Teknik Analisis Data PENDAHULUAN

berusaha untuk meninjau kebenaran data tertentu dan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain dengan menggunakan metode yang berlainan dan pada waktu yang berlainan. Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti melakukan peninjauan dalam berbagai sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal dari elemen yang berbeda. Selain itu peneliti melakukan pendalaman dengan teknik pengumpulan data melalui obeservasi dan dokumentasi. b. Transferability atau keteralihan Dalam membuat laporan, peneliti harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, semacam apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan transferability, maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas Sanafiah Faisal dalam Sugiyono, 2012:277. c. Dependability atau kebergantunganreliabilitas Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel atau dependable. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak aktivitas lapangannya, maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan Sanafiah Faisal dalam Sugiyono, 2012:277. d. Confirmabilityatau kepastian Uji confirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar kepastian.

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1.

Sejarah Singkat Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung dengan luas total 19,722 Ha yang juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomiannya. Selain itu, letaknya yang strategis sebagai ‘gerbang’ Pulau Sumatera dari Pulau Jawa, sehingga menjadi daerah transit kegiatan perekonomian yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandarlampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pergudangan. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan keresidenan yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan Ibu Kotanya yaitu Tanjungkarang-Telukbetung. Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965. Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung.