v. Dekok, adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai
titik didih air.
2.4 Gen
Secara struktur, gen merupakan unit dasar dari materi hereditas yang terdapat dalam kromosom
Rittner, et al., 2004 ; Gardner, et al., 1984. Sedangkan
secara molekuler gen merupakan seluruh rangkaian asam inti yang dibutuhkan untuk pembentukan suatu produk gen fungsional polipeptida atau RNA
Lodish, et al., 2003
. Pada sel gen memiliki fungsi tertentu, salah satunya disebut dengan proto-onkogen, berfungsi untuk mengatur pembelahan, pertumbuhan, dan
mengatur komunikasi satu sel dengan sel lainnya, serta mengatur apoptosis Postlethwait, et al., 2006
; Macdonald, et al., 2004
. Selain itu ada juga gen yang berfungsi untuk menghambat proliferasi sel dengan cara menghambat progresi
dan diferensiasi sel, disebut dengan tumor supresor gen. Mutasi pada salah satu atau kedua gen tersebut dapat menyebabkan ketidakstabilan gen dan akan
menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan sel Macdonald, et al., 2004
.
Gambar 2.1 Mutasi pada Proto-onkogen atau Tumor-supresor gen
Sumber gambar Postlethwait, et al., 2006
Universitas Sumatera Utara
2.5 Mutasi Gen dan Mutagen 2.5.1 Mutasi gen
Mutasi merupakan perubahan turun temurun pada materi genetik yang menimbulkan berbagai bentuk kelainan gen. Secara garis besar terdapat dua tipe
mutasi yaitu yang mempenagaruhi gen dan mempengaruhi seluruh kromosom menyebabkan kerusakan kromosom. Mutasi dapat terjadi secara spontan
maupun memalui induksi Gardner, et al., 1984. Mutasi sebenarnya terjadi pada sel secara terus menerus, namun frekuensinya sangat rendah dalam kondisi
normal, dan banyak mutasi yang berbahaya namun beberapa tidak menyebabkan pengaruh apa-apa pada sel
Postlethwait, et al., 2006 . Kesalahan pada saat
replikasi gen pada molekul Deoxyribo Nucleic Acid DNA dapat menyebabkan terjadinya insersi penyisipan, delesi penghapusan, dan substitusi penggantian
satu atau lebih basa akan menimbulkan mutasi Stansfield, et al., 2003.
2.5.2 Mutagen
Mutagen yaitu agen yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi dalam sel Postlethwait, et al., 2006
. Agen mutagen tersebut dapat berupa fisika, kimia, radiasi-pengion, sinar uv dan obat-obatan
Stansfield, et al., 2003; Mutagen yang pertama kali ditemukan yaitu gas mustard
yang dikenal sebagai agen pengalkilasi Gardner, et al., 1984. Beberapa tahun yang lalu, hampir seluruh mutagen kuat diketahui sebagai karsinogen yang dapat
menyebabkan kanker Yuwono, 2010. Ruddon, 2007;
Gardner, et al., 1984.
Mutagen dapat menimbulkan kerusakan DNA sel. Kerusakan DNA dalam sel telur atau sperma manusia dapat menurunkan kesuburan, aborsi spontan, cacat
Universitas Sumatera Utara
lahir, dan penyakit keturunan, selain itu mutagen juga dapat menyebabkan tumor baik pada hewan maupun manusia Wisaksono, 2002;
Macdonald, et al., 2004 .
Karsinogen kimia dapat dibedakan menjadi beberapa kategori di antaranya yaitu karsinogen yang bekerja langsung dan prokarsinogen. Karsinogen yang
bekerja secara langsung memiliki sifat elekrofilik alami yang dapat bereaksi dengan secara nukleofilik dengan residu protein pada sel dan asam inti RNA dan
DNA membentuk ikatan kovalen dengan karsinogen. Contoh karsinogen kimia yang bekerja langsung adalah siklofosfamid Franco, et al., 2002.
