Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian Kromosom dan Gen

suku berkembang di provinsi Sumatera Utara. Dari semua suku yang ada, sembilan diantaranya adalah suku asli dan empat suku pendatang. Keragaman suku-suku ini belum termasuk Jawa, Cina, dan India yang juga hidup berdampingan bersama mereka www.Indonesia.go.ididindex2.php?option=com_contentdu_pdf=1id=6036_.

1.2 Permasalahan

Secara umum penelitian sidik jari pada penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Pusat Kota Medan sudah pernah dilakukan oleh Simanjuntak 2003, dengan hasil bahwa persentase Loop Ulna pada penderita skizofrenia baik perempuan dan laki-laki lebih tinggi dari persentase pola Loop Ulna keseluruhan orang normal. Namun penelitian sidik jari penderita skizofrenia pada beberapa suku khususnya di Medan belum pernah dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pola sidik jari, jumlah rigi sidik jari, dan persentase pola sidik jari penderita skizofrenia pada beberapa suku di kota Medan.

1.4 Hipotesis Penelitian

Tidak ada perbedaan tipe pola sidik jari pada suku penderita skizofrenia dengan suku yang normal.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat agar dapat mengetahui pola sidik jari penderita skizofrenia pada suku tertentu sehingga dapat dilakukan berbagai pencegahan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kromosom dan Gen

Manusia berasal dari persatuan antara dua gamet, yaitu ovum sel telur dan spermatozoa. Sel-sel ini mengandung semua faktor, sehingga individu baru yang terbentuk mewarisi faktor tersebut secara organik dari kedua orangtuanya. Potensialitas pewarisan yang berada dalam sel telur yang telah dibuahi akan mengalami peristiwa “unfolded” memanjang, atau mengurai pada saat sel-sel membelah terus-menerus pada suatu lingkungan, mula-mula lingkungan prenatal dan kemudian lingkungan postnatal, kemudian bebas untuk meragamkan semua stadium dalam batas-batas yang sempit atau luas. Anak dan akhirnya orang dewasa ditentukan oleh konstitusi herediter yang diwariskan untuk keberadaanya yang mula-mula diterima dari orang tuanya, dan kemudian sifat-sifat alam ikut menentukan keberadaannya Roberts dan Pembrey, 1995. Menurut Emery 1992, ada dua macam kromosom, yaitu yang berhubungan dengan penentuan jenis kelamin yang disebut kromosom seks, dan sisanya adalah yang disebut autosom. Orang pertama yang menyelidiki dan mengidentifikasi kromosom seks adalah Henking. Pada manusia, baik yang laki-laki maupun perempuan mempunyai dua kromosom seks. Pada perempuan kedua kromosom seksnya sama yaitu XX, tetapi pada laki-laki salah satu kromosom seks sama seperti perempuan yaitu kromosom X sedang yang lain lebih kecil dan tidak terdapat pada perempuan. Kromosom ini disebut kromosom Y. Dengan demikian yang laki-laki dikatakan mempunyai konstitusi kromosom XY. Pada perempuan, tiap sel telur mengandung satu kromosom X, tetapi pada yang laki-laki satu spermatozoon dapat mengandung satu kromosom X atau satu kromosom Y. Universitas Sumatera Utara Karena sel-sel sperma separuh terdiri daripada kromosom X dan separuh dari kromosom Y, maka secara teoritis ada kemungkinan yang sama untuk pembuahan anak laki-laki dan anak perempuan. Kenyataan menunjukkan bahwa lebih banyak dilahirkan anak laki-laki daripada anak perempuan, pada umumnya dilahirkan 106 anak laki-laki dalam perbandingan dengan 100 anak perempuan. Hal ini diduga karena sperma Y lebih kecil dan lebih gesit daripada sperma X hingga lebih mudah dapat menerobos dinding telur Haditono, 1998.

2.2 Multifaktor dan poligenik