Pendahuluan Klenteng Kwan Sing Bio Serta Pengaruh Serta Pengaruhnya Terhadap Keberaragamaan Warga Tionghoa Kota Tuban

BAB I Latar Belakang Masalah

A. Pendahuluan

Bangsa Indonesia sebagaimana yang kita ketahui terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan budaya. Keanekaragaman ini menandakan, bahwa bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang plural, dan masing-masing dari mereka berupaya dan berusaha untuk mengembangkannya melalui berbagai bidang baik sosial, pendidikan dan berbagai bidang guna membangun sebuah negara yang harmonis, humanis dan pluralis. Fakta pluralitas juga humanis dapat dilihat dengan kepedulian sosial keagamaan yang tinggi, di antaranya dengan dibangunnya tempat- tempat ibadah seperti masjid, gereja, klenteng, vihara dan lain-lain. Pada dasarnya semua agama selalu mengajarkan hal-hal kebaikan pada semua umatnya, serta saling toleransi terhadap sesama umat manusia tidak terkecuali. Dalam hubungan kemanusiaan, semua agama mengenal ajaran kasih sayang sesama manusia dalam konteks Hablun Minannas. Dalam setiap agama, kita akan mendapatkan berbagai macam ajaran dan doktrin mengenai agama tersebut. Dalam konsep kerukunan umat beragama tentunya doktrin keagamaan tersebut harus dihilangkan dan menyesuaikan konteksnya, tanpa bermaksud untuk menghilangkan doktrin ajaran agama. Bagaimanapun juga doktrin tersebut adalah sebagai bukti keimanan pemeluk agama masing-masing, dan bagaimanapun juga istilah kerukunan umat beragama adalah untuk menghilangkan rasa saling curiga dan menimbulkan rasa tentram terhadap sesama umat manusia. Dalam berbagai tempat peribadatan orang Tionghoa tentunya kita akan menemui ciri dan kekhasan masing-masing, baik itu dalam segi bangunan, simbol, tempat atau bahkan sesuatu Dewa atau yang dianggap sebagai yang dituakan yang diagungkan. Karena antara klenteng yang satu dengan yang lain pengagungan dewa tidak ada yang sama 1 , begitu pula mengenai berbagai patung-patung yang terdapat dalam klenteng. Nama klenteng pada masa pemerintahan Orde Baru sempat dihilangkan dan harus diganti dengan nama wihara, hal itu dikarenakan pemerintah melakukan diskriminasi terhadap warga Tionghoa, bahkan jika mereka ingin melaksanakan perayaan yang berbau etnis Tiongoa, pemerintah tidak memperbolehkanya, seperti Cap Gomeh, Imlek dan lain-lain 2 . Meskipun istilah Klenteng hanya terdapat di Indonesia, namun klenteng adalah sebagai sarana pemersatu dan kebersamaan warga keturunan Tionghoa. Meski mereka orang Tionghoa berbeda agama dan keyakinan, namun warga keturunan dapat bersama dan rukun. Seharusnya ini dapat dijadikan contoh oleh banyak orang tentang bagaimana cara untuk hidup rukun damai meski berbeda agama. Bukankah Indonesia sendiri mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal ini yang harusnya disadari oleh 1 Karena dalam klenteng kerapkali berkenaan dengan dewa dewi yang di agungkan di dalamnya misalnya klenteng Kwan Sing Bio dewa yang di agungkan adalah Kwan Sing Tee Koen sedangkan Klenteng sedangkan klenteng Tjoe Ling Kiong dewa yang diagungkan adalah Thian Sang Seng Bo, yang terletak di depan alun-alun Tuban. 2 Untuk pembahasan lebih lanjut tentang diskriminasi keturunan Tionghoa baca Leo Suryadinata, Negara Dan Etnis Tionghoa. Jakarta, LP3ES : 2002. h. 16 semua kalangan, bahwa perbedaan bukan berarti bahwa kita tidak mengenal satu dengan yang lain. Sebagaimana di dalam klenteng akan banyak kita temui tentang berbagai patung yang disembah oleh penganut agama masing-masing akan tetapi mereka tetap menghormati dan menjaga kekhusu’an ibadah penganut agama lain tanpa mengusiknya. Selain itu klenteng dapat juga digunakan sebagai sarana dan tempat berbagai kegiatan, baik tradisi agama maupun kebudayaan bagi warga Tionghoa. Ibadah adalah sebagai institusi publik dan merupakan fokus peribadatan suatu komunitas, dengan begitu pengaruh tempat peribadatan akan menyebar luas kepada seluruh umat. Seseorang yang melakukan peribadatan secara individu adalah sebagai sebuah konsekuensi dari kenyataan bahwa ia tumbuh dan dibesarkan dalam sebuah komunitas sosial, organisasi, yang tradisinya disimbolisasikan dan dirayakan dalam ritus-ritus, ibadah dan kepercayaan kolektif. 3 Selain itu tentunya sebuah tempat ibadah akan dapat memberi kontribusi terhadap masyarakat sekitar baik dari segi sosial maupun moral, karena bagaimanapun juga akan membawa dampak tersendiri terhadap para penganut dan anggotanya. Masyarakat awam umumnya hanya tahu, bahwa klenteng adalah tempat ibadah orang-orang Tionghoa, dan terkadang yang mereka tahu bahwa klenteng adalah tempat persembahyangan orang-orang Tionghoa yang menyembah patung 3 . Azumardi Azra ed Agama Dalam Keragaman Etnik Di Indonesia. Jakarta. Litbang Depag RI 1998. h.xv dewa-dewa. Tanpa mengetahui bahwa dalam klenteng tersebut terdapat tiga ajaran agama atau Tri Dharma Tata letak klenteng tentunya mempunyai maksud dan tujuan, begitu juga dengan segala pernak perniknya, bangunan dengan ciri khas membubung ke atas dengan dua ekor naga di atasnya, baik di klenteng itu sendiri maupun di pintu gerbangnya. Klenteng Kwan Sing Bio adalah sebuah klenteng yang terbesar di wilayah Jawa Timur dengan fasilitas bangunan megah di dalamnya. Hal ini memungkinkan untuk menampung pengunjung yang datang dalam acara keagamaan maupun yang lain ke tempat ini. Di Tuban, kota yang terkenal dengan sebutan kota Tuak Tuak adalah semacam minuman yang memabukkan, terdapat bangunan Klenteng yang berada di depan pantai dengan jarak sekitar 10 meter tanpa adanya penghalang, seolah memberi kesan sangat istimewa. Selain itu patung kepiting raksasa yang terdapat di atas pintu gerbang ini dianggap sebagai keunikan tersendiri sehingga orang akan merasa aneh jika melihat kenyataan tersebut, karena patung tersebut hanya dapat ditemukan di klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Sedangkan arti dari simbol tersebut adalah bahwa setiap pelajar yang masuk ke dalam klenteng tersebut lalu bersembahyang, maka cita-citanya akan terkabulkan dan menjadi orang sukses. Dari sinilah penulis mengambil tema Pengaruh Klenteng Kwan Sing Bio Terhadap Keberagamaan Warga Tionghoa. Guna mengetahui bagaimana kontribusi pihak Klenteng Kwan Sing Bio terhadap keberagamaan anggotanya umat Tri Dharma, khususnya warga Tionghoa. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi pembahasannya pada Klenteng Kwan Sing Bio serta pengaruhnya terhadap warga Tionghoa Tuban Jawa Timur yang terletak di depan lautan. Warga Tionghoa yang dimaksud adalah mereka yang berada di lingkungan klenteng Kwan Sing Bio. Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kiprah klenteng Kwan Sing Bio terhadap keberagamaan warga Tionghoa kota Tuban. 2. Apa saja unsur-unsur klenteng Kwan Sing Bio 3. Kenapa mereka lebih sering mengunjungi klenteng Kwan Sing Bio.

C. Tinjauan Pustaka