TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentangsenam Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2013

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum- hokum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi lain. d. Analisis analysis Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang sudah ada.

1.3 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis mental. d. Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. F. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. g. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2. Sikap

2.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan ‘predisposisi’ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka Notoatmodjo, 2011. Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain : pengalaman, media massa, pendidikan, kebudayaan, persepsi dan pengaruh orang lain yang dianggap penting Azwar, 1995.

2.2 Komonen Pokok Sikap

Menurut Allport dalam Notoatmodjo 2011, Komponen pokok sikap meliputi kepercayaan keyakinan atau ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak tend to behave.

2.3 Tingkatan Sikap

Menurut Azwar 2005, tingkatan sikap meliputi : a. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang itu menerima ide tersebut. c. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Maulana 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan faktor eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya. 2.5 Pembentukan Sikap Pembentukan sikap menurut Azwar 2005 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang pertama pengalaman pribadi, haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Yang kedua pengaruh orang lain yang dianggap penting atau orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Yang ketiga pengaruh kebudayaan, dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita mendapat reinforcement penguatan, ganjaran dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut. Yang keempat media massa, pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap. Yang kelima lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentuksan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Yang keenam pengaruh faktor emosional merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 3 Senam Hamil dan Dampaknya terhadap Kehamilan 3.1 Senam Hamil 3.1.1 Pengertian Senam Hamil Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan Huliana, 2008. Senam hamil menurut Viscera 1995 merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan prenatal care yang akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu- ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil Dewi Sunarsih, 2011. Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil yang memiliki prinsip- prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil Kushartanti dkk, 2004. Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk mempertahankan atau memperbaiki kesimbangan fisik terhadap calon ibu Maryunani Sukaryati,

2011. 3.1.2

Manfaat senam hamil Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun dengan melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan relaksasi, menguatkan otot- otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan Jannah, 2012. Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan ibu dalam menghadapi kehamilan, seperti : nyeri punggung, mual, kejang tungkai, konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan Kusmiyati dkk, 2008 Senam hamil juga bertujuan untuk mencegah terjadinya deformitas cacat kaki, melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan, memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot- otot dinding perut, membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan, memperoleh relaksasi yang sempurna, serta mendukung ketenangan fisik Pantikawati Saryono, 2010.

3.1.3 Syarat Melakukan Senam Hamil

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil menurut Huliana 2008 yaitu : kehamilan yang berjalan normal dengan rekomendasi izin dari dokter bidan, kehamilan berusia minimal 5 bulan, diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan anak premature, latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang, berpakaian cukup longgar dan menggunakan kasur atau matras. Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan masalah, sebaiknya: konsultasi dengan tenaga kesehatan, cari bantuan untuk menentukan latihan fisik rutin, hindari aktivitas dan latihan berisiko, dan membutuhkan kekuatan seperti berselancar, mendaki gunung, berlari, berlatih secara teratur yaitu sekurang- kurang nya 3 kali dalam seminggu, batasi waktu aktivitas dengan istirahat dua sampai tiga menit setelah melakukan latihan selama 10 sampai 15 menit, hitung denyut nadi setiap 10 sampai 15 menit sewaktu melakukan latihan fisik, hindari lingkungan yang terlalu panas seperti berendam dalam air panas dan sauna Maryunani Sukaryati, 2011.

3.1.4 Kontraindikasi Senam Hamil

Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil. Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan : preeklamsia, KPD Ketuban Pecah Dini, perdarahan trimester II trimester III, kemungkinan lahir premature, incopeten cervix, diabetes, anemia, aritmi, riwayat perdarahan dan penurunan atau kenaikan BB yang berlebihan Maryunani Sukaryati, 2011.

3.1.5 Tempat Melakukan Senam Hamil

Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan benar dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan terampil. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin yang akan digunakan untuk bersalin. Karena ditempat tersebut akan ada saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap sebagai instruktur Kushartanti dkk, 2004.

3.1.6 Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil

Menurut Mandriawati 2008 dianjurkan untuk melakukan senam hamil yaitu setelah usia kehamilan 22 minggu.

3.1.7 Gerakan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Ada gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up dengan kaki tetap lurus. Gerakan ini sangat beresiko tinggi untuk dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligament terutama pada ibu hamil karena adanya peregangan otot dan ligament yang lentur. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak terganggu Brashaw, 2007.

3.1.8 Senam Hamil Dasar

a. Senam Sirkulasi

Senam sirkulasi harus dikerjakan dengan sering khususnya pada dini hari serta sore hari. Latihan ini harus dipraktikkan pada posisi semi fowler atau dengan posisi duduk diangkat, dan senam ini ditujukan untuk mempertahankan serta meninggkatkan sirkulasi. Senam sirkulasi meliputi senam kaki dan tungkai. Suatu gerakan kasar di kaki yang ditimbulkannya akan membantu mengembalikan aliran vena serta meminimalkan resiko varises, pembengkakan pergelangan kaki serta kram. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang. Saat melakukan sesuatu, harus diingatkan untuk memilih posisi duduk daripada berdiri, seperti ketika melakukan tugas rumah tangga. Wanita harus diingatkan untuk latihan berjalan, yang akan membantu sirkulasinya. Ia juga perlu dianjurkan untuk mengenakan sandal yang mampu menyangga dengan baik serta menghindari sepatu bertumit tinggi yang dapat mengakibatkan cidera akibat ketidak stabilan.

b. Senam Dasar Panggul

Senam dasar panggul dapat dilakukan pada setiap posisi yang dianggap nyaman, dengan catatan posisi antara kedua kaki sedikit regang, bukan posisi menyilang. Senam dasar panggul harus menjadi prioritas dalam program latihan fisik apa pun selama kehamilan. Senam dasar panggul bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan memperbaiki tonus otot menghadapi kehamilan dan persalinan. Karena pada saat hamil terjadi peregangan pada dasar panggul karena pengaruh hormon dan berat badan ekstra.

c. Senam Abdomen Dan Mengangkat Panggul

Senam abdomen dan mengangkat panggul penting untuk melatih otot abdomen profunda selama kehamilan. Otot transversus abdominis terbukti sebagai otot stabilitas inti dan perlu berfungsi seefisien mungkin untuk mempertahankan integritas panggul. Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan stabilitas panggul dan menghilangkan sakit punggung. Karena pada saat hamil, otot abdomen lemah dan perubahan postur dan instabilitas panggul dapat menimbulkan nyeri punggung Brayshaw, 2007.

