FAKTA DAN ANALISIS

A. FAKTA DAN ANALISIS

1. Faktor Utama Agrowisata

a. Letak, Luas dan Batas Tapak Kawasan agrowisata yang akan dikembangkan terletak di Desa Kayumas Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo dengan gambaran peta sebagai berikut:

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Arjasa

Dari peta tersebut diatas secara topografis, ketinggian desa dari permukaan laut, jarak dari pusat pemerintahanan dan luas desa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kondisi Geografis Desa Kayumas No.

Keterangan Posisi dan Ukuran

1. Ketinggian Desa Dari Permukaan Laut > 750-1550 dpl 2. Letak

Bukian Pantai

4. Jarak terdekat dengan Kecamatan

5. Jarak terdekat dengan Kabupaten

6. Jarak terdekat dengan Propinsi

7. Luas Desa

8. Batas Sebelah Timur Kecamatan Asembagus

9. Batas Sebelah Utara Kecamatan Jangkar 10. Batas Sebelah Barat

Desa Curahtatal, Desa Jatisari dan Desa Bayeman Kecamatan Arjasa

11. Batas Sebelas Selatan Kecamatan Sempol Bodowoso

Sumber: Data di olah, dari Situbondo Dalam Angka 2013 Adapun Dusun di Desa Kayumas terdiri dari Dusun Tanahmerah, Dusun

Punggulgunung, Dusun Pelleh, Dusun Krajan, Dusun Kayumas, Dusun Alun- alun, Dusun Cottok, Dusun Sokmoilang. Dari delapan dusun di Desa Kayumas selebihnya akan di lakukan pengamatan dan analisis berdasarkan kriteria penilaian yaitu aspek aksesibilitas, sarana dan prasarana, produktivitas pertanian dan potensi lain yang ada. Selengkapnya hasil analisis dapat dilihat pada Tabel

Tabel 4.2 Analisis Aspek Aksesibilitas, Sarana dan Prasarana, Produktivitas Pertanian dan

Potensi Lain Masing-Masing Dusun di Desa Kayumas

Dusun

aksesibilitas

sarana dan

produktivitas potensi lain

Tanaman Rakyat Dapat di jadikan

utama dari dengan

bukit,

jalan

area outbond/

jalan beraspal dan

melingkar,

trac

camping/perkemah

lebar jalan 5-6 m

sepeda

downhill,

an dan olahraga

sepeda Punggulgunung

camping ground

Tanaman Rakyat Kegiatan fotografi

dan perkemahan

dengan dusun-

dapat

melihat

dusun lainnya,

pemandangan.

jalan makadam

Pelleh

Dilalui poros

Bonsai,

barang

Tanaman Rakyat Dapat di jadikan

utama dari dengan

antik

dan

sebagai kampung

jalan beraspal dan

masyarakat hidup

etnik

lebar jalan 5-6 m

mengelompok sendiri.

Krajan

Dilakui poros

Kayu Jati, sengon,

Perkebunan Kopi, Pengusaha Buah-

utama dari dengan

mahoni,

ternak

Sayuran, Buah- buahan, Kopi

jalan beraspal dan

Luwak rakyat

lebar jalan 5-6 m

jahe, pisang mas,

Dilalui poros

Labolatorium

Perkebunan Kopi, Arealnya dapat

utama dari dengan

Agrobisnis PTPN

Sayuran, Buah- digunakan untuk

jalan beraspal dan

XII, Peternakan

buahan,

sarana rekreasi

lebar jalan 5-6 m

Luwak, Pabrik

peternakan

alam dan

pengolahan Kopi,

lingkungan,

Mess PTPN XII,

sekolah alam

Rest Area, Warung makan dan Warung Kopi, Pabrik Pengolah kopi Rakyat

Alun-alun

Dilakui poros

Pemandangan

Perkebunan Kopi, Dapat di gunakan

utama dari dengan

alam

dan

Sayuran, Buah- untuk kegiatan

jalan beraspal dan

lebar jalan 5-6 m

Jalanan makadam

Tebing dan pandai

Perkebunan Kopi, Agrowisata

naik turun dan

besi

Sayuran, Buah-

tanjakan cukup

Sumber mata air,

Perkebunan Kopi, Air terjun

dibandingkan

Air terjun

Sayuran, Buah-

dengan dusun-

buahan,

dusun lainnya,

peternakan

jalan makadam

Sumber: Data di olah, 2013

b. Tata Guna Lahan

Keadaan tata guna lahan diketahui dengan melakukan analisis pada peta tata guna lahan Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga dilakukan observasi lapang untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran peta sumber data. Dari pengamatan langsung didapatkan kategori penggunaan lahan yaitu hutan, pemukiman, sawah tadah hujan, semak belukar dan tegalan. Sedangkan dari Keadaan tata guna lahan diketahui dengan melakukan analisis pada peta tata guna lahan Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga dilakukan observasi lapang untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran peta sumber data. Dari pengamatan langsung didapatkan kategori penggunaan lahan yaitu hutan, pemukiman, sawah tadah hujan, semak belukar dan tegalan. Sedangkan dari

Keragaman pola penggunaan lahan di Desa Kayumas merupakan potensi sebagai penunjang view agrowisata. Pola penggunaan lahan eksisting berbasis sistem produksi dan memerlukan penyesuaian untuk memenuhi kriteria ruang kawasan agrowisata. Pada tahapan perencanaan selanjutnya, penataan ruang akan dilakukan untuk memenuhi tujuan pengembangan kawasan sebagai kawasan agrowisata.

Proporsi terbesar dari penggunaan lahan ditempati oleh hutan milik Perhutani, dan area perkebunan PTPN XII, serta perkebunan milik rakyat. hal ini menunjukkan fungsi kawasan sebagai kawasan resapan air dan konservasi tanah dan air. Tempat penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering yang terdiri atas lahan pertanian padi jagung, ketela, sayuran dan buah-buahan. Pada proses perencanaan selanjutnya penggunaan lahan ini dibagi lagi menjadi lima sesuai dengan jenis atraksi yang akan dikembangkan sebagai atraksi agrowisata.

Pemukiman penduduk yang merupakan ruang aktivitas masyarakat dibagi penggunaannya dalam konsep pengembangan ruang kawasan agrowisata menjadi dua, berdasarkan hubungan aktivitas masyarakat di dalamnya dengan kegiatan wisata. Bagian yang mengakomodasi kebutuhan aktivitas masyarakat menjadi ruang masyarakat, sedangkan bagian dari pemukiman yang mendukung kegiatan agrowisata menjadi ruang penunjang agrowisata.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan pemanfaatan pola penggunaan lahan kaitannya dengan perencanaan agrowisata. Sedangkan peta penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar

Tabel 4.3. Analisis Tipe Penggunaan Lahan, Fungsi dan Usulan Pengembangan untuk

Kawasan Agrowisata Kayumas

Tipe Pengunaan

Usulan Lahan

Luas (Ha)

Fungsi

pengembangan Hutan

7080.5

 Sebagai konservasi air dan tanah, serta

Ruang

mempertahankan fungsi daerah resapan air

 Sebagai lahan pendapatan utama

Ruang Penunjang

 masyarakat

Agrowisata

 Sebagai modal utama Pengembangan agrowisata

Sawah/

Ruang Penunjang tegalan

655

 Sebagai lahan pendapatan utama

 masyarakat

Agrowisata

 Sebagai modal utama pengembangan agrowisata

pekarangan

295

 Sebagai lahan pendapatan utama

Ruang Penunjang

 masyarakat

Agrowisata

 Sebagai modal utama pengembangan agrowisata

Pemukiman

262

 Ruang aktivitas kehidupan masyarakat:

Ruang penunjang

 sosial, pendidikan

masyarakat

 Ruang penunjang kegiatan pertanian  Ruang perdagangan dan jasa penunjang

wisata: rumah makan, pertokoan, penginapan Tebing dan

Ruang rumput

 Mendukung keragaman view pada tapak

 Konservasi air dan tanah

Konservasi

Lain-lain

 Mendukung keragaman view pada tapak

Ruang Penyangga

 Konservasi air dan tanah

Sumber: Data di olah, 2013

c. Ketinggian, Topografi dan Kemiringan Tapak

Kawasan Agrowisata Kayumas ini terletak pada ketinggian 750-1550 dpl dengan kondisi topografi berupa lereng yang semakin tinggi ke arah selatan dengan kelas kemiringan mulai dari 0 − > 70%. Pola topografi kawasan dan kemiringan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Topografi kawasan dan pola kemiringan tanah di Desa Kayumas

Variasi ketinggian pada tapak menimbulkan kesan lanskap yang dinamis serta menambah kekayaan visual kawasan. Yang unik dari pola pertanian di kawasan ini adalah pola penanaman yang mengikuti kontur dan dibuat berteras sehingga terlihat rapi dan teratur. Pola penanaman seperti ini merupakan usaha pencegahan erosi secara mekanik, selain usaha tersebut usaha lain yang dapat dilakukan seperti perbaikan drainase dan irigasi. Pada kawasan pertanian lain terdapat kecenderungan pola penanaman yang memotong kontur karena dianggap lebih menguntungkan dari segi kuantitas dan keamanan produksi.

Areal pertanian pada kawasan ini mayoritas berada pada kemiringan 0- 8% dan sisanya pada kemiringan 8-15%. Untuk konservasi tanah dan air pada lahan dengan kemiringan yang cukup tinggi seperti ini, perlu dilakukan juga metode vegetatif selain metode mekanik yang telah disebutkan. Diantaranya dengan menanam tanaman yang dapat mengurangi daya rusak hujan, aliran permukaan dan erosi. Jenis penanaman yang dapat dikembangkan seperti penanaman tanaman yang memiliki sifat menutupi tanah secara terus menerus, penanaman dalam strip atau dengan melakukan rotasi tanaman.

Seperti halnya kawasan pertanian pada umumnya, areal pertanian yang mengelompok menjadi salah satu ciri. Dimana hal ini membuat kawasan menjadi cenderung terbuka. Meskipun hutan merupakan pola penggunaan lahan yang lebih dominan, akan tetapi posisinya semakin tergusur karena pembukaan lahan yang masih terus berlangsung. Areal hutan yang ada sekarang ini membatasi antara areal pertanian atau berada pada tepian suatu areal pertanian yang besar.

Bentukan tapak yang berupa lereng memungkinkan terbukanya view terutama ke arah barat, utara dan selatan. Membuat daerah ini memiliki kekayaan visual yang potensial untuk dikembangkan. Dominasi pertanian lahan kering dengan komoditas sayuran sebagai komoditas utama juga memberikan karakteristik yang khas.

Karakteristik lahan pada kawasan agrowisata terbagi atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan analisis kriteria kesesuaian lahan menurut Keppres Nomor 32 tahun 1990. Banyaknya lahan miring pada kawasan sedikit menyulitkan dalam penempatan pusat-pusat aktivitas maupun fasilitas wisata. Untuk jenis lokasi yang demikian digunakan untuk akivitas yang berorientasi pada alam dengan penambahan minimum fasilitas. Sedangkan Karakteristik lahan pada kawasan agrowisata terbagi atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan analisis kriteria kesesuaian lahan menurut Keppres Nomor 32 tahun 1990. Banyaknya lahan miring pada kawasan sedikit menyulitkan dalam penempatan pusat-pusat aktivitas maupun fasilitas wisata. Untuk jenis lokasi yang demikian digunakan untuk akivitas yang berorientasi pada alam dengan penambahan minimum fasilitas. Sedangkan

d. Objek dan Atraksi Agrowisata

Menurut (Yoeti 1997, dalam Halida 2006), suatu daerah tujuan harus memiliki objek atau atraksi yang dapat dijual kepada wisatawan, daerah tujuan harus memiliki: 1). Something to see sebagai sesuatu yang dapat dilihat, 2). Something to do sebagai sesuatu yang dapat dilakukan, serta 3). Something to buy sebagai sesuatu yang dapat dibeli. Tabel 4.4 Potensi objek dan atraksi kawasan agrowisata.

Tabel 4.4 Potensi Objek dan Atraksi Kawasan Agrowisata

Objek/Aktivitas Wisata Atraksi

Ruang

Komoditi

Something to do Something to buy Utama

Something to see

Bibit aneka Display

tanaman, bunga,

sayuran,

aneka produk

buah, bunga,

minuman kopi, kopi

tanaman

luwak, dalam jumlah

perkebunan

terbatas,

Produk segar dan Buah

Kebun pisang, Jeruk,

Pengamatan,

Mangga, Durian,

Mangga, Durian,

interpretasi

olahan

Kenitu, Nangka

Kenitu, Nangka

lengkap, praktek budidaya

Produk segar (sayur Sayuran

lengkap, praktek budidaya

Perkebunan

Kopi, tembakau,

Produk olahan

Jahe

tembakau, jahe

interpretasi lengkap, praktek Panin raya

Produk segar (susu)

Kambing

sapi perah

interpretasi

dan

lengkap, praktek

pedaging

budidaya

dan Kambing etawa, PE

Pengolahan

Pengolahan Kopi

Bubuk dan Kopi

pengolahan

interpretasi

berupa hasil

luwak

(pabrik

lengkap, praktek

olahan aneka

pengolahan)

pengemasan,

produk pertanian, baik sayuran, buah maupun perkebunan produk peternakan

Sumber: Data di olah, 2013 Setelah melakukan pengamatan di lapang dan dengan kesimpulan

yang didapat dari hasil wawancara dengan warga setempat, kawasan ini memiliki komoditas perkebunan, pertanian hortikultura dan peternakan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek atau atraksi wisata. Selain itu juga didukung oleh keindahan alam dan iklim yang sejuk yang dapat menjadi nilai tambah pendukung dalam konsep perencanaan. Gambar 4.3 memperlihatkan persebaran lokasi existing potensi objek dan atraksi pertanian yang terdapat di dalam kawasan agrowisata Kayumas tepatnya di PTPN XII Kaymas

Gambar 4.3 Potensi Tanaman Sayuran di Kayumas

Komoditi tanaman buah yang terdapat di dalam kawasan merupakan hasil introduksi dari Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo setelah melihat potensi yang ada di Desa Kayumas. Jenis tanaman yang dikembangkan sementara ini adalah pisang dan jahe sementara tanaman lama yang masih produksi secara intensif berdasarkan musim adalah mangga, durian, dan nangka. Tidak menutup kemungkinan untuk introduksi tanaman buah-buahan jenis baru yang sekiranya cocok dengan kondisi wilayah. Adapun tanaman sayuran yang kembangkan ditanam secara organik. Hingga saat ini meskipun budidaya tanaman jahe dan pisang telah memasyarakat akan tetapi jumlah produksi masih belum dapat memenuhi permintaan.

Tabel 5.5 Luas dan Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan Menurut Jenisnya di Desa

Luas (Ha)

Produksi (ton)

1 Padi 22 201 2 Jagung

Sumber: Data di olah, 2013 Dulu di Kayumas terdapat tanaman buah Apel yang kondisi sekarang

tinggal sebagian. Yang potensial untuk di kembangkan adalah tanaman buah Jeruk, tanaman buah Mangga Manalagi juga merupakan tanaman perkebunan yang merupakan produk unggulan. Begitu pula dengan tanaman kopi jenis Kopi Arabika dan tembakau khas Kayumas.

Gambar 4.4 Potensi Tanaman Perkebunan di kayumas

Selain perkebunan kopi rakyat, di Kayumas terdapat perkebunan kopi Kayumas di bawah pengelolaan PTPN XII yang sudah berlaku sejak 1996 dengan menggunakan merek dagang Java Coffee Kayumas. Selain penyumbang komoditas Kopi Arabika, perkebunan ini juga sedang gencar mengembangkan budidaya Kopi Luwak sebagai produk unggulan mereka.

Salah satu produk pertanian unggulan Situbondo selain kopi adalah tembakau di daerah Kayumas. Masyarakat Kayumas mempunyai kebiasaan menanam tembakau. Alasannya keuntungan yang didapat dari hasil bertani tembakau lebih baik daripada menanam palawija. Sebagian besar lahan dan kondisi tanah di Kayumas cocok untuk ditanami tembakau. Selain itu, cuaca panas juga mendukung untuk pertumbuhan tembakau dengan kualitas istimewa.

Hingga saat ini agrowisata tanaman buah yang ada dikelola secara perorangan oleh masyarakat dengan hanya di jual ke pasar atau di ambil oleh pedagang. Selain itu masyarakat juga memasarkan buah di beberapa titik jalan sepanjang jalur utama (poros) desa. Aktivitas yang ada adalah memetik kopi dan selebihnya belum ada. Hasil olahan yang sudah diupayakan diantaranya adalah dodol mangga, sirup mangga, dan keripik buah lainnya. Tapi produk olahan ini tidak selalu tersedia dalam jumlah yang memadai dan tidak setiap waktu diproduksi (kontinuitas produksi sangat tergantung pada pasokan bahan baku). Belum adanya fasilitas yang memadai seperti toilet, mushola dan rumah makan menjadi kendala tersendiri. Untuk agrowisata sayuran belum ada masyarakat yang mengusahakan secara khusus. Melainkan masih bergabung dengan agrowisata kopi, tembakau dan buah.

