B. Audit Laporan Keuangan
1. Perlunya audit atas laporan keuangan Laporan keuangan merupakan alat pengakumulasian dan proses
informasi dalam akuntansi keuangan yang secara berkala dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang menggunakannya. Informasi yang disajikan
harus dengan benar agar informasi tersebut berguna bagi siapa saja untuk pengambilan keputusan. Kegiatan analisis laporan keuangan merupakan
salah satu media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai bahan dalam proses pengambilan
keputusan. Menurut Syafri 2008:190 analisis laporan keuangan adalah:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupuan data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Menurut Kasmir 2008 laporan keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan posisi keuangan
perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu, maksudnya adalah kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan labarugi. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga
bulan atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan luas dilakukan satu tahun sekali. Selain itu dapat
diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.
21
Menurut Abdul 2001:48 ada empat alasan menjawab pertanyaan mengapa audit atas laporan keuangan perusahaan ditentukan, yaitu:
a. Perbedaan kepentingan Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik
antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan. Manajemen mempunyai
kepentingan untuk mempertahankan jabatannya. di pihak lain, antara pemakai
laporan keuangan
sendiripun mempunyai
berbagai kepentingan yang berbeda terhadap pelaporan keuangan perusahaan.
b. Konsekuensi Laporan keuangan merupakan informasi penting bagi pemakai.
Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Para
pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip
akutansi yang berlaku umum, dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti
tentang laporan keuangan. c. Kompleksitas
Dunia bisnis selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akutansi dan proses penyajian laporan keuangan
semakin kompleks. Yang mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan.
22
d. Keterbatasan akses Jika para pemakai ingin mengakses data secara langsung, akan
menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga. Oleh karena itu perlu mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu
auditor independen. Agoes 1999 menyatakan bahwa laporan keuangan yang
merupakan tanggungjawab manajemen perlu diaudit oleh kantor akuntan publik KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena:
a. Jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini unqualified wajar tanpa pengecualian dari KAP, berarti pengguna laporan
keuangan bisa yakin bahvva laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi
yang Berlaku Umum PABU. c. Perusahaan yang go publik harus memasukkan audited financial
statements ke BAPEPAM paling lambat 120 hari setelah akhir tahun
buku. d. SPT yang didukung oleh audited fianancial statements lebih dipercaya
oleh pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.
23
2. Tujuan Audit Tujuana audit menurut Boynton, dkk 2003:5 adalah sebagai
berikut: ”Tujuan audit secara spesifik adalah asersi manajemen, asersi manajmen
ini merupakan pedoman auditor untuk merencanakan pengumpulan bukti audit.”
Adapun lima asersi manajemen yang gariskan dalam GAAS, adalah sebagai berikut:
a. Keberadaan dan keterjadian b. Kelengkapan
c. Hak dan kewajiban d. Penilaian atau alokasi
e. Penyajian dan pengungkapan Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan audit secara umum adalah
sebagai berikut: a. Melakukan penilaian risiko mengenai pengembangan, pemeliharaan,
dan operasi sistem. b. Memverifikasi bahwa orang-orang dengan pekerjaan yang tidak
kompatibel telah dipisah sesuai dengan tingkat potensi risikonya. c. Memverifikasi bahwa pemisahan tersebut dilakukan dalam cara yang
dapat mendorong lingkungan kerja dimana hubungan formal, bukan informal, ada antar pekerjaan yang tidak saling bersesuaian tersebut.
24
3. Standar Auditing Standar auditing terdiri atas tiga bagian, pertama, bagian yang
mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor standar umum. Kedua, bagian yang mengatur mengenai
pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit standar pekerjaan lapangan. Ketiga, bagian yang mengatur tentang pertimbangan
yang digunakan dalam penyusunan laporan audit standar pelaporan. a. Standar Umum
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar
pertama ini menuntut kompetensi teknis seorang auditor yang melaksanakan audit.
Menurut Abdul 2001:37 kompetensi ini ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1 Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor.
