Sekolah Menengah Pertama SMP, dan Sekolah Menengah Atas SMA. Data tersebut disajikan secara lengkap pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.9. Tingkat Perkembangan Pendidikan Kelurahan Bakung Tahun 2010 dalam jiwa
No. Keterangan
Tahun
1. Tingkat pendidikan usia 15 tahun
Buta Huruf -
Tidak tamat SD 234
Tamat SD 2.699
Tamat SMP 1.743
Tamat SMA 1.399
Tamat D1 29
Tamat D2 17
Tamat D3 52
Tamat S1 50
Tamat S2 2
Tamat S3 -
2. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka Putus
Sekolah APK Masyarakat usia 7-15 tahun
953 Usia 7-15 tahun masih
sekolah 698
Usia 7-15 tahun putus sekolah
264 Sumber: Profil Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat Tahun 2010
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas masyarakat Kelurahan Bakung
masih berpendidikan SDsederajat, hal ini tentunya mempunyai dampak tersendiri pada kehidupan perekonomian mereka.
4. Data Perekonomian Kelurahan Bakung
Masyarakat Kelurahan Bakung masih banyak yang berpenghasilan rendah karena kebanyakan masyarakatnya berprofesi sebagai buruh dan asisten rumah tangga,
selain itu masih banyak angkatan kerja usia produktif yang tidak bekerja. Mayoritas masyarakatnya bekerja pada sektor perdagangan, perkebunan, jasa, dan
industri rumah tangga.
Tabel 4.10. Perekonomian Masyarakat Kelurahan Bakung Tahun 2010 No.
Kondisi Jumlah
1. Angkatan Kerja dan Pengangguran
a. Usia Produktif 15-56 Tahun 3.520 jiwa
b. Usia Produktif yang Tidak Bekerja Pengangguran 546 jiwa
c. Wanita di Usia Produktif yang menjadi IRT 485 jiwa
d. Usia Produktif yang Cacat dan tidak Bekerja 14 jiwa
2. Pendapatan
a. Sektor Pertanian -
b. Sektor Perkebunan Rp 80 JutaTahun
c. Sektor Perdagangan Rp 30 JutaTahun
d. Sektor Pariwisata -
e. Sektor Jasa Rp 50 jutaTahun
f. Sektor Industri Rumah Tangga IRT 15 JutaTahun
3. Tingkat Kesejahteraan
a. Jumlah Keluarga
1.707 Keluarga b. Keluarga Prasejahtera
768 Keluarga c.
Keluarga Sejahtera 1 296 Keluarga
d. Keluarga Sejahtera 2 304 Keluarga
e. Keluarga Sejahtera 3
253 Keluarga Sumber: Profil Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat Tahun 2010
D. Gambaran Umum PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung 1.
Sejarah Singkat PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung
Sistem penyediaan air bersih di Kota Bandarlampung telah dimulai sejak zaman Pemerintah kolonial Belanda tahun 1917, yaitu dengan pengusahaan sumber
Mata Air “Way Rilau” yang berkapasitas terpasang sebesar 18 literdetik lpd pada elevasi +237 m, yang bertujuan untuk melayani kebutuhan air bersih bagi
masyarakat Tanjung Karang dan sekitarnya. Kemudian pada tahun 1920, sistem tersebut ditingkatkan yaitu dengan dibangunnya bronkaptering broncebouw
sumber Mata Air “Egaharap” pada elevasi +255 m. Setelah Indonesia Merdeka pada tahun 1945, pengelolaan sistem air bersih
dilaksanakan oleh Seksi Air Minum Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Karang - Teluk Betung. Pada tanggal 11 Maret 1976 diterbitkan Peraturan Daerah