1. Alkaloida
- 2.
Flavonoida +
3. Tanin
+ 4.
Steroida-Triterpenoida +
5. Saponin
- 6.
Glikosida -
7. Antraqinon
- Keterangan: + = Positif ; - = Negatif
Pada tabel di atas dapat dilihat golongan senyawa yang terdapat pada serbuk simplisia bunga pepaya jantan yakni golongan senyawa flavonoida, tanin,
steroida-riterpenoida. Hasil skrining pada bunga papaya jantan yang dilakukan
oleh Indrawati, dkk 2002 juga menunjukkan hasil yang sama.
4.2 Pengujian Efek Antimutagenik
Pengujian efek antimutagenik pada penelitian ini dilakukan secara in vivo pada mencit jantan dengan metode uji mikronukleus menggunakan
siklofosfamida 50 mgkg BB yang diberikan secara intraperitonial sebagai penginduksi genotoksik mutagen. Berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan
dengan pemberian ekstrak secara oral, dengan dosis 500, 750, 1000, 1250 dan 1500 mgkg BB, ternyata semua dosis telah memberikan efek antimutagenik
Dengan demikian pada penelitian ekstrak etanol bunga pepaya jantan diberikan secara oral dengan dosis 250, 500, dan 750 mgkg BB. Aktifitas antimutagenik
ditunjukkan oleh adanya penurunan jumlah mikronukleus dalam setiap 400 sel eritrosit polikromatik pada preparat apusan sumsum tulang femur mencit.
Siklofosfamid merupakan salah satu agen kemoterapi yang bersifat sitotoksik yang akan bekerja langsung pada Ribosa Nucleic Acid RNA atau
Deoxyribosa Nucleic Acid DNA dan menyebabkan terjadinya peristiwa pindah
Universitas Sumatera Utara
silang cross-linkung DNA, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya patahan kromosom dan dapat terlihat sebagai mikronukleus Santella, 2002;
Purwadiwarsa, dkk., 2000. Berikut ini adalah gambar pengamatan sel pada apusan sumsum tulang
femur mencit pada mikroskop cahaya dengan pewarna Giemsa dan perbesaran 400 x.
Gambar 4.2 Sel-sel yang tampak pada apusan sumsum tulang mencit
Keterangan gambar : A : Sel eritrosit polikromatik tidak bermikronukleus
B : Sel eritrosit polikromatik bermikronukleus C : Sel eritrosit dewasa
Sel eritrosit adalah salah satu jenis sel yang paling cocok untuk dilakukan pengukuran pada penginduksian mikronukleus, karena hilangnya inti utama sel
tersebut selama pematangan eritroblas, selain itu, pada sumsum eritrosit dibentuk terus-menerus dari eritroblas Durling, 2008.
Jumlah mikronukleus sel-sel eritosit polikromatik pada kelompok kontrol positif diinduksi siklofosfamid memberikan hasil yang paling banyak
dibandingkan dengan empat perlakuan lainnya. Berikut ini data dan grafik dari jumlah rata-rata jumlah mikronukleus dalam kelompok perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Data rata-rata mikronukleus dalam 400 sel eritrosit polikromatik
Kelompok Rata-rata ± SEM
Kontrol Normal 124,2 ± 9,36
EEBPJ 250 mg kg BB 325,6 ± 10,95
EEBPJ 500 mg kg BB 195,6 ± 6,43
EEBPJ 750 mg kg BB 138,8 ± 4,21
Kontrol Positif 666,8 ± 26,15
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran jumlah rata-rata mikronukleus pada 400 sel
eritrosit polikromatik Keterangan :
- EEBPJ = Ekstrak Etanol Bunga Pepaya Jantan
- Warna grafik yang sama, menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata
secara statistik, sedangkan dengan warna yang berbeda, terdapat perbedaan yang nyata secara statistik.