3.1.9 Pelaksanaan Senam Hamil

Menurut Huliana 2008 senam hamil dapat diterapkan dalam beberapa tahap latihan, yaitu tahap latihan I sampai latihan XII. a. Latihan I Latihan pelemasan otot paha bagian dalam dari pangkal paha sampai lutut bagian dalam. Kegunaan latihan I adalah agar kedua paha dapat dibuka selebar mungkin untuk memperluas jalan lahir pada saat persalinan. Adapun sikap tubuh saat melakukan senam hamil ini adalah duduk bersila dengan nyantai dan nyaman, kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut. Tekan kedua lutut ke bawah dengan bantuan berat badan sehingga menyentuh kasur atau matras. Lakukan gerakan ini sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. b. Latihan II Latihan otot- otot kaki yang berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah di kaki, mencegah terjadinya pembengkakan pada pergelangan kaki. Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah duduk dengan kedua lutut lurus, bersandar, kedua lengan yang diletakkan di samping badan, gerakan tegak lurus dan menunduk datar dorsi fleksi dan plantar fleksi, tegakkan kedua telapak kaki. Posisi lutut bagian belakang menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit. Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari- jarinya pada posisi datar. Lakukan setiap gerakan 3-4 kali dalam 1 kali latihan 1 hari. Jika terjadi pembengkakan, lakukan gerakan ini sebanyak mungkin. c. Latihan III Latihan dasar pernafasan terdiri dari pernafasan perut, pernafasan iga- iga dan pernafasan dada. Kegunaan nya adalah untuk melemaskan dinding perut sehingga akan mempermudah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau bidan, untuk memperoleh oksigen sebanyak mungkin yang dibutuhkan oleh ibu dan janinnya dan untuk mengurangi rasa sakit dalam persalinan. Tahapan gerakan dan sikap pada saat melakukan latihan ini adalah pakaian dilonggarkan pada bagian dada dan pinggang, tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibuka sebesar 20 cm, kedua telapak tangan diletakkan di atas perut di sekitar pusat, iga- iga dan dada bagian atas secara bergantian sebagai perangsang. Secara perlahan- lahan, keluarkan nafas dari mulut tiup sambil menekankan tangan ke dinding perut mengempiskan perut. Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup perut akan mengembang dan mendorong kedua tangan ke atas. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan di pagi hari bangun tidur dan di malam hari sebelum tidur. d. Latihan IV Latihan untuk memperbaiki posisi panggul yang jatuh ke depan. Dengan bertambahnya usia kehamilan, perut akan jatuh ke depan dan pantat akan jatuh ke belakang. Melalui pengeluaran otot perut akan terjadi cekungan pada pinggang bagian belakang sikap lordose sehingga menimbulkan rasa pegal dan sakit pinggang. Melalui penguluran otot pantat akan timbul rasa sakit pada lipatan paha. Kegunaan latihan ini adalah untuk mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan dan mengurangi mencegah rasa pegal, sakit pinggang, punggung dan rasa sakit pada lipatan paha. Sikap saat melakukan gerakan ini adalah tidur terlentang dengan bantal tipis, kedua lutut dibengkokkan, Kedua tangan meraba tonjolan- tonjolan tulang di panggul depan sebagai pengontrol. Tundukkan kepala, kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur atau matras, kempeskan perut sehingga punggung menekan kasur dan tonjolan tulang akan bergerak ke belakang. Lakukan sebanyak 15- 30 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. e. Latihan V Latihan ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya perut gantung dan memperkuat otot perut. Karena semakin kuat otot perut, makin kecil rongga yang ada di dalam perut. Dengan cara ini, semakin besar tenaga yang tersedia untuk mengejan saat persalinan. Posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul, tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, tahan sehingga punggung menjadi bengkok dan pandangan ke depan. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. Latihan ini bisa dilakukan sambil mengepel. Caranya, posisi duduk di atas tumit, tangan kanan memegang kain pel. Lakukan posisi merangkak, tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, lalu pel lantai dengan cara mundur sambil mempertahankan kerutan perut. Jika lelah kembali duduk di tumit dan lepaskan kerutan sambil membilas kain pel. Lakukan kegiatan mengepel lantai sampai selesai. Kegiatan mengepel dilakukan cukup 1 kali sehari dan 1 kamar saja. f. Latihan VI Latihan menguatkan otot pantat, yang kegunaannya untuk mencegah timbulnya wasir pada waktu mengejan dan menguatkan otot pantat apabila sudah timbul wasir. Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah tidur terlentang tanpa bantal supaya leher tidak sakit, kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan dan tumit didekatkan ke pantat, kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepasndari kasur atau matras. Angkat panggul ke atas sejauh mungkin, tahan selama 6 hitungan, kemudian turunkan panggul secara perlahan. Sampai di bawah, lepaskan kerutan pantat tersebut. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. g. Latihan VII Latihan menguatkan otot dasar panggul yang berguna untuk melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai. Pada saat mengejan otot akan mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah. Dengan demikian, otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek pada saat melahirkan. Sikap pada saat melakukan latihan VII adalah tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sekitar 20 cm serta kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat, tarik bagian antara pangkal paha ke dalam, dan kempeskanlah perut. Langkah ini dilakukan seperti menahan buang air kecil dan tahan sampai 6 hitungan, kemudian lepaskan perlahan- lahan. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. h. Latihan VIII Latihan menguatkan otot betis yang berguna untuk mencegah terjadinya kejang di betis. Berdiri tegak di belakang kursi yang diduduki orang lain atau berpegang pada sesuatu yang berat. Cara memegangnya, ibu jari menghadap ke bawah dan jari- jari lainnya menghadap ke atas dan kaki agak diregangkan sekitar 20 cm, badan lurus serta pandangan ke depan. Tundukkan kepala, lalu jongkok perlahan- lahan tanpa mengangkat tumit dari lantai tumit tetap menapak di lantai. Setelah jongkok, lemaskan bahu, kempeskan perut dan secara perlahan kembali berdiri tegak. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. i. Latihan IX Pendidikan sikap sempurna yang berguna untuk menguatkan otot- otot tubuh sehingga dapat menyempurnakan sikap tubuh wanita hamil. Dengan cara ini, wanita hamil memiliki refleks untuk tetap menjaga dan mempertahankan sikap tubuh yang baik dan sempurna. Posisi panggul panggul yang normal adalah kunci dari sikap tubuh yang sempurna. Posisi sikap sempurna yaitu posisi terlentang tidur terlentang dengan menempatkan kedua telapak kaki pada dinding dan posisi lutut lurus, posisi duduk duduk bersila dan tangan di atas paha, posisi berdiri berdiri dan posisikan leher sehingga pandangan lurus ke depan. j. Latihan X Latihan anti sungsang yang berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah. Posisi merangkak di atas kasur atau matras, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar dan panggul agak diregangkan. Letakkan kepala di antara dua tangan. Hadapkan kepala ke kiri atau ke kanan dan letakkan siku di atas kasur atau matras, lalu jauhkan siku sejauh mungkin samping kiri dan kanan sehingga bagian dada menyentuh kasur atau matras. Lakukan sebanyak 3 kali gerakan, masing- masing dengan kepala menghadap ke kiri dan ke kanan dalam 1 kali latihan 1 hari. k. Latihan XI Belajar mengejan dilakukan jika kehamilan sudah mencapai usia 8 ½ bulan yang beguna untuk mempersiapkan kondisi mengejan yang sebenarnya. Duduk bersila sambil bersandar dengan 1 bantal melintang di punggung dan kedua tangan diletakkan pada dada bagian atas dengan siku lemas. Tarik dan keluarkan nafas dengan mulut terbuka sebanyak 3 kali ulangan. Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka, tundukkan kepala, kempeskan perut, lalu mengejan seperti buang air kecil. Lakukan sebanyak 3 kali mengejan dalam 1 kali latihan 1 hari. l. Latihan XII Istirahat penuh sempurna yang berguna untuk melatih ketenangan agar mulut rahim kandungan dapat membuka dengan wajar dan cepat sehingga proses persalinan dapat berjalan lancer. Posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan sehingga perut dapat tersanggah dengan baik. Bantal dipasang miring, kepala diletakkan pada bantal bagian atas, lengan atas diletakkan pada bantal bagian samping dengan ketiak terbuka. Lengan yang ada di bawah diletakkan di belakang punggung dengan siku sedikit bengkok. Kaki yang ada di atas diletakkan ke depan dengan lutut sedikit bengkok, sedangkan kaki yang ada di bawah diletakkan ke belakang dengan lutut sedikit bengkok pula dan kepala ditundukkan agar punggung menjadi bengkok.

3.2 Kehamilan Trimester II dan III

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua minggu ke-13 hingga minggu ke-27, dan trimester ketiga minggu ke-28 hingga ke-40. Dan bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional Prawirohardjo, 2008. Menurut Kusmiyati dkk. 2009 kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan- prubahan baik anatomis maupun psikologis pada ibu. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dam psikologis. Berikut ini akan dibahas perubahan dan adaptasi anatomi dan psikologis pada ibu hamil pada kehamilan trimester II dan III.

a. Trimester I

Kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan istmus menjadi bagian korpus uteri. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi serta fundus dan serviks mulai fleksi sehingga menimbulkan nyeri punggung. Pada sistem Gastrointestinal akan terjadi konstipasi yang dipengaruhi oleh hormon progesteron yang terus meningkat. Kebutuhan oksigen juga akan meningkat dan sehingga ibu akan sering mengeluh sesak nafas. Keluhan- keluhan yang muncul pada kehamilan trimester II tersebut dapat diatasi dengan melakukan senam hamil secara teratur.

b. Trimester III

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol, pergerakan semakin sulit. Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal, untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar. Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota tubuh bagian atas. Pada 32 minggu ke atas karena usus- usus tertekan uterus yang membesar kea rah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas. Dari segi psikologis, pada trimester III ibu merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Keluhan rasa pegal pada anggota tubuh, kesulitan bernafas dan kecemasan yang dialami ibu pada kehamilan trimester III dapat diatasi dengan melakukan gerakan senam hamil yang benar dan teratur. 27

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan: = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Skema 1 : Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit. Senam Hamil Tingkat Pengetahuan : - Baik - Cukup - Kurang Sikap : - Positif - Negatif Faktor Internal : − Pendidikan − Pekerjaan − Umur − Motivasi − Persepsi − Pengalaman Faktor Eksternal : − Lingkungan − kebudayaan − Informasi − Ekonomi

3.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan Adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil mengenai senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir meliputi : pengertian senam hamil, manfaat senam hamil, syarat melakukan senam hamil, kontraindikasi senam hamil, waktu untuk Kuisioner a. Baik 10-15 b. Cukup 5-9 c. Kurang 0-4 Ordinal

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 67 103

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2014

1 57 81

Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan Tindakan Pengambilan Imunisasi TT di Poliklinik Ibu Hamil RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2010

1 38 49

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan (Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi

2 100 65

GAMBARAN KELUHAN – KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA Gambaran Keluhan – Keluhan Fisik Dan Psikologis Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 1 18

GAMBARAN KELUHAN-KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Gambaran Keluhan – Keluhan Fisik Dan Psikologis Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 1 13

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN TAHUN 2017

0 0 7

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 3 23

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

0 1 16

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 16