one (satu persatu)..

2. Tausiyah (siraman rohani). Tausiyah dilakukan oleh para pengajar kepada

para siswa untuk menambah pengetahuan keagamaannya. Tausyiah dan

pengajian dilakukan pada waktu pagi hari sebelum adanya kegiatan belajar

mengajar. Biasanya jadwal tausyiah dan pengajian dilaksanakan silih

berganti hari. Para pengajar berharap ilmu yang telah diberikan kepada

mereka dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat mengamalkan kepada

masyarakat setelah mereka keluar dari yayasan tersebut.

3. Bimbingan ibadah. Bimbingan ibadah yang dimaksud antara lain

bimbingan cara berwudhu, praktek gerakan solat, bacaan solat, dan


(53)

4. Bimbingan tahfidz Qur’an (menghapal ayat-ayat al-Qur’an). Tahfidz

Qur’an ini termasuk salah satu mata pelajaran di sekolah ini. Biasanya

diadakan seminggu sekali. Selain menghapalnya, para siswa juga diberi

penjelasan terlebih dahulu tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang akan

dihapalnya, dengan maksud supaya para siswa mengerti makna yang

terkandung di dalam ayat tersebut.

5. memperingati hari-hari besar agama Islam. Peringatan hari-hari besar

agama islam yang dilaksanakan oleh yayasan Al-fikr selain diikuti oleh

anak-anak didiknya, biasanya terbuka untuk masyarakat sekitar. Dalam

acara ini para siswa dan siswa yatim piatu bisa menunjukkan bakat mereka

masing-masing melalui pertunjukan, yaitu berpidato, membaca puisi dan

sebagainya. Adapun hari-hari besar agama Islam yang dirayakan oleh

yayasan Al-Fikr pada Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr yaitu :

1. Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabi’ul awal

2. Isra’ Mi’raj pada tanggal 27 Rajab

3. Peringatan 10 Muharram (hari anak yatim)

2. Pelayanan Pendidikan

Drs.M Natsir Ali, mengungkapkan bahwa pendidikan adalah segala usaha

mengembangkan nilai, menyampaikan nilai untuk dipakai oleh anak sehingga

menjadi pintar, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat, yaitu baik usaha

sendiri mengejar nilai itu ataupun meminta bantuan orang lain.

Perlu diketahui, bahwa salah satu tujuan utama didirikanya yayasan ini


(54)

mereka (anak yatim piatu) sehingga merela mampu merasakan pendidikan

layaknya anak-anak yang lain yang setara dengan mereka.

Perlu penulis informasikan bahwa yayasan Al-Fikr dalam pelayanan

sosialnya menyelanggarakan pendidikan pada anak-anak yatim piatu melalui dua

jalur, yaitu: pertama. melalui pendidikan formal/pendidikan sekolah yang masih

dalam naungan yayasan Al-Fikr, dimana menggunakan kurikulum yang

digunakan dan yang ditetapkan oleh Kemenag (Kementerian Agama) yang

ststusnya disamakan dengan lembaga pendidikan madrasah negeri. Adapun

pendidikan formalnya mulai dari tingkat Raudhatul Athfal (RA), Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Madrasah Tsanawiyyah ( MTs) . Kemudian bagi

anak-anak yatim piatu yang mendapat nilai baik dan berprestasi disekolahnya,

maka anak yatim piatu tersebut diberikan kesempatan untuk melanjutkan

pendidikannya diperguruan tinggi. Dimana biaya akan ditanggung sepenuhnya

oleh pihak yayasan ataupun para donatur. Kedua, melalui pendidikan non formal

atau pendidikan luar sekolah. Sebelumnya sedikit perlu dipaparkan secara definitif

tentang pengertian dan ruang lingkup pendidikan luar sekolah menurut UU

negara. Seperti UUSPN No.2, tahun 1989 tentang pendidikan nasional pasal 9,

bahwa yang dimaksud pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok

belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Hal ini dipertegas pada pasal

berikutnya yaitu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur,

yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Lebih jelasnya

pendidikan luar sekolah adalah: setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan

di luar sistem pendidikan formal baik dilakukan sebagai kegiatan yang lebih luas


(55)

sekolah yang dilakukan oleh yayasan Al-Fikr diantaranya yaitu berupa kursus

komputer, kursus bahasa arab-inggris, marawis, silat dan sebagainya.

Masalah pendidikan anak-anak yatim piatu yang berada di yayasan

ditangani oleh kepala sekolah Madrasah Tsanawiyyah (MTs) yakni Sudrajat, S.E

dimana semua biaya pendidikan anak-anak Yatim piatu akan ditanggung

seluruhnya oleh yayasan dan para donatur sampai tingkat SMA/MA. Anak-anak

yatim piatu juga dapat meneruskan pendidikannya sampai tingkat perguruan

tinggi, akan tetapi dengan syarat bahwa mereka harus mendapat nilai yang bagus

dan berprestasi di sekolahnya.

Pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh yayasan Al-Fikr di lembaga

Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al-Fikr kepada siswa yatim piatu antara lain:

a) Siswa yatim piatu diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan

b) Memberikan biaya gratis dalam pembayaran iuran sekolah SPP

c) Memberikan buku paket gratis

d) Memberikan kesempatan mengikuti ujian semester

3. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan

Sama halnya dengan konsultasi, pelayanan secara khusus pun belum ada di

yayasan tersebut. Pihak yayasan hanya akan mengambil tindakan pengobatan jika

ada anak yatim piatu tersebut yang terserang penyakit, dan selanjutnya dibawa ke

klinik ataupun puskesmas terdekat, kemudian tindakan prepentif lain yang diambil

adalah dengan cara memberikan himbauan agar selalu menjaga kesehatan.

Namun, lepas dari itu semua pihak yayasan tersebut mempunyai UKS (Unit


(56)

memeriksakan kesehatannya yang sudah ada di yayasan Al-Fikr secara berkala

tanpa harus menunggu sakit terlebih dahulu.1

4. Pelayanan Keterampilan

Pelayanan keterampilan yang ada di Madrasah Tsanawiyyah (MTs)

Al-Fikr adalah:

a. Latihan publik speaking atau berpidato yang dilaksanakan setiap hari

selasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya

belajar berpidato atau publik speaking saja akan tetapi didalamnya

diajarkan bernyanyi, membaca puisi, MC (Master of Ceremony),

b. Kursus bahasa arab dan bahasa inggris

c. Kursus komputer

d. Marawis dan rebana

e. Ilmu bela diri/Silat

f. Mading (Majalah Dinding). Dalam mading ini, para siswa diharapkan

mampu mengasah bakat dan minatnya dalam menulis puisi, mengarang

cerita, berpantun ria, menulis kaligrafi dan lain-lain.

g. Pelatihan kepramukaan

h. Pelatihan kepemimpinan (Leadership)

E. Proses Perekrutan dan Persyaratan anak yatim piatu

Proses perekrutan anak yatim piatu yang dilakukan oleh yayasan Al-Fikr

untuk bisa mendapatkan pendidikan di tiga lembaga (RA, TPA, MTs) Al-Fikr

1


(1)

PEDOMAN WAWANCARA Untuk Anak Asuh

Nama : Ayudin

Umur : 14 Thn

Pendidikan : V111 ( Delapan) MTs Hari/Tgl Wawancara : 12 Nov 2010

T : Dari mana anda mengetahui keberadaan Yayasan Al-Fikr? J : Dari brosur.

T : persyaratan apa yang anda berikan sebelum anda masuk ke Yayasan Al-Fikr?

J :Photo, kartu keluarga, SK Kelulusan, dan mengisi formulir.

T : Apa saja peran atau kegiatan yang anda ketahui di Yayasan Al-Fikr? J : Tilawah, dakwah disekolah ini.

T : Apakah Yayasan Al-Fikr sangat membantu anda?

J : Ya, karena saya sagat senang masuk ke mts ini di Bantu oleh PT DULTON. T: Siapa yang membantu membiayai seluruh kebutuhan anda selama di

Yayasan Al-Fikr? J : PT DULTON

T : Sampai kapan pihak yayasan membiayai anda? J : Mungkin sampai lulus sekolah MTs.

T : Apa saja factor keberhasilan pihak Yayasan Al-Fikr? J : Saya berhasil untuk meraih tilawah di sekolah ini.

T : Apa saja yang menjadi factor penghambat pihak Yayasan Al-Fikr? J : Halamanya belum dirapihin.


(2)

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui konsultasi?

J : saya pernah konsultasi kukunya panjang ke pak asep.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui kesehatan?

J : Sakit gigi. Dan sariawan

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui pendidikan?

J : Pendidikan disini gratis,tapi buat anak yatim piatu ajah, kan ada donaturnya T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan

Al-Fikr melalui keterampilan?

J : Tilawah, dak’wah, bela diri, theater, rebana.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui keagamaan?

J : Baca Al-Qur’an didepan kelas dan tahfidzan.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui hiburan dan rekresi?

J : Out bon.

Tanda Tangan


(3)

PEDOMAN WAWANCARA Untuk Anak Asuh

Nama : Marsinah

Umur : 13 Thn

Pendidikan : V111 (Delapan) MTs Hari/Tgl Wawancara : 12 Nov 2010

T : Dari mana anda mengetahui keberadaan Yayasan Al-Fikr? J : Dari teman dan brosur

T : persyaratan apa yang anda berikan sebelum anda masuk ke Yayasan Al-Fikr?

J : Mengisi formulir, dan memberikan ijasah SD, surat keterangan lulus. T : Apa saja peran atau kegiatan yang anda ketahui di Yayasan Al-Fikr? J : Ada rebana, da’wah tilawah, bela diri dan theater.

T : Apakah Yayasan Al-Fikr sangat membantu anda?

J : Iya, karena saya sangat dibantu dan dibiayai masuk ke MTs ini.

T: Siapa yang membantu membiayai seluruh kebutuhan anda selama di Yayasan Al-Fikr?

J : PT DULTON.

T : Sampai kapan pihak yayasan membiayai anda? J : Sampai lulus nanti mungkin.

T : Apa saja factor keberhasilan pihak Yayasan Al-Fikr? J : Mengetahui agama.


(4)

J : pagernya rusak

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui konsultasi?

J : Yang pake gelang, yang rambutnya gondrong, kukunya panjang.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui kesehatan?

J : Sakit gigi, magh dan panas.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui pendidikan?

J : Yang menangani masalah pndidikan biasanya pak Sudrajat atau pak zamroni dan pak wahyu. Belajar seperti biasanya sih.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui keterampilan?

J : Da’wah, tilawah, theater, silat, rebana, dan outbon

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui keagamaan?

J : Baca Al-Qur’an, tahfidz dan sholat berjama’ah.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui hiburan dan rekresi?

J : Out bon.

Tanda Tangan


(5)

PEDOMAN WAWANCARA Untuk Anak Asuh

Nama : Ayu Astuti

Umur : 14 Thn

Pendidikan : V111 (Delapan) MTs Hari/Tgl Wawancara : 12 Nov 2010

Pertanyaan.

T : Dari mana anda mengetahui keberadaan Yayasan Al-Fikr? J :Dari tetangga.

T : persyaratan apa yang anda berikan sebelum anda masuk ke Yayasan Al-Fikr?

J : Foto 3*9 2 lembar, poto copy ijasah, nomor nem.

T : Apa saja peran atau kegiatan yang anda ketahui di Yayasan Al-Fikr? J : Penghafalan ayat suci Al-Qur’an.

T : Apakah Yayasan Al-Fikr sangat membantu anda? J : Ya, karena pelajaranya tentang agama dan sangat mudah.

T: Siapa yang membantu membiayai seluruh kebutuhan anda selama di Yayasan Al-Fikr?

J : BSM DEPAG.

T : Sampai kapan pihak yayasan membiayai anda? J : Gk tau yah mungkin sampai lulus kali.

T : Apa saja factor keberhasilan pihak Yayasan Al-Fikr? J : siswa/i nya bisa membaca Al-Qur’an.


(6)

T : Apa saja yang menjadi factor penghambat pihak Yayasan Al-Fikr? J : Pak bangkunya sudah patah.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui konsultasi?

J : saya konsultasi nya dengan pak Asep atau dengan wali kelas.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui kesehatan?

J : Kalu ada siswa MTs yang sakit di bawa ke pukesmas.gratis

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui pendidikan?

J : Bisa mengetahui ilmu pengetahuan hukum islam.dan kami bisa menghafal Al-Quran.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui keterampilan?

J : Qosidah, tilawah, dakwah dan theater. Silat.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui keagamaan?

J : Membaca ayat suci Al-Qur’an setiap pagi.

T : Apa yang anda ketahui tentang kegiatan pelayanan social Yayasan Al-Fikr melalui hiburan dan rekresi?

J : Out bond

TandaTangan