Perencanaan, Penelitian dan Analisis ke Depan
4. Perencanaan, Penelitian dan Analisis ke Depan
Rekomendasi yang disediakan dibawah ini merupakan pilihan potensial yang dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan di tingkat selanjutnya dari proses HS, dan untuk inisiatif pengelolaan perikanan tuna secara umum. Rekomendasi tidak mewakili prioritas pemangku kepentingan, tetapi hanya merupakan rekomendasi umum dari penulis berdasarkan diskusi dan penelitian yang dilakukan dalam studi ini.
Sasaran Pengelolaan:
Adopsi sasaran konseptual untuk diterapkan dalam harvest strategy. Disarankan untuk
mengadopsi keempat tema kunci yang disebutkan di bagian ke 3.
Identifikasi manajemen sasaran yang siap pakai yang mengatur masing-masing tujuan
tingkat tinggi. Disarankan agar masing-masing tujuan yang tercantum dalam undang- undang perikanan 2004 dapat berperan sebagai manajemen sasaran yang siap guna yang terhubung dengan sasaran konseptual.
Menyambungkan antara komunitas utama dan manfaat dengan sasaran operational.
kunci, serta keuntungan dengan tujuan operasional. Teknik yang spesifik sebagai tujuan ekonomi dan sosial sebagaimana yang dijelaskan dalam Brooks et al. 2015, Pascoe et al. 2015, dan Jennings et al. 2014 disarankan untuk dijadikan referensi metodologi. Komunitas dan keuntungan yang disebutkan di bagian 3.1 and 3.2 disarankan untuk diadopsi.
Statistik dan Input Data
Pemeriksaan data spesifik perikanan SKJ dan YFT di FMAWPP 713-15, bidang yang
disarankan: Penurunan muatan (landings), produksi, ekspor, kapal berdasarkan alat tangkap atau sektor, harga kapal bekas, nilaikualitas produk. Informasi lebih jauh mengenai hal ini akan sangat bernilai.
Pemeriksaan data mentah dari BPS sensus nasional dan survey SUSENAS konsumsi.
Bidang yang disarankan: konsumsi ikanpengeluaran dan indicator kesejahteraan dasar (pengeluaran kesehatan, pengeluaran dan level pendidikan, kepemilikan aset, pemasukan). Tabel mengenai konsumsi ikan, indikator kemiskinan dan kemajuan di tingkat provinsi dilampirkan di lampiran 2 dan 3 untuk unit perencanaan HS. Pada mulanya, variabel-variabel tersebut tidak dianggap sebagai dasar yang memadai untuk penilaian menyeluruh, namun ini adalah data yang baru dipublikasikan, dan menyediakan informasi starting point yang berguna.
Keterlibatan dengan unit perikanan sosial dan ekonomi di Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan komunitas akademis yang lebih luas di Indonesia. Terlampir di lampiran 5 dapat dilihat daftar proyek sosial ekonomi di area perencanaan HS dengan informasi data statistik mengenai aktifitas sosial ekonomi perikanan.
Pengkajian Pilihan-pilihan Pengelolaan
Pemetaan ketergantungan perikanan dan kesejahteraan skala besar di FMA 713, 714,
715. Variabel tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai dampak sosial dan ekonomi dari beberapa strategi pengelolaan. Akan sangat ideal jika diterapkan mengunakan teknik spasial eksplisit yang dikembangkan oleh Standford, Wiryawan et al., (2013) menggunakan sensus detail dan data sosial ekonomi. Kemajuan alat survey ketergantungan perikanan untuk digunakan di areal perikanan tuna di FMAWPP 713-15 sangat berguna untuk melakukan survei untuk memvalidasi data sosial ekonomi dari pemerintahan provinsi.
Pengembangan model ekonomi input output. Aksi yang disarankan: melakukan simulasi
dampak ekonomi dari penggunaan strategi manajemen vis-à-vis dan keuntungan ekonomi. Melakukan analisis keterhubungan antar daerah di dalam area perencanaan, dan antara area perencanaan dengan aspek ekonomi yang lebih luas. Menurut Resosudarmo et al. (2008), hal ini dapat berguna dalam penilaian alur geografik keuntungan ekonomi (contoh, informasi pengiriman uang yang dilakukan oleh nelayan asing, hasil tangkapan dari satu WPP yang diproses di WPP lain atau diluar areal perencanaan).
