benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum- hokum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks
atau situasi lain. d. Analisis analysis
Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,
masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.
f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang sudah ada.
1.3 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :
a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap
sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan
pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung.
c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik
dan psikologis mental. d. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula
membentuk sikap positif dalam kehidupannya. F. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
g. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
2. Sikap
2.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan ‘predisposisi’
tindakan atau perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka Notoatmodjo, 2011.
Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain : pengalaman, media massa, pendidikan, kebudayaan, persepsi dan pengaruh orang lain yang dianggap
penting Azwar, 1995.
2.2 Komonen Pokok Sikap
Menurut Allport dalam Notoatmodjo 2011, Komponen pokok sikap meliputi kepercayaan keyakinan atau ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan
emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak tend to behave.
2.3 Tingkatan Sikap
Menurut Azwar 2005, tingkatan sikap meliputi : a. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
b. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu
benar atau salah, berarti orang itu menerima ide tersebut. c. Menghargai valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.
d. Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Maulana 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi
manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan faktor eksternal, yaitu
faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaan
yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya. 2.5
Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap menurut Azwar 2005 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang pertama pengalaman pribadi, haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena
itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Yang kedua pengaruh orang lain
yang dianggap penting atau orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Pada umumnya, individu
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Yang ketiga pengaruh kebudayaan, dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu
dikarenakan kita mendapat reinforcement penguatan, ganjaran dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut. Yang keempat media massa, pengaruh media
massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap. Yang kelima lembaga pendidikan dan
lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentuksan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep dalam diri
individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Yang keenam pengaruh faktor emosional merupakan pernyataan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
3 Senam Hamil dan Dampaknya terhadap Kehamilan
3.1 Senam Hamil 3.1.1 Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan
mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan Huliana, 2008. Senam hamil menurut Viscera 1995 merupakan salah satu kegiatan dalam
pelayanan selama kehamilan prenatal care yang akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-
ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil Dewi Sunarsih, 2011.
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil yang memiliki prinsip- prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu
hamil Kushartanti dkk, 2004.
Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk mempertahankan atau memperbaiki kesimbangan fisik terhadap calon ibu Maryunani Sukaryati,
2011. 3.1.2
Manfaat senam hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun dengan melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan relaksasi, menguatkan otot- otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan
bekal penting bagi calon ibu saat persalinan Jannah, 2012. Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan ibu dalam
menghadapi kehamilan, seperti : nyeri punggung, mual, kejang tungkai, konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan Kusmiyati dkk, 2008
Senam hamil juga bertujuan untuk mencegah terjadinya deformitas cacat kaki, melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan
dan proses persalinan, memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot- otot dinding perut, membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan, memperoleh
relaksasi yang sempurna, serta mendukung ketenangan fisik Pantikawati Saryono, 2010.
3.1.3 Syarat Melakukan Senam Hamil
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil menurut Huliana 2008 yaitu : kehamilan yang berjalan normal dengan rekomendasi
izin dari dokter bidan, kehamilan berusia minimal 5 bulan, diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan
atau melahirkan anak premature, latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang, berpakaian cukup longgar dan menggunakan kasur atau matras.
Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan masalah, sebaiknya: konsultasi dengan tenaga kesehatan, cari bantuan untuk menentukan latihan fisik
rutin, hindari aktivitas dan latihan berisiko, dan membutuhkan kekuatan seperti berselancar, mendaki gunung, berlari, berlatih secara teratur yaitu sekurang- kurang
nya 3 kali dalam seminggu, batasi waktu aktivitas dengan istirahat dua sampai tiga menit setelah melakukan latihan selama 10 sampai 15 menit, hitung denyut nadi
setiap 10 sampai 15 menit sewaktu melakukan latihan fisik, hindari lingkungan yang terlalu panas seperti berendam dalam air panas dan sauna Maryunani Sukaryati,
2011.
3.1.4 Kontraindikasi Senam Hamil
Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil. Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan : preeklamsia, KPD Ketuban
Pecah Dini, perdarahan trimester II trimester III, kemungkinan lahir premature, incopeten cervix, diabetes, anemia, aritmi, riwayat perdarahan dan penurunan atau
kenaikan BB yang berlebihan Maryunani Sukaryati, 2011.
3.1.5 Tempat Melakukan Senam Hamil
Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan benar dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan terampil. Oleh karena
itu, dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin yang akan digunakan untuk bersalin. Karena
ditempat tersebut akan ada saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap
sebagai instruktur Kushartanti dkk, 2004.
3.1.6 Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil
Menurut Mandriawati 2008 dianjurkan untuk melakukan senam hamil yaitu setelah usia kehamilan 22 minggu.
