RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA KAYUMAS

B. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA KAYUMAS

1. Rencana Ruang

Perencanaan zonasi ruang pada kawasan bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat (produksi) dan kebutuhan wisata dalam proporsi yang memungkinkan keduanya berjalan berdampingan tanpa konflik. Rencana ruang terdiri atas zona agrowisata dan zona non agrowisata. Pembagian ruang selengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Zona Agrowisata

1) Zona Atraksi (Attraction Complexes) Zona Agrowisata Utama

Mengikuti konsep zonasi model area tujuan wisata. Zona ini merupakan ruang atraksi utama yang menampilkan objek-objek agrowisata. Zona ini kemudian dibagi lagi menjadi lima sub-zona berdasarkan objek yang ditawarkan. Sub-zona tersebut adalah sub-zona inti, sub-zona tanaman sayuran, sub-zona tanaman buah, sub-zona pengolahan dan sub-zona peternakan.

Sub-zona Inti

Yang dimaksud sub-zona inti adalah ruang atraksi dikembangkan pada lokasi Laboratorium Agrowisata Desa Kayumas dan berfungsi memberi pengenalan terhadap kawasan agrowisata secara keseluruhan (terpadu). Selain itu zona inti Aktivitas yang ada terbatas pada aktivitas pasif seperti menikmati pemandangan dan mengamati objek yang ada. Dari sub-zona inti inilah wisatawan diarahkan untuk mengunjungi zona atraksi yang lain, dimana wisatawan akan dapat melakukan aktivitas agrowisata aktif dan mendapatkan pengalaman yang lebih dengan ikut berpartisipasi pada rangkaian proses produksi dan pengolahan hasil pertanian. Karena letaknya di lokasi Laboratorium Agrowisata, maka sub-zona inti ini juga merupakan pusat pengenalan teknologi pertanian dalam kawasan.

Sub-zona Tanaman Sayuran

Sub-zona tanaman sayuran direncanakan untuk dikembangkan di Dusun Kerajan. Pada zona ini aktivitas wisata yang dikembangkan berkaitan dengan agribisnis sayuran. Merupakan kegiatan pertanian yang diusahakan oleh masyarakat setempat dimana di dalamnya terdapat kebun tanaman sayuran, pembibitan, serta ruang penyambutan dan pelayanan. Wisatawan dapat mengetahui proses pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan mencicipi hasil olahan segar dari produk sayuran yang ada.

Sub-zona Tanaman Buah

Sub-zona tanaman buah direncanakan untuk dikembangkan di Dusun Kayumas. Pada zona tanaman buah wisata yang dikembangkan adalah berkaitan dengan agribisnis buah, terutama untuk tanaman pisang, mangga, nangka, apokat. Untuk itu di dalam zona ini dilakukan pembagian ruang yaitu ruang kebun buah, ruang budidaya, dan ruang pelayanan dan penyambutan. Wisatawan dapat ikut langsung dalam kegiatan budidaya, mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, maupun pemanenan. Selain itu hasil dari sub-zona ini juga dapat langsung dinikmati dalam bentuk olahan segar.

Sub-zona Peternakan

Sub-zona tanaman sayuran direncanakan untuk dikembangkan di Dusun Kayumas. Sub-zona peternakan dibentuk dengan menyatukan usaha peternakan masyarakat yang tadinya dalam skala rumahan menjadi kandang komunitas. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah pengelolaannya untuk wisata. Objek yang dapat dinikmati oleh wisatawan diantaranya adalah pola beternak dan budidayanya, serta cara pemeliharaan binatang ternak. Selain itu wisatawan juga dapat mengetahui cara pembuatan dan melihat instalasi biogas dan teknologi pendukungnya.

Sub-zona Pengolahan

Sub-zona tanaman sayuran direncanakan untuk dikembangkan di Dusun Krajan, Kayumas, Sukmoilang dan Cottok. Dalam sub-zona ini wisatawan diajak untuk mengetahi tahapan proses dan tenologi yang digunakan dalam pengolahan baik tanaman buah, sayuran maupun produk peternakan. Selain itu pada sub-zona ini wisatawan dapat menikmati dan membeli hasil olahan produk pertanian dari keseluruhan kawasan sebagai buah tangan. Pada sub-zona ini terdapat pusat oleh-oleh dan juga restoran yang menyediakan menu dari hasil tanaman dan peternakan dalam kawasan agrowisata.

b. Zona Penunjang Agrowisata

1) Zona Penerimaan

Fungsi utama zona penerimaan adalah sebagai penanda suatu kawasan dan sekaligus memberikan kesan dan identitas suatu kawasan. Dalam hal ini zona penerimaan terletak pada pintu akses 1 dari arah Selatan.

2) Zona Pelayanan (Service Community)

Zona pelayanan memiliki fungsi pokok untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan wisatawan dalam melaksanakan keseluruhan rangkaian aktivitas wisata di dalam kawasan. Karena letak titik-titik atraksi yang cukup jauh satu sama lain maka hal ini diantisipasi dengan melakukan penyebaran fasilitas pelayanan. Akan tetapi tetap ada pusat pelayanan terpadu yang diletakkan pada welcome area kompleks atraksi, hal ini untuk memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi kawasan secara keseluruhan dan membantu dalam menentukan rute dan memilih atraksi apa yanga kan dikunjungi. Jarak perjalanan wisatawan yang berasal dari dua akses masuk baik dari arah Banyuwangi maupun dari arah Situbondo dapat ditempuh dalam waktu kurang dari tiga jam, sehingga peletakkan stopping area/rest area dianggap belum perlu. Wisatawan dapat beristirahat ketika berada di dalam kawasan. Pada pusat pelayanan terpadu wisatawan dapat mengakses informasi rute yang efektif untuk menikmati keseluruhan kawasan, atau memilih touring plan yang akan diikuti dengan menyesuaikan pada ketersediaan waktu dan minat wisatawan. Selain itu pada pusat pelayanan terpadu wisatawan dapat meminta rekomendasi dan berkonsultasi dengan tour guide ataupun mendapatkan jasa interpreter. Aktivitas yang dikembangkan pada pusat pelayanan terpadu ini dinataranya aktivitas ibadah, makan dan minum, mendapatkan informasi dan jasa interpreter, beristirahat dan bermalam. Untuk itu maka fasilitas yang disediakan berupa tempat parkir, restoran atau warung makan, guest house, mushola, toilet dan sarana peristirahatan seperti saung, gazebo dan bangku yang diletakkan pada titik-titik strategis.

3) Zona Penghubung (Linkage Corridors)

Zona penghubung dapat disebut pula sebagai ruang transisi, dimana terjadi

mengenal dan memperkenalkan kompleks atraksi. Zona penghubung dimanfaatkan untuk memberi kesan positif terhadap kawasan, penataan dan blocking bila perlu dilakukan untuk memberikan suasana dan view terbaik bagi wisatawan. Ruang transisi ini dapat berupa jajaran pemukiman penduduk dan ladang- ladang sayuran. Aktivitas yang dikembangkan adalah aktivitas pasif seperti berjalan, duduk dan menikmati pemandangan. Fasilitas berupa pemberhentian atau rest area juga disediakan terutama untuk wisatawan yang berjalan kaki ketika berkeliling kawasan, untuk itu juga disediakan trotoar untuk memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pejalan kaki.

pengarahan

massa wisatawan

untuk

4) Zona Masyarakat

Yaitu zona yang mewadahi kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar baik itu yang bersifat produktif maupun rumah tangga. Masyarakat memiliki budaya yang terbuka terhadap pengunjung akan tetapi penggunaan rumah Yaitu zona yang mewadahi kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar baik itu yang bersifat produktif maupun rumah tangga. Masyarakat memiliki budaya yang terbuka terhadap pengunjung akan tetapi penggunaan rumah

2. Zona Non Agrowisata

1) Zona Penyangga

Area pada zona penyangga berfungsi memisahkan antara zona dimana terdapat aktivitas agrowisata dengan zona konservasi. Tata guna lahan pada zona penyangga terdiri atas lahan pertanian, kebun dan pemukiman masyarakat.

2) Zona Konservasi

Area pada zona ini dikonservasi dalam artian tidak boleh dilakukan pembangunan fasilitas dan tidak ada aktivitas agrowisata aktif di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan fungsi area sebagai daerah resapan air dan berkaitan dengan fungsinya untuk konservasi tanah. Pembangunan di area ini selain beresiko juga dikhawatirkan dapat mengganggu kestabilan kawasan secara keseluruhan. Aktivitas yang dikembangkan adalah aktivitas pasif yang minimal dan terbatas. Diantaranya jalan-jalan dan menikmati pemandangan, itupun dilakukan pada nature trail atau jalur alami. Tidak ada penyediaan sarana jalan maupun trotoar. Dari delapan dusun yang terdapat dalam wilayah Desa Kayumas, hanya Dusun Sokmoilang yang tidak dikembangkan untuk atraksi agrowisata. Hal ini disebabkan letaknya yang terisolasi sehingga apabila dipaksakan untuk menjadi atraksi wisata akan membuat jalur wisatawan menjadi tidak efektif. Akan tetapi Dusun Sokmoilang dialokasikan untuk zona penunjang agrowisata.

2. Rencana Sirkulasi Wisata

Secara umum dilakukan pembagian jalur sirkulasi ke dalam dua kelompok. Yang terdiri atas jalur sirkulasi untuk wisata dan jalur sirkulasi untuk masyarakat

a. Jalur Sirkulasi Wisata

Disediakan khusus untuk kepentingan wisatawan dalam menikmati dan melakukan aktivitas wisata di dalam kawasan. Jalur ini terbagi menjadi tiga jalur yaitu jalur primer, jalur sekunder, jalur tersier.

b. Jalur Sirkulasi Masyarakat

Merupakan jalur yang dibuat untuk mangakomodasi kebutuhan pergerakan masyarakat. Pada beberapa titik, jalur ini menyatu dengan jalur wisatawan. Hal ini tentunya didukung dengan penyediaan sarana yang memadai untuk kedua kepentingan tersebut. Jalur masyarakat utamanya digunakan untuk kegiatan produksi.

3. General Tourism Resources Inventory (GTRI)

“Inventories: Survey and analyse the region’s ecology, history, culture, economy, resources, land use,and tenure; inventory and evaluate existing and potential ecotourist attractions, activities, accommodation,facilities, and transportation; construct or consolidate development policies and plans,especially tourism master

plans” (Fennel 2008: 138) General Tourism Resources Inventory (GTRI) adalah suatu alat survei untuk menilai kelayakan destinasi wisata. Alat ini diciptakan oleh Fenneldan dimodifikasi untuk uji kelayakan destinasi wisata secara sederhana.

Tabel 4.11 General Tourism Resources Inventory Kayumas

Resource

Keterangan

Natural Attractions

Mata Air Biasa Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian Danau

Tidak Ada

Sungai Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian, kondisi kurang terawat (sampah)

Hutan Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian Tebing/Jurang

Kualitas Sangat Baik, sudah Mendapat Perhatian, perlu analisa keamanan ber-usaha

Gunung Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian Air Terjun

Kualitas Sangat Baik, Sudah Mendapat Perhatian, Kondisi Kurang terawat ( masih alami )

Angin Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian Burung

Kualitas - , Belum Mendapat Perhatian, kondisi perlu diteliti lebih lanjut

Perbukitan Kualitas Baik, sudah Mendapat Perhatian, kondisi mulai memprihatinkan (pembukaan lahan)

Temperatur Kualitas Sangat Baik, Sudah Mendapat Perhatian Bentuk Alam Desa

Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian Fauna

Kualitas Sangat Baik, Sudah Mendapat Perhatian, kondisi perlu diteliti lebih lanjut

Flora Kualitas Sangat Baik, Belum Mendapat Perhatian

Cultural Attractions

Rumah Tradisional Kualitas cukup, Belum Mendapat Perhatian, kondisi kurang terawat

Situs sejarah Kualitas cukup, Belum Mendapat Perhatian, kondisi kurang terawat

Situs Budaya Kualitas cukup, Belum Mendapat Perhatian, kondisi kurang terawat

Kuburan Tradisonal Kualitas cukup, Belum Mendapat Perhatian, kondisi tidak terawat

