Skripsi Hubungan Delay karena Penangan

HUBUNGAN DELAY KARENA PENANGANAN FLIGHT OPERATION DAN TEKNIK DENGAN ON TIME PERFORMANCE PADA MASKAPAI PENERBANGAN NAM AIR DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2016 SKRIPSI OLEH : MAHARDHITO GIFARI

NIM 224113082

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI JAKARTA

HUBUNGAN DELAY KARENA PENANGANAN FLIGHT OPERATION DAN TEKNIK DENGAN ON TIME PERFORMANCE PADA MASKAPAI PENERBANGAN NAM AIR DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2016 OLEH : MAHARDHITO GIFARI NIM 224113082 SKRIPSI DISAMPAIKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI (S1) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI

2017

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmatnya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN DELAY KARENA PENANGANAN FLIGHT OPERATION DAN TEKNIK DENGAN ON TIME PERFORMANCE MASKAPAI PENERBANGAN NAM AIR DI BANDAR

UDARA SOEKARNO HATTA TAHUN 2016 ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan skripsi ini tidak akan tersusun rapi tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada terisitimewa keluarga tercinta, terkhusus orang tua penulis, ayahanda Imam Mahmud Sutrisno dan Ibunda Ratih Ratnasari juga adik kandung penulis Maharani Azzahra. Keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada penulis selama penulisan skripsi ini serta memberikan nasehat yang sangat berarti agar tetap terus berdoa dan bersemangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Indra Setiawan, MBA selaku Dosen Pembimbing I dan kepada Bapak Irza Tanjung, SE, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah begitu sabar membimbing, memberikan arahan dan meluangkan banyak waktu dalamproses penyelesaian skripsi ini.Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

iii

1. Bapak Tjuk Sukardiman selaku Ketua STMT Trisakti;

2. Ibu Yuliantini, AMTrU, MM MM selaku Puket I STMT Trisakti;

3. Ibu Sarinah Sihombing S.Sos, MM selaku Ketua Jurusan S1 STMT Trisakti;

4. Bapak Suparwan C,K, AMTrU, MM selaku Pembimbing Akademik S1 MTU A STMT Trisakti;

5. Seluruh dosen dan karyawan STMT Trisakti;

6. Seluruh petinggi, staff, karyawan, dan para mahasiswa OJT Maskapai Penerbangan NAM Air dan Sriwijaya Air di Bandar Udara Soekarno Hatta. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan;

7. Tari Oktarinda sebagai orang terkasih yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam keadaan apapun;

8. Seluruh sahabat di Karang Taruna RT.03/RW.09 Kelurahan Pondok Kelapa, Prakoso Hasudungan, M. Zennuri, Achmad Mahesa, Aditya Bagus, Andhika Dwi Putra, Zul Ridwan, Jati Andonowarih, Abdul Jailani, dan Ramanov yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam hidup;

9. Seluruh rekan-rekan sekaligus sahabat dari Rumah Kawan Production, Sutan Maulana, Rizki Ghifari, dan Prayugo Raharjo atas perjuangan dan kerjasamanya serta persahabatan yang sudah terjalin selama ini;

10. Untuk teman seperjuangan selama masa kuliah, sahabat, teman satu bimbingan, terkhusus M. Oki Darmawan, M. Afiffudin, dan M. Anwar Salim. Terimakasih atas apa yang telah kalian berikan selama masih di bangku kuliah;

iv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kemajuan penulis agar lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi para pembacanya.

Jakarta, 24 Juli 2017

Penulis

ABSTRAK

(A) MAHARDHITO GIFARI / NIM : 2241 13 082

(B) Hubungan Delay Karena Penanganan Flight Operation dan Teknik dengan On Time Performance Maskapai Penerbangan NAM Air di Bandar Udara Soekarno Hatta Tahun 2016

(C) halaman, tabel, gambar

(D)

Kata Kunci : Delay, Flight Operation, Teknik, On Time Performance.

(E) Maskapai NAM Air merupakan perusahaan penerbangan Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Permasalahan dalam skripsi ini adalah hubungan delay penanganan flight operation dan penanganan teknik dengan on time performance pada maskapai NAM Air di Bandar Udara Sokarno-Hatta tahun 2016? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami hubungan delay penanganan flight operation dan penanganan teknik dengan on time performance, untuk memecahkan masalah ini penulis menggunakan 2 (dua) metode yaitu, pertama metode pengumpulan data berupa data lapangan dan data perpustakaan. Kedua, metode analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan berganda, koefisien korelasi, koefisien penentu dan uji hipotesis. Hubungan Delay Penanganan Flight Operation dengan On Time Performance hasil regresi Y = 82,348 – 1,6489 X dari persamaan regresi tersebut telihat turun (negatif). Koefisien korelasi r = -0,5691 artinya memiliki hubungan yang cukup kuat (sedang) negatif. Nilai koefisien determinasi sebesar 32,39%, hasil uji hipotesis (uji t) terdapat pengaruh negatif yang signifikan. Hubungan Penanganan Teknik dengan On Time Performance hasil regresi Y = 81,772 – 0,8826 X dari persamaan regresi tersebut telihat turun (negatif). Koefisien korelasi r = -0,4435 artinya memiliki hubungan yang cukup kuat (sedang) negatif. Nilai koefisien determinasi sebesar 19,67%, hasil uji hipotesis (uji t) terdapat pengaruh negatif yang signifikan. hubungan delay penanganan flight operation dan penanganan teknik dengan on time performance hasil regresi Y = 86,454 – 1,496 X₁ – 0,736 X . Koefisien korelasi r = 0,677 artinya memiliki hubungan yang cukup kuat (sedang) positif. Nilai koefisien determinasi sebesar 45,8%, hasil uji hipotesis (uji f) terdapat korelasi berganda negatif.

