Metode evaluasi Terpusat Pada Koleksi Metode Evaluasi Terpusat pada Penggunaan

melakukan analisis sitasi, melakukan kajian penggunaan di tempat ruang baca dan memeriksa ketersediaan koleksi di rak”.

1. Metode evaluasi Terpusat Pada Koleksi

Sudjana 2006: 7 mengemukakan metode evaluasi terpusat pada koleksi memiliki beberapa cara antara lain: a Pencocokan Terhadap Daftar Tertentu Metode ini merupakan metode lama dan pelaksanaannya penggunaan metode ini bisa dilakukan sendiri maupun dikombinasikan dengan metode yang lain. Caranya dengan mencocokan antara koleksi yang dimiliki perpustakaan dengan bibliografi standar. Hasilnya berupa prosentase. Semakin tinggi prosentase kecocokan antara koleksi dengan bibliografi standar untuk subyek tertentu, semakin baik. b Penilaian Pakar Metode ini berfokus pada penelitian terhadap kualitas seperti kedalaman koleksi, kegunaanya terkait dengan kurikulum atau penelitian, serta kelemahan dan kekuatan koleksi. Metode ini melakukan peninjauan terhadap keseluruhan koleksi oleh pakar dengan menggunakan daftar penggerakan shelf list. c Perbandingan Data Statistik Metode ini digunakan dengan membandingkan jumlah koleksi di Perpustakaan dengan perpustakaan lain. Perbandingan antar perpustakaan menghasilkan data yang terbatas untuk evaluasi karena adanya perbedaan tujuan, program, dan jenis layanan. d Perbandingan dengan Berbagai Standar Koleksi Pada metode evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan sebuah perpustakaan dengan standar yang memuat semua aspek dari perpustakaan, termasuk mengenai koleksi. Standar tersebut ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan ada pula yang menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Metode Evaluasi Terpusat pada Penggunaan

Metode evaluasi selanjutnya menurut sudjana 2006: 18 adalah : a. Kajian Sirkulasi Kajian sirkulasi adalah salah satu metode evaluasi yang dilakukan dengan memantau data sirkulasi. Kelemahan metode ini adalah data koleksi tidak mencatat buku yang dibaca oleh pengguna maka, hasilnya belum mewakili keseluruhan data pemanfaatan koleksi. Asumsi dasar kajian sirkulasi ada dua, yaitu pertama, kecukupan koleksi buku yang terkait langsung dengan pengguna secara umum. Kedua, sirkulasi memberikan gambaran representatif mengenai keguanaan koleksi Evans, 2000. Meski ada kelemahan, metode ini mampu menjelaskan keterpakaian koleksi dengan tingkat validitas yang tinggi, khususnya data peminjaman. Metode ini digunakan penulis untuk melakukan evaluasi keterpakaian literatur anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara. Data primer yang dikaji adalah data statistik peminjaman untuk mengkaji masyarakat pemakai dan informasi apa yang diinginkan. b. Pendapat Pengguna Metode evaluasi koleksi dilakukan dengan meminta pendapat pengguna, baik pengguna potensial maupun pengguna aktual. Populasi pengguna harus acak agar semua unsur terwakili. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, khususnya apabila melakukan evaluasi koleksi dengan teknik ini, yaitu keobjektifan pengguna dalam memberikan jawaban, sistem temu kembali informasi dan masalah promosi perpustakaan. Menurut Sudjana 2006: 7 penentuan pertanyaan yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang akurat. Analisis komunitas pembaca melalui survai bisa dilakukan sehingga keputusan bahan pustaka tertentu harus dipilih dan bahan lainya tidak semata- mata karena pertimbangan yang melibatkan partisipasi pengguna. c. Statistik Pinjam Antar Perpustakaan Penggunaan metode evaluasi ini, melihat data statistik pinjam antar perpustakaan yang hanya dapat dilakukan untuk perpustakaan yang mempunyai layanan pinjam antar perpustakaan. Menurut Sudjana 2006: 8 metode ini dapat digunakan untuk menganalisis beberapa hal diantaranya adalah: untuk menggali pendapat mengapa perpustakaan lebih memilih pinjam di Perpustakaan lain, keramahan dalam pelayanan, kenyamanan ruang perpustakaan, kemudahan dalam menemukan buku, kedekatan dengan tempat tinggal, dan hal lain yang berhubungan dengan kecukupan koleksi. d. Analisis Sitiran Menurut Lasa 2001: 4 analisis sitiran merupakan bentuk kajian terhadap sejumlah rujukan yang terdapat pada karya tulis ilmiah. Dengan sistem ini dapat diperoleh gambaran adanya hubungan antara sebagian atau seluruh dokumen yang disitir dengan dokumen atau karya tulis yang menyitir. e. Kajian Penggunaan di Tempat Metode ini dilakukan dengan cara melengkapi data yang diperoleh pada kajian sirkulasi, kajian terhadap buku dan jurnal yang dibaca di tempat ruang baca perlu dilakukan. Kajian dapat dilakukan dengan cara menghitung buku dan jurnal yang ada di meja baca setelah selesai dibaca pengguna. f. Ketersediaan Koleksi di Rak Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak koleksi. Metode ini dilakukan dengan cara seperti yang dilakukan untuk kajianpenggunaan koleksi di tempat, hanya waktu pelaksanaan yang berbeda, yaitu dilaksanakan terus-menerus sepanjang tahun. Apabila hasil evaluasi prosentasenya tinggi berarti koleksi yang disediakan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Bila prosentase penemuan rendah berarti ada dua kemingkinan, yaitu pertama perpustakaan memiliki koleksi tersebut tapi sedang dipinjam atau dibaca pengguna. Kemungkinan yang kedua adalah bahan pustaka yang dicari memang tidak dimiliki Sujana, 2006: 10. Untuk pengumpulan data ini diperlukan petugas khusus untuk melakukannya. Cara pengumpulan data bisa dilakukan seperti yang dilakukan untuk kajian di tempat. Namun untuk mendapatkan judul-judul bahan pustaka yang banyak diperlukan tetapi belum tersedia di rak, bisa dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun. Pengguna diminta untuk menuliskan judul tersebut pada sehelai daftar isian yang akan dikaji oleh pustakawan pengembangan koleksi untuk keputusan pembelianya. Dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa cara atau teknik dalam melakukan evaluasi koleksi sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna perpustakaan.

2.5 Layanan Anak

Menurut Darmono 2001: 134, “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”. Salah satu layanan yang ada pada suatu perpustakaan adalah layanan anak. Menurut Perpustakaan Umum KabupatenKota: Perpusnas, 2006: 41 Layanan anak-anak adalah salah satu kegiatan layanan Perpustakaan Umum yang menyediakan jasa untuk anak-anak. Anak-anak yang menjadi sasaran adalah anak-anak pra-sekolah sampai usia 12-13 tahun. Perpustakaan dalam memberikan layanan bagi mereka, terutama diarahkan untuk mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca serta memberikan sarana rekreasi yang mendidik. Sasaran atau target pemustaka layanan anak di perpustakaan umum menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services adalah bayi dan balita, anak anak pra-sekolah, murid sekolah sampai umur 13 tahun, kelompok berkebutuhan khusus, orangtua dan anggota keluarga yang terkait, pemerhati anak dan orang dewasa lainnya yang berkerja dengan anak-anak, buku dan media. Dapat diambil kesimpulan bahwa layanan anak adalah kegiatan untuk memberikan menawarkan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna yaitu anak – anak agar dapat memperkenalkan perpustakaan dan meningkatkan minat baca sejak dini.

2.5.1 Tujuan Layanan Anak