Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Kategori Tahun
2004 Tahun
2005 Tahun
2006 Tahun
2007 Perusahaan Finansial
19 20
21 15
Perusahaan Manufaktur 20
20 20
15 Jumlah
39 40
41 30
Sumber: Data dari BEI
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriftif digunakan untuk menggambarkan data dalam
bentuk kuantitatif dengan tidak menyertakan pengambilan keputusan melalui hipotesis. Data dipresentasikan ke dalam bentuk deskriftif tanpa
diolah dengan teknik-teknik statistik lainnya Sarwono 2009:35.
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
39Size 150
9.3 13.8
11.593 .9888
Age 150
53 9411
3812.63 2043.327
UK 150
1 .43
.496 SKP
150 1
.26 .440
OA 150
1 .54
.500 AD
150 17
127 68.99
21.808 Valid N
listwise 150
Sumber: Data di olah
69
Tabel Analisis Descriptive Statistics diatas mempunyai maksud sebagai berikut:
1. Nilai minimum untuk Size ukuran perusahaan diukur berdasrkan total aktiva adalah sebesar Log 9,3 atau sama dengan 0,97 T, nilai
maksimum sebesar Log 13,8 atau sama dengan 1,14 T, rata-rata size ukuran perusahaan sebesar Log 11,593 atau sama dengan 1,06 T dan
standar deviasi sebesar Log 0,9888 atau sama dengan 0,005 T. 2. Nilai minimum untuk Age umur perusahaan diukur berdasarkan
lamanya hari sejak perusahaan tercatat efektif di BEI adalah sebesar 53 hari, nilai maksimum sebesar 9411 hari, rata-rata
age umur
perusahaan sebesar 3812,63 hari, dan standar deviasi sebesar 2043,327.
3. Nilai minimum untuk UK ukuran KAP diukur berdasarkan dummy variable
adalah sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, rata-rata UK ukuran KAP sebesar 0,43 dan standar deviasi sebesar 0,496.
4. Nilai minimum untuk SKP struktur kepemilikan perusahaan diukur berdasarkan dummy variable adalah sebesar 0, nilai maksimum sebesar
1, rata-rata SKP struktur kepemilikan perusahaan sebesar 0,26 dan standar deviasi sebesar 0,44.
70
5. Nilai minimum untuk OA opini audit diukur berdasarkan dummy variable
adalah sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, rata-rata OA opini audit sebesar 0,54 dan standar deviasi sebesar 0,5.
6. Nilai minimum untuk AD audit delay diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup tahun buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai
dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen adalah sebesar 17 hari, nilai maksimum sebesar 127 hari, rata-rata AD
audit delay sebesar 68,99 hari dan standar deviasi sebesar 21,808
hari. Berdasarkan hasil anlisis statistik desktiftif tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata audit delay AD yang terjadi adalah sebesar 68,99 hari. Nilai rata-rata audit delay ini berbeda dengan hasil
penelitian-penelitian sebelumnya. Nilai rata-rata audit delay pada penelitian kali ini lebih panjang jika dibandingkan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Budi, nilai rata-rata audit delay yang diperoleh dalam penelitian Budi adalah sebesar 54 hari dan nilai rata-rata audit delay AD
pada penelitian kali ini lebih pendek dari hasil penelitian- penelitian lainnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hilma nilai rata-rata audit
delay yang diperoleh adalah sebesar 72,24 hari, hasil penelitian Jeane dan
Rustiana sebesar 84,45 hari serta hasil penelitian Titik dan Maria nilai rata-rata audit delay yang diperoleh adalah sebesar 78,29 hari.
71
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot data yang ditunjukan menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi syarat asumsi normalitas.