Pada grafik dapat dilihat jumlah mikronukleus pada sel eritrosit
polikromatik kelompok kontrol normal tidak jauh berbeda dengan jumlah mikronukleus pada sel eritrosit polikromatik kelompok pemberian EEBPJ dosis
750 mgkg BB. Pemberian EEBPJ dosis 250 dan 500 mg kg BB sebenarnya sudah memberikan hasil yang berbeda nyata dengan kontrol positif, namun
memberikan hasil yang berbeda nyata juga dengan kontrol normal. Berikut ini tabel hasil analisis Post Hoc Tukey data penelitian ini.
Tabel 4.4 Hasil analisis Post Hoc Tukey menggunakan SPSS 18
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
4
124.2 325.6
195.6 138.8
666.8
100 200
300 400
500 600
700 800
Kontrol Normal
EEBPJ 250 mg kg BB
EEBPJ 500 mg kg BB
EEBPJ 750 mg kg BB
Kontrol Positif
JL H
MI K
R O
N UK
LE US
PERLAKUAN
Universitas Sumatera Utara
Kontrol normal EEBPJ: 750 mgkg BB
EEBPJ: 500 mgkg BB EEBPJ: 250 mgkg BB
Kontrol positif Sig.
5 5
5 5
5 124.20
138.80
.471 195.60
1.000 325.60
1.000 666.80
1.000 EEBPJ = Ekstrak Etanol Bunga Pepaya Jantan
Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa penurunan jumlah mikronukleus sel eritrosit polikromatik berkurang seiring dengan meningkatnya
dosis EEBPJ yang diberikan. Pemberian EEBPJ dosis 750 mg kg BB memberikan efek penurunan jumlah mikronukleus yang paling kuat jumlahnya
138, ditunjukkan dalam tabel di atas, bahwa kontrol normal dan pemberian EEBPJ 750 mg kg BB terdapat dalam satu kolom yang sama, sehingga tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik jumlah mikronukleusnya dengan kontrol normal jumlahnya 124.
Berdasarkan hasil uji analisis ditunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga pepaya jantan berpotensi sebagai antimutagenik, karena pemberian EEBPJ pada
dosis 750 mg kg BB mampu menurunkan jumlah mikronukleus secara signifikan dibanding dengan kontrol positif dan penurunan jumlah mikronukleus tersebut
bisa mendekati jumlah mikronukleus pada kontrol normal. Secara teoritis pencegahan karsinogenesismutagenesis dapat terjadi
melalui penghambatan pada fase inisiasi atau pada promosi sampai fase progesi. Proses inisiasi dapat dihambat oleh senyawa yang menurunkan aktivasi
metabolisme senyawa karsinogen, meningkatkan detoksifikasi senyawa karsinogen, atau mencegah terjadinya ikatan antara karsinogen dengan target
seluler Ruddon, 2007. Mekanisme antimutagen dan antikarsinogen dapat terjadi melalui bioantimutagen, desmutagen, inaktivator kimia atau enzimatik,
Universitas Sumatera Utara
pencegahan pembentukan spesies aktif, scavenging pengambilan kembali, dan antoksidasi serta penangkapan radikal bebas Ishaq, et al., 2003. Analisis
komposisi senyawa kimia tanaman obat yang telah diidentifikasi mutagenisitas dan antimutageniknya, paling tidak dua ratus senyawa dalam ekstrak propolis,
meliputi asam lemak dan fenol serta ester, flavonoida, terpenoida, aldehida aromatik, alkohol, sesquiterpen, steroida dan naftalena. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa propolis dan beberapa komponen memiliki efek antimutagenik dan antikarsinogenik Ahmad, et al., 2006.
Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang dilakukan bahwa pada ekstrak etanol bunga pepaya jantan terdapat senyawa golongan flavonoida, alkaloida,
steroida-terpenoida, dan tanin. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya penurunan jumlah mikronukleus sel eritrosit polikromatik pada apusan sumsum
tulang femur mencit jantan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN