Hasil Penelitian

B. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan uji SPSS 16 dengan analisis Shapiron Wilk. Kriteria uji normalitas: apabila nilai r (probabilitas value/critical value) lebih kecil sama dengan ( ≤) dari tingkat α yang digunakan maka data tidak berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai r (probabilitas value/critical value ) lebih besar sama dengan ( ≥) dari tingkat α yang digunakan maka data berdistribusi normal.

SPSS menyajikan dua tabel yaitu Analisis Kolmogorov Smirnov yang digunakan apabila subjek atau kasus lebih dari 50, dan Shapiro Wilk yang digunakan apabila subjek atau kasus kurang dari 50.

Sedangkan pada kasus ini jumlah responden yang menjadi objek penelitian berjumlah 45 guru, sehingga data yang dimiliki yaitu kurang dari

50, maka yang digunakan adalah tabel Shapiro Wilk. Adapun untuk tabel hasil uji normalitas data variabel sertifikasi guru, motivasi kerja guru, dan kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11: Hasil Uji Normalitas Variabel Sertifikasi Guru (X 1 ), Variabel Motivasi Kerja Guru (X 2 ), dan Variabel Kinerja Guru (Y)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic

df Sig. X1 .109

df Sig.

45 .692 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil dari uji normalitas data pada tabel di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Variabel sertifikasi guru 0.242 > 0.05,

b. Variabel motivasi kerja guru 0.160 > 0.05, dan

c. Variabel kinerja guru 0.692 > 0.05. Dari nilai signifikansi di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pada hasil uji normalitas di atas diperoleh nilai signifikansi r lebih besar (≥) dari tingkat α yang digunakan, maka data pada variabel sertifikasi guru, motivasi kerja dan kinerja guru berasal dari populasi berdistribusi normal.

Adapun grafik Q-Q plot yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar di berikut.

Jika dilihat dari grafik Normal Q-Q Plot maka garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis, maka kesimpulannya bahwa data tersebut mengikuti distribusi normal.

2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah bentuk regresinya linear atau tidak. Hasil yang diperoleh melalui uji linearitas akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Apabila nilai signifikansinya > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa uji regresi yang dilakukan bersifat linear, begitu juga sebaliknya. Uji linieritas ini menggunakan bantuan dari SPSS 16 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12: Hasil Uji Linieritas Variabel Sertifikasi Guru (X 1 ), Variabel Motivasi Kerja Guru (X 2 ), dan Variabel Kinerja Guru (Y)

ANOVA Tabel

Sum of

Mean

df Square F Sig. Y * X1

Squares

Between (Combined)

1 3044.830 89.508 .000 Deviation from Linearity

24 35.502 1.044 .468 Within Groups

Measures of Association

Eta Squared Y * X1

R Squared

Eta

ANOVA Tabel

Sum of

Mean

df Square F Sig. Y * X2

Squares

Between (Combined)

1 181.589 1.526 .228 Deviation from Linearity

18 77.040 .647 .827 Within Groups

Measures of Association

Eta Squared Y * X2

R Squared

Berdasarkan hasil dari data tabel di atas, maka dapat diambil keputusan bahwa dalam tabel ANOVA di atas didapatkan nilai signifikansi 0.468 > 0.05, dengan harga F hitung 1.044 maka dapat disimpulkan antara kinerja guru terhadap sertifikasi guru mempunyai hubungan yang linear, begitu juga dengan nilai signifikansi 0.827 > 0.05, dengan harga F hitung 0.647 maka dapat disimpulkan antara kinerja guru terhadap motivasi kerja guru mempunyai hubungan yang linear.

3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dilakukan dengan uji regresi dengan patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai VIF di bawah angka 10,00 dan Tolerance lebih besar dari 0,10, maka tidak ada masalah multikolinearitas.

Hasil pengujian multikolinieritas dalam regresi antara variabel bebas Sertifikasi Guru (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) dengan variabel terikat Kinerja Guru (Y) dapat dilihat pada tabel tentang uji multikolinieritas variabel sebagai berikut:

Tabel 13: Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Sertifikasi Guru (X 1 ), Variabel Motivasi Kerja Guru (X 2 ), dan Variabel Kinerja Guru (Y)

Coefficients a

Unstandardized

Standardized

Collinearity Statistics Model

Coefficients

Coefficients

Tolerance VIF 1 (Constant)

B Std. Error

.010 .855 1.170 a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan pada tabel uji multikoliearitas di atas, diperoleh bahwa untuk nilai VIF sertifikasi guru 1.170 < 10.00, nilai VIF motivasi kerja guru 1.170 <

10.00, dan tolerance untuk sertifikasi guru 0.855 > 0.10, tolerance untuk motivasi kerja guru 0.855 > 0.10, karena masing-masing variabel memiliki nilai VIF di bawah 10.00, dan angka tolerance di atas angka 0.10, maka untuk variabel sertifikasi guru dan motivasi kerja guru tidak ada masalah pada multikolinearitas.

4. Deskripsi Data Hasil analisis deskripsi variabel terikat yaitu kinerja guru (Y) serta dua variabel bebas, yaitu sertifikasi guru (X 1 ) dan motivasi kerja guru (X 2 ).

Deskripsi data penelitian ini dapat disajikan di halaman berikutnya:

Tabel 14: Statistik Deskriptif Data Penelitian Variabel

Sertifikasi Guru (X 1 ) Motivasi Kerja Guru (X 2 ) dan Kinerja Guru (Y)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

97.20 10.161 103.255 Valid N (listwise)

Deskripsi data di atas diperoleh dengan bantuan program SPSS versi

16 for windows . Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diambil keterangan yaitu untuk variabel sertifikasi guru (X 1 ), diperoleh besarnya varians 97,134, standar deviasi 9,856, mean 88,96, total skor 4003, skor maksimum 109, skor minimum 66. Untuk variabel motivasi kerja guru (X 2 ), diperoleh besarnya varians 30,568, standar deviasi 5,529, mean 95,42, skor total 4294, skor maksimum 105, skor minimum 84. Untuk variabel kinerja guru (Y), diperoleh besarnya varians 103,255, standar deviasi 10,161, mean 97,20, skor total 4374, skor maksimum 121, minimum 72.

a. Deskripsi Variabel Sertifikasi Guru Variabel sertifikasi guru memiliki butir instrument sebanyak 23 butir pertanyaan dengan 5 alternatif pilihan, sehingga dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Datum tertinggi = 109 Datum terendah = 66 Range = 43

Nilai tertinggi diperoleh dari responden dengan nomor urut 45 atas nama Abdul Aziz dengan total nilai 109, sedangkan nilai terendah diperoleh dari responden dengan nomor urut 33 atas nama Muslihin, S.Pd.I., dengan total nilai 66. Butir instrumen dengan perolehan nilai tertinggi adalah butir nomor 7 dengan total nilai 197, dan nilai terendah adalah butir nomor 22 dengan total nilai 114. Banyaknya interval kelas ditentukan dengan rumus:

k = 1+3,3 Log n k = 1+3,3 Log 45 k = 1+3,3 (1,65) = 6,44 dibulatkan menjadi 6 jadi, banyaknya interval kelas adalah 6, sedangkan jarak kelasnya

adalah 7,1 dibulatkan menjadi 7.

Tabel 15: Deskripsi Interval Variabel Sertifikasi Guru

Cumulatif No Interval

Kriteria

Frekuensi Persentase Persent

1 66 – 72 Sangat Tidak Baik

2 73 – 79 Tidak Baik

3 80 – 86 Kurang Baik

6 101 – 109 Sangat Baik

Sum

Adapun deskripsi sertifikasi guru lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Persen Total 40%

Persen Perolehan 30% 20% 10%

0% Sangat

Tidak

Kurang Cukup

Baik

Sangat

Tidak Baik

b. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Guru Variabel motivasi kerja guru memiliki butir instrument sebanyak 21 butir pertanyaan dengan 5 alternatif pilihan, sehingga skor butir dapat ditentukan dengan:

Datum tertinggi = 105 Datum terendah = 84 Range = 21

Nilai tertinggi diperoleh dari responden dengan nomor urut 13 atas nama Soimatun dengan total nilai 105, sedangkan nilai terendah diperoleh dari responden dengan nomor urut 22 atas nama M. Nitya Kuncoro, S.Pd.I., dengan total nilai 84. Butir instrumen dengan perolehan nilai tertinggi adalah butir nomor 15 dengan total nilai 218, dan nilai terendah adalah butir nomor 1, 2, dan 4 dengan total nilai 186.

