Latar Belakang Kesimpulan dan Saran 24

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan mengenai gambaran sulur ujung jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki dikenal sebagai dermatoglifi, dan gambaran sulur ini dikenal dengan pola dermatoglifi. Pola dermatoglifi merupakan salah satu variasi biologis yang berbeda dari satu kelompok ras dengan kelompok yang lain, antara perempuan dan laki-laki bahkan kembar monozigot. Sebelum kehamilan 12 minggu faktor lingkungan dapat mempengaruhi dermatoglifi. Hal inilah yang menyebabkan banyak ahli yang menduga setiap gangguan lingkungan sebelum usia 12 minggu kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan embrio dan juga dapat mempengaruhi garis tangan dan sidik jari. Pola dermatoglifi ini juga tidak akan berubah sejak usia kehamilan 21 minggu, sehingga sudah sejak lama dermatoglifi digunakan sebagai alat identifikasi diri Sufitni, 2007. Sidik jari manusia merupakan salah satu contoh untuk mengetahui peranan poligen. Pola sidik jari setiap individu tidak memiliki kesamaan, walaupun terlahirkan secara kembar identik. Berdasarkan sistem Galton, sidik jari dapat dibedakan menjadi 3 pola dasar yaitu: bentuk lengkung atau “arch” diinisialkan A, bentuk sosok atau “loop” diinisialkan L dan bentuk lingkaran atau “whorl” diinisialkan W. Pada ujung jari-jari tangan setiap manusia terdapat garis-garis serta alur yang membentuk gambaran sidik jari. Perhitungan banyaknya rigi dilakukan mulai triradius sampai ke pusat dari pola sidik jari Suryo, 1989. Skizofrenia merupakan kelompok gangguan psikosis atau psikotik yang ditandai terutama oleh distorsi-distorsi mengenai realitas, juga sering terlihat adanya perilaku menarik diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi dan fragmentasi dalam Universitas Sumatera Utara hal persepsi, pikiran dan kognisi Wiraminaradja dan Sutardjo, 2005. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang cacat Ingram et al, 1993. Sampai saat ini penyebab dari gangguan skizofrenia ini masih belum diketahui secara pasti. Banyak faktor yang berpengaruh untuk timbulnya gangguan skizofrenia salah satu diantaranya adalah faktor genetik Westa, 1995. Pentingnya faktor genetik telah dibuktikan secara menyakinkan. Risiko skizofrenia bagi masyarakat umum 1 persen, pada orangtua 5 persen, pada saudara kandung 8 persen dan pada anak 10 persen. Gambaran terakhir ini menetap walaupun anak telah dipisahkan dari orangtua sejak lahir. Pada kembar monozigot 30-40 persen Ingram et al, 1993. Gen-gen bertanggung jawab membuat sebagian individu rentan terhadap skizofrenia. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu gen tunggal pun yang bertanggung jawab atas terjadinya skizofrenia, melainkan banyak gen Durand dan Barlow, 2007. Skizofrenia bersifat universal, menimpa semua ras dan kultural. Tetapi, jalur dan akibat skizofrenia bervariasi dari budaya ke budaya. Sebagai contoh, di Kolombia, India, dan Nigeria, lebih banyak orang yang mengalami kemajemukan signifikan atau sembuh sama sekali dibanding di negara-negara lain. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh variasi kultural atau pengaruh biologis yang menonjol seperti imunisasi. Di Amerika Serikat, lebih banyak orang Afrika-Amerika yang menerima diagnosis skizofrenia dibanding orang kulit putih. Penelitian di Inggris maupun Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang-orang dari kelompok-kelompok etnis minoritas yang dinilai lebih rendah. Dengan kata lain, mereka lebih banyak menerima diagnosis skizofrenia dibanding para anggota kelompok dominan. Kemungkinan adanya faktor varian-varian genetik yang unik untuk kelompok ras tertentu yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan skizofrenia Durand dan Barlow, 2007. Sumatera Utara dikenal sebagai provinsi multikultural, di dalamnya terdapat berbagai etnis. Selain Batak dan Melayu yang menjadi penduduk asli provinsi ini, ada banyak kelompok etnis lainnya juga yang hidup berdampingan. Setidaknya ada 13 Universitas Sumatera Utara suku berkembang di provinsi Sumatera Utara. Dari semua suku yang ada, sembilan diantaranya adalah suku asli dan empat suku pendatang. Keragaman suku-suku ini belum termasuk Jawa, Cina, dan India yang juga hidup berdampingan bersama mereka www.Indonesia.go.ididindex2.php?option=com_contentdu_pdf=1id=6036_.

1.2 Permasalahan