Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

66 e. pada model pembelajaran CM akan memberikan hasil belajar yang rendah dari model pembelajaran MaM jika dites menggunakan soal pilihan ganda. f. ketika siswa yang dites dengan soal esai hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan jika dites soal pilihan ganda pada pembelajaran CM. g. ketika siswa yang dites dengan soal esai hasil belajarnya lebih rendah dibandingkan jika dites soal pilihan ganda pada pembelajaran MaM.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dijalankan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang akan dijadikan sebagai populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian. b. Menetapkan sampel dalam penelitian yang dilakukan dengan cara teknik cluster random sampling. c. Pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas pembanding sama yaitu 6 kali pertemuan. d. Melaksanakan model pembelajaran kooperatif Concept Mapping Langkah-langkah dalam penerapan sebagai berikut : 1 mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. 2 mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. 3 menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. 4 mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama. 5 berpikir bersama untuk memahami secara menyeluruh materi yang dipelajari. Dahar, 1996: 154 67 e. Melaksanakan model pembelajaran kooperatif Make a Match. Langkah-langkah dalam penerapan sebagai berikut : 1 guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2 setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soaljawaban. 3 tiap siswa memikirkan jawabansoal dari kartu yang dipegang. 4 setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5 setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, dan membentuk kelompok kecil sesuai topik. 6 jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7 setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8 siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9 guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Komalasari, 2010: 85. f. Melakukan tes akhir pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui tingkat kondisi subjek yang berkenaan dengan variabel dependen, dengan menggunakan dua bentuk tes tertulis esai dan pilihan ganda. g. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2012: 117. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari empat kelas, yaitu kelas X A , X B , X C , dan X D semester genap MA Ma’arif 9 Kotagajah Tahun Pelajaran 20132014 yang berjumlah 116 siswa. 68 Tabel 2. Data Jumlah Siswa Kelas X MA Ma’arif 9 Kotagajah Tahun Ajaran 20132014 No Kelas Jumlah siswa yang menjadi populasi 1 X A 29 2 X B 29 3 X C 29 4 X D 29 Jumlah 116 siswa Sumber: MA Ma’arif 9 Kotagajah Tahun Pelajaran 20132014.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 4 kelas, yaitu X A , X B , X C , dan X D . Hasil teknik cluster random sampling diperoleh kelas X A dan X C sebagai sampel, kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas pembanding. Hasil undian diperoleh kelas X A sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan concept mapping, dan kelas X C sebagai kelas pembanding yang pembelajarannya menggunakan make a match. Kelas X A dan X C merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan akademis yang relatif sama karena dalam pendistribusian siswa tidak dikelompokkan ke dalam kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan termasuk ke dalam kelas sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa yang terdapat ke dalam 2 kelas yaitu kelas X A sebanyak 29 siswa dan kelas X C sebanyak 29 siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS KELAS XII IPS SMA NEGERI 2 GADINGREJO TAHUN P

0 10 97

STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS DAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

1 11 105

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN

0 6 85

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG

1 23 202

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174