3.1.7 Gerakan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil
Ada gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up dengan kaki tetap lurus. Gerakan ini sangat
beresiko tinggi untuk dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligament terutama pada ibu hamil
karena adanya peregangan otot dan ligament yang lentur. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang
agar sirkulasi tidak terganggu Brashaw, 2007.
3.1.8 Senam Hamil Dasar
a. Senam Sirkulasi
Senam sirkulasi harus dikerjakan dengan sering khususnya pada dini hari serta sore hari. Latihan ini harus dipraktikkan pada posisi semi fowler atau dengan posisi
duduk diangkat, dan senam ini ditujukan untuk mempertahankan serta meninggkatkan sirkulasi. Senam sirkulasi meliputi senam kaki dan tungkai. Suatu
gerakan kasar di kaki yang ditimbulkannya akan membantu mengembalikan aliran vena serta meminimalkan resiko varises, pembengkakan pergelangan kaki serta kram.
Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang.
Saat melakukan sesuatu, harus diingatkan untuk memilih posisi duduk daripada berdiri, seperti ketika melakukan tugas rumah tangga. Wanita harus diingatkan untuk
latihan berjalan, yang akan membantu sirkulasinya. Ia juga perlu dianjurkan untuk mengenakan sandal yang mampu menyangga dengan baik serta menghindari sepatu
bertumit tinggi yang dapat mengakibatkan cidera akibat ketidak stabilan.
b. Senam Dasar Panggul
Senam dasar panggul dapat dilakukan pada setiap posisi yang dianggap nyaman, dengan catatan posisi antara kedua kaki sedikit regang, bukan posisi menyilang.
Senam dasar panggul harus menjadi prioritas dalam program latihan fisik apa pun selama kehamilan. Senam dasar panggul bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan
memperbaiki tonus otot menghadapi kehamilan dan persalinan. Karena pada saat
hamil terjadi peregangan pada dasar panggul karena pengaruh hormon dan berat badan ekstra.
c. Senam Abdomen Dan Mengangkat Panggul
Senam abdomen dan mengangkat panggul penting untuk melatih otot abdomen profunda selama kehamilan. Otot transversus abdominis terbukti sebagai otot
stabilitas inti dan perlu berfungsi seefisien mungkin untuk mempertahankan integritas panggul. Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan stabilitas panggul dan
menghilangkan sakit punggung. Karena pada saat hamil, otot abdomen lemah dan perubahan postur dan instabilitas panggul dapat menimbulkan nyeri punggung
Brayshaw, 2007.
3.1.9 Pelaksanaan Senam Hamil
Menurut Huliana 2008 senam hamil dapat diterapkan dalam beberapa tahap latihan, yaitu tahap latihan I sampai latihan XII.
a. Latihan I Latihan pelemasan otot paha bagian dalam dari pangkal paha sampai lutut
bagian dalam. Kegunaan latihan I adalah agar kedua paha dapat dibuka selebar mungkin untuk memperluas jalan lahir pada saat persalinan. Adapun sikap tubuh saat
melakukan senam hamil ini adalah duduk bersila dengan nyantai dan nyaman, kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut. Tekan kedua lutut ke bawah dengan bantuan
berat badan sehingga menyentuh kasur atau matras. Lakukan gerakan ini sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari.
b. Latihan II Latihan otot- otot kaki yang berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah di
kaki, mencegah terjadinya pembengkakan pada pergelangan kaki. Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah duduk dengan kedua lutut lurus, bersandar, kedua
lengan yang diletakkan di samping badan, gerakan tegak lurus dan menunduk datar dorsi fleksi dan plantar fleksi, tegakkan kedua telapak kaki. Posisi lutut bagian
belakang menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit. Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari- jarinya pada posisi datar. Lakukan setiap
gerakan 3-4 kali dalam 1 kali latihan 1 hari. Jika terjadi pembengkakan, lakukan gerakan ini sebanyak mungkin.
c. Latihan III Latihan dasar pernafasan terdiri dari pernafasan perut, pernafasan iga- iga dan
pernafasan dada. Kegunaan nya adalah untuk melemaskan dinding perut sehingga akan mempermudah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau bidan, untuk
memperoleh oksigen sebanyak mungkin yang dibutuhkan oleh ibu dan janinnya dan untuk mengurangi rasa sakit dalam persalinan. Tahapan gerakan dan sikap pada saat
melakukan latihan ini adalah pakaian dilonggarkan pada bagian dada dan pinggang, tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibuka sebesar 20 cm, kedua telapak
tangan diletakkan di atas perut di sekitar pusat, iga- iga dan dada bagian atas secara bergantian sebagai perangsang. Secara perlahan- lahan, keluarkan nafas dari mulut
tiup sambil menekankan tangan ke dinding perut mengempiskan perut. Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup perut akan mengembang dan mendorong kedua
tangan ke atas. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan di pagi hari bangun tidur dan di malam hari sebelum tidur.
d. Latihan IV Latihan untuk memperbaiki posisi panggul yang jatuh ke depan. Dengan
bertambahnya usia kehamilan, perut akan jatuh ke depan dan pantat akan jatuh ke belakang. Melalui pengeluaran otot perut akan terjadi cekungan pada pinggang
bagian belakang sikap lordose sehingga menimbulkan rasa pegal dan sakit pinggang. Melalui penguluran otot pantat akan timbul rasa sakit pada lipatan paha.