Berikut ini adalah hasil dari uji analisis grafik normal P-P Plot:
Gambar 4.1 Output Pengujian Normalitas Data
Histogram
Dependent Variable: AD
40 30
20 10
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: AD
1.0 0.8
0.6 0.4
-3 -2
-1 1
2 3
Mean =-2.52 E-16
Std. D ev. = 0. 0.2
0.0 0.0
0.2 0.4
0.6 0 .8
1 .0
Regression Standardized Residua l
983 N =150
Observed Cum Prob
Sumber: Data diolah
Berdasrkan P-P Plot grafik diatas dapat dilihat bahwa data titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Begitupun dengan grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal. Maka data layak digunakan dalam statistik
parametrik karena memenuhi asumsi normalitas. 72
Unstandardized Coefficients
Standa rdized
Coeffi cients
B 25.574
3.685 .001
-14.802 6.174
3.608 Std.
Error 20.726
1.704 .001
3.439 3.734
3.404 Beta
.167 .085
-.337 .125
.083
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Jika variabel independen saling berkolerasi maka, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen dan manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Berikut ini adalah hasil dari uji Multikolinearitas:
Tabel 4.3 Output Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Model 1
Constant T
Sig. 1.234 .219
Collinearity Statistics
Toler ance
VIF Size
Age UK
SKP OA
a Dependent variable: AD
Sumber: Data diolah 2.162 .032
.945 1.058 1.076 .284
.905 1.104 -4.304 .000
.921 1.085 1.653 .100
.994 1.006 1.060 .291
.926 1.080
73
Berdasrkan tabel coefficients nilai tolerance variabel size ukuran perusahaan, age umur perusahaan, UK ukuran perusahaan,
SKP struktur kepemilikan perusahaan dan opini audit berkisar antara 0,905 sampai 0,994 atu lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai
tolerance tersebut menunjukan tidaka ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi. c. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Model regensi yang baik adalah yang homoskedistisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran kecilsedang dan besar.
74
Berikut ini adalah hasil dari uji Heteroskedastisitas:
Gambar 4.2 Output Pengujian Heteroskedasitas
Scatterplot Dependent Variable: AD
2 1
-1 -2
-3 -2
-1 1
2 3
Regression Studentized Residual
Sumber: Data diolah
Dari grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka
0 pada sumbu Y. berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regensi
linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1sebelumnya. Jika terjadi
korelasi,maka dinamakan ada problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya.
75
Berikut ini adalah hasil dari uji Autokorelasi:
Tabel 4.4 Output Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.433a .187
.159 19.997
.966
a Predictors: Constant, OA, UK, SKP, Size, Age b Dependent Variable: AD
Sumber: Data diolah
Uji Autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Waston DW test. Berdasarkan tabel diatas nilai Durbin-Waston sebesar
0,966, nilai ini akan dibandingkan dengan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 150 n dan jumlah
variable independen 5 k=5, maka dari tabel Durbin-Waston didapatkan nilai dl batas bawah sebesar 1,665 dan du batas atas
sebesar 1,802. Karena nilai Durbin-Waston lebih besar dari 0 nol dan kurang dari 1,665 atau berada pada wilayah 0ddl dan tidak terdapat
autokorelasi positif, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi dan data tersebut
layak digunakan dalam penelitian.
76
3. Uji Hipotesis a. Uji R
2
Koefisien Determinasi Uji R
2
Koefisien Determinasi adalah untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi Adjusted R- Square. Nilai R
2
yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir sama semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi. Berikut ini adalah hasil dari uji R
2
Koefisien Determinasi:
Tabel 4.5 Uji R dan Adjusted
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.433a .187
.159 19.997
a Predictors: Constant, OA, UK, SKP, Size, Age b Dependent Variable: AD
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas nilai Adjusted R square sebesar 0,159. Angka Adjusted R square tersebut merupakan koefisien determinasi.
Besarnya koefisien determinasi 0,159 atau sama dengan 15,9 jumlah prediksi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay yang terjadi
dijelaskan dengan menggunakan variabel size, age, UK, SKP dan OA. Sedangkan sisanya, yaitu 84,1 100 - 15,9 dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor penyebab lainnya. Dengan kata lain, besarnya pengaruh
77
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B 25.574
3.685 .001
-14.802 6.174
3.608 Std.
Error 20.726
1.704 .001
3.439 3.734
3.404 Beta
.167 .085
-.337 .125
.083
variabel-variabel independen size, age, UK, SKP dan OA tersebut terhadap variabel dependen audit delay ialah sebesar 15,9.
