Organisasi dan Manajemen

C. Organisasi dan Manajemen

1. Logo PT. NAM Air

Gambar III.1 Logo PT. NAM Air

Sumber : PT. NAM Air

2. Armada NAM Air

Sumber : PT. NAM Air

Tabel III.1

Jumlah Armada dan Jenis Pesawat PT. NAM Air

Jumlah

Konfigurasi Kursi Jenis Pesawat

Armada

Catatan

B E Total Boeing 737-

Sumber : PT. NAM Air

Sebagaimana dengan Sriwijaya Air, NAM Air juga turut memberikan nama di seluruh pesawatnya yang diambil dari nama suatu tempat, sifat atau ungkapan, ataupun nama burung. Contoh untuk di NAM Air adalah “ Bersinar ” dan “ Kehidupan ”.

3. Rute

Berikut adalah daftar rute yang dilayani oleh NAM Air per bulan Juli 2016. Semua rute yang tertulis di bawah merupakan rute yang beroperasi secara pulang-pergi (PP). Merujuk pada PM 97 Tahun 2015, mulai bulan Mei 2015, Sriwijaya Air mengalihkan beberapa pesawat dan rutenya ke NAM Air.

Tabel III.2 Rute PT. NAM Air

Denpasar – Waingapu

Pangkal Pinang – Tj. Pandan Denpasar – Maumere

Jakarta – Palembang

Jakarta – Pangkal Pinang Pontianak – Yogyakarta Denpasar – Labuan Bajo

Sorong – Jayapura Denpasar – Dili

Jakarta – Sorong

Sorong – Timika Denpasar – Lubuk

Jambi – Batam

Surabaya – Denpasar Linggau Jakarta – Semarang

Kupang – Alor

Surabaya – Bandung Jakarta – Solo

Kupang – Bajawa

Waingapu – Kupang Jakarta – Tanjung

Kupang – Ende

Waingapu – Kupang Pandan Jakarta – Tanjung Pinang

Kupang – Larantuka

Yogyakarta – Palembang Jakarta – Bengkulu

Kupang – Ruteng

Yogyakarta – Denpasar Jakarta – Jambi

Maumere – Kupang

Medan – Pekanbaru

Jakarta – Bandar

Pangkal Pinang –

Lampung

Palembang

Sumber : PT. Nam Air (diolah penulis)

4. Struktur Organisasi

Gambar III.2

Struktur Organisasi PT. NAM Air

Sumber : PT. NAM Air (diolah penulis) Sumber : PT. NAM Air (diolah penulis)

Mengarahkan, menggerakkan, dan mengendalikan rencana dan strategi perusahaan yang termasuk :

1) Menegakkan prosedur dan peraturan keselamatan untuk diterapkan di perusahaan dan menyediakan operasi dan perawatan pesawat udara.

2) Mengarahkan middle and lower management untuk mencapai tujuan perusahaan.

3) Menggerakkan strategi perusahaan agar jadwal penerbangan dan utilitas pesawat dapat memenuhi rencana pasar.

4) Memberikan nasihat yang diperlukan Direktur mengenai tindakan yang tepat untuk diambil dan membuat konstruktif rekomendasi untuk mengatasi situasi yang muncul dalam keselamatan dan keamanan penerbangan.

5) Penghubung dengan otoritas DCA atau kontraktor untuk mempertahankan keselamatan penerbangan yang tinggi seperti yang diterapkan oleh PT. NAM Air.

b. Safety and Security Managers

1) Melaksanakan peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk pemeliharaan AOC ( Air Operator Certificate ).

2) Mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen keselamatan.

3) Memelihara operasi tetap aman.

4) Memantau minimal 75% dari data pemantauan penerabngan di semua operasi.

5) Memastikan pertemuan Local Safety Group yang diadakan setiap triwulan.

6) Memastikan pertemuan NAM Air Safety Board diadakan pada

jadwal yang berlaku atau setidaknya per-bulan.

7) Membuiat laporan keamanan mingguan untuk manajer yang bertanggung jawab.

8) Mengggerakkan seluruh kepala departemen/divisi untuk membuat laporan terkait dengan keselamatan atau insiden.

9) Melakukan penyelidikan pada setiap acara terkait keselamatan penerbangan.

10) Berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

mengenai program keselamatan dan keamanan.

11) Mewakili NAM Air pada hal0hal keselamatan penerbangan dalam berurusan dengan instansi pemerintah dan organisasi keamanan dan keselamatan penerbangan.

12) Menelenggarakan “ GO Team ” dalam kasus kecelakaan/insiden.

13) Menerapkan, mereview, dan merevisi program keselamatan dan keamanan.

14) Memberikan nasihat dan bantuan mengenai keselamatan penerbangan untuk Presiden Direktur dan Manajer di semua tingkatan.

15) Memberikan informasi mengenai keselamatan penerbangan.

16) Memberikan pengumuman mengenai keselamatan penerbangan bulanan.

17) Memastikan semua pertemuan NAM Air Safetu Board terlaksana.

18) Memberi dan memastikan keselamatan penerbangan untuk pegawai.

19) Melakukan penyelidikan kecelakaan dan insiden.

20) Membuat sistem “ Gate Keeper ” untuk umpan balik yang diberikan kepada karyawan.

21) Mempertahankan sistem pelaporan, kecelakaan, insiden, dan bahaya.

22) Menyelenggarakan “ Crisis Exercise ” setiap tahunnya.

23) Mengembangkan dan mempertahankan program penghargaan keselamatan penerbangan.

24) Mengembangkan dan memelihara Emergency Response Plan (ERP).

25) Mendelegasikan tugas kepada Flight Safety Manager jika absen dari tempat kerja.

c. Operation Director

1) Direktur operasional memberikan kepemimpinan eksekutif kepada departemen:

a) Flight Operations a) Flight Operations

c) In-Flight and Provisioning

2) Perbaikan berkelanjutan dalam kinerja operasional melalui pencapaian yang konsisten dari target yang ditetapkan dalam anggaran dan jangka waktu yang disepakati dalam mendukung model bisnis penerbangan dan tujuan.

3) Mengembangkan, mengimplementasikan dan melaksanakan model bisnis operasi penerbangan.

4) Mengembangkan dan menetapkan tujuan operasional untuk masing-masing departemen.

5) Berhubungan dengan manajer unit bisnis dalam mengembangkan dan mendorong strategi manajemen yang efektif untuk perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.

6) Berhubungan dengan unit manajer bisnis dalam mebangun operasional.

7) Menjalankan prosedur dan strategi perbaikan yang efektif.

8) Memastikan seluruh kepala departemen terkait mengetahui mengenai tujuan operasional.

9) Mengembangkan dan mempromosikan program pelatihan dan pengembangan strategi untuk mencapai operasi yang efektif dan model bisnis yang berkelanjutan.

10) Memastikan bahwa semua operasi penerbangan dilakukan secara maksimal dengan tetap dalam batas izin operasi udara, 10) Memastikan bahwa semua operasi penerbangan dilakukan secara maksimal dengan tetap dalam batas izin operasi udara,

11) Menentukan standar operasi sesuai dengan persyaratan peruzunan Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan bila perlu, standar-standar tersebut dipertahankan.

12) Mengembangkan dan menjaga hubungan dengan Direktorat Jendral Perhubungan Udara.

13) Memproduksi, mengembangkan, dan membentuk karyawan yang berkualitas dan profesional di departemen operasi penerbangan dengan merekrut dan melatih karuawan yang berkualitas dan menyediakan pelatihan kepada semua karyawan operasi yang memerlukan.

14) Bertanggung jawab dalam departemen operasi penerbangan termasuk perencanaan, pelaksanaan, revisi, dan pemantauan struktur organisasi operasi penerbangan untuk memastikan operasi yang aman dan efektif yang dilakukan setiap harinya secara taktis dan strategis.

15) Mengembangkan kode etik dan peraturan praktek untuk memastikan konsistensi dalam konseling dan mendisiplinkan aircrew dan staf operasi.

16) Memastikan sistem mutu berfungsi dalam departemen operasi penerbangan.

17) Perencanaan dan proyeksi aircrew dalam melakukan operasi berjalan efisien dan ekonomis.

18) Mencari tahu mengenai aturan dan peraturan, kebijakan dan prosedur yang sedang berlaku dalam pengoperasian pesawat dan memastikan bahwa mereka memenuhi semua persuaratan peraturan.

19) Bertanggung jawab terhadap NAM Air Operational Manual Book .

20) Menerbitkan, mengamandemenkan, dan merevisi NAM Air Operational Manual Book seseuai dengan kebutuhan perusahaan.

21) Me review dan mengevaluasi biaya operasi dari departemen untuk memastikan efektivitas biaya yang terpakai dalam seluruh kebutuhan divisi dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

22) Memastikan bahwa departemen operasi penerbangan berjalan.

23) Mencapai rencana komersial NAM Air secara efisien tanpa mengorbankan keselamatan.

24) Merencanakan dan memimpin pertemuan terjadwal atau tidak terjadwal dengan departemen operasi penerbangan.

25) Berhubungan dengan departemen NAM Air lainnya setiap kali ada kebutuhan atau disarankan untuk melakukan dalam 25) Berhubungan dengan departemen NAM Air lainnya setiap kali ada kebutuhan atau disarankan untuk melakukan dalam

26) Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab untuk Chief Pilot jika absen dari tempat kerja.

27) Mendelegasikan tugas dan taunggung jawab untuk Chief Pilot selama beberapa bulan jika ada kebutuhan yang mendesak karena alasan di luar kendali perusahaan.

d. Technical Director Technical Director , memberikan laporan ke Presiden Direktur dan kepala administrasi di semua Divisi Teknis. Direktur mengawasi operasi di home-base dan diluar home-base . Direktur Teknis melaportkan kepada Presiden Direktur serta membantu dan bertanggung jawab dalam operasi pemeliharaan pesawat.

e. Chief Inspector Chief Inspector bertanggung jawab langusng dengan laporan kualitas kesalamatan dan keamanan. Chief Inspector harus menjamin bahwa semua persyaratan dan standar pemeliharaan terpenuhi. Kepala Inspektur bertanggung jawab langsung untuk memeberikan arahan ke setiap bagian dan mengkoordinasikan kegiatan standar kualitas dan kontrol kualitas.

f. Chief Pilot Chief Pilot membuat laporan kepada Direktur Operasi dan memiliki tanggung jawab sebagai:

1) Merencanakan dan mempertahankan nomor license pilot yang memenuhi syarat untuk memastikan standarisasi yang maksimal, keamanan dan efisiensi sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

2) Dalam hubngannya dengan Chief Flight Standard and Training yaitu melakukan pelatihan untuk kru pesawat, yang akan menjadi tanggung jawab untuk semua program kursus konversi kru teknis dan kursus dasar sampai pengesahan lisensi.

3) Berpartisipasi dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kebijakan operasional perusahaan atau prosedur dan hal-hal lain yang diperlukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan perusahaan.

4) Semua hal-hal teknis dan operasional yang terkait dengan operasi armada.

5) Memberikan arahan utnuk sumber daya manusia dalam kaitannyadengan hal-hal mengenaik hilanya asuransi lisensi dari kru.

6) Dalam hubungannya dengan Operation Director yaitu memastikan kepatuhannya terhadap Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan peraturan internasional yang berkaitan dengan operasi armada.

7) Hubungan dengan produsen pesawat atau pabrik pesawat.

8) Menentukan standar operasi sesuai dengan persyaratan perizinan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan memastikan standar tersebut sudah dilegalisasi.

9) Mengontrol dan memantau standar operasional flying crew.

10) Memastikan efisiensi dan disipling semua personil di departemen, juga mengembangkan, memotivasi, dan menilai mereka.

11) Memiliki wewenang dan tanggun jawab untuk pengelolaan dan mengawasi seluruh kegiatan oeprasional penerbangan.

12) Bertanggung jawab terhadap Operational Director untuk menjamin keselamatan dan keamanan oeprasi penerbangan sesuai dengan pedoman.

13) Memastikan sistem rotasi pegawai secara adil dan bijak agar dapat memonitor secara efektif dalam sistem dan prosedur, agar limitasi waktu dari flight crew tidak dilanggar.

14) Berhubungan dengan semua departemen satuan untuk memastikan kinerja waktu.

15) Terus mencari peluang untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi operasional.

16) Koordinasi dengan Operational Director, Chief Flight Standard and Training dalam pemilihan jumlah pilot yang cukup dan berkualitas.

17) Melakukan ulasan periiodik semua prosedur penerbangan, termasuk keberangkatan, en – route dan pendekatan untuk memastikan operasi yang aman dan efisien setiap saat.

18) Mengusulkan perubahan atau mengadopsi prosedur baru demi meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasi untuk Operation Director melalui perbaikan kebijakan.

19) Melakukan inisiasi dan koordinasi pertemuan dengan Operation Director secara rutin untuk memastikan penyebaran data operasional, teknik peberbangan dan prosedur terbaru.

20) Untuk memberikan bantuan dan rekomendasi kepada Operation Director dalam hal perbaikan peralatan operasi yang aman dan efisien.

21) Koordinasi dengan Kepala Standar Penerbangan dan Pelatihan untuk mempertahankan dan merevisi manual prosedur pelatihan penerbangan jika diperlukan.

22) Melaksanakan rekomendasi audit untuk mempertahankan

tingkat standar keselamatan dalam pengoperasian.

23) Menerbitkan pemberitahuan prosedural untuk semua pilot tetapi tidak terbatas pada penyimpangan lingkungan, perubahan prosedural, atau sebagaimana diperlukan.

24) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab armada masing-

masing ketika manajer absen dari tempat kerja.

g. Chief Flight Training and Standard Chief Flight Training and Standard memberikan laporan kepada Direktur Operasi dan bertanggung jawab untuk :

1) Membantu Direktur Operasi untuk menerbitkan perubahan dan revisi Operational Manual dari NAM Air.

2) Identifikasi dan penyajian perubahan yang disarankan dalam kebijakan dan prosedur perusahaan untuk perbaikan keselamatan dan efisiensi operasional.

3) Memulai, membangun dan memelihara Standard Operation Procedure (SOP) untuk penerbangan yang aman, berkoordinasi dengan Kepala dinas Pelatihan, Chief Pilot , dan Departemen Keselamatan untuk mengidetifikasi dan menerapkan perbaikan dalam prosedur pelatihan dan operasi.

4) Membantu Direktur Operasi dalam memperoleh persetujuan SOP untuk rute penerbangan baru dan khusus.

5) Rekomendasi Direktur Operasi pada perubahan kebijakan perusahaan atau prosedur untuk perbaikan operasional yang aman dan efisien.

6) Koordinasi dengan Chief Pilot untuk menetapkan anggota crew terpilih sebagai check airman untuk mempertahankan dan meningkatkan standar perusahaan atau kru anggota program pelatihan.

7) Mempertahankan program pelatihan crew dan program terpilih untuk memenuhi kebutuhan peningkatan crew , kompetensi, rute terpilih.

8) Pemantauan sistem administrasi untuk memastikan pelatihan

yang dilakukan tepat dan pencatatan terpelihara.

9) Membantu Chief Pilot dalam membuat program prosedur untuk simulator atau perangkat pelatihan lainnya untuk menjaga kemampuan pilot sesua standar yang efisien.

10) Memelihara dan merevisi Manual Pelatihan Operasi dan pembentukan sistem pelatihan dengan edaran nformasi pelatihan.

11) Nenelihara sistem catatan crew untuk menentukan kepatuhan

perusahaan terhadap persyaratan badan regulasi,

12) Pengembangan dan adminstrasi terhadap prosedur yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan Perusahaan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan program pelatihan anggota crew.

13) Pertemuan Organizing Standardization sekali dalam satu bulan dengan TRI / TRE, PKC, DFO, dan Chief Pilot dan staf lain dari perusahaan yang dianggap perlu.

14) Memulai, membuat, dan mempertahankan prosedur pembentukan dan pemeliharaan program pelatihan untuk kru 14) Memulai, membuat, dan mempertahankan prosedur pembentukan dan pemeliharaan program pelatihan untuk kru

15) Koordinasi dengan Direktur Penerbangan Operasi dan Chief Pilot untuk mendapatkan jumlah awak kapal cukup berkualitas untuk mengoperasikan jadwal penerbangan yang diterbitkan.

16) Dalam hubungannya dengan Kepala Jasa Pelatihan membuat dan mempertahankan program pelatihan penerbangan untuk menjaga keseimbangan keterampilan yang berkompetensi berbasis untuk semua pelatihan aircrew .

17) Mempertahankan aktivitas hubungan kontrak dengan lembaga- lembaga pelatihan mengenai pemantauan dan pengawasan kontrak penerbangan / pelatihan simulator, untuk memastikan kepatuhan terhadap arahan dan peraturan.

18) Merekomendasi Direktur Operasi dan Chief Pilot tentang perubahan kebijakan perusahaan atau prosedur untuk perbaikan keselamatan, efisiensi operasi sebagai bagian dari proses perbaikan berkelanjutan.

19) Pemeiliharaan standar pelatihan tertinggi oleh semua instruktur.

20) Mempertahankan program pelatihan crew pesawat dan program pilihan untuk memenuhi kebutuhan perbaikan anggota crew pesawat, kompetensi, rute pilihan.

21) Mengembangkan sistem adminstrasi yang efektif dan proses untuk memastikan retensi yang tepat dari catatan pelatihan, silabus pelatihan, dan memperbarui semua dokumentasi.

22) Pembentukan program prosedur untuk simlator atau perangkat pelatihan lainnya demi mempertahankan standar kemampuan pilot yang tinggi dengan biaya yang efisien.

23) Menjaga dan meninjau untuk revisi Pelatihan Operasi Manual dan pembentukan sistem dari pengumuman pelatihan dengan informasi / edaran pelatihan.

24) Memelihara sistem catatan crew pesawat untuk menentukan kepatuhan perusahaan terhadap persyaratan badan regulasi.

25) Memastikan bahwa semua perangkat pelatihan dan semua kegiatan pelatihan mengikuti audit, minimal dalam tahunan.

26) Review dan memperbarui semua program pelatihan / kurikulum / silabus untuk pengembangan lebih lanjut dan perbaikan terbaru setiap 12 bulan.

h. Chief Flight Attendant Laporan harian Flight Attendant kepada Direktur Operasi dalam hal operasional, dan bertanggung jawab untuk :

1) Dalam hubungannya dengan Chief Pilot yaitu mengembangkan dan mengelola kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan mereka setiap saat dengan peraturan pemerintah dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan 1) Dalam hubungannya dengan Chief Pilot yaitu mengembangkan dan mengelola kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan mereka setiap saat dengan peraturan pemerintah dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan

2) Mengawasi dan memantau standar operasional flight attendant, dan memastikan kepatuhan terhadap standar operasi perusahaan.

3) Dalam koordinasi dengan kru penjadwalan perencanaan yang efefktif memastikan untuk melakukan perekrutan, pencarian sumber daya, dan alokasi cuti tahunan untuk flight attendant .

4) Membangun, merevisi, dan menetapkan panduan flight attendant .

5) Untuk memastikan proses perbaikan yang terus menerus dengan praktek model operasi bisnis penerbangan yang sejalan.

6) Bekerja dengan chief training and standard untuk mengembangkan, mendesain, dan melaksanakan program pelatihan yang efisien untuk keselamatan, keamanan, dan hasil layanan yang efektif dalam penerbangan.

7) Menerbitkan arahan dan pemberitahuan kepada flight attendant yang dibutuhkan.

8) Pengolahan tindakan dari laporan flight attendant .

9) Pengawasan keseluruhan dan hal-hal mengenai kedisiplinan yang berkaitan dengan pesawat pembantu.

10) Mengembangkan dan menerapkan kebijakan pelayanan yang efektif dalam penerbangan dan disesuaikan dengan proses untuk 10) Mengembangkan dan menerapkan kebijakan pelayanan yang efektif dalam penerbangan dan disesuaikan dengan proses untuk

pendapatan perusahaan.

11) Mengembangkan dan mempertahankan budaya layanan yang kuat antara flight attendant .

12) Delegasi tugas dan tanggung jawab wakil deputy in flight attendant di inflight service jika ada yang absen dari tempat kerja.

i. Chief Flight Operation Officer Chief Flight Operation Officer melaporkan kepada Direktur Operasi dalam hal Program Pelatihan untuk head of traning dan bertanggung jawab untuk:

1) Mengajukan, membangun, dan mempertahankan prosedur

operasi dari Departemen Operasi agar efektif.

2) Pengawasan fungsi manajemen oeprasi dari hari ke hari oleh operation support department.

3) Menjaga kegiatan perhubungan antara petugas operator dan perusahaan dalam segala hal yang berkaitan dengan oeprasional.

4) Menjaga kegiatan penghubung dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk menentukan arahan dan peraturan yang sesuai.

5) Menetapkan proses untuk memastikan koordinasi antara operasi penerbangan, teknis, dan jadwal komersial pada isu-isu terkait.

6) Bertanggung jawab dalam penjadwalan program pelatihan dan pemeriksaan lainnya.

7) Menjaga semua file FOO untuk peraturan dan standar perusahaan yang diperlukan.

8) Koordinasi dengan Chief Pilot harian untuk menjadwalkan hari pemantauan penerbangan.

9) Koordinasi teknis dan komersial dipenjadwalan ulang dan pembatalan, dari gangguan penerbagnan karena cuaca, teknis, dan masalah terkait lainnya untuk memastikan solusi yang paling efisien dan meminimalkan gangguan terhadap penumpang.

10) Membuat struktur operasi pendukung dispatch untuk memformalkan progres kontrol dan prosedur pelaporan.

11) Mengendalikan penundaan, pegalihan dan pembatalan, dan untuk menindak lanjuti apa saja yang diperlukan untuk melakukannya.

12) Pelaporan dan pemantauan ketepatan waktu perusahaan penerbangan.

13) Pemantauan dan peningkatan efisiensi secara terus menerus.

14) Pengaturan dan memelihara sistem untuk kru pesawat yang beroperasi sendiri.

15) Tugas dan tanggung jawab Delegasi ke OCC Manager jika tidak ada di tempat kerja.