Penanggung-jawab Pembinaan PAUD dalam era reformasi

K. Penanggung-jawab Pembinaan PAUD dalam era reformasi

Pendidikan lazim dimaknai sebagai usaha sadar untuk menciptakan perubahan kondisi suatu lingkungan yang kondusif lagi memungkinkan terjadi perkembangan optimal dari potensi para peserta didik yang dibawa sejak lahir. Karena itu, maka untuk menyediakan suatu lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak usia dini mengharuskan ada pihak yang menjadi penanggung-jabar, agar perkembangan mereka di masa yang akan datang Pendidikan lazim dimaknai sebagai usaha sadar untuk menciptakan perubahan kondisi suatu lingkungan yang kondusif lagi memungkinkan terjadi perkembangan optimal dari potensi para peserta didik yang dibawa sejak lahir. Karena itu, maka untuk menyediakan suatu lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak usia dini mengharuskan ada pihak yang menjadi penanggung-jabar, agar perkembangan mereka di masa yang akan datang

Berarti, apabila dipandang dari sudut struktur pemerintahan, maka sistem pendidikan Indonesia dalam pemerintahan era reformasi dijamin oleh undang- undang bahwa presiden cq menteri pendidikan nasional dalam lingkup teritorial negara sebagai pemerintah pusat, gubernur dalam lingkup teritorial propinsi sebagai pemerintah daerah tingkat I, bupati dan wali kota dalam lingkup teritorial kabupaten dan kota sebagai pemerintah daerah tingkat II, ketiganya diwajibkan menjadi penanggung jawab pembinaan pendidikan yang bermutu, termasuk penyelenggaraan PAUD. Jika di antara ketiganya ada yang tidak komitmen dengan ketentuan tersebut, maka telah terjadi pelanggaran yang kasat mata terhadap undang-undang, dan dapat dimakzulkan dari kedudukan pemerintahannya menurut mekanisme yang diberlakukan.

Kemudian termaktub dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bab II pasal 2, bahwa : “Pengelolaan pendidikan dilakukan oleh: a. Pemerintah; b. pemerintah provinsi; c. pemerintah kabupaten/kota; d. penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat; dan e. satuan atau program pendidikan”. Dan untuk mendukung kebijakan pembinaan layanan PAUD yang terarah, terpadu, dan terkoordinasi dalam pandangan Hamid Muhammad selaku Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, bahwa :

Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional, dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik formal, nonformal, maupun informal, berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan

46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam file pdf, hal. 6.

Informal (Ditjen PAUDNI), yang secara teknis dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 47

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional yang dalam bab

I pasal 4c menyebut Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Informal beserta tugas-tugasnya, dan dalam bab IV pasal 110b menyebut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini beserta tugas- tugasnya. Berarti, apabila dipandang dari struktur pengelolaan pendidikan di Indonesia, maka yang menjadi penanggung jawab pembinaan PAUD dalam pemerintahan era reformasi adalah presiden selaku pemerintah yang dibantu oleh menteri pendidikan dan kebudayaan (Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal; Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini); gubernur selaku pemerintah provinsi; bupati/wakil kota selaku pemerintah kabupaten/kota; yayasan yang mendirikan PAUD; kepala satuan PAUD. Hal ini dapat dipandang sebagai peristiwa yang positif dalam mencetuskan perubahan yang signifikan mengenai cara pelayanan pendidikan anak usia dini secara konsep dan terprogram serta tersosialisasikan di seluruh Indonesia.

Dengan mencermati realitas kehidupan sehari-hari mengenai penyelenggaraan PAUD di Indonesia dalam pemerintahan era reformasi, kendati secara struktur pemerintahan dan secara struktur pengelolaan pendidikan penanggung-jawab pembinaan PAUD sudah ditentukan, ternyata secara kultural masih terdapat koordinasi kerja melalui pendelegasian dan pelimpahan wewenang lintas kementerian yang terkait lagi paralel. Kementerian pendidikan dan kebudayaan bertanggung jawab atas pengawasan dan pengembangan Taman Kanak-kanak (TK). Kementerian agama bertanggung jawab atas pengawasan dan pengembangan Raudatul Athfal (RA). Kementerian kesehatan bertanggung jawab atas layanan kesehatan anak usia dini dengan bantuan teknis dalam Posyandu. BKKBN bersama-sama

47 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan POS PAUD, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, dalam file pdf, hal. 3.

kementerian pemberdayaan perempuan bertanggung jawab atas Bina Keluarga Balita. Dalam perkembangan lebih jauh, tanggung jawab menumbuh- kembangkan PAUD yang berkualitas telah dilaksanakan bukan saja oleh pemerintah tetapi telah merambah sampai kepada kesadaran yang murni dari masyarakat. Artinya tanggung jawab dalam membina perkembangan pendidikan bagi anak usia dini telah mengalami perkembangan yang pesat, atau dapat dikatakan telah mengalami perubahan paradigma dari pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua telah meluas menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Dengan kata lain PAUD telah menjadi tanggung jawab bersama, orang tua, masyarakat dalam arti luas dan pemerintah sebagai suatu landasan yang kokoh dalam membangun karakter dan kepribadian generari muda penerus perjuangan menggapai tujuan bernegara sebagai diamanatkan dalam pembukaan undang-undang dasar negara Republik Indonesia 1945.

Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu pemahaman bahwa yang menjadi penanggung jawab pembinaan PAUD dalam pemerintahan era reformasi : apabila dipandang dari sudut struktur pemerintahan, adalah presiden cq menteri pendidikan nasional dalam lingkup teritorial negara sebagai pemerintah pusat, gubernur dalam lingkup teritorial propinsi sebagai pemerintah daerah tingkat I, bupati dan wali kota dalam lingkup teritorial kabupaten dan kota sebagai pemerintah daerah tingkat II; apabila dipandang dari sudut struktur pengelolaan pendidikan, adalah presiden selaku pemerintah yang dibantu oleh menteri pendidikan dan kebudayaan (Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal; Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini), gubernur selaku pemerintah provinsi, bupati/wakil kota selaku pemerintah kabupaten/kota, yayasan yang mendirikan PAUD, kepala satuan PAUD; apabila dipandang dari sudut kultur, adalah terdapat koordinasi kerja melalui pendelegasian dan pelimpahan wewenang lintas kementerian yang terkait lagi paralel, sehingga saat ini PAUD telah menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.