Faktor-faktor penyebab lainnya yang diprediksi dapat
mempengaruhi audit delay adalah seperti yang diungkapkan dalam penelitian-penelitian terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Titik dan Maria 2005 mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit delay, faktor-faktor tersebut adalah solvability, liquidity,
dan item-item luar biasa danatau kontijensi extra. Pengaruh ROA return on asset dan Internal Auditor dalam penelitian
yang dilakukan oleh Luciana dan Lucas 2005. Pengaruh debt to total asset
dan pengumuman labarugi dalam penelitian Jeane dan Rustiana 2007. Serta profitabilitas dan solvabilitas dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sistya 2008. b. Koefisien Regresi
Berikut ini adalah hasil dari uji F Statistik:
Tabel 4.6 Koefisien Regresi dan Uji t Statistik
Coefficientsa
Model 1
Constant Size
Age UK
SKP OA
T Sig.
1.234 .219
2.162 .032
1.076 .284
-4.304 .000
1.653 .100
1.060 .291
a Dependent Variable: AD
Sumber: Data diolah
78
Koefisien regresi menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka konstan dan uji hipotesis signifikansi koefisien
regresi: Persamaan Regresinya:
Y = a + b x1 x2 x3 x4 x5 Y = 25,574 + 3,685 size + 0,001 age – 14,802 UK + 6,174 SKP
+ 3,608 OA Dimana:
Hasil diatas dapat dijelaskan bahwa Nilai konstanta sebesar 25,574 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu size, age,
UK, SKP dan OA dianggap konstan tidak ada penambahan, maka rata-rata audit delay sebesar 2557,4.
Selanjutnya nilai koefesien size sebesar 3,685 menunjukkan bahwa setiap penambahan size sebesar 1 akan meningkatkan audit
delay sebesar 368,5. Nilai koefesien age sebesar 0,001
menunjukkan bahwa setiap penambahan age sebesar 1 akan menngkatkan audit delay sebesar 0,1. Nilai koefisien UK sebesar –
14,802 menunjukkan bahwa setiap penambahan UK sebesar 1 akan menurunkan audit delay sebesar 1480,2. Nilai koefisien SKP
sebesar 6,174 menunjukkan bahwa setiap penambahan SKP sebesar 1 akan meningkatkan audit delay sebesar 617,4. Nilai koefisien
OA sebesar 3,608 menunjukkan bahwa setiap penambahan OA sebesar 1 akan meningkatkan audit delay sebesar 360,8.
79
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda, hasil penelitian ini menunjukan bahwa size ukuran perusahaan, age umur
perusahaan, SKP struktur kepemilikan perusahaan dan OA opini audit memilikik pengaruh yang positif terhadap AD audit delay.
Artinya semakin besar nilai dari variabel-variabel independen tersebut, maka akan semakin meningkatkan audit delay. Sedangkan
variabel UK ukuran KAP memiliki pengaruh yang negatif terhadap audit delay.
c. Uji t-statistik Uji t-Statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta
dan variabel-variabel independen. Uji t-statistik dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. T tabel diperoleh dengan
melihat tabel distribusi t pada alpha= 5. Hipotesis: H0= koefisien regresi tidak signifikan
H1= koefisien regresi signifikan Keputusan: Jika t hitung t tabel, maka H0 diterima.
Jika t hitung t tabel, maka H0 ditolak. Hasil uji t untuk variabel size ukuran perusahaan mempunyai
signifikansi 0,032 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel size ukuran perusahaan lebih besar dari 0,05 maka
H1 di terima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa size ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit
delay . Pengaruh size ukuran perusahaan terhadap AD audit delay ini
80
disebabkan karena semakin besar size ukuran perusahaan semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan. Jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki size ukuran perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan yang
berukuran besar mempunyai akun-akun yang lebih bervariasi dan mempunyai saldo akun yang lebih besar sehingga dibutuhkan waktu
yang lebih lama untuk proses pengauditannya. Sedangkan menurut Dyer dan Hugh 1975 dalam Jeaned dan Rustiana 2004 menyatakan
bahwa perusahaan yang besar cenderung melaporkan laporan keuangannya lebih cepat dibandingkan perusahaan yang lebih kecil
karena manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi masalah audit delay. Dorongan Ini disebabkan karena
perusahaan besar diawasi oleh para investor, asosiasi perdagangan dan oleh agen regulator. Disamping itu perusahaan besar meghadapi
tekanan yang kuat untuk menyampaikan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Hasil penelitian variable size ukuran perusahaah ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Titik dan Maria 2005,
Jeane dan Rustiana 2007 dan Sstya 2008 yang menunjukan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah asset size
perusahaan, begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Lucas 2006 ukuran perusahaan signifikan mempengaruhi
penyelesaian penyajian laporan keuangan. Namun hasil penelitian ini 81