Siklofosfamid merupakan obat kanker yang dapat digunakan untuk beberapa jenis kanker. Obat ini akan diubah di dalam hati menjadi dua senyawa
aktif yaitu akrolein dan fosforamid, dimana kedua senyawa inilah yang akan menghambat pertumbuhan sel, dengan cara berinteraksi dengan DNA sel kanker
Anonim, 2000 .
2.6 Uji Mikronuklei Secara In vivo
Mikronukleus adalah fragmen kromosom atau kromosom utuh yang tertinggal dalam sitoplasma selama mitosis. Pada beberapa spesies, kita dapat
mengukur pembentukan mikronukleus darah perifer secara spontan Batista- Gonzalez
, et al., 2006. Mikronukleus atau jamaknya mikronuklei adalah anak inti sel berbentuk bulat kecil yang berada di sekitar sitoplasma sel limfosit dan
mempunyai ukuran kurang lebih 15 bagian dari inti sel induknya limfosit. Para peneliti menganggap bahwa terbentuknya mikronuklei ini berasal dari fragmen
asentrik atau kromosom yang tertinggal pada waktu sel melakukan mitosis sebagai hasil kerusakan atau cacat pada perlengkapan benang kromosom,
Universitas Sumatera Utara
sehingga mikro nuklei ini mulai terbentuk pada stadium telofase Lusiyanti, dkk., 1999.
Gambar 2.2 Pembentukan Mikronukleus
Sumber gambar Durling, 2008 Genotoksisitas yaitu proses terjadinya ineteraksi suatu agen dengan DNA
dan target sel lain yang mengontrol materi genetik. Bebarapa agen genotoksik penginduksi seperti paparan radiasi sinar gamma, logam Kadmium dan Arsen,
dan beberapa obat kanker seperti siklofosfamid. Asam inti dapat mengalami kerusakan karena diinduksi oleh siklofosfamid, dan kerusakan inilah yang akan
memicu terjadinya mutasi yang pada akhirnya menimbulkan sitotoksisitas, karsinogenisitas, dan teratogenisitas
Arafa, et al., 2008 .
Uji mikronuklei secara in vivo adalah satu metode yang penting untuk menilai sifat genotoksisitas suatu senyawa. Uji mikronuklei secara invivo
sebagian besar dilakukan pada tikus. Sel eritrosit adalah salah satu jenis sel yang paling cocok untuk dilakukan pengukuran pada penginduksian mikronuklei,
karena kurangnya inti utama sel tersebut. Inti utamanya diekstruksi selama pematangan eritroblast Durling, 2008. Uji mikronukleus digunakan untuk
mendeteksi kerusakan kromosom atau gangguan proses mitosis sel eritroblast yang disebabkan oleh suatu senyawa penginduksi tertentu. Sampel yang dianalisa
adalah sel darah merah pada sumsum tulang dan atau sel darah perifer hewan, biasanya hewan pengerat
OECD , 1997.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan identifikasi sampel, pengumpulan dan pengolahan sampel, pembuatan simplisia,
pemeriksaan karakterisasi simplisia, pemeriksaan skrining fitokimia serbuk simplisia, penyiapan hewan uji, pengujian efek antimutagenik pada mencit, dan
pengolahan data. Data dianalisis secara ANOVA analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey meggunakan program SPSS Statistical
Product and Service Solution versi 18.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, aluminium foil, blender National, lemari pengering, oven listrik,
neraca kasar ohaus, neraca digital Vibra, seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, desikator, stopwatch, mortir dan stamfer, rotary evaporator Heidolph
VV-300, freeze dryer Edwards, neraca hewan Presica, spuit ukuran 1 ml, oral sonde, alat bedah Wells spencer, mikroskop Boeco, BM-180, Halogen Lamp,
sentrifugator Dynamica, Velocity 18R, politube, mikrotube, kamera digital MDCE-5A. Sebagian gambar alat–alat yang digunakan dapat dilihat pada
lampiran 8, halaman 55-56.
Universitas Sumatera Utara