Pelaksanaan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah di SMAK

1. Pelaksanaan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah di SMAK

Bharata Karanganyar

a. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah Pada prinsipnya pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik yang berarti pengelolaan, tata pimpinan/ ketatalaksanaan. Adapun kemampuan manajerial kepala sekolah menurut Katz (2000:134) adalah sebagai berikut :

1) Kemampuan Teknik (Technical Skill), adalah kemampuan yang berhubungan erta dengan penggunaan alat-alat, prosedur, metode dan teknik dalam suatu aktivitas manajemen secara benar (working with things) . Beberapa kemampuan teknik yang dimiliki kepala sekolah adalah penyusunan DP3 dengan menilai beberapa aspek

commit to user

Dasar), pembuatan laporan hasil belajar, mengawasi pelaksanaan orientasi sekolah, mengajukan permohonan gaji dan honorarium, serta memberikan tugas kepada guru.

2) Kemampuan hubungan kemanusiaan (Human Skill), adalah kemampuan untuk menciptakan dan membina hubungan baik, memahami dan mendorong orang lain sehingga mereka bekerja secara sukarela, tidak ada paksaan dan lebih produktif (working with people). Beberapa kemampuan humas kepala sekolah adalah mengadakan rapat rutin untuk membahas setiap kegiatan kegiatan sekolah, pemberian paket natal kepada guru dan karyawan, dan selalu berkomunikasi dengan para guru baik untuk hal pendidikan maupun yang bersifat pribadi, engadakan forum tanya jawab dan sharing seusai kegiatan doa bersama

3) Kemampuan konseptual (Conceptual Skill), adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi. Dengan kata lain, kemampuan konseptual ini terkait dengan kemampuan untuk membuat konsep (working with ideas) tentang berbagai hal dalam lembaga yang dipimpinnya (Wahjosumidjo (2002:14). Beberapa kemampuan konseptual yang dimiliki kepala sekolah adalah pemberian tugas mengajar dan pengarahan kepada guru tentang kegiatan belajar mengajar di kelas, pemanfaatan guru dan staf di sekolah agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien, dan pelaksanaan evaluasi akhir untuk mengetahui hasil kinerja guru.

Di SMAK Bharata Karanganyar sebagian besar kegiatan sekolah dilaksnakan secara bersama karena mengingat terbatasnya jumlah tenaga pendidik yang ada sehingga banyak pendidik yang tugasnya tidak sesuai dengan job disc nya masing-masing bahkan mungkin lebih dari porsi tugasnya. Namun untuk pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer sudah berjalan cukup baik. Tipe kepemimpinan kepala sekolah di SMA Bharata ini termasuk dengan

commit to user

memberikan supportif terhadap bawahan, mendengan keluhan dan perasaan bawahan tentang keputusan yang diambil.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di SMAK Bharata Karanganyar.

2. Kinerja Guru di SMAK Bharata Karanganyar Guru merupakan pelaksana kegiatan pembelajaran yang paling uatama di sekolah. Berhasil tidaknya siswa dalam materi dan prestasi lainnya di sekolah tergantung oleh bagaimana kinerja guru tersebut di sekolah. Menurut Davis dan Thomas (2004:15) bahwa guru yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Mempunyai pengetahuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas yang mencakup :

1) Memiliki keterampilan interpersonal khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan terhadap peserta didik, dan ketulusan. Keterampilan ini ditunjukkan dengan adanya pengambilan anak asuh untuk masing-masing guru yang sudah sertifikasi untuk membantu siswanya yang kurang mampu dalam menempuh pendidikan di sekolah. Selain itu juga adanya dana sosial yang boleh diambil untuk anak yang tidak ada uang transport untuk pulang kerumah.

2) Menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik. Hubungan ini ditunjukkan dengan adanya sharing yang sering dilakukan oleh guru terhadap murid untuk membantu mengatasi masalah belajar bahkan masalah pribadi murid. Guru juga loyal terhadap murid yang ditunjukkan dengan sering membantu murid untuk memenuhi peralatan belajarnya jika ada yang benar-benar membutuhkan meski murid tersebut bukan anak asuhnya.

commit to user

secara ikhlas. Sikap ini ditunjukkan dengan adanya perhatian guru yang diberikan kepada semua muridnya tanpa membedakan latar belakang murid-muridnya. Untuk membantu pun guru tidak pilih-pilih. Untuk mengatasi anak yang banyak melakukan pelanggaran pernah juga tidak ditangani dengan keras namun dibimbing dengan halus sampai anak tersebut benar-benar bisa dibenahi perilakunya.

4) Menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar. Sikap ini ditunjukkan dengan selalu aktifnya guru dalam mengisi pelajaran di kelas dan jarang sekali meninggalkan kelas jadwal pelajaran yang diampu para guru banyak yang dobel. Selain itu juga semangat mengajar di kelas memberikan materi dengan fasilitas seadanya dengan semaksimal mungkin meski jumlah murid di kelas sedikit.

b) Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang mencakup :

1) Mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi peserta didik yang tidak mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan perhatian, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran. Kemampuan ini ditunjukkan dengan adanya sikap guru yang selalu memiliki ide untuk menangani kenakalan-kenakalan anak dengan cara yang membuat anak tidak ada rasa terbebani dengan sikap guru, misalnya mengajak anak untuk tanya jawab di kelas untuk memusatkan kembali perhatian anak.

2) Mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua peserta didik. Hal ini dilakukan dengan pemberian soal untuk kegiatan belajar diskusi di kelas kemudian masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

commit to user

(feed back) dan penguatan (reinforcement), yang terdiri atas :

1) Mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon peserta didik. Sikap ini ditunjukkan dengan adanya pemberian reward berupa nilai dan pujian kepada siswa yang mampu menunjukkan prestasi belajarnya dengan baik atau paling tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

2) Mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar. Sikap ini ditunjukkan dengan adanya pendekatan pribadi yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya dan mencoba mempelajari masalah-masalah yang dihadapi muridnya agar bisa memberikan solusi bagi anak didiknya.

d) Mempunyai kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri yang mencakup :

1) Mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif. Untuk kemampuan ini tidak bisa diterapkan sepenuhnya oleh guru terhadap anak didiknya. Hal ini disebabkan karena kurang sesuainya kondisi siswa dengan yang seharusnya. Jumlah murid yang sedikit serta kurangnya minat belajar siswa siswa membuat pelaksanaan metode mengajar inovatif menjadi tidak efektif. Yang ada adalah mengajar ceramah dan pemberian tugas untuk membangun minat belajar siswa.

2) Mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dalam (Suyanto, 2001:3). Hal ini diwujudkan dengan diadakannya rapat bersama untuk membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan di sekolah agar guru dapat mengambil tindakan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi agar tidak terjadi ketimpangan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

commit to user

adanya sebagian besar kinerja guru yang telah sesuai dengan teori yang ada. Hanya saja untuk metode mengajar masih kurang sesuai karena kondisi siswa yang kurang memenuhi kriteria pelaksanaan metode mengajar yang sesuai dengan teori.