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari 2007 dan Hilma 2007 yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil uji t untuk variabel age umur perusahaan mempunyai
signifikansi 0,284 yang berarti lebih besar dari 0.05. karena nilai hasil uji t untuk variabel age umur perusahaan lebih besar dari 0.05 maka
H2 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa age umur perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hal ini disebabkan karena baik perusahaan yang baru ataupun perusahaan yang memiliki umur lebih tua apabila perusahaan-
perusahaan tersebut mempunyai manajemen yang baik dan mempunyai akuntan yang kompten, maka perusahaan-perusahaan tersebut dapat
menyajikan laporan keuangannya dengan baik, karena akuntan publik yang mengaudit perusahaan tersebut tidak akan mengalami masalah
keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan atau audit delay. Hasil penelitian variable age umur perusahaan ini serupa
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilma 2007 yang menunjukan bahwa variabel age umur perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Lucas
2006 yang menunjukan bahwa age umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
82
Hasil uji t untuk variabel UK ukuran KAP mempunyai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0.05. karena nilai hasil
uji t untuk variabel UK ukuran KAP lebih kecil dari 0.05 maka H3 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa UK ukuran
KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Pengaruh UK ukuran perusahaan terhadap audit delay ini disebabkan karena
KAP besar the Big Four dianggap memiliki akuntan publik yang telah memenuhi standar umum sebagai auditor, dimana seorang auditor harus
memiliki skil yang baik, harus independen dan harus menggunakan keahliannya secara cermat sehingga para auditor dapat menyelesaikan
tugas auditnya secara tepat waktu dan terhindar dari masalah audit delay.
Selain itu KAP besar dianggap mempunyai pengalaman yang lebih banyak dan mendapatkan insentif yang lebih besar dari pada KAP
kecil, oleh karena itu untuk mempertahankan eksistensinya maka KAP besar akan selalu berupaya untuk menyelesaikan penyajian laporan
keuangan auditannya secara tepat waktu. Hasil penelitian variable UK ukuran KAP ini serupa dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari 2007 dan Sstya 2008 yang menunjukan bahwa variabel UK ukuran KAP berpengaruh
secara signifikan audit delay. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Titik dan Maria 2005 dan
Jeane dan Rustiana 2007 yang menunjukan bahwa UK ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
83
Hasil penelitian
variable Perusahaan
ini berbeda dengan
Hasil uji t untuk SKP Struktur Kepemilikan Perusahaan mempunyai signifikansi 0,100 berarti lebih besar dari 0.05. karena nilai
hasil uji t SKP Struktur Kepemilikan Perusahaan lebih besar dari 0.05 maka H4 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SKP
Struktur Kepemilikan Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan baik perusahaan yang
melakukan pemisahan atapun tidak, antara pemilik perusahaan dengan managernya apabila melakukan kontrol yang kuat cenderung akan
memiliki performansi perusahaan yang baik dan dapat menyajikan laporan keuangna perusahaannya dengan baik maka akuntan publik
yang mengaudit perusahaan tersebut tidak akan mengalami masalah keterlambatan penyajian laporan keuangan atau audit delay.
SKP Struktur
Kepemilikan hasil penelitian mengenai SKP
Struktur Kepemilikan Perusahaan sebelumnya yang dilakukan oleh Maman, Merita dan Mery 2006 yang menunjukan bahwa variabel
SKP Struktur Kepemilikan Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Hasil uji t untuk OA opini audit mempunyai signifikansi 0,291 berarti lebih besar dari 0.05. karena nilai hasil uji t OA opini audit
lebih besar dari 0.05 maka H5 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa OA opini audit tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan baik perusahaan 84
yang memperoleh pendapat unqualified atapun pendapat selain unqualified
apabila diaudit oleh KAP, yang terdiri dari auditor yang telah memenuhi standar umum sebagai auditor yang memiliki skil yang
baik, independen dan menggunakan keahliannya secara cermat maka para auditor dapat menyelesaikan penyajian laporan keuangan
auditannya secara tepat waktu dan terhindar dari masalah audit delay. Hasil penelitian variable OA opini audit ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari 2007 yang menunjukan bahwa OA opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Berdasarkan pada hasil analisis uji t-statistik, dari hasil penelitian
ini menunjukan bahwa variabel size ukuran peusahaan dan UK ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap AD audit delay.
