4. Lahan Industri meliputi pabrik dan percetakan.
Chapin 1975, juga menyatakan bahwa perubahan lahan perkotaan
pada dasarnya dipromotori oleh individu, swasta dan pemerintah yang berkaitan dengan system aktivitas masing-masing yang berbeda dalam
kepentingan sehingga mengakibatkan terciptanya pola-pola keruangan di dalam kota :
1. Pemanfaatan lahan secara individu masyarakat didasarkan
pada pemenuhan kebutuhan pribadi, misalnya pembangunan rumah, interaksi dan rekreasi.
2. Pemanfaatan lahan oleh swasta cenderung untuk mencari
keuntungan laba dari kegiatan dalam pemanfaatan lahan, misalnya untuk pembangunan perumahan, perdagangan, industri
dan jasa. 3.
Untuk pemerintah, penguasaan dan pemanfaatan lahan ditujukan untuk pelayanan publik, yang lebih banyak
menekankan pada peningkatan kesejahteraan manusia, misalnya pembangunan terminal, pasar dan lain-lain.
2.5 Proses Perubahan Penggunaan Lahan
Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan disertai kemajuan teknologi menyebabkan semakin banyaknya kegiatan manusia yang menggunakan lahan
ruang sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga memberikan dampak pada pola tata guna lahan.
Diwilayah perkotaan menurut Karyoedi 1993, laju pertumbuhan
penduduk berlangsung cepat dan tentunya menuntut penyediaan berbagai fasilitas bagi kehidupan atau penghidupannya. Tuntutan penyediaan berbagai
fasilitas tersebut bermuara pada meningkatnya permintaan lahan sedangkan dilain pihak ketersediaan lahan di perkotaan terutama lahan kosong sulit
diperoleh, sehingga peralihan fungsi lahan pertanian di seputar kota besar menjadi kawasan permukiman terjadi dengan pesatnya.
Menurut Barlow dan Newton dalam Yunus 1994, perubahan pola
penggunaan lahan baik di daerah perkotaan maupun didaerah pinggiran kota disebabkan oleh kekuatan dinamika yang berasal dari daerah perkotaan itu
sendiri atau yang disebut dengan kekuatan sentrifugal centrifugal force dan yang berasal dari luar daerah perkotaan tersebut atau yang disebut kekuatan
sentripetal centripetal force. Kekuatan sentrifugal akan menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi-fungsi perkotaan dari bagian dalam
suatu kota menuju ke bagian luar, sedangkan kekuatan sentripetal akan menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi-fungsi perkotaan dari
bagian luar menuju ke bagian dalam perkotaan. Dengan berkembangnya daerah perkotaan ke daerah pinggiran yang
mengikuti jalur jalan, berarti akan termanfaatkannya lahan-lahan yang tersedia dan belum dibangun untuk dikembangkan pada daerah pinggiran kota. Hal ini
berarti bahwa keberadaan jalur transportasi berupa jaringan jalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.
Perubahan penggunaan lahan yang sangat cepat di daerah perkotaan perlu dikelola melalui manajemen tanah perkotaan. Batasan manajemen tanah
perkotaan urban land management adalah pengelolaan tanah yang dilakukakn oleh pemerintah dalam perencanaan, jaringan infrastruktur dan
fungsi untuk perluasan kota dengan tujuan terciptanya kerangka fisik dan hukum bagi proyek pembangunan dan pembebasan tanah yang dilakukan oleh
pihak swasta atau pemilik tanah melalui mekanisme pasar Nurmandi, 1999
2.6. Kajian Pustaka