III - 19 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Dengan demikian, kebijakan pengelolaan keuangan daerah akan difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada
masyarakat, sedangkan
pembiayaan dalam
rangka pemenuhan
kebutuhan aparatur lebih pada fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator
pembangunan. Adapun
beberapa langkah
yang perlu
diupayakan diantaranya adalah:
o
Mensinergikan alokasi belanja dari berbagai sumberdana pembiayaan program dan kegiatan, agar semaksimal mungkin dapat mendukung
pencapaian target yang ditetapkan pemerintah pusat pada masing- masing urusan;
o
Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan belanja hibah agar kemampuan keuangan yang ada semaksimal mungkin dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan;
o
Penyusunan anggaran belanja daerah yang dituangkan dalam program dan kegiatan harus didasarkan pada asas manfaat dan data capaian
kinerja
B. ANALISIS PEMBIAYAAN
Kondisi pembiayaan daerah dalam kurun tahun 2010-2012 menunjukkan bahwa defisit riil anggaran Pemerintah kabupaten Jombang
pada tahun 2011 mencapai Rp.65.837.872.669,00, kemudian turun menjadi Rp.53.054.651.256,00 pada tahun 2012. Untuk menutup defisit
riil anggaran tersebut, pada kurun tahun yang sama dialokasikan Silpa tahun anggaran sebelumnya.
Perkembangan kondisi defisit riil APBD Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2011-2012 dan komposisi penutupnya tersaji dalam tabel
berikut:
Tabel 3.8 Defisit Riil APBD Kabupaten Jombang Tahun 2011-2012
No. Uraian
2011 Rp
2012 Rp
1. Realisasi Pendapatan
Daerah 1.212.775.368.903
1.439.221547.803 Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah
1.143.438.346.874 1.363.382.391.746
3. Pengeluaran Pembiayaan
Daerah 3.499.149.361
22.784.504.800 Defisit riil
65.837.872.669 53.054.651.256
Sumber: DPPKAD, Tahun 2013 Pembiayaan dalam kondisi surplus pada tahun 2011 dan 2012
III - 20 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Tabel 3.9 Komposisi Penutup Defisit Riil APBD Kabupaten Jombang
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil 2011
2012
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya
94,627,032,234 160,830,924,453
2. Pencairan Dana Cadangan
- -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan -
- 4.
Penerimaan Pinjaman Daerah -
- 5.
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
314,446,050 182,141,239
6. Penerimaan Piutang Daerah
- -
7. Penerimaan Kembali Investasi
Non Permanen 51,573,500
-
Sumber: DPPKAD, Tahun 2013
Selama tahun anggaran 2011 dan 2012, realisasi APBD mengalami surplus anggaran yang digunakan sebagai pembiayaan tahun berikutnya.
Untuk realisasi sisa lebih perhitungan APBD Kabupaten Jombang dengan kurun waktu yang sama pada tahun 2010-2012, gambarannya tersaji
dalam pada tabel berikut:
Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan APBD TA. 2011 dan 2012
No. Uraian
2011 2012
Rp. dari
SiLPA Rp.
dari SiLPA
1. Jumlah SiLPA
160,830,924,453 100.00 214,067,716,949 100.00 2.
Pelampauan penerimaan PAD
8,872,727,044 5.52 24,777,233,142
11.57 3.
Pelampauan penerimaan dana
perimbangan 13,666,650,996
8.50 14,989,855,407 7.00
4. Pelampauan
penerimaan lain-lain pendapatan daerah
yang sah 14,989,178,511
9.32 2,004,027,652 0.94
5. Sisa penghematan
belanja atau akibat lainnya
123,302,367,902 76.67 172,296,600,748 80.49
6. Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai dengan akhir tahun
belum terselesaikan - - - -
7. Kegiatan lanjutan
- - - -
Sumber: DPPKAD, Tahun 2013
III - 21 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir 2010-2012, terlihat adanya kecenderungan peningkatan SiLPA Sisa
Lebih Hasil Perhitungan Anggaran pada setiap tahunnya. Merujuk pada ketentuan pasal 62 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kondisi ini, sumber terjadinya SiLPA berasal dari pelampauan penerimaan PAD,
pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan
pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.
Dari uraian SiLPA yang ada, dari 7 tujuh item terdapat 4 empat item yang berkontribusi terhadap bertambahnya penerimaan SiLPA
selama tahun 2011-2012, yakni dari: a. Pelampauan penerimaan PAD yang secara keseluruhannya jika dirata-
ratakan mengalami kenaikan konstribusinya sebesar 8,54 . Namun jika diperbandingan terhadap kondisi SiLPA tahun bersangkutan,
pelampauan penerimaan PAD paling besar kontribusinya terjadi pada tahun anggaran 2012 yang mencapai 11,57 . Lonjakan ini
merupakan reaksi atas pemulihan kondisi ekonomi nasional terutama imbas industri manufaktur kendaraan bermotor, yang berdampak pada
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Namanya. b. Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan pada SiLPA mengalami
penurunan dengan rata-rata kontribusinya sebesar 7,75 . Penerimaan dana perimbangan terhadap jumlah keseluruhan SiLPA,
baik nilai konstribusi maupun proporsi tahunannya, mengalami penurunan. Penurunan ini dapat disimpulkan bahwa perencanaan
alokasi dana perimbangan oleh pemerintah daerah yang dituangkan dalam RAPBD Tahun berkenaan semakin cermat dengan realisasi
penetapannya oleh pemerintah pusat. c. Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
dengan rata-rata konstribusinya sebesar 5; Jika dilihat nilai nominalnya, kontribusi terbesar terhadap SiLPA diperoleh pada tahun
anggaran 2011 yaitu 14,989,178,511 dengan kontribusi 9,32 terhadap SILPA.
d. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata kenaikan
konstribusinya sebesar
78,5. Dari
pertumbuhan kontribusinya secara nominal terus meningkat, bahkan untuk tahun
III - 22 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
2012, baik nominal maupun proporsinya memberi kontribusi yang meningkat besar dan cenderung menjadi dominan. Kondisi ini,
merupakan fakta
yang kurang
relevan dengan
pendekatan perencanaan pembangunan yang harus makin akurat dalam
perencanaan alokasi kegiatan.
C. KERANGKA PENDANAAN