20 Proyeksi Fasilitas Pendidikan

Tabel 4-20 Proyeksi Fasilitas Pendidikan

KEBUTUHAN

FASLITAS

KEB. TAHUN DESA

SD/MI SMP/MTS SMU/MA (HA)

Gudang 4 4 2 1 0,4 kahuripan

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEBUTUHAN

FASLITAS

KEB. TAHUN DESA

SD/MI SMP/MTS SMU/MA (HA)

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEBUTUHAN

FASLITAS

KEB. TAHUN DESA

SD/MI SMP/MTS SMU/MA (HA)

35 34 16 6 4,9 Sumber : Hasil Analisis Penyusun 2016 Berdasarkan analisa proyeksi kebutuhan sarana pendidikan di Kawasan

Kecamatan Lembang tersebut dapat diketahui di tahun 2035 (akhir rencana) untuk jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan berupa TK sebanyak 35 unit, SD sebanyak

34 unit, SMP sebanyak 16 unit, SMU sebanyak 6 unit.

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

4.4.2 Sarana Olahraga Suatu perkotaan memerlukan ruang khusus berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau yang berfungsi sebagai tempat untuk masyarakat dapat berkumpul, berelaksasi, berinteraksi, atau sekedar melepas penat. Ketentuan jumlah luas ruang terbuka di suatu perkotaan minimal 30% yang terbagi menjadi 20% untuk ruang terbuka publik dan 10% untuk ruang terbuka privat. Untuk mengetahui jumlah sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga pada 20 tahun mendatang, maka diperlukan standar pelayanan minimal bagi sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga yang mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Adapun standar luas lahan untuk tiap-tiap fasilitas Olah Raga, taman, dan ruang terbuka adalah:  Fasilitas berupa taman bermain dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 250 jiwa/unit dengan luas lahan 250 m 2 /unit.

 Fasilitas berupa taman/tempat bermain yang dapat ditempatkan pada pusat kegiatan lingkungan (PKL) dengan standar jumlah

penduduk pendukung sebesar 2500 jiwa/unit dengan luas lahan sebesar 1250 m 2 /unit.

 Fasilitas berupa lapangan olahraga dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 30000 jiwa/unit dengan luas lahan 9000 m 2 /unit.

 Fasilitas berupa lapangan olahraga dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 120.000 jiwa/unit dengan luas lahan 24.000 m 2 /unit.

Kuburan/pemakaman umum dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 120.000 jiwa/unit dengan luas lahan disesuaikan.

Tabel 4-21 Proyeksi Fasilitas Olahraga

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEBUTUHAN LAPANGAN OLAHRAGA V

JML.

TOTAL KEB. TAHUN DESA

BELA DIRI LAHAN (HA)

kahuripan pagerwangi

kahuripan pagerwangi

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

kahuripan pagerwangi

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

Sumber : Hasil Analisis 2016

Berdasarkan analisa proyeksi kebutuhan sarana Lapangan Olahraga di Kawasan Kecamatan Lembang tersebut dapat diketahui di tahun 2035 (akhir rencana) untuk jumlah kebutuhan fasilitas Olahraga sepak bola sebanyak 1 unit, Volly sebanyak 1 unit, Bulu Tangkis sebanyak 1 unit, Basket sebanyak 1 unit,Renang sebanyak 1 unit,Tenis Lapangan sebanyak 1 unit, Tenis Meja sebanyak 1 unit, beladiri sebanyak 1 unit.

4.4.3 Sarana Kesehatan Ketersediaan fasilitas kesehatan saat ini di wilayah Kawasan Perkotaan Kecamatan Lembang terdiri dari balai pengobatan, rumah sakit bersalin, apotek, puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit. Perhitungan proyeksi jumlah fasilitas kesehatan dilakukan untuk mengetahui apakah fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah perencanaan dari segi jumlah sudah mencukupi untuk jangka waktu yang akan datang atau harus ada penambahan jumlah fasilitas kesehatan,serta menentukan berapa banyak jumlah yang harus

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

 Fasilitas kesehatan posyandu dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 1.250 jiwa/unit dengan luas lahan sebesar 60 m 2 /unit.

 Fasiltas kesehatan balai pengobatan warga dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 2.500 jiwa/unit dengan luas lahan 300 m 2 /unit.

 Fasiltas kesehatan BKIA/klinik bersalin dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 30.000 jiwa/unit dengan luas lahan 3.000 m 2 /unit.

 Fasilitas kesehatan Puskesmas Pembantu dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 30.000 jiwa/unit dengan luas lahan sebesar 300 m 2 /unit.

 Fasilitas kesehatan Puskesmas dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 120.000 jiwa/unit dengan luas lahan sebesar 1.000 m 2 /unit.

Fasiltas kesehatan apotik dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 30.000 jiwa/unit dengan luas lahan 250 m 2 /unit. Berdasarkan standar diatas, maka proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan di Kawasan Perkotaan Kecamatan Lembang dilihat pada

tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4-22 Proyeksi Fasilitas Kesehatan

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEB. TAHUN DESA

JML.

KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN

BKIA/klinik

(JIWA)

Posyandu

Apotek pustu

pengobatan bersalin

kahuripan pagerwangi

kahuripan pagerwangi

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEB. TAHUN DESA

JML.

KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN

BKIA/klinik

(JIWA)

Posyandu

Apotek pustu

pengobatan bersalin

kahuripan pagerwangi

kahuripan pagerwangi

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

KEB. TAHUN DESA

JML.

KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN

BKIA/klinik

(JIWA)

Posyandu

Apotek pustu

pengobatan bersalin

kahuripan pagerwangi

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016 Menurut hasil analisa diatas, maka pada tahun 2035 (akhir rencana) untuk jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan berupa posyandu

sebanyak 97 unit, balai pengobatan warga sebanyak 48 unit, BKIA/klinik bersalin sebanyak 4 unit, apotik sebanyak 4 unit, puskesmas pembantu sebanyak 4 unit.

4.4.4 Sarana Perdagangan dan Jasa Ketersediaan fasilitas perdagangan dan jasa di wilayah Kawasan Perkotaan Kecamatan Lembang terdiri dari pasar, toko, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Perhitungan proyeksi jumlah fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan untuk mengetahui apakah fasilitas

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

 Pertokoan dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 6.000 jiwa/unit dengan luas lahan 3.000 m 2 /unit.  Pusat pertokoan dan pasar lingkungan dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 30.000 jiwa/unit dengan luas lahan 13.500

m 2 /unit. Pusat perbelanjaan dan niaga (toko, pasar, bank, kantor)dengan standar jumlah penduduk pendukung sebesar 120.000 jiwa/unit

dengan luas lahan sebesar 36.000 m 2 /unit Berdasarkan standar diatas, maka proyeksi kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa di Kawasan Perkotaan Kecamatan Lembang

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini;