Latar Belakang dan Masalah

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia mengalami kontak dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing. Menyadari kenyataan tersebut, semakin disadari bahwa pentingnya mempelajari bahasa asing yang dirasakan berguna bagi bermacam bidang kehidupan seperti agama, ilmu pengetahuan, perdagangan maupun ekonomi. Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa merupakan perwujudan tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan antara sesama manusia. Kemajuan ilmu dan teknologi juga menuntut setiap orang untuk terus menerus melakukan usaha peningkatan diri. Penguasaan bahasa asing menjadi salah satu aspek penting sebagai modal utama keunggulan sumber daya manusia berkualitas. Bahasa yang dimiliki oleh bangsa yang unggul dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki peluang menjadi Universitas Sumatera Utara 2 wahana komunikasi global. Terjadinya perubahan yang sedemikian pesat dalam dunia pendidikan dan pengaruh globalisasi, menyebabkan banyak hal yang harus dilakukan untuk mengikuti perkembangan tersebut, salah satunya yaitu mempelajari berbagai bahasa asing sebagai modal hubungan interaksi yang luas. Dalam dunia pendidikan saat ini, kemampuan berbahasa juga semakin diasah. Anak yang masih tergolong usia pemula untuk berbahasa juga telah diperkenalkan dengan pembelajaran bahasa asing di luar bahasa ibu yang telah dikuasainya. Hal ini dilakukan mengingat usia anak yang sangat produktif untuk menangkap hal-hal baru termasuk bahasa yang belum pernah didengarnya. Dipandang dari ilmu sosiologi, Fuller dan Jacobs 1973:168-208 mengidentifikasikan empat media sosialisasi yang menjadi jalinan kontak antara masyarakat yang satu dengan yang lain, yaitu : 1. Keluarga Pada awal kehidupan manusia biasanya media sosialisasi terdiri atas orang tua dan saudara kandung. Bagi masyarakat yang mengenal keluarga luas media sosialisasi dapat lebih luas yang mencakup nenek, kakek, paman, bibi dan sebagainya. Dalam proses kebahasaan yang terjadi pada anak, keluarga sebagai pranata sosial yang paling kecil dalam masyarakat turut ambil bagian dalam hal ini. Anak yang dalam tahap pemerolehan bahasa akan menerima dan menggunakan bahasa ibu. Chaer dan Agustina memberi pengertian bahasa ibu yaitu suatu sistem linguistik yang pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibu atau keluarga yang mendidik seorang anak tersebut. Dalam media sosialisasi keluarga inilah proses kebahasaan seorang anak dimulai. Universitas Sumatera Utara 3 2. Teman Bermain Setelah mulai dapat bepergian, seorang anak mempunyai media sosialisasi yang lain yakni teman bermain, baik yang terdiri atas kerabat maupun tetangga dan teman sekolah. Di sini, seorang anak akan mempelajari berbagai kemampuan baru. Kalau dalam interaksi yang dipelajarinya di rumah melibatkan hubungan yang tidak sederajat seperti antara orang tua dan anak, kakek atau nenek dengan cucu, paman atau bibi dengan kemenakan maka dalam kelompok bermain seorang anak dapat lebih mudah berinteraksi karena merupakan teman sebaya. 3. Sekolah Media sosial selanjutnya adalah sistem pendidikan formal. Di sini seorang anak mempelajari hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga maupun dalam kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkannya untuk penguasaan peran-peran baru di kemudian hari di kala seseorang tidak tergantung lagi pada orang tuanya. Dalam kebahasaannya, pendidikan formal akan memperkenalkan sesuatu yang baru yang akan menambah pengetahuan anak dalam berbahasa. Dalam pendidikan formal ini juga, seorang anak akan diajarkan kapan penggunaan bahasa itu baik digunakan. 