2 Pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing.
3 Pendidikan profesional yang berkelanjutan. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Kompetensi saja belum cukup bagi seorang auditor. Auditor juga
dituntut independen atau bebas dari pengaruh klien dalam 25
melaksanakan auditing dan melaporkan temuan serta dalam
memberikan pendapat. Dalam
pelaksanaan audit
dan penyusunan
laporan keuangannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama. Auditor yang berpengalaman harus mengkaji secara kritis pekerjaan dan judgement yang dibuat oleh para
stafnya. Kualitas jasa yang diberikan auditor sangat tergantung pada kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan audit dan dalam
menyusun laporan audit. b. Standar pekerjaan lapangan
Pekerjaan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten disupervisi dengan semestinya. Pekerjaan audit
direncanakan secara memadai agar audit dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan. Pemahaman struktur pengendalian intern klien akan digunakan untuk:
1 Menentukan mengidentifikasikan salah saji yang potensial. 2 Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji
yang material. 3 Merancang pengujian substantif.
26
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
c. Standar Pelaporan Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum, yang mengharuskan auditor mengidentifikasikan dan menggunakan prinsip
akuntansi berlaku umum sebagai kriteria yang memadai untuk mengevaluasi asersi yang dibuat manajemen. Perkembangan dunia
bisnis yang pesat menuntut dunia akuntansi untuk selalu menyesuaikan diri dan mengembangkan diri.
Konsistensi merupakan suatu konsep di dalam akuntansi yang menunlut diterapkannya standar secara terus-menerus, tidak diubah-
ubah kecuali dengan alasan yang dapat dibenarkan. Konsistensi sangat diperlukan untuk mendukung komparabilitas laporan keuangan dari
suatu periode ke periode berikutnya. 4. Proses Audit
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah telah
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum GAAP. Prosess
diagnostik untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin 27
mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah
langkah. Berikut adalah langkah-langkah pokok yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan: a. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
b. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan c. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna
laporan keuangan d. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
e. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur
untuk memahami
pengendalian intern,
melaksanakan pengujian
pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif f. Menetapkan bagimana penggunaan bukti untuk mendukung suatu
pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
g. Mengkomunikasikan temuan-temuan Sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu
mempertimbangkan apakah ia akan menerima atau menolak perikatan audit dari calon kliennya. Jika auditor memutuskan untuk
menerima perikatan audit dari calon kliennya, ia akan melaksanakan audit dalam
beberapa tahap.
28
Menurut Mulyadi 2002:121 Proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap berikut ini:
a. Penerimaan perikatan audit Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing
mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan
kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.
Didalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari
enam tahap berikut ini: 1 Mengevaluasi integritas manajemen
2 Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa 3 Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
4 Menilai independensi 5 Menentuan
kemampuan untuk
menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan 6 Membuat surat perikatan audit
b. Perencanaan audit Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh
auditor adalah perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
29
yang dibuat oleh auditor. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencakan auditnya:
1 Memahami bisnis dan industri klien 2 Melaksanakan prosedur analitik
3 Mempertimbangkan tingkat materialitas awal 4 Mempertimbangkan risiko bawaan
5 Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun
pertama 6 Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
7 Memahami pengendalian intern klien c. Pelaksanaan pengujian audit audit test
Tahap ketiga pekerjaan audit adalah pelaksanaan pengujian audit. Tahap ini juga disebut dengan “pekerjaan lapangan”.
Pelaksanaan pekerjaan lapangan ini harus mengacu ke tiga standar auditing yang termasuk dalam kelompok “standar pekerjaan
lapangan”. Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektifitas pengendalian intern
klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Tahap pelaksanaan pengujian audit ini mencakup sebagian besar pekerjaan audit.
Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian test
, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan berikut ini:
30
1 Pengujian analitik analytical test Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara
mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dsengan data yang lain.