Kegunaan latihan ini adalah untuk mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan dan mengurangi mencegah rasa pegal, sakit pinggang, punggung dan rasa
sakit pada lipatan paha. Sikap saat melakukan gerakan ini adalah tidur terlentang dengan bantal tipis, kedua lutut dibengkokkan, Kedua tangan meraba tonjolan-
tonjolan tulang di panggul depan sebagai pengontrol. Tundukkan kepala, kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur atau matras, kempeskan perut sehingga
punggung menekan kasur dan tonjolan tulang akan bergerak ke belakang. Lakukan sebanyak 15- 30 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari.
e. Latihan V Latihan ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya perut gantung dan
memperkuat otot perut. Karena semakin kuat otot perut, makin kecil rongga yang ada di dalam perut. Dengan cara ini, semakin besar tenaga yang tersedia untuk mengejan
saat persalinan. Posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul, tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, tahan sehingga
punggung menjadi bengkok dan pandangan ke depan. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari.
Latihan ini bisa dilakukan sambil mengepel. Caranya, posisi duduk di atas tumit, tangan kanan memegang kain pel. Lakukan posisi merangkak, tundukkan kepala
dengan lemas, kempeskan perut, lalu pel lantai dengan cara mundur sambil mempertahankan kerutan perut. Jika lelah kembali duduk di tumit dan lepaskan
kerutan sambil membilas kain pel. Lakukan kegiatan mengepel lantai sampai selesai. Kegiatan mengepel dilakukan cukup 1 kali sehari dan 1 kamar saja.
f. Latihan VI
Latihan menguatkan otot pantat, yang kegunaannya untuk mencegah timbulnya wasir pada waktu mengejan dan menguatkan otot pantat apabila sudah timbul wasir.
Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah tidur terlentang tanpa bantal supaya leher tidak sakit, kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan dan tumit
didekatkan ke pantat, kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepasndari kasur atau matras. Angkat panggul ke atas sejauh mungkin, tahan
selama 6 hitungan, kemudian turunkan panggul secara perlahan. Sampai di bawah, lepaskan kerutan pantat tersebut. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali
latihan 1 hari. g. Latihan VII
Latihan menguatkan otot dasar panggul yang berguna untuk melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai. Pada saat mengejan otot akan
mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah. Dengan
demikian, otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek pada saat melahirkan. Sikap pada saat melakukan latihan VII adalah tidur terlentang dengan 1
bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sekitar 20 cm serta kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat, tarik bagian antara pangkal paha ke dalam, dan
kempeskanlah perut. Langkah ini dilakukan seperti menahan buang air kecil dan tahan sampai 6 hitungan, kemudian lepaskan perlahan- lahan. Lakukan sebanyak 6
kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari. h. Latihan VIII
Latihan menguatkan otot betis yang berguna untuk mencegah terjadinya kejang di betis. Berdiri tegak di belakang kursi yang diduduki orang lain atau berpegang
pada sesuatu yang berat. Cara memegangnya, ibu jari menghadap ke bawah dan jari- jari lainnya menghadap ke atas dan kaki agak diregangkan sekitar 20 cm, badan lurus
serta pandangan ke depan. Tundukkan kepala, lalu jongkok perlahan- lahan tanpa mengangkat tumit dari lantai tumit tetap menapak di lantai. Setelah jongkok,
lemaskan bahu, kempeskan perut dan secara perlahan kembali berdiri tegak. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan 1 hari.
i. Latihan IX
Pendidikan sikap sempurna yang berguna untuk menguatkan otot- otot tubuh sehingga dapat menyempurnakan sikap tubuh wanita hamil. Dengan cara ini, wanita
hamil memiliki refleks untuk tetap menjaga dan mempertahankan sikap tubuh yang baik dan sempurna. Posisi panggul panggul yang normal adalah kunci dari sikap
tubuh yang sempurna. Posisi sikap sempurna yaitu posisi terlentang tidur terlentang
dengan menempatkan kedua telapak kaki pada dinding dan posisi lutut lurus, posisi duduk duduk bersila dan tangan di atas paha, posisi berdiri berdiri dan posisikan
leher sehingga pandangan lurus ke depan. j.
Latihan X Latihan anti sungsang yang berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki
posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah. Posisi merangkak di atas kasur atau matras, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar dan panggul agak diregangkan.
Letakkan kepala di antara dua tangan. Hadapkan kepala ke kiri atau ke kanan dan letakkan siku di atas kasur atau matras, lalu jauhkan siku sejauh mungkin samping
kiri dan kanan sehingga bagian dada menyentuh kasur atau matras. Lakukan sebanyak 3 kali gerakan, masing- masing dengan kepala menghadap ke kiri dan ke
kanan dalam 1 kali latihan 1 hari. k. Latihan XI
Belajar mengejan dilakukan jika kehamilan sudah mencapai usia 8 ½ bulan yang beguna untuk mempersiapkan kondisi mengejan yang sebenarnya. Duduk bersila
sambil bersandar dengan 1 bantal melintang di punggung dan kedua tangan diletakkan pada dada bagian atas dengan siku lemas. Tarik dan keluarkan nafas
dengan mulut terbuka sebanyak 3 kali ulangan. Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka, tundukkan kepala, kempeskan perut, lalu mengejan seperti buang air kecil.
Lakukan sebanyak 3 kali mengejan dalam 1 kali latihan 1 hari.
l. Latihan XII
Istirahat penuh sempurna yang berguna untuk melatih ketenangan agar mulut rahim kandungan dapat membuka dengan wajar dan cepat sehingga proses
persalinan dapat berjalan lancer. Posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan sehingga perut dapat tersanggah dengan baik. Bantal dipasang miring, kepala diletakkan pada
bantal bagian atas, lengan atas diletakkan pada bantal bagian samping dengan ketiak terbuka. Lengan yang ada di bawah diletakkan di belakang punggung dengan siku
sedikit bengkok. Kaki yang ada di atas diletakkan ke depan dengan lutut sedikit bengkok, sedangkan kaki yang ada di bawah diletakkan ke belakang dengan lutut
sedikit bengkok pula dan kepala ditundukkan agar punggung menjadi bengkok.
3.2 Kehamilan Trimester II dan III
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua minggu ke-13 hingga minggu ke-27, dan trimester ketiga minggu ke-28 hingga ke-40. Dan
bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional Prawirohardjo, 2008. Menurut Kusmiyati dkk. 2009 kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-
prubahan baik anatomis maupun psikologis pada ibu. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dam psikologis. Berikut ini akan dibahas
perubahan dan adaptasi anatomi dan psikologis pada ibu hamil pada kehamilan trimester II dan III.
a. Trimester I
Kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan istmus menjadi bagian korpus uteri. Selain bertambah besar, uterus
juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi serta fundus dan serviks mulai fleksi sehingga menimbulkan nyeri punggung. Pada sistem Gastrointestinal akan
terjadi konstipasi yang dipengaruhi oleh hormon progesteron yang terus meningkat. Kebutuhan oksigen juga akan meningkat dan sehingga ibu akan sering mengeluh
sesak nafas. Keluhan- keluhan yang muncul pada kehamilan trimester II tersebut dapat diatasi dengan melakukan senam hamil secara teratur.
b. Trimester III
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Payudara
yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol, pergerakan semakin sulit. Lordosis progresif
merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal, untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar. Selama trimester
akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota tubuh bagian atas. Pada 32 minggu ke atas karena usus- usus tertekan uterus yang membesar kea rah
diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas. Dari segi psikologis, pada
trimester III ibu merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Keluhan rasa pegal pada anggota tubuh, kesulitan bernafas dan kecemasan yang dialami ibu pada kehamilan trimester III dapat diatasi dengan melakukan gerakan
senam hamil yang benar dan teratur.
27
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Keterangan:
= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Skema 1
: Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit.
Senam Hamil
Tingkat Pengetahuan :
- Baik - Cukup
- Kurang
Sikap : -
Positif -
Negatif Faktor Internal :
− Pendidikan − Pekerjaan
− Umur − Motivasi
− Persepsi − Pengalaman
Faktor Eksternal :
− Lingkungan − kebudayaan
− Informasi − Ekonomi
3.2 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Hasil
Ukur Skala
Ukur Pengetahuan
Adalah segala sesuatu yang
diketahui ibu hamil mengenai senam
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Buhit Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir meliputi :
pengertian senam hamil, manfaat
senam hamil, syarat melakukan
senam hamil, kontraindikasi
senam hamil, waktu untuk
Kuisioner a. Baik
10-15 b. Cukup
5-9 c. Kurang
0-4 Ordinal