Ali Shariati dan Revolusi Iran adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Walau Shariati telah wafat beberapa saat sebelum revolusi itu benar-benar terjadi,
tepatnya tanggal 19 Juni 1977, gema revolusi yang Ali Shariati kampanyekan di Iran sampai akhir hayatnya, mendapat sambutan yang antusias dari massa
pengunjuk rasa pada puncak gerakan revolusi 1978-1979. Poster-poster Ali Shariati bersanding dengan poster tokoh revolusi lain seperti Mossadeq dan
tentunya Khomeini yang diusung sepanjang demonstrasi besar-besaran melawan rezim Shah. Bahkan beberapa kalangan menyebut Shariati lebih mempunyai peran
khusus dalam Revolusi Iran ketimbang Khomeini.
9
Tidak asing bagi banyak kalangan muda Iran sosok Ali Shariati adalah sosok pahlawan Iran dan tokoh intelektual Muslim. Bagi penulis, Shariati adalah
sosok yang mengagumkan karena beliau intelektual Muslim sukses yang dapat menggelontorkan masyarakat kecil maupun kelas atas pada masa revolusi Iran
dengan pemikirannya. Semasa hidupnya dia perjuangkan untuk mengabdi pada tanah Iran, Banyak karyanya yang menggaungkan tentang konsep kepemimpinan,
sosiologi, dan ideologi kaum intelektual. Di sini penulis akan menyajikan sebuah tulisan yang akan membahas sosok dan pengaruh Ali Shariati terhadap revolusi
Iran.
9
Khomeini datang ke Iran dari pengasingannya di Prancis pada tanggal 1 Februari 1979 setelah perlawanan menurunkan Rezim Syah secara efektif telah selesai. Lihat Zayar, Iranian
Revolution: Past, Present and Future, dalam
http:www..iranchamber.comhistoryarticlespdfsiranian_revolution_past_present_future.pdf ,
h.37.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Istilah genealogi sengaja diambil dalam judul skripsi ini untuk menjelaskan akar-akar intelektual dalam revolusi Iran. Dimana pemikiran revolusioner Ali
Shariati memang menjadi wacana umum bagi sejumlah kalangan dari masyarakat Iran, seperti Gerakan Pembebasan Iran, Gerakan Kemerdekaan Iran, dan
kelompok Mujahidin Khalaq yang terlibat dalam revolusi Iran. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini yakni: Bagaimana konsep pemikiran revolusioner Ali
Shariati dalam revolusi Iran? Maka pembahasan skripsi ini akan difokuskan pada sejumlah isu tentang
pembebasan, konsep ummah dan imamah, serta ide mengenai revolusi sosial dari pemikiran Ali Shariati yang secara substansial berpengaruh pada terjadinya
Revolusi Iran 1979.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:
a Mengetahui sejarah intelektual Ali Shariati.
b
Memahami secara lebih dalam cara berpikir Ali Shariati terhadap konsepsi pemikirannya terhadap kepemimpinan dan revolusi Iran.
2. Kegunaan Penulisan
a Penulisan skripsi ini diharapkan berguna bagi pengembangan
pengetahuan terkait dengan intelektual, kepemimpinan, dan Revolusi Iran dilihat dari sudut pandang Ali Shariati.
b Menambah khazanah kesejarahan dan pengetahuan tentang
intelektual Ali Shariati serta Pandangannya terhadap konsep kepemimpinan.
D. Metode Penelitian
Dalam karya ilmiah ini, penulisan menggunakan metode deskriptif-analisis guna memaparkan temuan baru yang berkaitan dengan topik yang diangkat.
Selain itu, di bawah ini terdapat beberapa poin yang menjadi instrumen penting dalam suatu penelitian, antara lain:
1. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sosial intelektual yang berusaha menarik satu kesimpulan dari sudut pandang seseorang. Karena
penulisan ini berupa re-interpretasi terhadap suatu ide seorang intelektual Ali Shariati maka penggunaan opini-opininya merupakan salah satu sumber yang
wajib ada. Selain itu, penulis juga menggunakan sumber-sumber lain yang mempunyai relasi dan relevansi dengan kajian materi pembahasan.
2. Sumber Data
Data ataupun sumber penelitian dapat dikategorikan menjadi dua; data primer dan data sekunder. Data primer, adalah berupa data yang merupakan data
rujukan utama yang menjadi rujukan keilmiahan. Bentuknya bisa lisan maupun tulisan. Data yang berasal dari jalur tulisan berupa dokumen-dokumen maupun
buku yang ditulis oleh Ali Shariati sebagai pelaku sejarah. Shariati banyak menulis buku seperti, Ideologi Kaum Intelektual Suatu Wawasan Islam, tentang
sosiologi Islam. Sedangkan data sekunder bentuknya sama seperti data primer. Namun, yang membedakannya dengan data primer, adalah data sekunder ditulis
oleh orang lain yang berhubungan dengan tokoh yang diteliti. 3.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka library research. Studi
pustaka dilakukan dengan menelusuri fakta sejarah secara tertulis, kemudian mengumpulkan dokumen-dokumen, baik berupa karya tokoh yang diteliti atau
manuskrip-manuskrip yang berhubungan dengan tokoh yang ditelaah. Penulis mendapatkan sumber primer berupa tulisan Ali Shariati, yang
didapat dari Perpustakaan Utama Syarif Hidayatullah dan Iran Corner. Dalam perburuan sumber primer lainnya, penulis sempat mendatangi Islamic Culture
Centre yang berada di daerah warung Buncit Jakarta Selatan. Sedangkan untuk sumber lainnya, terutama untuk sumber sekunder, penulis mendapatkan di situs
online Perpusnas RI dan mencarinnya di E Journal seperti Proquest, Jstore dan
Catalouge ANU.
4. Analisa Data
Data-data yang sudah terkumpul kemudian masuk pada tahap analisa untuk mendapat sumber yang otentik dan otoritatif. Data tulisan diklasifikasi untuk
menentukan waktu penulisan dan isi dari dokumen tersebut. Selain proses analisis di atas, data-data tersebut akan masuk ke fase kritik
sumber. Pada tahap inilah terlihat sumber itu mulai terlihat layak atau tidaknya data itu disebut otentik, sehingga karya sejarah ini dapat diuji secara ilmiah.
Kemudian fakta sejarah yang telah dianalisis dengan metode kritik sumber akan diadakan interpretasi dengan mengguakan pendekatan multidisipliner dalam ilmu-
ilmu sosial.
E. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai gerakan Islam telah banyak dikaji oleh para intelektual Muslim maupun non Muslim yang tertarik pada kajian keislaman.
Kajian mereka meliputi gerakan Islam di sejumlah besar negara Islam, termasuk Iran. Namun pembahasan mengenai gerakan revolusi Islam Iran belum dibahas
secara detail dan pemikiran Ali Shariati mengenai revolusi Iran serta bagaimana keterkaitan Shariati ke ranah pemikir-pemikir di Indonesia belum ada.
Banyak tulisan baik berbentuk buku, jurnal, dan karya- karya akademisi Ali Shariati yang ditulis oleh Ali Shariati sebagai sumber primer dan buku-buku
terkait Revolusi Iran. Tetapi, dari semua tulisan itu masih terserak dan belum ada yang menyajikan secara komprehensif pandangan Ali Shariati terhadap Revolusi
Iran tersebut.