Hubungan Tingkat Keterlambatan Penanganan Teknik (X ) Dengan On Time Performance (Y)

2. Hubungan Tingkat Keterlambatan Penanganan Teknik (X ) Dengan On Time Performance (Y)

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat keterlambatan penanganan teknik dengan on time performance pada bulan Januari hingga Juni 2016, berikut ini penulis akan lebih dahulu menguraikan data

penanganan penanganan teknik (X ) dan tingkat on time performance (Y) yang akan digunakan sebagai perhitungan analisis statistik secara manual seperti pada tabel berikut :

Tabel IV.32

Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y) pada Tahun 2016

X2 Y

XY

1 7 68,03 %

476

49 4628

2 4 82,52 %

330

16 6810

3 1 79,57 %

80 1 6331

4 6 76,30 %

458

36 5821

5 9 67,62 %

609

81 4572

6 5 78,18 %

391

25 6112

7 4 85,57 %

342

16 7322

8 6 70,00 %

420

36 4900

9 5 70,59 %

353

25 4983

10 6 83,04 %

498

36 6895

11 3 87,37 %

262

9 7633

12 6 82,95 %

498

36 6881

13 8 81,65 %

653

64 6667

14 4 71,88 %

288

16 5166

15 4 76,84 %

307

16 5905

16 8 78,74 %

630

64 6200

17 10 76,42 %

764

100 5840

18 15 69,11 %

1037

225 4776

19 5 74,36 %

372

25 5529

20 16 70,17 %

1123

256 4923

21 6 73,87 %

443

36 5457

22 5 80,22 %

401

25 6435

23 5 81,31 %

407

25 61

24 8 69,64 %

557

64 4850

25 6 66,94 %

402

36 4480

26 5 83,33 %

417

25 6944

27 2 76,34 %

153

4 5828

28 5 75,56 %

378

25 5709

29 8 66,36 %

531

64 4403

30 5 77,48 %

387

25 6003

31 4 87,63 %

351

16 7679

32 5 65,45 %

327

25 4284

Gambar IV.7

Perhitungan Regresi Korelasi Tingkat Keterlambatan Penanganan Teknik (X ) dengan On Time Performance (Y) pada Tahun 2016

X2 dengan Y

100,00 Y = a + bX 90,00

Y = 81,772 + (-0,8826X) 80,00

30,00 Linear (Series1) 20,00

Penanganan Teknik

Paradigma Sederhana R

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode regresi liner sederhana merupakan sebuah metode statistika untuk melakukan identifikasi hubunga satu variabel bebas penanganan teknik (X ) dengan variabel terikat on time performance (Y). Bentuk dari persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :

Y = a + bX

Berdasarkan hasil perhitungan gambar IV.6, maka hasil dari persamaan Regresi Linier Sederhana sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 81,772 + (-0,8826X)

2) Dari persamaan di atas menandakan bahwa nilai konstanta yang dihasilkan sebesar 81,772 mengindikasikan bahwa jika nilai variabel penanganan teknik dianggap konstan, maka nilai on time performance maskapai penerbangan NAM Air tahun 2016 adalah sebesar 81,772;

3) Dari persamaan regresi tersebut terlihat bahwa hubungan penanganan teknik adalah turun (negatif), hal tersebut ditunjukkan pada koefisien regresi atau nilai bX dalam persamaan regresi tersebut berupa angka negatif sebesar -0,8826 satuan. Artinya, jika delay penanganan teknik mengalami kenaikan 1 satuan maka on time performance akan cenderung mengalami penurunan sebesar 0,8826 satuan. Apabila ada peningkatan delay maka ketetapan waktu akan menurun.

b. Analisis Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan tolok ukur untuk melihat kedekatan hubungan variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar +1, jika dibuat persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

-1 < r < + 1

Berdasarkan hasil perhitungan gambar IV.7 di atas, hasil perhitungan korelasi diperoleh r = -0,4435. karena besarnya r berada pada interval 0,40 – 0,599 yamg berarti hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah memiliki hubunngan yang negatif dan sedang berdasarkan tabel interpretasi keeratan hubungan. Kesimpulannya penanganan teknik memiliki hubungan yang cukup kuat dengan tingkat on time performance maskapai penerbangan NAM Air pada tahun 2016.

c. Koefisien Determinasi (Koefisien Penentu)

Analisa koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentasi sumbangan ( share ) hubungan variabel Penanganan Teknik (X ) dengan variabel On Time Performance (Y). Berdasarkan perhitungan gambar IV.6 dengan menggunakan rumus koefisien determinasi atau koefisien penentu (KP) perhitungan sebagai berikut : KD = (r)² x 100% KD = 0,1967 x 100% KD = 19,67%

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai (r)² sebesar 0,1967 atau 19,67%. Variabilitas ketepatan waktu penerbangan NAM Air tahun 2016 yang terjadi disebabkan oleh penanganan teknik. Dengan kata lain bahwa hubungan variabel penanganan teknik (X ) dan dengan variabel on time performance (Y) sebesar 19,67%, sedangkan sisanya sebesar 80,33% disebabkan oleh faktor lain yang dalam hal ini tidak diteliti oleh penulis.

d. Uji Hipotesis (Uji t)

Untuk menguji hipotesis atau dugaan adanya hubungan antara masing-masing variabel di mana variabel penanganan teknik (X ) memberikan hubungan dengan variabel on time performance (Y) maka penulis menggunakan uji hipotesis dengan tingkat signifikan sebesar 5% atau α = 0,05 karena dinilai cukup ketat dalam menguji variabel- variabel yang diuji atau menunjukkan bahwa korelasi antara kedua Untuk menguji hipotesis atau dugaan adanya hubungan antara masing-masing variabel di mana variabel penanganan teknik (X ) memberikan hubungan dengan variabel on time performance (Y) maka penulis menggunakan uji hipotesis dengan tingkat signifikan sebesar 5% atau α = 0,05 karena dinilai cukup ketat dalam menguji variabel- variabel yang diuji atau menunjukkan bahwa korelasi antara kedua

H :μ<0 tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

Hₐ : μ > 0 ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

Serta adanya decision rules uaoti seperti penerimaan : Jika t hitung <t tabel maka H diterima, maka Hₐ diterima Jika t hitung >t tabel maka H ditolak, maka Hₐ diterima

Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumus yang digunakan penulis sebagai berikut :

Keterangan :

t = Nilai Uji t

r = Koefisien Korelasi

r² = Koefisien Determinasi

n = Jumlah Sampel

Perhitungan :

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar -3,356. Setelah t hitung sudah diketahui, maka dapat dicari t tabel dengan menggunakan :

e. Taraf nyata ( α) = 0,05

f. Derajat kebebasan (df) sebesar : =n –2 = 48 –2 = 46

g. Tabel distribusi t maka diperoleh t tabel sebesar -2,0129. Dari data tersebut maka diperoleh hasil :

a) Jika t hitung <t tabel maka H diterima, maka Hₐ ditolak

b) Jika t hitung >t tabel maka H ditolak, maka Hₐ diterima

c) -3,356 > -2,0129, dari hasil tersebut maka H ditolak, maka Hₐ diterima Maka dari hasil di atas menunjukkan bahwa variabel flight operation memerikan pengaruh yang signifikan terjadap on time c) -3,356 > -2,0129, dari hasil tersebut maka H ditolak, maka Hₐ diterima Maka dari hasil di atas menunjukkan bahwa variabel flight operation memerikan pengaruh yang signifikan terjadap on time

Gambar IV.8

Uji Signifikansi Penanganan Penanganan Teknik terhadap On

Time Performance

-3,356 -2,0129

hitung

t tabel t

Berdasarkan kurva uji t di atas maka dapat dilihat bahwa variabel flight operation memiliki hubungan yang signifikan terhadapt variabel on time performance . Dengan demikian hipotesis awal bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara ground handling dengan on time performance Maskapai Penerbangan NAM Air tahun 2016 telah terbukti.