2 Pengujian pengendalian test of control Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang
dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama ditunjukan untuk
mendapatkan informasi mengenai: a Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan
b Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut c Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut
3 Pengujian subtantif substantive test Pengujian subtantif merupakan prosedur audit yang
dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan
keuangan. d. Pelaporan audit
Tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan adalah pelaporan audit. Pelaksanaan tahapini harus mengacu ke “standar
pelaporan”. Ada dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini:
31
1 Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik simpulan
Semua prosedur
audit yang
diperlukan selesai
dilaksanakan, auditor perlu menggabungkan informasi yang dihasilkan melalui berbagai prosedur audit tersebut untuk menarik
simpulan secara menyeluruh dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat subjektif
sifatnya, yang sangat tergantung pada pertimbangan profesional auditor.
2 Menerbitkan laporan keuangan Akhir proses audit adalah penyajian laporan audit adalah
penyajian laporan audit audit report yang berisi pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan auditan. 5. Laporan Audit
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis
yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraph yaitu, paragraph pengantar introducrory paragraph,
paragraph lingkup scope paragraph, dan paragraf pendapat opinion paragraph
. 32
Berdasrkan standar pelaporan yang keempat bahwa laporan audit harus berupa suatu petunjuk yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor serta
tingkat tanggungjawabnya atas laporan keuangan. oleh karena itu standar Profesional Akuntan Publik SPAP menyediakan standar kalimat yang
digunakan dalam laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dapat memahami laporan audit tersebut. Berikut adalah standar laporan audit
baku dalam SPAP: a. Judul laporan
Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan yang tercantum kata independen. Sebagai contoh, “Laporan
Audit Independen”, “Laporan dari auditor independen” atau “Pendapat Akuntan Independen.” Kewajiban untuk mencantumkan
kata independen dimaksudkan untuk memberitahukan para pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan
secara objektif dan tidak memihak. b. Alamat laporan audit
Laporan audit umumnya ditunjukan kepada perusahaan, para pemegang saham atau dewan direksi perusahaan.oleh karena itu
laporan audit dialamatkan kepada para pemegang saham untuk menunjukan bahwa auditor independen terhadap perusahaan dan
dewan direksi perusahaan.
33
c. Paragraf pendahuluan Paragraf pendahuluan berisi pernyataan sederhana bahwa
kantor akuntan public telah melaksanakan audit. Pernyataan ini tentang laporan keuangan yang menjadi objek audit, pernyataan
bahwa tanggungjawab tentang laporan keuangan berada ditangan manajemen, dan penyataan bahwa tanggungjawab tentang pendapat
atas laporan keuangan berada ditangan auditor. d. Paragraf lingkup
Auditor menyatakan bahwa audit atas laporan keuangan didasarkan atas standar auditing yang ditetapka Ikantan Akuntan
Indonesia IAI, penjelasan singkat tentang standar auditing dan pernyataan tentang keyakinan auditor bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Standar auditing yang secara implisit termasuk
dalam paragraf lingkup audit adalah semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan.
e. Paragraf pendapat Auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan
dan dalam merumuskan paragraf pendapat, auditor berpedoman pada empat standar pelaporan yang terdapat dalam standar auditing.
Paragraf ini menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil proses audit yang telah dilakukan, serta pemberian pendapat auditor.
34
f. Nama Kantor Akuntan Publik KAP Nama KAP mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau
praktisi yang telah melakukan proses audit. Umumnya yang dituliskan adalah nama Kantor Akuntan Publik KAP karena seluruh bagian
dari akuntan publik bertanggungjawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan agar kualitas pekerjaan audit
memenuhi standar profesi. g. Tanggal laporan audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah tanggal tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur
audit terpenting dilokasi pemeriksaan. Tanggal ini merupakan tanggal yang penting bagi para pengguna laporan karena tanggal laporan
tersebut menunjukan
kapan saat
terakhir auditor
masih bertanggungjawab atas peristiwa penting terjadi setelah tanggal
laporan keuangan.
C. Ketepatwaktuan Laporan Keuangan Audit Delay