Penilaian kelayakan sistem usaha maksimal yang diperbolehkan (total allowable effort
system). Idealnya termasuk penilaian kemungkinan sukses (dan tantangan) dengan diterapkannya zona usaha spasial bagi komunitas dan operator komersil dibawah sistem TAE (Total Allowable Effort).
Penilaian kelayakan “zona perikanan kepulauan” yang dibatasi hanya untuk metode
penangkapan berskala kecil dan non-destruktif (ramah lingkungan). Idealnya termasuk penilaian potensi sosisal, keuntungan dan tantangan ekonomi ataupun manajemen.
Pengumpulan Data yang Lebih Luas, Penelitian dan Pengkajian Kualitas Perikanan Tuna Indonesia.
Memproduksi sebuah "Perikanan Tuna di Dalam Angka" – Statistik perikanan tuna
menggunakan data dari KKP dan BPS. Hal ini bertujuan untuk menyusun semua data yang relevan dari KKP dan BPS mengenai produksi tuna, ekspor, konsumsi, manajemen indikator sosial ekonomi dari komunitas kunci perikanan tuna dari data yang dipublikasikan setiap tahunnya. Data ini akan sangat berguna bagi pengelola, pembuat kebijakan, industri dan analis.
Mengembangkan model bio-ekonomi perikanan YFT dan SKJ di Indonesia, yang dapat dibuat dalam sebuah model output-input tingkat daerah untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendetail mengenai aliran keuntungan ekonomi terkait perubahan manajemen perikanan.
Pengkajian kesejahteraan sosial dari komunitas yang berpartisipasi di perikanan tuna.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan metode terintegrasi untuk menilai kualitas perikanan tuna di Indonesia baik dalam konteks sosialbudaya dan ekonomi, dan untuk melacak perubahan pengelolaan perikanan dan juga perubahan dalam indikator kesejahteraan sosial untuk menilai keefektifan pengelolaan perikanan dalam memberikan keuntungan bagi komunitas target.
Penilaian aspek sosial-ekologi di perikanan tuna Indonesia, bertujuan untuk menilai
sistem hubungan antara elemen ekologi, sosial, ekonomi dan tata kelola, dan juga untuk menyediakan alat terintegrasi untuk mensimulasikan skenario pengelolaan melalui model konseptual sederhana dan metode partisipatif. Model ini mewakili pendekatan sistem terintegrasi yang mampu: menerapkan metode kualitatif dan kuantitatif; dapat dikembangkan melalui input dan partisipasi pemegang kebijakan; dapat difokuskan pada isu-isu spesifik dalam sistem untuk menilai elemen-elemen kritis dan dampaknya bagi aspek perikanan yang lebih luas.
Karena sifat dari penelitian ini sebagai awal latihan pendahuluan, dan kebutuhan untuk mengatasi aspek teknis dari proses pengembangan harvest strategy tingkat nasional, sejumlah isu muncul dalam penelitian ini yang belum dieksplorasi secara mendalam dalam laporan ini. Ini dianggap berguna untuk dipertimbangkan dalam penelitian sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung pada pengelolaan perikanan tuna secara umum, dan dalam beberapa kasus, dalam studi yang lebih rinci di tingkat sub-nasional dari dampak dan implementasi harvest strategy yang dipilih. Hal tersebut mencakup:
Peranan praktek-praktek manajemen informal di antara nelayan, termasuk strategi penangkapan ikan yang digunakan sebagai respons terhadap variabel dinamis (lingkungan, ekonomi dan peraturan perundang-undangan)
Pengaruh subsidi dalam manajemen perikanan tuna. Peran dan kontribusi wanita dalam perikanan tuna, dan dampak hubungan gender
dalam pendapatan rumahtangga dan ketahanan pangan di SSF. Pengaruh instabilitas hutangan dan penghasilan bagi kesejahteraan SSF. Pengaruh institusi sosial dan budaya di tingkat daerah terhadap aliran keuntungan
ekonomi yang dihasilkan dari perikanan tuna, termasuk: hubungan patronase hutang antara nelayan berskala kecil dan pemasok; unit keluarga bukan inti dan pembagian sumber daya dalam komunitas etnis yang berbeda; dan peranan nelayan asing dalam perikanan tuna.
Hak asasi dan perikanan tuna, termasuk penggunaan tenaga kerja asing di kapal
besar.