(F) Daftar Acuan Literatur (2008-2015)

(G) Ir. Indra Setiawan, MBA (Dosen Pembimbing I) Irza Tanjung, SE, MM

(Dosen Pembimbing II)

vi

C. Analisis On Time Performance Maskapai Penerbangan NAM Air Tahun 2016......................................................97

D. Analisis Hubungan Delay Penanganan Flight Operation (X ₁) dan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y).............................................................108

E. Cara Untuk Meningkatkan On Time Performance Perusahaan NAM Air .....................................................133

BAB V :

PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................135

B. Saran ..............................................................................136 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I.1

Interpretasi Koefisien Korelasi

Tabel III.1 Jumlah Armada dan Jenis Pesawat PT. NAM Air

45 Tabel III.2

46 Tabel IV.1

Rute PT. NAM Air

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Januari 2016 66 Tabel IV.2

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Februari 2016

67 Tabel IV.3

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Maret 2016

68 Tabel IV.4

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan April 2016

69 Tabel IV.5

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Mei 2016

70 Tabel IV.6

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Juni 2016

71 Tabel IV.7

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Juli 2016

72 Tabel IV.8

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Agustus 2016

73 Tabel IV.9

Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan September 2016

Tabel IV.10 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Oktober 2016

75 Tabel IV.11 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan November 2016

76 Tabel IV.12 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Bagian Flight Operation pada Bulan Desember 2016

77 Tabel IV.13 Rekapitulasi Total Kontribusi Delay oleh Bagian Flight Operation Tahun 2016

Tabel IV.14 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Flight Operation pada Tahun 2016

Tabel IV.15 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Januari 2016

Tabel IV.16 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Februari 2016

Tabel IV.17 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Maret 2016

Tabel IV.18 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan April 2016

Tabel IV.19 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Mei 2016

xi

Tabel IV.20 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Juni 2016

87 Tabel IV.21 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Juli 2016

Tabel IV.22 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Agustus 2016

89 Tabel IV.23 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan

oleh Penanganan Teknik pada Bulan September 2016

Tabel IV.24 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Bulan Oktober 2016

Tabel IV.25 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan

oleh Penanganan Teknik pada Bulan November 2016

Tabel IV.26 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan

oleh Penanganan Teknik pada Bulan Desember 2016

Tabel IV.27 Rekapitulasi Total Kontribusi Delay oleh Penanganan Teknik Tahun 2016 dalam Frekuensi

Tabel IV.28 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh Penangan Teknik pada tahun 2016

Tabel IV.29 Standard Time Frame for 40 Minute Ground Time

xii

Tabel IV.30 Perkembangan On Time Performance dan Delay Pesawat Maskapai Penerbangan NAM Air pada Tahun 2016 101

Tabel IV.31 Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Flight

Operation (X ) dengan On Time Performance (Y) pada

109 Tahun 2016

Tabel IV.32 Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y) pada Tahun 2016

Tabel IV.33 Jumlah Delay Flight Operation dan Penanganan Teknik dengan On Time Performance

Tabel IV.34 Regresi Berganda Delay Penanganan Flight Operation (X ) dan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y)

Tabel IV.35 Nilai Koefisien Korelasi dan Determinasi Antara Variabel Penanganan Flight Operation (X ) dan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y)

Tabel IV.36 Uji Signifikansi Antara Variabel penanganan Flight

Operation (X ) dan variabel Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I.1

Uji Signfifikasi Koefisien Korelasi dengan

Uji Dua Pihak

Gambar III.1 Logo dan Armada PT. NAM Air

Gambar III.2 Struktur organisasi PT. NAM Air

Gambar IV.1 Total Keterlambatan Waktu Penerbangan yang Disebabkan oleh penanganan Flight Operation pada Tahun 2016 80

Gambar IV.2 Total keterlambatan waktu penerbangan yang

disebabkan oleh Penanganan Teknik pada Tahun 2016

Gambar IV.3 Diagram Keterlambatan Tahun 2016

Gambar IV.4 Perkembangan Tingkat Keterlambatan dan On-time

Performance maskapai Nam Air Tahun 2016 107

Gambar IV.5 Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Ground Handling (X1) terhadap On-time performance (Y) 110 pada bulan Januari – Juni Tahun 2016

Gambar IV.6 Uji Signifikasi Ground Handling terhadap On-time Performance

xiv

Gambar IV.7 Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Technical Delay (X2) terhadap On-time performance (Y) 118 pada bulan Januari – Juni Tahun 2016

Gambar IV.8 Uji Signifikasi Technical Delay terhadap On-time

Performance 124

Gambar IV.9 Uji Signifikasi Flight Operation dan Technical Delay dengan On-time Performance

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini kebutuhan manusia semakin beragam dan bervariasi. Salah satu kebutuhan manusia moderen pada saat ini adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam jangka waktu yang cepat. Untuk dapat berpindah dalam jangka waktu yang cepat, membutuhkan alat transportasi yang berteknologi canggih dan mutakhir. Salah satu alat transportasi yang dapat memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain secara cepat adalah moda trasnportasi udara. Baik itu adalah pesawat udara khusus penumpang, pesawat jet pribadi, maupun helikopter yang mampu melayani penerbangan jarak dekat dan mendarat dari gedung ke gedung lainnya. Pesawat udara penumpang dimiliki oleh sebuah maskapai penerbangan. Maskapai penerbangan merupakan perusahaan yang menjual jasa transportasi menggunakan moda transportasi udara.

Dalam melayani penumpang para maskapai saling bersaing untuk merebut hati para konsumen. Persainganpun tidak dapat dihindarkan antara satu maskapai penerbangan dengan maskapai lainnya. Baik penerbangan domestik maupun internasional, semuanya sama-sama bersaing untuk memberikan kesan terbaik kepada para konsumennya.

Salah satu maskapai penerbangan yang melayani rute domestik adalah NAM Air. NAM Air merupakan anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Berdiri pada tahun 2013 dengan niatan untuk menyaingi maskapai penerbangan full service seperti Garuda Indonesia dan Batik Air. Namun pada perkembangan selanjutnya NAM Air akhirnya ditujukan sebagai feeder bagi Sriwijaya Air. Di mana Sriwijaya Air melayani rute utama, sementara NAM Air akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan Wings Air.

Dalam persaingannya sebagai maskapai penerbangan yang melayani rute domestik di Indonesia tentu NAM Air harus memperhatikan faktor- faktor yang dapat menyebabkan terjadinya delay pada suatu perusahaan maskapai penerbangan. Faktor-faktor tersebut seperti penanganan penumpang termasuk check in counter , penanganan bagasi, operasional maskapai penerbangan, penanganan teknik, ground handling , maupun flight operation . Kesemua faktor-faktor tersebut harus dipastikan tidak mengalami kendala yang berarti dalam penanganannya karena dapat menyebabkan rentetan masalah antara satu faktor dengan faktor lainnya. NAM Air sendiri sampai saat ini masih memiliki permasalahan dalam menangani kendala-kendala dari faktor-faktor tersebut. Kemungkinan dikarenakan umur perusahaan yang belum mencapai lima tahun sehingga masih banyak penyesuaian-penyesuaian yang perlu dilakukan dalam menghadapi persaingan antar sesama maskapai penerbangan.

Kendala-kendala tersebut salah satunya terdapat pada bagian operasi di mana bagian operasi tersebut berada di bawah tanggung jawab flight operation maskapai penerbangan NAM Air. Kendala-kendala di bagian operasi yang sering terjadi adalah menunggu kedatangan Pilot in Command (PIC), keterlambatan awak kabin pesawat, belum siapnya kabin pesawat sementara penumpang sudah siap untuk masuk ke dalam pesawat, dan persiapan-persiapan pre-flight yang belum terlaksana dan menyebabkan delay . Belum lagi peralatan yang terbilang belum modern dan canggih menyebabkan banyak hal harus dilakukan secara manual. Kasus lainnya sering kali petugas flight operation harus turun ke ground dan ikut mengurusi manifest.

Selain itu ada juga delay yang disebabkan oleh kendala teknik seperti masalah yang terjadi pada pesawat, pergantian roda pesawat, dan apabila tidak bisa dilakukan pergantian suku cadang secara cepat maka terpaksa pesawat harus ditukar atau diganti dengan yang tersedia pada waktu itu. Mengingat jumlah armada yang sedikit, maka apabila hal ini terjadi pada lebih dari tiga pesawat dalam waktu yang bersamaan maka ditakutkan delay yang terjadi bisa saja tidak hanya dalam hitungan menit atau jam melainkan hari. Hal-hal seperti itu mungkin saja terjadi.

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan penanganan operasi dan teknik memiliki peranan penting untuk menghindari terjadinya delay . Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan penanganan operasi dan teknik memiliki peranan penting untuk menghindari terjadinya delay . Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil

tahun 2016 yang berlokasi di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam identifikasi masalah terdapat Identifikasi masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah :

a. Masih kurangnya penerapan teknologi tracking pada bagian Flight Operation NAM Air;

b. Seringnya terjadi keterlambatan kedatangan Pilot in Command dan Flight Attendant ;

c. Kurangnya pekerja di bagian flight operation sehingga sering kali setiap pekerja memegang peran ganda;

d. Jumlah pesawat yang terbilang sedikit dan terbatas;

e. Adanya gangguan-gangguan terhadap pesawat yang disebabkan oleh hal-hal teknis.

2. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah penulis akan membatasi permasalahannya hannya pada hubungan dari delay yang disebabkan oleh penanganan operasional dan penanganan teknik dengan o n time performance pada maskapai penerbangan NAM Air di bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.

3. Pokok Masalah

Dalam penelitian ini terdapat lima pokok masalah. Berikut adalah lima pokok masalah yang ingin diteliti oleh penulis :

a. Bagaimana delay yang terjadi pada penanganan flight operation penerbangan NAM Air sepanjang tahun 2016?

b. Bagaimana delay yang terjadi pada penanganan teknik penerbangan NAM Air sepanjang tahun 2016?

c. Bagaimana on time performance maskapai penerbangan NAM Air pada tahun 2016?

d. Adakah hubungan delay yang disebabkan oleh penanganan flight operation dan penanganan teknik baik secara parsial maupun bersamaan dengan on time performance maskapai penerbangan NAM Air?

e. Bagaimana cara meningkatkan on time performance maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Internasional Seokarno Hatta Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis delay penanganan flight operation maskapai NAM Air pada tahun 2016;

b. Untuk mengetahui dan menganalisis delay penanganan teknik maskapai NAM Air pada tahun 2016; b. Untuk mengetahui dan menganalisis delay penanganan teknik maskapai NAM Air pada tahun 2016;

d. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan delay penanganan flight operation dan penanganan teknik dengan on time performance baik secara parsial maupun secara bersamaan pada maskapai penerbangan NAM Air tahun 2016;

e. Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan on time performance maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi tiga manfaat. Bagi penulis, bagi lembaga pendidikan tempat di mana penulis menempuh pendidikan, dan bagi perusahaan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Bagi Penulis Tujuan bagi penulis adalah sebagai salah satu syarat untuk melengkapi kebulatan studi yang digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti. Selain itu adalah untuk mengevaluasi atas kemampuan penulis mengenai ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dan mengimplementasikannya selama dalam masa praktek a. Bagi Penulis Tujuan bagi penulis adalah sebagai salah satu syarat untuk melengkapi kebulatan studi yang digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti. Selain itu adalah untuk mengevaluasi atas kemampuan penulis mengenai ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dan mengimplementasikannya selama dalam masa praktek

b. Bagi Sekolah Tinggin Manajemen Transportasi Trisakti

Bagi Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan baru bagi para akademisi, praktisi, maupun perpustakaan. Menjadi sebuah bahan informasi baru untuk para pelajar dan pengajar yang ada di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti. Selain itu juga sebagai dokumentasi perpustakaan STMT Trisakti.

c. Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang bertuju kepada penanganan delay terutama yang bersumber dari kegiatan flight operation dan teknik. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kontribusi delay yang disebabkan oleh kegiatan bagian flight operation dan kegiatan teknik pada maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta serta diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data kualitatif maupun kuantitatif. Adapun yang dimaksud dengan data kualitatif dan data kuantitatif adalah sebagai berikut:

1) Data kualitatif yaitu data yang didapat dari hasil serangkaian observasi dan tidak dinyatakan dalam bentuk angka tetapi berupa kategori, kalimat, ataupun kata-kata berupa data Ground Operations Manual (GOM) milik Sriwijaya Air.

2) Data kuantitatif yaitu data yang didapat dari hasil serangkaian observasi atau pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka yaitu data dari manifest daily movement report maskapai penerbangan NAM Air dari bulan Januari hingga bulan Juni tahun 2016 di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta.

b. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip dari buku-buku, literatur, dan laporan atau jurnal yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data untuk penulisan ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: Dalam memperoleh data untuk penulisan ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

Observasi

Dilakukan dengan pengamatan dan mencatat langsung fakta yang dijumpai di tempat objek penelitian dan data yang diberikan oleh perusahaan.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) , untuk mendapatkan data sekunder:

Untuk menguatkan gagasan dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian lapangan, maka diperlukan landasan seperti teori-teori atau pendapat para ahli yang bersumber dari literatur perpustakaan dan perkuliahan, majalah-majalah ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang dianggap penting dan ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Analasis Regresi Linear Sederhana

Analasis regresi yang digunakan adalah berbentuk regresi linear sederhana yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan rumus regresi linear menurut Sugiyono (2010:270) adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Nilai a dan b menurut Sugiyono (2010 : 272) dapat dengan rumus berikut:

Keterangan:

Y = variabel terikat atau dependen

X = variabel bebas atau independen

a = bilangan tetap, harga Y bila X = 0

b = koefisien regresi atau angka arah, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.

n = jumlah sampel.

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, jika peneliti bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik maupun turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, jika peneliti bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik maupun turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel

Persamaan regresi untuk dua variabel:

Y = a+bX +bX

Y = On Time Performance

X = Delay Flight Operation

X = Delay Penanganan Teknik

a = Intercept Coefficient (nilai Y, bila X , X )

b ...b

Koefisien masing-masing variabel X dan X

Maka untuk menentukan a, b , b dapat digunakan formula berikut:

c. Analisis Koefisien Korelasi

1) Korelasi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variable X dan variable Y, baik positif maupun negatif menurut Sugiyono (2012 : 139). Adapun rumus koefisien korelasi sederhana adalah:

Keterangan rumus :

rXY = Koefisien Korelasi

n = Jumlah sampel

∑X = Jumlah nilai variabel independen ∑Y = Jumlah nilai variabel dependen ∑X² = Jumlah kuadrat nilai variabel independen ∑Y² = Jumlah kuadrat nilai variabel dependen ∑XY = Jumlah nilai kali antara variabel independen dan

dependen

Koefisien korelasi merupakan tolok ukur untuk melihat kedekatan hubungan variabel X dan variabel Y. Koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar +1, jika dibuat persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:

-1 < r < +1

Artinya:

1. Jika r = -1 atau mendekati -1, berarti terdapat hubungan negatif yang sempurna atau sangat kuat antara variabel X dengan variabel Y.

2. Jika r = +1 atau mendekati +1, berarti terdapat hubungan yang positif yang sempurna atau sangat kuat antara variabel

X dengan variabel Y.

3. Jika r = 0 atau mendekati 0, berarti tidak terdapat hubungan yang positif yang sempurna atau sangat kuat antara variabel

X dengan variabel Y.

Tabel I.1

Interpretasi Koefieien Korelasi Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

Sangat Rendah

Sangat Kuat

Sumber : (Sugiyono, 2012 :214)

1. Korelasi Ganda

Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas X X dengam variabel terikat Y. Koefisien Korelasi tersebut dapat diperoleh dari (Sugiyono, 2012 dan Riduwan, 2012:139)

Keterangan :

r XY = Koefisien Korelasi X dengan Y

r XY = Koefisien Korelasi X dengan Y

rX X = Koefisien Korelasi X X dengan Y

Koefisien Korelasi tersebut mempunyai nilai antara -1,0 dan 1

RX X Y = 1 atau mendekati X X dan Y adalah sangat kuat

RX X Y = 0 atau mendekati X X dan Y adalah sangat lemah

Tingkat hubungan yang terjadi pada suatu koefisien korelasi dapat dicari dengan menggunakan tabel di atas.

d. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Korelasi Sederhana

Bertujuan untuk mengetahui ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Menentukan H dan Hₐ (bentuk uji)

H : μ < 0 = tidak ada hubungan antara variabel independen variabel dependen

Hₐ : μ > 0 = ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

b) Menetapkan taraf nyata (α) / tingkat keyakinan (1- α) Pengujian hipotesis digunakan sebagai alat unutk mengetahui ada hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan uji t dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dan taraf nyata α = 5% (0.05)

c) Memilih uji statistik (Sugiyono, 2012 : 214) dengan rumus:

d) Menentukan daerah kritis (daerah penolakan H ) Jika t hitung < ttabel maka H diterima, Hₐ ditolak Jika t hitung > ttabel maka H ditolak, Hₐ diterima

e) Menarik kseimpulan

Gambar I.1

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dengan Uji Dua Pihak

2. Uji Signifikansi Korelasi Berganda

a) H : μ1 – 2 < 0 secara ganda ada hubungan signifikansi

variabel X dan variabel X terhadap Y

b) Hₐ : μ1 – 2 < 0 secara ganda tidak ada hubungan signifikansi variabel X dan variabel X terhadap Y

H ditolak jika Fhitung > F( a,n – 4) Uji statistik (Sugiyono, 2012 : 223)

F = Membandingkan F dengan Ftable (1) H diterima, Hₐ ditolak jika Ftabel < Fhitung (2) H ditolak, Hₐ diterima jika Ftabel > Fhitung

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga ada korelasi negatif yang signifikan hubungan delay penanganan operasional dengan on time performance maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta tahun 2016.

2. Diduga ada korelasi negatif yang signifikan hubungan delay penanganan teknik dengan on time performance maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta tahun 2016.

3. Diduga ada korelasi positif yang signifikan hubungan delay penanganan operasional dan penanganan teknik dengan on time performance secara 3. Diduga ada korelasi positif yang signifikan hubungan delay penanganan operasional dan penanganan teknik dengan on time performance secara

F. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab dengan sisematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB ini memuat gagasan penulis tentang latar belakang permasalahan dari penelitian ini, selanjutnya dikemukakan mengenai metode-metode penelitian yang digunakan serta tujuan dan manfaat penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam BAB ini penulis menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan skripsi.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam BAB ini berisikan uraian secara singkat sejarah umum perusahaan, organisasi dan manajemen, serta struktur organisasi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB ini akan disajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis terhadap perolehan data tersebut. Kemudian akan dibahas terperinci melalui analisis masalah dengan teori dan analisis yang telah ditentukan.

BAB V PENUTUP

Dalam BAB ini penulis akan memberikan kesimpulan yang telah dibahas pada BAB IV, juga memberikan saran-saran yang cukup relevan untuk diterapkan oleh maskapai penerbangan NAM Air di Bandara Soekarno Hatta terminal 2F, Jakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Setiap manusia pasti membutuhkan kehadiran manajemen di dalam organisasi maupun di dalam dirinya sendiri. Karena dengan adanya manjemen setiap manusia baik di dalam dirinya sendiri maupun di dalam organisasi dapat merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan apa yang ingin dilakukan dan menjadi tujuannya. Tanpa kehadiran manajemen maka tidak akan mudah mencapai sebuah tujuan karena tidak terorganisirnya pekerjaan yang akan dilakukan.

Menurut T. H. Nelson yang dikutip oleh Sarinah Sihombing dan A. J. Muljadi (2014:5) berpendapat bahwa manajemen adalah ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan, dan orang-orang untu kmenghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.

Menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Sarinah Sihombing dan A. J. Muljadi (2014 : 5) mengatakan manajemen adalah proses yang khas yang terdiri atas perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai Menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Sarinah Sihombing dan A. J. Muljadi (2014 : 5) mengatakan manajemen adalah proses yang khas yang terdiri atas perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai

Menurut James Stoner yang dikutip oleh Sarinah Sihombing dan

A. J. Muljadi (2014 : 6) manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha- usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Unsur – Unsur Manajemen

Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2013 : 20), unsur-unsur manajemen terdiri dari man, money, methods, materials, machines, dan market yang disingkat menjadi 6M. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Man yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional atau pelaksana.

b. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Methods yaitu cara-acara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

d. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Machines yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai tujuan.

f. Market yaitu pasar untuk menjual barrang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

3. Fungsi – Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen menurut Sarinah Sihombing dan A. J. Muljadi dalam buku Pengantar Manajemen (2013 : 53-55) adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan ( planning ) adalah merinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

adalah mengumpulkan danmengoordinasikan manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Pengorganisasian

( organizing )

c. Pengarahan ( directing ) adala hsuatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

d. Pengendalian ( controlling ) adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi dapat terencana dengan baik.

B. Manajemen Operasional

1. Pengertian Manajemen Operasional

Dalam melaksanakan operasi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan0keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan operasi yang dikenal sebagai manajemen operasional. Berikut ini pengertian menurut beberapa ahli :

Menurut Tita Deitiana (2011 : 2) Manajemen Operasional merupakan suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha yang menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan beberapa konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya.

Menurut Manahan P. Tampubuolon (2014 : 6-7) ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaaan kegiatan manajemen operasi yaitu, fungsi manajemen operasional, sistem manajemen operasional dan keputusan di dalam manajemen operasional. Pertama, manajemen oeprasional yang dapat dinyatakan bahwa manajer oeprasional bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Kedua, mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem transportasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa. Terakhir, merupakan unsur Menurut Manahan P. Tampubuolon (2014 : 6-7) ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaaan kegiatan manajemen operasi yaitu, fungsi manajemen operasional, sistem manajemen operasional dan keputusan di dalam manajemen operasional. Pertama, manajemen oeprasional yang dapat dinyatakan bahwa manajer oeprasional bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Kedua, mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem transportasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa. Terakhir, merupakan unsur

Ada empat fungsi penting dalam manajemen oeprasional yaitu :

a. Proses pengelolaan yang menyangkut metode dan teknik yang

digunakan untuk pengelolaan faktor masukan.

b. Jasa-jasa pernunjang yang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengelolaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

c. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan operasional yang akan dilakukan dalam suatu kurun waktu atau periode tertentu.

d. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk menjalin terlaksanananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga maksud dan tujuan pengunaan dan pengelolaan masukan yang secara nyata dapat dilaksanakan.

C. Jasa

1. Pengertian Jasa

Jasa merupakan kegiatan yang menawarkan produk ke konsumen dan sifat dari jasa itu sendiri tidak dapat dimiliki karena tidak terwujud, salah satu perusahaan yang menawarkan produk jasa adalah airline. Produk jasa yang ditawarkan airline berupa jasa memindahkan penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan memerhatikan faktor keselamatan, kenyamanan dan keamanan.

Menurut Kotler yang dikutip dalam buku Suharto Abdul Majid (2015:33). Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.

Menurut Sugiarto yang dikutip oleh Suharto Abdul Majid (2015:34) Jasa adalah aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan.

2. Karakteristik Jasa

Menurut Philip Kotler yang dikutip dalam buku J. Supranto (2011:227-228) jasa memiliki empat karakteristik utama yaitu sebagai berikut:

a. Tidak Berwujud (Intangibility) , artinya jasa tidak dapat dilihat, dikecap, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli.

b. Tidak Terpisahkan (Inseparability). Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tak terpisahkan ( service inseparability), berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkandari penyedianya, baik penyedianya itu manusia atau mesin.

c. Keanekaragaman (Variability). Jasa bersifat sangat beranekaragam karena merupakan nonstandardized output , artinya banyak variasi c. Keanekaragaman (Variability). Jasa bersifat sangat beranekaragam karena merupakan nonstandardized output , artinya banyak variasi

d. Tidak Tahan Lama (Perishability). Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

3. Kriteria Penentu Kualitas Jasa

Terdapat lima dimensi pokok kualitas jasa yang dapat dirincikan sebagai berikut menurut Philip Kotler yang dikutip didalam buku J. Supranto (2011:231) sebagai berikut :

a. Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan muntuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat, terpercaya, akurat dan kesesuaian pelayanan.

b. Keresponsifan (Responsiveness), yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.

c. Keyakinan ( Confidence ), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau “assurance”.

d. Empati (Emphaty), syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.

e. Berwujud ( Tangible ), yaitu penampilan fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.

D. Manajemen Transportasi

1. Pengertian Manajemen Transportasi

Menurut M. N. Nasution (2008 : 90), manajemen transportasi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian transportasi atau unit dalam organisasi industri atau perdagangan dan jasalain ( manufacturing businessand service ) untuk memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efisien.

2. Fungsi Manajemen Transportasi

Menurut M. N. Nasution (2008 : 92-93) fungsi manajemen transportasi dalam industri manufaktur pada umumnya adalah :

a. Merencanakan, mengatur, dan mengoordinasikan operasi serta administrasi segala bentuk angkutan di seluruh perusahaan hingga dapat terselenggara seefisien mungkin, biak untuk angkutan barang maupun penumpang bagi karyawan;

b. Menetapkan standar operasi dan perawatan semua bengkel (jika ada) kendaraan bermotor dan menentukan persediaan bahan bakar, bahan-bahan lainnya, dan suku cadang kendaraan;

c. Menetakan standar biaya operasional, penyusunan staf, dan jasa- jasa penunjang;

d. Menentukan kendaraan mana yang paling cocok untuk semua kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan harga dan manfaat ekonomis; d. Menentukan kendaraan mana yang paling cocok untuk semua kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan harga dan manfaat ekonomis;

f. Menjamin bahwa standar perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan jadwal ditaati sehingga kendaraan perusahaan selalu dalam kondisi efektif dilihat dari segi perbaikan mekanisnya;

g. Dalam hal menyewa atau mencarter kendaraan luar, menjamin tercapainya standar prestasi dengan cara membina kerja sama dengan perusahaan jasa angkuta ncarteran yang terpercaya; mengadakan hubungan erat dengan manajer perusahaan asuransi kendaraan tentang premi, klaim kecelakaan, dan sebagainya; serta

h. Menjalin kerja sama dengan perusahaan ekspedisi muatan kapal laut dan perusahaan pelayaran atau penerbangan.

3. Fungsi Manajemen Transportasi bagi Perusahaan Transportasi

Menurut M. N. Masitopm (2008 : 93) fungsi manajemen transportasi bagi perusahaan transportasi pada umumnya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan kapasitas dan jumlah armada;

b. Merencanakan jaringan trayek, lintas, atau rute, serta menentukan jadwal keberangkatan;

c. Mengatur pelaksanaan operasi armada dan awak kendaraan;

d. Memelihara dan memperbaiki armada;

e. Melaksanakan promosi dan penjualan tiket; e. Melaksanakan promosi dan penjualan tiket;

g. Mengatur pembelian suku cadang dan logistik;

h. Merencanakan sistem dan prosedur untuk meningkatkan efesiensi perusahaan;

i. Melaksanakan penelitian dan pengembangan perusahaan; j. Menjalin hubungan yang erat dengan instansi-instansi pemerintah

maupun instansi lainnya yang terkait.

E. Transportasi

1. Pengertian Transportasi

Menurut Abbas Salim (2012 : 6), Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Menurut Suharto Abdul Majid (2015 : 23), Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan perpindahan atau pemindahan manusia dan barang atau sumber daya lainnya dari suatu tempat atau tempat asal ke suatu tempat lainnya atau tempat tujuan dengan menggunakan alat angkut.

Menurut M. N. Nasution (2008 :3), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Kesimpulan dari definisi-deifinisi di atas adalah transportasi merupakan suatu proses perpindahan baik itu manusia maupun barang, dari tempat asalnya menuju ke suatu tempat dengan menggunakan alat angkut tertentu.

2. Unsur-Unsur Transportasi

Menurut M. N. Nasution (2008 : 3) unsur-unsur transportasi meliputi atas :

a. Ada muatan yang diangkut;

b. Tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya;

c. Ada jalanan atau jalur yang dapat dilalui;

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan;

e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

3. Fungsi Transportasi

Menurut M. N. Nasution (2008 : 7) transportasi berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan ( the promoting sector ) dan pemberi jasa ( the servicing sector ) bagi perkembangan ekonomi. Fasilitas pengangkut harus dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan lainnya.

Menurut Abbas Salim (2012 : 2) fungsi transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.

F. Angkutan Udara

1. Pengertian Angkutan Udara

Menurut UU Penerbangan No. 1 tahun 2009 (2009 : 3), Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.

2. Sifat Jasa Angkutan Udara

Menurut M. N. Nasution (2015 : 205-206) sifat dan karakteristik umum jasa angkutan udara adalah sebagai berikut :

a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan dan dipegang tetapi dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat. Unit produksi adalah seat /km tersedia dan ton /km tersedia. Seat /km tersedia ( available seat /km) adalah satu seat yang diterbangkan dalam jarak satu kilometer. Ton /km tersedia adalah satu ton barang dalam satu kilometer. Bila seat /km tersedia dan ton /km tersedia telah digunakan users, maka produksi tersebut menjadi revenue passanger /km dan revenue cargo /km.

b. Permintaan bersifat elastis. Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand , yaitu sebagai akibat adanya permintaan atau kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif angkutan udara relatif mahal, maka bila terjadi perubahan harga, maka permintaan menjadi elastis.

c. Selalu menyesuaikan dengan teknologi maju. Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis, yang dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara. Penyesuaian teknologi maju tidak hanya di bidang teknik permesinan pesawat terbang saja, tetapi juga di bidang-bidang lainnya, seperti sistem informasi manajemen, metode-metode, peraturan-peraturan dan prosedur, serta kebijakan.

d. Selalu ada campur tangan pemerintah, seperti pada umumnya kegiatan –kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu, juga untuk menjaga keseimbangan antara penumpang dengan lessor (dalam hal ini menyangkut penarifan), jumlah investasi yang besar, dan manjamin keselamatan penerbangan.

3. Fungsi Jasa Angkutan Udara

Menurut Nasution (2015:206-207) pada prinsipnya terdapat beberapa fungsi produk jasa angkutan udara yang harus tercapai, yaitu :

a. Safety Organisasi penerbangan harus mengutamakan faktor keselamatan di atas segala-galanya dalam pengoperasian pesawat dari suatu rute tertentu ke rute tertentu. Seluruh penumpang, awak pesawat dan barang-barang selama penerbangan harus benar-benar diperhatikan akan keselamatannya.

b. Comfortability Dalam hal comfortability , organisasi berusaha semaksimal mungkin agar penumpang mendapat kenyamanan selama penerbangan berlangsung. Dengan demikian, penumpang harus mendapat pelayanan yang sebaik mungkin dari petugas organisasi yang bersangkutan. Pelayanan yang dimaksud disini adalah pada saat calon penumpang mengadakan hubungan dengan organisasi sampai penumpang tiba di tempat tujuannya.

c. Regularity Dalam mengoperasikan pesawat udara harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat dan teratur serta sesuai dengan waktu yang diinginkan penumpang, hal tersebut sangat diperukan untuk menjamin kepuasan penumpang dan citra organisasi penerbangan sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Untuk dapat melaksanakan operasi penerbangan tepat waktu, diperlukan disiplin dan koordinasi antara bagian produki/operasi dengan bagian pemeliharaan pesawat, pemasaran dan bagian lainnya.

d. Economy for Company Bilamana safet y dan passengercomfort telah berjalan dengan baik, maka tibalah saatnya bagi organisasi untuk menikmati hasil dari pengoperasian pesawat terbang. Di samping mengadakan penghematan-penghematan biaya di segala bidang serta adanya d. Economy for Company Bilamana safet y dan passengercomfort telah berjalan dengan baik, maka tibalah saatnya bagi organisasi untuk menikmati hasil dari pengoperasian pesawat terbang. Di samping mengadakan penghematan-penghematan biaya di segala bidang serta adanya

4. Jenis-Jenis Perusahaan Angkutan Udara

Menurut M. N. Nasution (2008 : 206) Perusahaan – Perusahaan yang bergerak dalam bidang angkutan udara pada umumnya dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:

a. Direct air carriers, yaitu perusahaan penerbangan yang langsung menyediakan dan memproduksi jasa angkutan udara. Perusahaan ini dapat dikelompokkan dalam tiga jenis berikut :

1) Perusahaan penerbangan yang berjadwal ( schedule/ regulator ), yang terdiri atas perusahaan penerbangan nusantara, perusahaan penerbangan daerah, dan perusahaan penerbangan perintis;

2) Perusahaan penerbangan sewa ( air charter ), yaitu perusahaan penerbangan yang tidak berjadwal dan yang menyediakan jasa angkutan kepada umum dengan sistem kontrak, yang dibedakan atas perusahaan penerbangan tidak berjadwal ( air charter ), ydan perusahaan penerbangan taksi udara ( air taxi )