Banyaknya interval kelas adalah 6, sedangkan jarak kelasnya adalah 3,5 dibulatkan menjadi 4. Untuk tabel deskripsi interval kelas variabel motivasi kerja guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16: Deskripsi Interval Variabel Motivasi Kerja Guru

Cumulatif No

Interval

Kriteria

Frekuensi Persentase Persent

1 84 – 87 Sangat Tidak Baik

2 88 – 91 Tidak Baik

3 92 – 95 Kurang Baik

6 104 – 107 Sangat Baik

Sum

Adapun deskripsi motivasi kerja guru lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Persen Total2 40%

Persen Perolehan 30%

Kurang Cukup

Baik

Sangat

Tidak Baik

c. Deskripsi Variabel Kinerja Guru Variabel kinerja guru memiliki butir instrument sebanyak 25 butir pertanyaan dengan 5 alternatif pilihan, sehingga skor butir dapat ditentukan dengan:

Datum tertinggi = 121 Datum terendah = 72 Range = 49 Nilai tertinggi diperoleh dari responden dengan nomor urut 2 atas

nama Sutriyono, S.Pd.I., dengan total nilai 121, sedangkan nilai terendah diperoleh dari responden dengan nomor urut 23 atas nama Budiarti, S.Pd.I., dengan total nilai 72. Butir instrumen dengan perolehan nilai nama Sutriyono, S.Pd.I., dengan total nilai 121, sedangkan nilai terendah diperoleh dari responden dengan nomor urut 23 atas nama Budiarti, S.Pd.I., dengan total nilai 72. Butir instrumen dengan perolehan nilai

Banyaknya interval kelas adalah 6, sedangkan jarak kelasnya 8. Untuk tabel deskripsi interval kelas variabel kinerja guru dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 17: Deskripsi Interval Variabel Kinerja Guru

Cumulatif No

Interval

Kriteria

Frekuensi Persentase Persent

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik

Kurang Baik

6 113 – 121 Sangat Baik

Adapun deskripsi kinerja guru lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Persen Total 40%

Persen Perolehan 30%

Kurang Cukup

Baik

Sangat

Tidak Baik

5. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menetapkan metode analisis yang digunakan oleh peneliti. dalam hal ini peneliti menggunakan hipotesis dengan teknik analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda dan dilakukan menggunakan bantuan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) dengan uji ANOVA atau F test. Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel preditor yaitu sertifikasi guru (X 1 ) dan motivasi kerja guru (X 2 ) terhadap kinerja guru (Y) dengan menggunakan

persamaan (Y = a+bX). Untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan atau untuk mengetahui pengaruh variabel preditor terhadap kinerja guru, dengan kriteria F_tabel < F_hitung. Analisis regresi berganda bertujuan meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih variabel preditor terhadap satu variabel kriterium

dengan menggunakan persamaan (Y = a+b 2 X 1 +b 2 X 2 ). Sedangkan untuk dengan menggunakan persamaan (Y = a+b 2 X 1 +b 2 X 2 ). Sedangkan untuk

ini disebut koefisien penentu karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh kriteria pengujiannya sebagai berikut:

H0 diterima: jika t_tabel > t_hitung, maka pengaruh tidak signifikan atau tidak ada pengaruh terhadap kinerja guru. H1 diterima: jika t_tabel < t_hitung, maka pengaruh signifikan atau

terdapat pengaruh terhadap kinerja guru

a. Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru Untuk menguji besarnya pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru secara parsial, digunakan analisis regresi linier sederhana. Dengan bantuan SPSS 16 , sebelum menentukan besarnya pengaruh tersebut, akan dianalisis terlebih dahulu mengenai keeratan hubungan dua variabel tersebut.

Nilai F_tabel diperoleh dengan tingkat sig. 0,05 dengan numerator = jumlah variabel-1, dan denumerator = case-numerator, sehingga diperoleh numeratornya 3-1 = 2 dan denumerator 45-3 = 42, selanjutnya dapat diketahui nilai F_tabel = F (0,05 ; 2 ; 42) = 3.220. Nilai T_tabel diperoleh dengan df = n-

1 yaitu 45-1 = 44, dengan tingkat sig. 0,05 sehingga diperoleh T_tabel = T (44 ; 0,05) = 2.015, sedangkan untuk F_hitung dan T_hitung diperoleh melalui hasil output SPSS.

1) Hipotesis Korelasi atau Hubungan

H0 : variabel X dan Y tidak ada korelasi atau hubungan, H1 : variabel X dan Y ada korelasi atau hubungan.

a) Berdasarkan Nilai Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi atau Probabilitas H0 diterima, jika nilai Sig > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig < 0,05.

Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Dari tabel Descriptive Statistics nampak bahwa rata-rata skor variabel Y adalah 97.20 dengan standar deviasi 10.161, rata-rata skor variabel X 1 adalah

88.96 dengan standar deviasi 9.856.

Correlations

X1

Pearson Correlation

1.000 Sig. (1-tailed)

X1 .819

X1 .000

45 45 X1 45 45

Dari tabel Correlation nampak bahwa koefisien korelasi antara variabel

X 1 dengan Y adalah 0,819 dengan nilai signifikansi 0,000.

Model Summary b Adjusted R

Std. Error of the Model

R Square

Square

Estimate

5.903 a. Predictors: (Constant), X1

1 .819 a .670

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel Model Summary nampak bahwa R = 0,819, merupakan nilai korelasi atau hubungan antara variabel sertifikasi guru dengan variabel kinerja guru. Nilai determinasi R square atau R 2 = 0,670 ini berarti bahwa sertifikasi

guru berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 67,0% dan sisanya sebesar 33,0% ditentukan oleh faktor lain dengan standar eror yang dihasilkan < standar deviasi kinerja guru yaitu 5.903 < 10.161.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka diambil keputusan karena pada tabel Correlations nilai sig. = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, dengan demikian kesimpulannya ada korelasi atau hubungan antara variabel sertifikasi guru dengan kinerja guru.

2) Hipotesis Model Regresi. H0 : model regresi tidak signifikan, H1 : model regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Signifikansi atau Probabilitas yaitu H0 diterima, jika Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika Sig. < 0,05.

ANOVA b

Model

F Sig. 1 Regression

Sum of Squares

df Mean Square

87.380 .000 a Residual

a. Predictors: (Constant), X1

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel ANOVA pada halaman sebelumnya diperoleh F hitung = 87,380 dengan sig. 0,000. Berdasarkan nilai F pada tabel ANOVA, F tabel < F hitung yaitu 3.220 < 87,380 maka H0 ditolak. berdasarkan nilai sig., sig. < α yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak.

3) Hipotesis Koefisien Regresi H0 : koefisien regresi tidak signifikan, H1 : koefisien regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan T tabel dengan T hitung yaitu H0 diterima, jika T tabel > T hitung, H0 ditolak, jika T tabel < T hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi H0 diterima, jika nilai Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05

Coefficients a

Unstandardized Standardized 95% Confidence Coefficients

Coefficients

Interval for B

Correlations

Upper Zero- Model

Std.

Lower

Bound order Partial Part 1 (Constant)

B Error

Beta

Sig. Bound

a. Dependent Variable:

Dari tabel di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 22,117 dan koefisien X 1

sebesar 0.844, sehingga diperoleh persamaan regresi sederhana yaitu Y= 22,117 + 0,844X, ini berarti apabila sertifikasi guru adalah nol, maka kinerja guru nilainya akan konstan sebesar 22.117, apabila sertifikasi guru meningkat 1 poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,844 poin pada konstanta

22,117 dengan besarnya pengaruh yang ditunjukkan dengan rx 1 y = 0.819.

Dengan kata lain semakin bagus dan bertanggungjawab guru yang sertifikasi, akan semakin baik dan meningkat kinerjanya.

Nilai konstanta 22,117 diperoleh T hitung 2,737 dengan sig. 0,009, T tabel = 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 2,737 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan nilai sig. 0,009 yaitu < dari 0,05 maka H0 ditolak.

Koefisien sertifikasi guru diperoleh 0,844 diperoleh T hitung 9,348 dengan sig. 0,000, T tabel 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 9,348 berarti T Koefisien sertifikasi guru diperoleh 0,844 diperoleh T hitung 9,348 dengan sig. 0,000, T tabel 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 9,348 berarti T

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstanta dan koefisien sertifikasi guru signifikan.

b. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Untuk menguji besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru secara parsial, digunakan analisis regresi linier sederhana. Dengan bantuan SPSS 16 , sebelum menentukan besarnya pengaruh tersebut, akan dianalisis terlebih dahulu mengenai keeratan hubungan dua variabel tersebut.

Nilai F tabel diperoleh dengan tingkat sig. 0,05 dengan numerator = jumlah variabel-1, dan denumerator = case-numerator, sehingga diperoleh numeratornya 3-1 = 2 dan denumerator 45-3 = 42, selanjutnya dapat diketahui nilai F tabel = F (0,05 ; 2 ; 42) = 3.220. Nilai T tabel diperoleh dengan df = n-1 yaitu 45-1 = 44, dengan tingkat sig. 0,05 sehingga diperoleh T tabel = T (44 ; 0,05) = 2.015, sedangkan untuk F hitung dan T hitung diperoleh melalui hasil output SPSS.

1) Hipotesis Korelasi atau Hubungan H0 : variabel X dan Y tidak ada korelasi atau hubungan, H1 : variabel X dan Y ada korelasi atau hubungan.

a) Berdasarkan Nilai Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi atau Probabilitas

H0 diterima, jika nilai Sig > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig < 0,05.

Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Dari tabel Descriptive Statistics nampak bahwa rata-rata skor variabel Y adalah 97,20 dengan standar deviasi 10,161, rata-rata skor variabel X 2 adalah 95,42 dengan standar deviasi 5,529.

Correlations

X2

Pearson Correlation

1.000 Sig. (1-tailed)

Dari tabel Correlation nampak bahwa koefisien korelasi antara variabel

X 2 dengan Y adalah 0,371 dengan nilai signifikansi 0,041.

Model Summary b Adjusted R

Std. Error of the Model

R Square

Square

Estimate

10.071 a. Predictors: (Constant), X2

1 .371 a .240

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel Model Summary nampak bahwa R = 0,371, merupakan nilai korelasi atau hubungan antara variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja

guru. Nilai determinasi R square atau R 2 = 0,240 ini berarti bahwa motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 24,0% dan sisanya

sebesar 76,0% ditentukan oleh faktor lain dengan standar eror yang dihasilkan < standar deviasi kinerja guru yaitu 10.071 < 10.161.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka dapat diambil keputusan karena pada tabel Correlations nilai sig. = 0,041 < 0,05 maka H0 ditolak, dengan demikian kesimpulannya ada korelasi atau hubungan antara variabel motivasi kerja dengan kinerja guru.

2) Hipotesis Model Regresi. H0 : model regresi tidak signifikan, H1 : model regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Signifikansi atau Probabilitas yaitu H0 diterima, jika Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika Sig. < 0,05.

ANOVA b

Model

F Sig. 1 Regression

Sum of Squares

df Mean Square

6.790 .008 a Residual

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel ANOVA di atas diperoleh F hitung = 6,790 dengan sig. 0,008. Berdasarkan nilai F pada tabel ANOVA, F tabel < F hitung yaitu 3.220 < 6,790 maka H0 ditolak. Berdasarkan nilai sig., sig. < α yaitu 0,008 < 0,05 maka H0 ditolak.

3) Hipotesis Koefisien Regresi H0 : koefisien regresi tidak signifikan, H1 : koefisien regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan T tabel dengan T hitung yaitu H0 diterima, jika T tabel > T hitung, H0 ditolak, jika T tabel < T hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi H0 diterima, jika nilai Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.

Coefficients a

Unstandardized Standardized 95% Confidence Coefficients

Coefficients

Interval for B

Correlations

Upper Zero- Model

Std.

Lower

B Error

Bound order Partial Part

a. Dependent Variable:

Dari tabel di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 62,138 dan koefisien X 2 sebesar 0.367, sehingga diperoleh persamaan regresi sederhana yaitu Y= 62,138 + 0,367X, ini berarti apabila motivasi kerja guru adalah nol, maka kinerja guru nilainya akan konstan sebesar 62.138, apabila motivasi kerja guru meningkat 1 poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,367 poin pada

konstanta 62,138 dengan besarnya pengaruh yang ditunjukkan rx 2 y = 0.371. Dengan kata lain semakin baik motivasi kerja guru, akan semakin baik dan meningkat kinerjanya.

Nilai konstanta 62,138 diperoleh T hitung 4,367 dengan sig. 0,042, T tabel = 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 4,367 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan nilai sig. 0,042 yaitu < dari 0,05 maka H0 ditolak.

Koefisien motivasi kerja guru diperoleh 0,367 diperoleh T hitung 2,338 dengan sig. 0,188, T tabel 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 2,338 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan sig. 0,008 yaitu < 0,05 maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstanta dan koefisien motivasi kerja guur signifikan.

c. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru

Untuk menguji besarnya pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru secara parsial, digunakan analisis regresi linier berganda. Dengan bantuan SPSS 16, sebelum menentukan besarnya pengaruh tersebut, akan dilakukan pengujian terhadap korelasi antara dua variabel tersebut.

Nilai F tabel diperoleh dengan tingkat sig. 0,05 dengan numerator = jumlah variabel-1, dan denumerator = case-numerator, sehingga diperoleh numeratornya 3-1 = 2 dan denumerator 45-3 = 42, selanjutnya dapat diketahui nilai F tabel = F (0,05 ; 2 ; 42) = 3.220. Nilai T tabel diperoleh dengan df = n-1 yaitu 45-1 = 44, dengan tingkat sig. 0,05 sehingga diperoleh T tabel = T (44 ; 0,05) = 2.015, sedangkan untuk F hitung dan T hitung diperoleh melalui hasil output SPSS

1) Hipotesis Korelasi atau Hubungan H0 : variabel X 1 dan X 2 bersama-sama tidak ada korelasi atau hubungan terhadap variabel Y, H1 : variabel X 1 dan X 2 bersama-sama ada korelasi atau hubungan terhadap variabel Y.

a) Berdasarkan Nilai Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi atau Probabilitas H0 diterima, jika nilai Sig > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig < 0,05.

Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Dari tabel Descriptive Statistics nampak bahwa rata-rata skor variabel Y adalah 97,20 dengan standar deviasi 10,161, rata-rata skor variabel X 1 adalah 88,96 dengan standar deviasi 9,856, rata-rata skor variabel X 2 adalah 95,42 dengan standar deviasi 5,529.

Correlations

X1 X2 Pearson Correlation

1.000 Sig. (1-tailed)

X2 .371

X1 .000

X2 .041

45 45 45 X1 45 45 45 X2 45 45 45

Dari tabel Correlation nampak bahwa koefisien korelasi antara variabel

X 1 dengan Y 0,819 dengan nilai signifikansi 0,000, X 2 dengan Y adalah 0,371 dengan nilai signifikansi 0,041.

Model Summary b

Change Statistics R

Std. Error

F Sig. F Durbin- Model

Adjusted

of the

R Square

R Square R Square Estimate

df2 Change Watson 1 .828 a .785

Change Change

df1

2 42 .000 1.551 a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel Model Summary nampak bahwa R = 0,828, merupakan nilai korelasi atau hubungan ganda antara variabel sertifikasi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap variabel kinerja guru, sedangkan tingkat eror yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 5.839 atau 583.9% dan nilainya lebih kecil dari standar deviasi kinerja guru yaitu 5.839 <

10.117. Nilai determinasi R square atau R 2 = 0,785 ini berarti bahwa sertifikasi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kinerja guru sebesar 78,5% dan sisanya sebesar 21,5% ditentukan oleh faktor lain. Nilai F hitung = 45,626 dengan signifikansi = 0,000.

Berdasarkan F tabel dengan F hitung maka 3,220 < 45,626 atau F tabel <

F hitung sehingga H0 ditolak, berdasarkan nilai sig. 0,000 < 0,05 atau sig. < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya antara sertifikasi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama ada korelasi terhadap kinerja guru.

2) Hipotesis Model Regresi. H0 : model regresi tidak signifikan,

H1 : model regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan F tabel dengan F hitung yaitu H0 diterima, jika F tabel > F hitung, H0 ditolak, jika F tabel < F hitung.

b) Berdasarkan Signifikansi atau Probabilitas yaitu H0 diterima, jika Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika Sig. < 0,05.

ANOVA b

Model

F Sig. 1 Regression

Sum of Squares

df Mean Square

45.626 .000 a Residual

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel ANOVA pada halaman sebelumnya diperoleh F hitung = 45,626 dengan sig. 0,000. Berdasarkan nilai F pada tabel ANOVA, F tabel < F hitung yaitu 3,220 < 45,626 maka H0 ditolak. Berdasarkan nilai sig., sig. < α yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi signifikan. Hal ini berarti bahwa variabel X 1 dan variabel X 2 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

3) Hipotesis Koefisien Regresi H0 : koefisien regresi tidak signifikan, H1 : koefisien regresi signifikan.

a) Berdasarkan Perbandingan T tabel dengan T hitung yaitu H0 diterima, jika T tabel > T hitung, H0 ditolak, jika T tabel < T hitung.

b) Berdasarkan Nilai Signifikansi H0 diterima, jika nilai Sig. > 0,05, H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.

Coefficients a

Unstandardized

Collinearity Coefficients

Standardized

Coefficients

Correlations Statistics

Toleran Model

Zero-

Sig. order Partial Part ce VIF 1 (Constant)

B Std. Error

a. Dependent Variable:

Dari tabel pada halaman sebelumnya diperoleh nilai konstanta sebesar 40,477 dengan T hitung 2,629 dan nilai sig. 0,012 atau 1,2% dan koefisien X 1 sebesar 0,895 dengan T hitung 9,270 dan nilai sig. 0,000 atau 0,0% dan koefisien X 2 sebesar 0,240 dengan T hitung 2,395 dan nilai sig. 0,010 1,0% sehingga

yaitu Y= 40,477+0,895X 1 +0,240X 2 . Dari persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila sertifikasi guru dan motivasi kerja guru adalah nol maka kinerja guru akan konstant sebesar 40,477, apabila terjadi kenaikan sertifikasi guru sebesar 1 poin maka akan terjadi peningkatan kinerja guru sebesar 0,895 dan

diperoleh

persamaan

regresi

ganda ganda

yang ditunjukkan dengan rx 1 .x 2 .y = 0.828.

Nilai konstanta 40,477 diperoleh T hitung 2,629 dengan sig. 0,012, T tabel = 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 2,629 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan nilai sig. 0,012 yaitu < dari 0,05 maka H0 ditolak.

Koefisien sertifikasi guru diperoleh 0,895 diperoleh T hitung 9,270 dengan sig. 0,000, T tabel 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 9,270 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan sig. 0,000 yaitu < 0,05 maka H0 ditolak.

Koefisien motivasi kerja guru diperoleh 0,240 diperoleh T hitung 2,395 dengan sig. 0,010, T tabel 2,015, maka diperoleh perbandingan 2,015 < 2,395 berarti T tabel < T hitung maka H0 ditolak. Berdasarkan sig. 0,010 yaitu < 0,05 maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstanta dan koefisien sertifikasi guru dan motivasi kerja guru signifikan karena H0 ditolak. Dengan demikian sertifikasi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, jadi koefisien regresi signifikan.

Adapun histogram dan grafik P-P Plot dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Jika dilihat pada gambar Histogram di atas, pola distribusi melenceng ke kanan yang artinya data berdistribusi normal.

Jika dilihat pada gambar PP Plot Regresi di atas, maka dapat dikatakan bahwa data bersifat normal karena pergerakan data masih berada di sekitar garis diagonal, artinya persamaan regresi yang dihasilkan akan bersifat BLUE.