29 Kebutuhan Lahan Untuk Pengembangan Perumahan di Kawasan Perencanaan Hingga 2035

Tabel 4-29 Kebutuhan Lahan Untuk Pengembangan Perumahan di Kawasan Perencanaan Hingga 2035

No Desa

Perbandingan

Hunian Jumlah Kebutuhan Lahan/m²

Berimbang

1 3 6 250m²

150m² 75m²

1 Gudang Kahuripan

Sumber : Analisis penyusun, 2016

4.6.2 Perdagangan dan Jasa Aktivitas perdagangan dan jasa pada kawasan perencanaan terdapat di Desa Lembang. Skala kawasan perdagangan dan jasa pada Desa Lembang adalah berskala Kecamatan. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan untuk pemenuhan pelayanan skala lokal. Lokasi kawasan perdagangan dan jasa yang ada saat ini dilokasikan di BWK A yaitu di sepanjang Jalan Raya Lembang, Jalan Panorama dan sebagian di Jalan Kayuambon. Pasar yang melayani seluruh kawasan perkotaan Lembang, dilokasikan di Jalan Panorama. Kondisi fisik pasar kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan dan penataan kegiatan-kegiatan di pasar tersebut.

4.6.3 Pendidikan, Peribatan dan Kesehatan Penggunaan lahan terkait aktivitas pendidikan, peribadatan dan kesehatan tersebar pada kawasan perumahan pada wilayah perkotaan Kecamatan Lembang. Fungsi pendidikan yang terdapat pada kawasan perencanaan mencakup pendidikan dasar dan usia dini serta pendidikan menengah. Keberadaan fasilitas pendidikan secara umum tidak tersebar merata terlebih untuk tingkatan menengah atas dimana siswa harus pergi ke Desa Lembang dan Kota Bandung untuk bersekolah. Keadaan ini sangat tidak optimal, dimana seharusnya pendidikan dasar dan menengah

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

puskesmas pembantu.

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

4.6.4 Perkantoran, Pertahanan dan Keamanan Penggunaan lahan perkantoran tidak terdapat pada kawasan perencanaan, penggunaan lahan untuk fungsi perkantoran pada kawasan perencanaan sebatas penggunaan lahan untuk perkantoran pemerintah dalam skala kecamatan. Penggunaan lahan untuk fungsi pertahanan dan keamanan terdapat di Desa Lembang, berupa penggunaan lahan untuk POLSEK dan KORAMIL Fungsi dari POLSEK dan KORAMIL adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kecamatan Wilayah Studi.

4.7 Analisis Struktur dan Tata Massa Bangunan Tata masa bangunan merupakan salah satu komponen utama dalam rangka pengaturan ruang di kawasan perencanaan. Pembahasan tata masa bangunan akan mencakup aspek kepadatan bangunan, intensitas bangunan, sempadan bangunan dan ketinggian bangunan. Uraian lebih lengkap tentang tata masa bangunan pada kawasan perencanaan dapat diikuti pada subbab berikut.

4.7.1 Analisis Kepadatan Bangunan Sebagai kawasan pengembang bagi kegiatan Ecotourism atau disebut juga Ekowisata pola kepadatan bangunan pada dasarnya kepadatan bangunan kawasan tersebut harus diperhatikan. Sebagai kawasan pembangunan bangunan pada kawasan perencanaan secara umum dapat dibagi menjadi dua pola, yaitu pola kepadatan bangunan rendah dan kepadatan bangunan tinggi. Kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi terdapat pada Desa Lembang perkembangan Kecamatan Lembang. Kepadatan bangunan pada kawasan tersebut didominasi oleh bangunan ruko dari tipe kecil hingga besar dan rumah. Kawasan dengan kepadatan rendah terdapat pada wilayah Desan Cibodas dan Mekarwangi. Kepadatan rendah pada kawasan-kawasan tersebut lebih disebabkan oleh faktor geografis

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

151

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

152

Gambar 4-17 : Peta Kepadatan Bangunan Kawasan Perkotaan Kecamatan Lembang

Studio Perencanaan Kota 2016 “Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasiskan Eco Tourism” Studi Kasus : Kecamatan Lembang

4.7.2 Analisis Intensitas Bangunan Pengaturan kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan bertujuan untuk mendapatkan ruang-ruang terbuka diantara bangunan-bangunan pada wilayah atau kawasan yang bersangkutan. Ruang-ruang terbuka diantara atau sekitar bangunan- bangunan dimaksud untuk:

1. Memperoleh peredaran udara lingkungan

2. Pemetaan penyinaran matahari

3. Penyerapan air hujan ke dalam tanah

4. Keamanan lingkungan untuk bahaya kebakaran dan gempa Perhitungan kepadatan bangunan adalah dengan memperhitungka ketersediaan lahan dan jumlah penduduk yang akan ditampung. Sebagai dasra analisis, kalsifikasi kepadatan bangunan suatu wilayah atau kawasan dihitung berdasar “(Luas Banguan – pekarangan) : Luas wilayah / Kawasan“. Menurut Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana wilayah No. 327/KPTS/M/2002, klasifikasi kepadatan bangunan untuk blok peruntukan adalah