Peternakan sapi pedaging dalam skala kecil merupakan jenis usaha peternakan yang ada dalam kawasan. Penyebarannya relatif merata pada setiap dusun. Sedangkan kandang percontohan berupa kandang komunal terdapat di Desa Kayumas, dimana di dalamnya terdapat instalasi biogas. Dengan penataan dan usaha, peternakan ini dapat dikembangkan sebagai objek agrowisata. Karena selain usaha peternakan itu sendiri dapat menarik pengunjung, penggunaan teknologi alternatif juga dapat menjadi nilai tambahnya. Hal ini sesuai dengan perkembangan kebutuhan energi sekarang ini, dimana masyarakat dituntut untuk kreatif menggunakan bahan-bahan yang tersedia untuk mengatasi krisis energi dan kelangkaan bahan bakar minyak.

Tabel 4.6 Banyaknya Ternak Menurut Jenisnya di Desa Kayumas

No. Ternak Jumlah (ekor)

1. Sapi 2630 2. Kuda

Sumber: Data di olah, 2013 Atraksi pengolahan merupakan kelanjutan dari pengembangan yang

direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo. Dimana sudah terdapat pusat pengolahan produk pertanian yaitu pabrik kopi rakyat dan pabrik kopi PTPN XII Kayumas. Usaha pengolahan produk-produk pertanian akan memberikan nilai tambah terhadap komoditas pertanian kawasan, yang juga berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu, usaha pengolahan juga mendukung kegiatan wisata pasif. Hasil pengolahan produk dapat pula dijual sebagai oleh-oleh, sehingga memudahkan wisatawan untuk mandapatkan oleh-oleh. Wisatawan juga dapat melihat dan terlibat langsung dalam proses pengolahan, mulai dari datangnya pasokan bahan baku hingga sudah berupa produk yang siap dikonsumsi.

e. Pariwisata Sekitar Tapak

Potensi Wisata Kabupaten Situbondo dan prospeknya menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Situbondo. Pembukaan obyek wisata baru berupa Agrowisata Desa Kayumas yang akan memiliki akses menjadi paket wisata Potensi Wisata Kabupaten Situbondo dan prospeknya menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Situbondo. Pembukaan obyek wisata baru berupa Agrowisata Desa Kayumas yang akan memiliki akses menjadi paket wisata

Di Desa Kayumas terdapat Perkebunan Kopi Kayumas merupakan salah satu Perkebunan Nusantara yang pengelolaannya di bawah PTPN XII. Perkebunan ini masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Arjasa, Situbondo, Jawa Timur. Berada di ketinggian 750-1550 m dpl, kondisi jalan ada yang beraspal ada pula yang jalan desa tanah dan makadam.

f. Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

Akses menujuk ke Kawasan Agriowisata Kayumas sesungguhnya cukup mudah. Karena infrastruktur jalan relatif memadai. Untuk menggunakan kendaraan pribadi dibutuhkan waktu 1,5 jam perlanan waktu tempuh dari pusat Kabupaten Situbondo dan 1 jam perjalanan waktu tempuh dari pusat Kecamatan Arjasa. Transportasi yang ada dari dan menuju ke Desa Kayumas adalan menggunakan transportasi umum atau angkutan desa. Adapun jarak bisa di lihat

Tabel 4.7. Kondisi Geografis Desa Kayumas

No.

Keterangan

Posisi dan Ukuran

1. Jarak terdekat dengan Kecamatan 26.0 2. Jarak terdekat dengan Kabupaten

41.0 3. Jarak terdekat dengan Propinsi

248.0 4. Luas Desa

Sumber: Data di olah, 2013 Kawasan yang akan dikembangkan memiliki dua akses masuk jalan provinsi

yaitu situbondo-banyuwangi dan arjasa-kawah ijen. Yang pertama adalah akses utama yang ditandai dengan sebuah tanda dari PTPN XII Kebun Kayumas yang berada di Jalan Propinsi tepatnya di Kecamatan Arjasa Situbondo. Akses menuju ke Desa Kayumas melewati Desa Kedungdowo Desa Ketawon dan Desa Bayeman Kecamatan Arjasa dengan jarak tempuh kurang lebih 26 KM. Kondisi jalan beraspal 5-6 m dan di beberapa titik di temukan jalanan rusak. Posisi jalanan berliku-liku naik turun dan terjal, melewati tebing dan bebatuan, jurang yang curam dengan pesona alam yng sangat bagus dan menarik.

Gambar 4.5 Menuju ke Desa Kayumas dari Arah kecamatan Arjasa

Ketika sudah masuk di batas wilayah Desa Bayeman dan Desa Kayumas, Dusun terendah dari Desa Kayumas adalah Dusun Tanahmerah, ditemukan beberapa pemukinman dan beberapa pemukinman lainnya terpencar antara pemukiman satu dengan pemukiman yang lainnya. Setelah itu melewati Dusun Pelleh disana di temukan beberapa pemukiman dan beberapa fasilitas lainnya seperti musholla, bengkel dan warung makan. Selanjutnya menuju ke Dusun Krajan terdapat rumah kepala desa, mushola, kantor desa dan sekolah SD. Naik keatas lagi menuju ke Dusun Kayumas. Di Dusun

Kayumas terdapat banyak fasilitas diantaranya Pabrik Kopi PTPN XII, kandang Luwak, warung makan, mess/penginapan PTPN .

Gambar 4.6 Kawasan PTPN XII Desa Kayumas

Setelah melewati PTPN XII naik lagi kira kira 6 KM sampailah di segitiga mas disitu dijumpai gardu pandang dan batas kabupaten antara kabupaten Situbondo dengan Bondowoso. Di gardu pandang juga bisa melihat Kawah Gunung Ijen dari kejauhan dan melihat ke bawah ada Pabrik Kopi Sempol

Gambar 4.7 Gardu Pandang Segitiga Emas Batas Akhir Kayumas dan Bondowoso

Akses pertama dipertahankan karena sudah cukup representatif Mewakili citra kawasan sebagai daerah pertanian, hal ini penting untuk menciptakan kesan awal bagi wisatawan bawa itu adalah masuk ke Kawasan Agrowisata Kayumas. Selain itu akses pertama juga dekat dengan zona pelayanan yang direncanakan seperti zona masuk ke Kawasan PTPN XII dan Kawasan Perkebunan Kopi.

Gambar 4.8 Akses Jalan Menuju Desa Kayumas

Secara konsep jalur masyarakat dan jalur wisatawan tidak terpisah, akan tetapi pada tapak terdapat ruas jalan yang dipakai untuk satu jalur sekaligus hal ini untuk menciptakan dan menguatkan kesan masyarakat pertanian menyatu dengan wisatawan.

g. Fasilitas Agrowisata

Keberadaan fasilitas wisata yang memadai akan memberikan kemudahan dan kenyamanan pada wisatawan. Fasilitas yang ada hingga saat ini masih terbatas dan penyebarannya hanya pada sub-zona atraksi inti, tidak tersebar secara merata pada seluruh kawasan pengembangan tetapi saat ini hanya berkembang di kawasan PTPN XII Kebun Kayumas

Gambar 4.9 Agrowisata yang Sedang Dikembangkan di Kawasan PTPN XII Kebun Kayumas

Upaya peningkatan dan pemerataan fasilitas mendesak untuk dilakukan sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan. Selain itu juga perlu diperhatikan dalam pemilihan material dan desain bangunan. Bentuk dan pola tradisional serta penggunaan material lokal akan dapat memperkuat nuansa perdesaan dan karakter serta konsep agrowisata pada tapak.

Selanjutnya proses perencanaan dilanjutkan dengan pengembangan fasilitas yang disesuaikan dengan aktivitas yang dikembangkan pada masing- masing zona. Fasilitas dikembangkan untuk mendukung aktivitas agrowisata aktif dan pasif. Fasilitas untuk aktivitas agrowisata aktif menekankan dari segi fungsi, sedangkan untuk aktivitas agrowisata pasif penekanan pada segi kenyamanan dan estetika.

Gambar 4.10 Hasil Participatory Rural Appraisal (PRA) warga Desa Kayumas dan PTPN XII Kebun

Kayumas

Berdasarkan hasil Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dilakukan di rumah Kepala Desa Kayumas dan di Mess PTPN XII Kebun Kayumas dapat di Berdasarkan hasil Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dilakukan di rumah Kepala Desa Kayumas dan di Mess PTPN XII Kebun Kayumas dapat di

Gambar 4.11 Kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA) warga Desa Kayumas di rumah Kepala Desa Kayumas dan di mass PTPN XII Kebun Kayumas

Sementara itu hasi Analisis Rencana Pengembangan Aktifitas Dan Fasilitas Kawasan Agrowisata Desa Kayumas dalapt dilihat dalam Tabel 4.8 Analisis Rencana Pengembangan Aktifitas Dan Fasilitas Kawasan Agrowisata Desa Kayumas berikut ini

Tabel 4.8 Analisis Rencana Pengembangan Aktifitas Dan Fasilitas Kawasan Agrowisata Desa Kayumas

A. Zona Agrowisata 1. Zona Atraksi Agrowisata a. Sub zona

lath house*, gazebo*, atraksi Inti

 Mengamati beragam jenis

tanaman pangan, sayuran dan buah-buahan

jalan setapak untuk

 Mengunjungi dan mengamati

horti walk*, papan

budidaya tanaman di lath house

nama dan papan

 Mengamati aktivitas budidaya

informasi, interpreter

tanaman dan peternakan*

dan guide, kandang luwak,

 Mengamati kandang luwak dan proses

sarana biogas*, dapur biogas*

pembuatan kopi luwak

 Mengamati sarana dan proses pengolahan limbah kotoran ternak menjadi biogas

 Memasak dengan kompor biogas

b. Sub zona

Lahan pertanian, lahan Tanaman

 Mengamati beragam jenis

pertanian sayuran, Pangan

tanaman pangan

 Mengikuti proses budidaya

panorama dan suasana

tanaman pangan mulai

pegunungan, good

pembibitan, panen dan pasca

view, kantor informasi,

panen, hingga menikmati hasil

kantin, mushola, tempat

panen

parkir, tempat duduk,

 Horti walk, menikmati

gazebo, area piknik,

pemandangan dan suasana tapak, photo

dapur

hunting, berbelanja

 Mengolah tanaman pangan menjadi makanan  Mengolah tanaman pangan menjadi makanan

Lahan pertanian, lahan Tanaman

 Mengamati beragam jenis

pertanian sayuran, sayuran

tanaman sayuran

 Mengikuti proses budidaya

panorama dan suasana

tanaman sayuran mulai

pegunungan, good

pembibitan, panen dan pasca

view, kantor informasi,

panen, hingga menikmati hasil

kantin, mushola, tempat

panen

parkir, tempat duduk,

 Horti walk, menikmati

gazebo, area piknik,

pemandangan dan suasana tapak, photo

dapur

hunting, berbelanja

 Mengolah sayuran menjadi makanan

pembibitan, lahan Tanaman

d. Sub zona

 Pengamatan dan berbelanja

percobaan, jalan Bunga

bunga

 Mengikuti proses budidaya

setapak, gazebo/ saung,

tanaman bunga Jalan santai, menikmati

tempat duduk, dan area

pemandangan dan suasana tapak, photo

parkir

hunting,

Kebun buah-buahan, Tanaman

e. Sub zona

 Pengamatan dan berbelanja

pembibitan, lahan Perkebunan buah-

tanaman pisang, mangga, jahe, nangka, jeruk

percobaan, jalan buahan

 Mengikuti proses budidaya

Buah-buahan mulai

setapak, gazebo/ saung,

pembibitan, panen dan pasca

tempat duduk, dan area

panen, menikmati hasil panen

parkir

 Jalan santai, menikmati

pemandangan dan suasana tapak, photo hunting, memetik di kebun buah

f. Sub zona

Bangunan untuk Pengolahan

 Mengamati proses pengolahan aneka produk

sayuran dan berbelanja produk olahan

kegiatan pasca panen,

 Mengamati proses pembuatan bubuk kopi

kios penjualan produk

luwak

olahan, rumah makan tradisional, area parkir

Bangunan kandang*, Peternakan

g. Sub zona

 Pengamatan proses pembuatan

biogas dari kotoran sapi, mencoba sendiri

instalasi biogas*,

menggunakan kompor biogas

kompor biogas*,

 Mengikuti proses budidaya ternak sapi potong

tempat duduk, ruang

(pemeliharaan)