Sedangkan untuk variabel-variabel independen lainnya yaitu, age umur perusahaan, SKP struktur kepemilikian perusahaan dan OA opini
audit tidak berpengaruh signifikan terhadap AD audit delay. d. Uji F Statistik
Uji F Statistik pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel independen dapat memprediksi atau memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi. Dengan syarat jika probabilitas memenuhi taraf signifikasi lebih kecil dari 0,05.
Dari hasil pengujian Anova atau F test didapat nialai F hitung sebesar 6,644 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil
85
dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi audit delay atau dapat dikatakan bahwa size, age, UK, SKP dan OA secara
bersama-sama berpengaruh terhadap AD audit delay. Berikut ini adalah hasil dari uji F Statistik:
Model
Tabel 4.7 Uji F Statistik
ANOVAb
Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 13282.805
5 2656.561 6.644
.000a Residual
57581.168 144
399.869 Total
70863.973 149
a Predictors: Constant, OA, UK, SKP, Size, Age b Dependent Variable: AD
Sumber: Data diolah
Berdasrkan hasil uji F, hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahwa size, age, UK, SKP dan OA secara bersama-sama berpengaruh
terhadap AD audit delay. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya 2008 yang menunjukan bahwa secara bersama-
sama terdapat pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel independen profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan
dan KAP terhadap variabel dependen audit delay. Dan bertolak belakang dengan hasil penelitian Titik dan Maria dimana hasil F test
terhadap audit delay secara serentak variabel asset, ROA, IA dan KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.
86
Hasil pengujian menunjukan bahwa size, age, UK ukuran KAP, SKP struktur kepemilikan perusahaan dan OA opini audit secara
bersama-sama berpengaruh terhadap AD audit delay. Semakin besar size
ukuran perusahan maka semakin memperpanjang audit delay hal ini disebabkan karena perusahaan yang berukuran besar mempunyai
akun-akun yang lebih bervariasi dan mempunyai saldo akun yang lebih besar sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses
pengauditannya. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya dan makin besar
pula tekanan untuk mengolah informasi tersebut. sehingga pihak manajemen perusahaan akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi
megenai pentingnya informasi, dalam mempertahankan eksistensi perusahaan. Pihak manajemen harus mengolah informasi tersebut
dengan baik untuk dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi
bagi pihak–pihak yang berkepentingan, akan membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat waktu Luciana dan Lucas
2006:5. Age
umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap terhadap AD audit delay
. Menurut Owusu–Ansah, dalam penelitian Rachmaf Saleh, mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih
tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah
87
memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan demikian laporan keuangan akan dapat disajikan lebih tepat waktu Luciana dan Lucas
2006:8. UK ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap terhadap AD
audit delay . Kantor akuntan publik besar the Big Four akan
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, dibandingkan dengan KAP biasa, karena KAP the Big Four diyakini
mempunyai kualitas auditor yang lebih baik, mempunyai banyak pengalaman dan memperoleh insentif yang lebih tinggi. Menurut Giling
1977 dalam Luciana dan Lucas 2006:275 menyatakan bahwa KAP the Big Four
dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk
menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Disamping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan
auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi
mereka. SKP struktur kepemilikan perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap terhadap AD audit delay. Perusahaan yang melakukan pemisahan antara pemilik dan manager lalu melakukan kontrol yang
kuat cenderung memiliki performansi perusahaan yang lebih jelek Maman, dkk 2006:17. Oleh karena itu struktur kepemilikian
perusahaan dapat mempengaruhi perfomansi perilaku dan perusahaan, 88
kaitannya dengan audit delay adalah perusahaan yang melakukan pemisahan antara pemilik dan manager lalu melakukan kontrol yang
kuat cenderung memiliki performansi perusahaan yang lebih jelek akan memperpanjang audit delay.
OA opini audit mempunyai pengaruh terhadap terhadap AD audit delay
. Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Whittred 1980 membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami
oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified wajar dengan pengecualian, dimana auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
89
90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan