Teori Spatial Ruang Kota

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Departemen P dan K 1990, hal 601 permukiman adalah daerah tempat tinggal penduduk. Sedangkan menurut UU No. 241992 tentang Penataan Ruang adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Di dalam pola permukiman perkotaan secara tradisional di Indonesia, permukiman tersebut mempunyai kecenderungan yang bercorak heterogen dengan penggolongan pada struktur sosial ekonomi masyarakat Suparlan, 1996

2.1.1 Teori Spatial Ruang Kota

Kota adalah leburan dari bangunan dan penduduk. Sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya tertentu Koztof,1991 : 9 – 52 Gambar 3 Bentuk – bentuk kota Geometri dan organik sumber : Kostof, S 1991 Menurutnya bentuk kota ada 2 yaitu : a. Bentuk geometri, yaitu bentuk kota yang direncanakan. b. Bentuk organik, yaitu bentuk kota yang terbentuk secara spontan atau tidak direncanakan Menurut Spiro Koztof, 1991, kota dari suatu lingkungan permukiman yang organik, terbentuk secara spontan, tidak terencana, pola tidak teratur atau non geometrik. Sedangkan model bentuk kota menurut Kevin Lynch ,1981 dalam bukunya Good city Form, bahwa dalam penggabungan pemikiran sejarah dan bentuk kota dan teori urban desain ada 3 model yaitu : 1. Cosmic model, karateristik model ini axis monumental, enclosure and its protective gates, dominan landmark, the reliennce on the reguler grid, and the saptial organization by hierarchy 2. Practical model, or the city as amachine, is factual, functional, cool, not in the least magical 3. Organic model, yaitu kota dilihat sebagai tempat tinggal bukan dilihat sebagai mesin, mempunyai batas yang jelas, ukuran yang optimum, mempunyai daya tarik dan seabagainya Gambar 4 Model bentuk kota cosmic, Practical ang organic sumber : Lynch, K, 1981 Koztof juga menjelaskan bahwa model organik diumpamakan bahwa bentuk kota adalah sebagai organ tubuh, lapangan terbuka, taman sebagai paru-paru, pusat kota sebagai jantung dan pembuluh nadi sebagai jalan, darah sebagai traffic Pada abad kapitalis, seluruh pertumbuhan kota tumbuh pada proses akumulasi kapital. Dalam bentuk material, kapital akumulasi dibawa pada perubahan kota. Pada kota Organik terdapat saling ketergantungan antar lingkungan pembangunan, fisik dan kesehatan sosial penduduk. Penyebab pemunduran patologi pabrik kota adalah revolusi industri dan mengakibatkan tumbuhnya kekumuhan atau slum. Dalam kota organik pertumbuhan kota berdasarkan faktor-faktor antara lain Spiro,1991 : 52-54 antara lain : a. Perkembangan bentuk kota yang berdasar organik b. Perkembangan kota yang berdasar aturan topografi, yaitu kota tumbuh dari darah datar kemudian berkembang terus mengikuti arah topografi yang ada. c. Perkembangan lahan, perkembangan bentuk kota berdasarkan pembagian lahan yang dipunyai. Jadi tidak banyak mengacu korelasi dengan lahan lain. d. Perkembangan bentuk kota berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku disitu, atau aturan sosial yang terbentuk pada lingkungan tersebut. Menurut Melvile C Branch dalam Marsudi 1998 : 22 bahwa pola perkembangan kota terbagi dalam bentuk sebagai berikut : Gambar 6 Pola Perkembangan Kota sumber : Melvile C Branch dalam Marsudi 1998 : 22 Bentuk kota tidak lepas dari linkage system yang disebutkan bahwa teori linkage merupakan salah satu pendekatan yang dinamis dari sistem sirkulasi dan menjadi motor penggerak dari suatu bentukan kota. Demikian juga pada suatu lingkungan permukiman ada rangkaian antara teori-teori Trancik, 1986 : 97 yaitu : 1. Teori Figure ground 2. Teori Linkage dan 3. Teori Place Gambar 7 Diagram dari Teori Urban design sumber : Trancik , R, 1986 Gambar 8 6 Tipe Pola Solid Void sumber : Trancik , R, 1986

2.1.2. Figure Ground Theory