informasi, interpreter

 Jalan santai, menikmati

dan guide, area parkir

pemandangan dan suasana tapak, photo hunting, berbelanja

2. Zona Penunjang Agrowisata a. Zona

Kantor pusat informasi, Pelayanan

 Mencari informasi tentang kawasan,

menentukan touring plan

ruang tunggu, penyedia

 Beristirahat

jasa guide dan interpreter, area parkir

Gapura, jalan, trotoar, Penerimaan

b. Zona

 Berkendara, berjalan

rambu-rambu c. Zona

Gazebo terbuka, open Penghubung

 Menikmati pemandangan dan

space, area parkir d. Zona

 suasana, photo hunting

Jalan, home industry masyarakat

 Mengamati aktivitas

 masyarakat mengolah hasil  pertanian

 Mengunjungi home industry

B. Zona Non Agrowisata 1. Zona Konservasi

2. Zona Penyangga

Sumber: Data di olah, 2013

h. Informasi dan Promosi Agrowisata

Informasi awal tentang keberadaan suatu kawasan dapat dilihat dari adanya gerbang penanda kawasan. Pintu utama ini telah memadai sebagai gerbang penanda. Informasi tentang kawasan dapat diperoleh dari Dinas Pariwisata, karena agrowisata ini sudah masuk ke dalam peta wisata Kabupaten Situbondo. Informasi dari mulut ke mulut juga memiliki peran penting dan efek yang cukup signifikan. Selain itu Informasi tentang PTPN XII Kebun Kopi Kayumas yang terkenal dengan produksi “Arabica Java Caffe” dan “Kopi Luwak Kayumas” yang sudah terkenal di Indonesia sampai di mancanegara membuktikan bahwa Desa Kayumas merupakan desa yang sudah terkenal sebagai desa agrowisata khususnya perkebunan kopi.

Selain itu usaha promosi yang lain diantaranya adalah: - Mengikuti pameran Kopi dengan produksi “Arabica Java Caffe” dan “Kopi Luwak Kayumas” - Melalui studi banding - Adanya beberapa anggota primatani yang sering diundang untuk

memberikan ilmunya di tempat lain, sekaligus sebagai upaya promos - Menjadi tempat meeting tingkat nasional dan regional Sistem promosi seperti ini tidak selamanya bisa diandalkan, apalagi untuk keberhasilan sebuah usaha agrowisata. Harus ada usaha promosi yang lebih informatif, agar kawasan tersebut dikenal dan didatangi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Tabel 4.9 Analisis informasi kawasan agrowisata

Bentuk Informasi

Lokasi Informasi Kawasan

Fasilitas

Gerbang penanda dan

Pintu masuk kawasan

Agrowisata Pusat Informasi Papan Petunjuk

identitas kawasan

Sumber: Data di olah, 2013 Penyampaian informasi di dalam kawasan diusahakan sejauh mungkin

dengan tidak mengurangi keindahan visual kawasan. Untuk itu di upayakan dapat penggunaan bilboard dan peta kawasan dalam ukuran besar. Selain itu Informasi dan petunjuk bagi wisatawan disajikan dalam bentuk leaflet yang dapat diperoleh pada pusat pelayanan. Penyajian informasi seperti ini menguatkan konsep dan sejak awal mengesankan bahwa dalam agrowisata, interpretasi dan keterlibatan wisatawan lebih besar porsinya bila dibandingkan dengan jenis wisata lain.

Tabel 4.10 Jumlah Usaha menurut Skala Usaha Sektor Potensial di Desa Kayumas

Kayumas No

Sektor

Berbadan Tidak Hukum

Berbadan Hukum 1 Pertambangan dan Penggalian

Mikro

Kecil

- - 2 Industri Pengolahan

20 13 1 32 3 Listrik Gas dan Air

1 1 - 2 4 Konstruksi

- - 5 Perdagangan Besar dan Eceran

92 21 - - 6 Akomodasi & Makan Minum

22 11 - 113 7 Transportasi, Pergudangan & Komunikasi

- 33 8 Perantara Keuangan

- - 9 Real Estate, Usaha Persewaan

4 3 10 Jasa Pendidikan

8 1 7 11 Jasa Kesehatan

2 9 12 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya

61 16 77 13 Jasa Perorangan Melayani Rumah Tangga

Sumber: Kecamatan Arjasa Dalam Angka, 2013 Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa hanya sektor akomodasi & makan minum

yang paling banyak di Desa Kayumas. Jumlah usaha di Desa Kayumas masih relatif sedikit, hal ini disebabkab karena akses jalan yang menuju Desa Kayumas pada tahun 2012 masih rusak dan sulit di jangkau. Dengan diperbaikinya sarana jalan menuju Desa Kayumas diharapkan perekonomian masyarakat Desa Kayumas dapat terangkat.