4. Media Massa Light, Keller, dan Calhoun 1989 mengemukakan bahwa media massa yang terdiri atas media cetak surat kabar, majalah maupun elektronik radio, televisi, film, internet merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sebagian besar orang. Seorang anak pada umumnya lebih tertarik dengan media massa cetak dan elektronik yang dapat memberikan pembelajaran daripada sesuatu Universitas Sumatera Utara 4 yang formal. Oleh sebab itu, tidak jarang lagi ditemukan informasi maupun hiburan-hiburan yang terdapat dalam media massa tersebut memakai beragam bahasa atau paling tidak untuk satu maupun dua kata dalam komunikasi maupun dalam penyampaian maksud dan tujuannya. Dalam media sosialisasi di atas terdapat media sekolah sebagai salah satu media sosialisasi anak yang memegang peranan penting dalam proses perkembangan anak. Anak yang sudah berusia 6 tahun akan memasuki sekolah atau bahkan ada yang lebih awal dari usia 6 tahun dengan harapan akan mempermudah anak dalam memasuki dunia sekolah sesungguhnya baik dalam proses belajar maupun dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Sekolah dasar SD menjadi tempat seorang anak untuk bertumbuh dalam dunia pendidikan. Demikian juga dengan proses berbahasa anak akan semakin dipertajam baik melalui kegiatan membaca, menulis maupun jalinan komunikasi yang diciptakan oleh guru. Oleh karena itu guru memiliki peranan penting dalam membentuk kualitas siswa khususnya dalam bidang kebahasaannya. Saat ini, sekolah dasar SD yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah sekolah dasar yang tidak sekedar mendidik siswa-siswanya dalam berbagai mata pelajaran akan tetapi juga dapat memberikan motivasi pada anak akan pentingnya pendidikan khususnya penguasaan bahasa asing sebagai modal utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari dan menyikapi perkembangan tersebut, beberapa lembaga pendidikan mendirikan kursus-kursus berbahasa asing khususnya bahasa Inggris bagi anak-anak yang masih di bawah umur. Demi mengembangkan program ini, pada sebagian daerah berkembang di Universitas Sumatera Utara 5 Indonesia terdapat sekolah dasar yang menggunakan dua bahasa dalam proses belajar mengajarnya. Hal ini menjadi sangat menarik karena anak yag masih dalam proses pemerolehan bahasa sudah diperkenalkan dengan satu bahasa baru yang tentunya masih sangat asing baginya. Dalam kenyataan tersebut, seiring dengan kebiasan yang terjadi dalam komunikasi antara guru dan anak tersebut, akhirnya anak itu mampu menggunakan bahasa asing yakni bahasa Inggris walaupun masih sangat sederhana dan terbatas. Walaupun demikian, komunikasi antara guru dan anak tetap berlangsung dan dapat saling memahami maksud yang ingin disampaikan. Dalam penelitian ini penulis melihat peristiwa kebahasaan yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Penggunaan dua bahasa atau lebih secara bergantian dengan memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa lain secara konsisten yang disebut dengan campur kode. Campur kode sebagai salah satu fenomena yang terjadi pada pembelajaran B2 tidak mungkin dihindarkan. Chaer dan Agustina 1995:164-165 mengemukakan bahwa penggunaan serpihan- serpihan dari bahasa lain yang bisa berupa kata, frase, dan dalam berbahasa Indonesia menyelipkan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Peristiwa campur kode ini secara sederhana dapat terjadi pada setiap penutur bahasa yang mampu menggunakan bahasa lain diluar bahasa ibunya baik secara sempurna maupun tidak. Peristiwa ini lazim terjadi pada masarakat yang bilingual. Universitas Sumatera Utara 6 1.1.2 Masalah Dalam perkembangan ilmu linguistik, penelitian tentang campur kode sudah sering ditemukan baik itu yang berhubungan dengan bahasa daerah maupun bahasa asing, dan umumnya penelitian dilakukan pada orang dewasa. Oleh karena itu, penulis merasa perlu meneliti campur kode penutur bahasa Indonesia oleh anak yang berusia 6-10 tahun yang masih dalam tahap pemerolehan bahasa. Adapun masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk campur kode pada anak usia 6-10 tahun? 2. Apakah penyebab terjadinya campur kode pada anak usia 6-10 tahun?

1.2 Batasan Masalah