akan menderita kelainan bawaan. Faktor lingkungan dapat menyebabkan 8 – 10 kelainan bawaan.
Ciri-ciri normal yang diwariskan dengan cara mutifaktorial adalah: inteligensi, tinggi badan, warna kulit, jumlah total rigi sidik jari, beberapa komponen refraksi
mata dan mungkin tekanan darah. Ciri-ciri abnormal yang dapat diwariskan dengan cara ini adalah: kelainan kongenital tertentu, hipertensi, diabetes melitus, spondilitis
ankilosa, artritis reumatoid, ulkus peptik dan penyakit jantung iskemik. Masing- masing sifat ini dianggap sebagai hasil kerja banyak gen, yang masing-masing
pengaruhnya kecil tetapi satu sama lain saling menambah, ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan, tetapi kekurangan yang lain juga mungkin Emery, 1992.
2.3 Sidik Jari
Identifikasi biometrik didasarkan pada karakteristik alami manusia, yaitu karakteristik fisiologis dan karakteristik perilaku seperti wajah, sidikjari, suara, telapak tangan, iris
dan retina mata, DNA, dan tandatangan. Identifikasi biometrik memiliki keunggulan dibanding dengan metode konvensional karena tidak mudah dicuri atau digunakan
oleh pengguna yang tidak berwenang. Sistem pengenalan sidik jari lebih sering
digunakan. Hal ini disebabkan sidikjari telah terbukti unik, akurat, aman, mudah, dan nyaman untuk dipakai sebagai identifikasi bila dibanding dengan sistem biometrik
lainnya Minarni, 2004.
Dermatoglifi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari lekukan garis-garis kulit yang ditemukan pada jari tangan dan kaki pada manusia dan mamalia lainnya.
Ilmu dermatoglifi lahir sejak Harold Cummins dan Charles midlo mendeklarasikan hasil penelitian mereka tentang sindrom Down pada April 1926 di pertemuan tahunan
ke-42 Persatuan Anatomi Amerika American Association of Anatomists. Harold Cummins dan Charles Midlo adalah professor anatomi mikroskopik di Universitas
Pulane Amerika Serikat dan merekalah yang mencetuskan terminologi dermatogliphic derma = kulit, glyph = ukiran Sufitni, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Naffah 1977 dalam Raden, 2006, menyatakan bahwa adanya faktor genetik yang terlibat dalam pembentukan pola sulur pada kulit ujung jari yang
diturunkan secara poligenik. Sifat poligenik tersebut menyebabkan terjadinya variasi fenotipe pola sulur, karena adanya interaksi dari sejumlah gen. Hal ini diperkuat oleh
hasil penelitian pada anak kembar identik, terdapat korelasi kuat pada jumlah sulur dan tipe pola dermatoglifi kedua anak tersebut.
Deaton melaporkan bahwa pola sidik jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki mempunyai hubungan erat dengan berbagai macam penyakit keturunan atau
cacat karena kelainan kromosom, misalnya pada penderita sindrom Down mempunyai garis telapak tangan seperti kera dan banyak yang mempunyai sidik jari bentuk
lingkaran atau sosok ulnar Suryo,1989.
Menurut Mulvihill dan Smith 1969 dalam Sufitni, 2007, menyatakan bahwa 6-8 minggu sesudah konsepsi mulai terbentuk bakal garis tangan yang berbentuk
balon kecil. Balon kecil ini mulai tertarik ke belakang saat 10-12 minggu sesudah konsepsi. Garis-garis tangan mulai muncul pada saat 13 minggu sesudah konsepsi dan
pola garis tangan sudah sempurna terbentuk pada usia 21 minggu sesudah konsepsi.
Menurut Raden 2006, bahwa gambaran dermatoglifi pada beberapa penyakit genetik bersifat spesifik, baik pada kelainan kromosom autosom maupun kromosom
seks, seperti penyakit sindrom Down, thalassemia, dan skizofrenia. Jumlah rigi sidik jari manusia juga dapat dihitung dan setiap orang tidak memiliki jumlah rigi yang
sama. Bahkan pada penyakit tertentu, terutama penyakit genetik, jumlah rigi sidik jarinya berbeda nyata. Biasanya jumlah rigi sidik jari pada kelompok tidak normal
lebih rendah daripada kelompok normal Sufitni, 2007.
Berdasarkan sistem Galton, dapat dibedakan 3 pola dasar dari bentuk sidik jari yaitu bentuk lengkung atau “arch”, bentuk sosok atau “loop” dan bentuk lingkaran
atau “whorl”. Perhitungan banyaknya rigi dilakukan mulai dari triradius sampai ke pusat dari pola sidik jari. Klasifikasi dari bentuk sidik jari didasarkan atas banyaknya
triradius, yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut kira-kira 120
o
. Bentuk sidik jari yang paling sederhana ialah lengkung yang tidak mempunyai
Universitas Sumatera Utara
triradius, sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan rigi. Dua buah triradius terdapat pada bentuk lingkaran, sedangkan bentuk sosok memiliki sebuah triradius
Suryo, 1989.
Gambar 2.3.1. Pola Sidik Jari a. Busur arch
b. Busur tertutup tented arch c. Putaran kanan loop ulna
d. Putaran kiri loop radial e. Putaran ganda double loop
f. Ulir whorl
Budiman, 2008
2.4 Skizofrenia