Bertani Kualitas cukup (menggunakan pestisida kimia), sudah Mendapat Perhatian

Kolam Ikan Kualitas baik, Belum Mendapat Perhatian Festival Budaya (Kerja Tahun)

Ada tetapi belum teridentifikasi

Tarian Tradisional

Tidak ada

Upacara Tradisional Kualitas sangat baik, Belum Mendapat Perhatian Kuliner

Kualitas baik, Belum Mendapat Perhatian Bahasa Daerah

Kualitas, Belum Mendapat Perhatian Alat Musik

Kualitas, Belum Mendapat Perhatian Lagu Daerah

Kualitas baik, Belum Mendapat Perhatian Obat Tradisional

Kualitas, Belum Mendapat Perhatian Sistem Sosial Masyarakat Kayu Mas

Kualitas Menurun, Belum Mendapat Perhatian Permainan Tradisonal

Kualitas Menurun, Belum Mendapat Perhatian Irigasi

Kualitas baik, Belum Mendapat Perhatian

Hospitality Facility And Services

Penginapan Kualitassangat baik, (penginapan PTPN 12) Restoran

Tidak ada

Kantor Polisi

Tidak Ada

Puskesmas

Puskesmas pembantu

Warung Jajanan

Kualitas baik

Kedai Kopi

Kualitas Cukup

Transportation Facility And Services

Angkot Kualitas baik, Sudah Mendapat Perhatian Akses Jalan

80% (menuju Desa Kayumas) sangat bagus, 20% (di Desa Kayumas) sangat kurang bagus

Gerobak Sapi

Dapat Dibuat

Lahan Parkir Kualitas baik, Sudah Mendapat Perhatian Ojek

Ada

Truk Sayur Dapat dipakai sebagai angkutan publik

Basic Community Infrastructure

Akses Jalan Kaki

Baik

Ketersediaan Air Bersih

Sangat baik

Kamar Mandi

Tidak ada

Jaringan Telekomunikasi

Cukup

Papan Nama Desa

Cukup

Tourist Information Desa

Tidak ada

Ketersediaan Listrik

Ada

Tempat Peribadatan

Ada

Travel Arrangement

Package Tour

Tidak ada

Meeting Spot With Tourist

Tidak Ada

Promotion And Tourist Information Centre

Brosur

Tidak Ada

Website

Tidak Ada

Partner

Dinas Pariwisata

Sangat mendukung

Biro Perjalanan Wisata

Tidak ada

Hotel

Tidak ada

Kesiapan Dan Keterlibatan Masyarakat Lokal

Cukup

Added Value

Kedekatan Dengan Wisata Strategis Lainnya

Sangat baik

Citra

Sangat baik

Posisi

Sangat baik

Kerjasama Dengan Lembaga Pendidikan

Belum ada

Aktivitas Wisatawan

Belum Ada

Organisasi Masyarakat

PKK

Kurang Berfungsi

Lembaga Agama

Sangat Berfungsi

Lembaga Petani

Sangat Kurang Berfungsi

Beranjak dari pertimbangan dalam rangka mendorong akselerasi pengembangan destinasi pariwisata di suatu daerah menjadi destinasi pariwisata unggulan dan menetapkan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata unggulan secara bertahap, sesuai dengan potensi dan atau kapasitas dari masing-masing daerah. Maka dibentuklah Kriteria Dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan yang memuat ketentuan bahwa: destinasi pariwisata unggulan, sekurang-kurangnya harus memiliki: Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata; fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; Aksesibilitas;Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat; Potensi pasar; dan Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah.Berdasarkan ketentuan tersebut dan penjelasan yang telah dituliskan pada lembar sebelumnya, makadisimpulkan bahwa:

1. Desa Kayumas memiliki Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata yang kurang lengkap tetapi mempunyai potensi untuk menjadi daerah wisata jika di maksimalkan potensi alamnya.

2. Desa Kayumas belum memiliki Fasilitas Pariwisata Dan Fasilitas Umum sehingga perlu adanya pembangunan sarana dan prasarana..

3. Desa Kayumas memiliki Aksesibilitas yang baik: Jalan Beraspal dan terdapat roda transportasi ke Desa Kayumas

4. Kesiapan dan Keterlibatan Masyarakat Desa Kayumas dalam pariwisata yang cukup bagus. Hal ini didorong oleh semangat masyarakat Desa Kayumas untuk mendorong desanya menjadi kawasan wisata.

5. Desa Kayumas juga memiliki posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Situbondo. Berdasarkan pelbagai indikator diatas dapat diketahui bahwa Desa Kayumas memiliki kriteria sebagai destinasi pariwisata yang perlu dikembangkan.

Dari peta perencanaan diatas bisa di lihat untuk perencanaan kawasan ekowisata Desa Kayumas di mulai di dusun Punggul Gunung, dimana dusun ini merupakan pintu masuk menuju Desa Kayumas, sehingga akan dibangun gapura masuk wisata Desa Kayumas dan pemukiman warga yang tertata rapi. dengan karakteristik tanah berbatu, dusun ini juga memiliki potensi alam yang cukup menarik, wisatawan dapat melihat pemandangan di puncak gunung dan didirikan tempat peristirahatan atau semacam gazebo unutk wisatawan. Berikutnya adalah dusun Tanah Merah, dusun Tanah merah memiliki potensi sumber daya alam yang cukup indah, dengan karakteristik dusun yang memiliki banyak tebing dusun tanah merah maka dusun ini sangant berpotensi untuk wisata panjat tebing, area track downhill, Camping Ground dan area outbond.Setelah melewati dusun Tanah Merah, selanjutnya adalah dusun Pelleh, dusun ini terletak di tengah-tengah desa, di dusun ini rencana akan dibangun pasar buah yang akan menampung produksi buah di Desa Kayumas dan akan dibangun pusat informasi wisata di Desa Kayumas. selanjutnya adalah dusun Alun-Alun dan Dusun Cottok ke dua dusun ini memiliki karakteristik yang hampir mirip, di dusun Alun-alun terdapat balai Desa Kayumas, dan perencanaan akan dibuat sentra kebun singkong, kebun kacang dan kebun mangga karena sangat berpotensi untuk ditanam di dusun tersebut, di dusun cottok Dari peta perencanaan diatas bisa di lihat untuk perencanaan kawasan ekowisata Desa Kayumas di mulai di dusun Punggul Gunung, dimana dusun ini merupakan pintu masuk menuju Desa Kayumas, sehingga akan dibangun gapura masuk wisata Desa Kayumas dan pemukiman warga yang tertata rapi. dengan karakteristik tanah berbatu, dusun ini juga memiliki potensi alam yang cukup menarik, wisatawan dapat melihat pemandangan di puncak gunung dan didirikan tempat peristirahatan atau semacam gazebo unutk wisatawan. Berikutnya adalah dusun Tanah Merah, dusun Tanah merah memiliki potensi sumber daya alam yang cukup indah, dengan karakteristik dusun yang memiliki banyak tebing dusun tanah merah maka dusun ini sangant berpotensi untuk wisata panjat tebing, area track downhill, Camping Ground dan area outbond.Setelah melewati dusun Tanah Merah, selanjutnya adalah dusun Pelleh, dusun ini terletak di tengah-tengah desa, di dusun ini rencana akan dibangun pasar buah yang akan menampung produksi buah di Desa Kayumas dan akan dibangun pusat informasi wisata di Desa Kayumas. selanjutnya adalah dusun Alun-Alun dan Dusun Cottok ke dua dusun ini memiliki karakteristik yang hampir mirip, di dusun Alun-alun terdapat balai Desa Kayumas, dan perencanaan akan dibuat sentra kebun singkong, kebun kacang dan kebun mangga karena sangat berpotensi untuk ditanam di dusun tersebut, di dusun cottok

Untuk terwujudnya perencanaan ini perlu adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat dan pihak PTPN IX agar segera terwujud dan terbentuknya kawasan wisata Kayumas.

Gambar 4.12 Peta Perencanaan Kawasan Wisata Kayumas