29 Standard Time Frame for 40 Minute Ground Time
Tabel IV.29 Standard Time Frame for 40 Minute Ground Time
Standard Time (Minute) NO
1 Aircraft Arrival
6 Catering Uplift
7 Change Crew
8 Check-In Close
9 Go Show
11 Pax Embarking
12 Final Report
13 Security Item
15 APB Check
16 APB & Manifest
17 Door Closed
Sumber : Ground Operations Manual PT. NAM Air
Pada tabel IV.23 di atas dapat dilihat mengenai durasi atau lama waktu yang diberikan dan diperkirakan dari masing-masing aktivitas mulai dari pesawat on chock atau block on hingga pesawat off chock atau block off dengan maximum ground time selama 40 menit.
Maskapai penerbangan NAM Air sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang memiliki jadwal penerbangan setiap harinya harus dapat mencapai on time performance demi meningkatkan kualiats jasa perusahaan. Frekuensi adalah jumlah penerbangan yang dilakukan perusahaan penerbangan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbangan.
Perhitungan on time performance didasarkan pada banyaknya frekuensi penerbangan dan banyaknya keterlambatan terhadap frekuensi penerbagnan. Tingkat keterlambatan penerbangan dalam satu periode (bulan atau tahun) mempunyai hubungan terhadap kinerja perusahaan penerbangan yang memberikan dampak pkepada pencapaian on time performance sebagai penilaian bagi perusahaan.
Kategori presentase ketepatan waktu menurut Asad Y. Nasr dalam Jurnal Manajemen Transportasi Volume 9 No. 2 (2008 : 116-117), perbandingan persentase ketepatan waktu penerbangan dikategorikan dalam
4 bagian besar seperti pada penjelasan berikut ini :
a. 0% - 40% : Tidak baik karena menimbulkan citra yang buruk bagi perusahaan. Dan biaya yang dikeluarkan perusahaan juga menjadi lebih besar.
b. 41% - 60% : Kurang baik karena masih banyak keterlambatan yang terjadi dan jauh dari target yang diinginkan. Sehingga penumpang akan mencar penerbangan lain yang lebih tepat waktu.
c. 61% - 80% : Cukup baik karena ketepatan waktu penerbangan yang dihasilkan sudah mendekati target yang diinginkan.
d. 81% - 100% : Baik karena sudah mencapai target yang diinginkan dan airline dapat memuaskan penumpang.
Untuk mengetahui presentase dari tingkat keterlambatan ( delay ) dan on time performance maskapai NAM Air pada tahun 2016 digunakan rumus sebagai berikut :
Delay
Delay =
Fre₂uens₀ × Fre₂uens₀ − Delay
OTP % =
% atau
Fre₂uens₀ OTP % =
% − Delay %
Berdasarkan data yang diperoleh dari maskapai penerbangan NAM Air, untuk mengetahui tingkat perkembangan on time performance dan delay pesawat maskapai penerbangan NAM Air di Bandar Udara Soekarno Hatta pada tahun 2016, uraian secara rinci dapat dilihat pada tabel IV.15 seperti ini :
Tabel IV.30
Perkembangan On Time Performance dan Delay Pesawat Maskapai Penerbangan NAM Air pada Tahun 2016
Jumlah
On-Time Delay OTP No
Bulan
Minggu Flight
(%)
Frekuensi
I 122
83 39 68,03
II 103
85 18 82,52
1 Januari
III
93 74 19 79,57
IV 135
103
32 76,30
I 105
71 34 67,62
II 110
86 24 78,18
2 Februari
III
97 83 14 85,57
IV 110
77 33 70,00
I 102
72 30 70,59
II 112
93 19 83,04
3 Maret
III
95 83 12 87,37
IV 176
146
30 82,95
I 109
89 20 81,65
II 96 69 27 71,88
4 April
III
95 73 22 76,84
IV 127
100
27 78,74
I 123
94 29 76,42
II 123
85 38 69,11
5 Mei
III
117
87 30 74,36
IV 181
127
54 70,17
I 111
82 29 73,87
II 91 73 18 80,22
6 Juni
III
107
87 20 81,31
IV 168
117
51 69,64
I 124
83 41 66,94
II 102
85 17 83,33
7 Juli
III
93 71 22 76,34
IV 135
102
33 75,56
52 69,41 Sumber : DMR Maskapai Penerbangan NAM Air tahun 2016
IV 170
Setelah terdapat data pada tabel di atas, berikutnya perhitungan presentase on time performance dan delay per-bulan dimulai dari bulan Januari hinggan bulan Desember tahun 2016 pada maskapai penerbangan NAM Air di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta :
Delay Januari 2016 =
OTP Januari 2016 = 100% - 23,84% = 76,16%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Januari adalah sebanyak 108 kejadian dari 453 penerbangan dengan Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Januari adalah sebanyak 108 kejadian dari 453 penerbangan dengan
Delay Februari 2016 =
OTP Februari 2016 = 100% - 26,25% = 73,75%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Februari adalah sebanyak 105 kejadian dari 422 penerbangan dengan persentasi 26,25%. Sehingga pada bulan Februari terhitung persentase on time performance sebesar 73,75%.
Delay Maret 2016 =
OTP Maret 2016 = 100% - 18,76% = 81,24%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Maret adalah sebanyak 91 kejadian dari 485 penerbangan dengan persentasi 18,76%. Sehingga pada bulan Maret terhitung persentase on time performance sebesar 81,24%.
Delay April 2016 =
OTP April 2016 = 100% - 22,48% = 77,52%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan April adalah sebanyak 96 kejadian dari 427 penerbangan dengan persentasi
22,48%. Sehingga pada bulan April terhitung persentase on time performance sebesar 77,52%.
Delay Mei 2016 =
OTP Mei 2016 = 100% - 27,76% = 72,24%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Mei adalah sebanyak 151 kejadian dari 544 penerbangan dengan persentasi 27,76%. Sehingga pada bulan Mei terhitung persentase on time performance sebesar 72,24%.
Delay Juni 2016 =
OTP Juni 2016 = 100% - 24,74% = 75,26%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Juni adalah sebanyak 118 kejadian dari 477 penerbangan dengan persentasi 24,74%. Sehingga pada bulan Juni terhitung persentase on time performance sebesar 75,26%.
Delay Juli 2016 =
OTP Juli 2016 = 100% - 24,74% = 75,11%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Juli adalah sebanyak 113 kejadian dari 454 penerbangan dengan persentasi Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Juli adalah sebanyak 113 kejadian dari 454 penerbangan dengan persentasi
Delay Agustus 2016 =
OTP Agustus 2016 = 100% - 26,12% = 73,88%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Agustus adalah sebanyak 111 kejadian dari 425 penerbangan dengan persentasi delay sebesar 26,12%. Sehingga pada bulan Agustus terhitung persentase on time performance sebesar 73,88%.
Delay September 2016 =
OTP September 2016 = 100% - 20,00% = 80,00%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan September adalah sebanyak 98 kejadian dari 490 penerbangan dengan persentasi delay sebesar 20,00%. Sehingga pada bulan September terhitung persentase on time performance sebesar 80,00%.
Delay Oktober 2016 =
OTP Oktober 2016 = 100% - 23,67% = 76,33%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Oktober adalah sebanyak 102 kejadian dari 431 penerbangan dengan Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Oktober adalah sebanyak 102 kejadian dari 431 penerbangan dengan
Delay November 2016 =
OTP November 2016 = 100% - 27,31% = 72,69%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan November adalah sebanyak 148 kejadian dari 542 penerbangan dengan persentasi delay sebesar 27,31%. Sehingga pada bulan November terhitung persentase on time performance sebesar 72,69%.
Delay Desember 2016 =
OTP Desember 2016 = 100% - 24,69% = 75,31%
Maka dapat diketahui frekuensi keterlambatan yang terjadi pada bulan Desember adalah sebanyak 119 kejadian dari 482 penerbangan dengan persentasi delay sebesar 24,69%. Sehingga pada bulan Desember terhitung persentase on time performance sebesar 75,31%.
Gambar IV.4