BAB EMPAT PULUH EMPAT HAZEL

BAB EMPAT PULUH EMPAT HAZEL

PARA HANTU BERBARIS DAN MENGELILINGI persimpangan. Jumlah totalnya kira-kira seratus —bukan satu legiun utuh, tapi lebih dari satu kohort. Sebagian membawa panji-panji petir compang-camping milik Legiun XII, Kohort V —ekspedisi 1980an Michael Varus yang celaka. Yang lain membawa bendera dan umbul-umbul yang tidak Hazel kenali, seolah mereka meninggal pada zaman lain, pada misi lain — mungkin bahkan bukan dari Perkemahan Jupiter.

Sebagian besar membawa senjata dari emas imperial — jumlahnya lebih banyak daripada seluruh emas imperial yang dimiliki Legiun XII. Hazel bisa merasakan kekuatan seluruh emas tersebut berpadu menjadi satu, berdengung di sekelilingnya, malah lebih menakutkan daripada retakan gletser yang menggemuruh. Hazel bertanya-tanya apakah dia bisa memanfaatkan kekuatannya untuk mengontrol senjata-senjata itu, mungkin melucuti para hantu, tapi dia takut mencoba. Emas imperial bukan logam berharga biasa. Senjata itu fatal bagi demigod dan monster. Berusaha mengontrol emas imperial sebanyak itu sekaligus sama

seperti berusaha mengontrol plutonium dalam reaktor nuklir. Jika Hazel gagal, dia bisa saja melenyapkan Gletser Hubbar dari muka bumi dan menewaskan teman-temannya.

"Thanatos!" Hazel menoleh kepada sosok berjubah. "Kami ke sini untuk menyelamatkan Anda. Jika Anda yang mengendalikan siluman-siluman ini, suruh mereka —"

Suara Hazel menghilang. Tudung Dewa itu tersibak ke belakang dan jubahnya merosot saat dia membentangkan sayap, tinggal menyisakan tunik hitam tak berlengan yang diikat menggunakan sabuk di pinggangnya. Dia adalah pria paling rupawan yang pernah Hazel lihat.

Kulitnya sewarna jati, hitam mengilap seperti meja jelangkung tua milik Ratu Marie. Matanya sewarna madu keemasan seperti mata Hazel. Dia ramping berotot, berwajah ningrat, dan berambut hitam panjang yang terurai ke bahu. Sayapnya yang cemerlang menampakkan nuansa biru, hitam, dan ungu.

Hazel mengingatkan dirinya untuk bernapas. Rupawan adalah kata yang tepat untuk menjabatkan Thanatos —bukan tampan, atau cakep, atau semacamnya. Dia rupawan bagai malaikat—tak lekang waktu, sempurna, azali.

"Oh," kata Hazel dengan suara kecil. Pergelangan tangan sang Dewa dibelenggu borgol es dilengkapi rantai yang terjulur hingga ke lantai gletser. Kakinya telanjang, dibelenggu di pergelangan dan juga terhubung dengan rantai panjang.

"Cupid," kata Frank. "Cupid kekar." Percy sepakat. "Kalian memujiku," kata Thanatos. Suaranya seindah rupanya —dalam dan merdu. "Aku sering kali salah dikira sebagai Dewa Cinta. Persamaan Maut dengan Cinta lebih banyak daripada yang mungkin kalian bayangkan. Tapi aku ini Maut. Aku jamin."

Hazel tidak meragukan perkataan sang Dewa. Hazel merasa seolah dirinya terbuat dari abu. Kapan saja, dia bisa dengan mudahnya remuk dan diisap ke dalam kehampaan. Malah, Hazel menduga Thanatos tidak perlu menyentuh untuk membunuhnya. Dia tinggal menyuruh Hazel mati. Hazel bakalan langsung terkulai di tempat, jiwanya serta-merta mematuhi suara indah dan mata ramah itu.

"Kami —kami ke sini untuk menyelamatkan Anda." Hazel berhasil berucap. "Di mana Alcyoneus?"

"Menyelamatkanku ...?" Thanatos menyipitkan mata. "Apa kau memahami ucapanmu, Hazel Levesque? Apa kau memahami konsekuensinya?"

Percy melangkah maju. "Kita buang-buang waktu." Percy mengayunkan pedangnya ke belenggu sang Dewa. Perunggu langit berdenting saat mengenai es, tapi Riptide lengket ke rantai seperti lem. Bunga es mulai merambati bilah tersebut. Percy menarik pedangnya dengan panik. Frank lari untuk membantu. Bersama-sama, mereka masih sempat menarik Riptide hingga lepas sebelum bunga es mencapai tangan mereka.

"Cara seperti itu takkan berhasil," kata Thanatos apa adanya, "terkait pertanyaanmu tentang Raksasa itu, dia sudah dekat. Para siluman ini tidak berada dalam kendaliku. Mereka di bawah kendalinya."

Mata Thanatos menelaah para prajurit hantu. Mereka beringsut dengan gelisah, seakan-akan baru diempas angin kutub.

"Jadi, bagaimana caranya supaya kami bisa membebaskan Anda?" tuntut Hazel.

Thanatos kembali mengalihkan perhatiannya kepada Hazel. "Putri Pluto, anak majikanku, dibandingkan orang lain, kaulah yang semestinya paling tidak ingin aku dilepaskan."

"Menurut Anda aku tidak menyadarinya?" Mata Hazel perih, tapi dia tidak mau ketakutan lagi. Tujuh puluh tahun lalu, dia sudah menjadi perempuan kecil yang ketakutan. Dia kehilangan ibunya karena terlambat bertindak. Kini dia adalah prajurit Romawi. Dia takkan gagal lagi. Dia takkan mengecewakan teman-temannya.

"Begini, Maut." Hazel menghunus pedangnya, dan Arion pun mendompak ganas. "Aku tidak kembali dari Dunia Bawah dan mengembara beribu-ribu kilometer hanya untuk diberi tahu bahwa aku bodoh kalau membebaskan Anda. Jika aku harus mati, ya, sudah. Akan kulawan seluruh pasukan ini jika memang harus. Beri tahu saja aku, bagaimana caranya memutuskan belenggu yang merantai Anda."

Thanatos mengamati Hazel, sekejap saja. "Sungguh menarik. Tentunya kalian mafhum bahwa para siluman ini dulunya adalah Demigod, sama seperti kalian. Mereka bertarung untuk Romawi. Mereka bertarung sebelum merampungkan misi heroik mereka. Sepertimu, mereka dimasukkan ke Asphodel. Kini Gaea menjanjikan kehidupan kedua bagi mereka, jika mereka bersedia bertarung untuknya hari ini. Tentu saja, apabila kalian membebaskanku dan mengalahkan mereka, mereka harus kembali ke tempat asal mereka di Dunia Bawah. Karena sudah bertindak makar terhadap Dewa, mereka akan menghadapi Thanatos mengamati Hazel, sekejap saja. "Sungguh menarik. Tentunya kalian mafhum bahwa para siluman ini dulunya adalah Demigod, sama seperti kalian. Mereka bertarung untuk Romawi. Mereka bertarung sebelum merampungkan misi heroik mereka. Sepertimu, mereka dimasukkan ke Asphodel. Kini Gaea menjanjikan kehidupan kedua bagi mereka, jika mereka bersedia bertarung untuknya hari ini. Tentu saja, apabila kalian membebaskanku dan mengalahkan mereka, mereka harus kembali ke tempat asal mereka di Dunia Bawah. Karena sudah bertindak makar terhadap Dewa, mereka akan menghadapi

Frank mengepalkan tinju. "Itu tidak adil! Anda ingin dibebaskan atau tidak?"

"Adil Maut membatin. "Kau pasti terkejut jika kuberi tahu sudah seberapa sering aku mendengar kata itu, Frank Zhang, dan betapa tidak berartinya kata tersebut. Adilkah bahwa kehidupanmu

akan menyala terang sekejap saja? Adilkah ketika aku memandu ibumu ke Dunia Bawah?"

Frank sempoyongan seperti baru ditinju. "Tidak," kata Maut sedih, "tidak adil tapi sudah waktunya ibumu meninggal. Maut tak mengenal keadilan. Jika kau membebaskanku, akan kutunaikan tugasku. Tapi tentu saja, para siluman ini akan berusaha mencegah kalian."

"Jadi, kalau kami membebaskan Anda," rangkum Percy. "Kami bakal dikeroyok oleh gerombolan makhluk uap hitam yang berpedang emas. Baiklah. Bagaimana caranya memutuskan rantai itu?"

Thanatos tersenyum. "Hanya api kehidupan yang bisa melelehkan rantai kematian."

"Tolong, tidak usah pakai teka-teki, ya?" Pinta Percy. Frank mengembuskan napas sambil gemetar. "Itu bukan tekateki."

"Frank, jangan," ujar Hazel lemah, "pasti ada cara lain." Tawa menggelegar dari seberang gletser. Sebuah suara yang menggemuruh berkata: "Teman-Teman. Aku sudah menanti lama sekali!"

Di gerbang perkemahan, berdirilah Alcyoneus. Dia malah lebih besar daripada Polybotes, Raksasa yang mereka lihat di California. Dia mempunyai kulit metalik keemasan, memakai baju zirah dari rantai- rantai platina yang saling kait, dan membawa tombak besi seukuran tiang totem. Kaki naganya yang Di gerbang perkemahan, berdirilah Alcyoneus. Dia malah lebih besar daripada Polybotes, Raksasa yang mereka lihat di California. Dia mempunyai kulit metalik keemasan, memakai baju zirah dari rantai- rantai platina yang saling kait, dan membawa tombak besi seukuran tiang totem. Kaki naganya yang

Hazel tak pernah melihat Raksasa itu dalam wujud utuhnya, tapi dia mengenal Alcyoneus lebih daripada dia mengenal orangtuanya sendiri. Hazel-lah yang membuatnya. Selama berbulan-

bulan, Hazel mengeluarkan emas dan batu berharga dari perut bumi untuk menciptakan monster ini. Hazel mengenal berlian penyusun jantung Alcyoneus. Hazel mengenal minyak bumi yang mengalir dalam pembuluh darahnya. Hazel ingin membinasakan Raksasa ini, lebih dari apa pun.

Sang Raksasa mendekat sambil menyeringai kepada Hazel. menampakkan gigi-gigi peraknya yang padat.

"Ah, Hazel Levesque," katanya, "kau sudah membuatku rugi besar! Jika bukan karenamu, aku pasti sudah bangkit berpuluhpuluh tahun lalu, dan dunia ini pasti sudah menjadi milik Gaea_ tapi tidak masalah!"

Sang Raksasa merentangkan tangan, memamerkan pasukan hantunya. "Selamat datang, Percy Jackson! Selamat datang, Frank Zhang! Aku Alcyoneus, musuh bebuyutan Pluto, penguasa Maur yang baru. Dan ini legiun baru kalian."[]

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI ASAM BASA Yufitri Nanda, Rody Putra Sartika, Lukman Hadi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email: yufitrinandagmail Abstrack

0 0 7

Aladawiyah, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email: aladawiyaahgmail.com Abstract - ANALISIS KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS TANJUNGURA PONTIANAK

1 0 13

Martin Surya Putra State Polytechnics of Samarinda mrtputrayahoo.com Abstract: This paper describes the assessment upon the 3rd semester Busi-

0 0 8

Pengaruh Variasi Campuran Bioetanol dengan Pertalite terhadap Bentuk dan Warna Api Hardyansah Satria Putra

0 0 7

Sistem Pengaturan dan Pemantauan Kecepatan Putar Motor DC berbasis FPGA dan VHDL _ Agfianto Eko Putra – Academia

0 0 6

METODE SECANT-MIDPOINT NEWTON UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Supriadi Putra sputraunri.ac.id Laboratorium Komputasi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293) ABSTRAK - MET

0 0 5

SAKSI IKRAR TALAK MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PARA FUQAHA Syukran dan Andi Putra syukranuin-suska.ac.id dianarosdiana115gmail.com Abstrak - SAKSI IKRAR TALAK MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PARA FUQAHA

0 0 14

Tabel 1 Standar Kekuatan Otot Atlet Judo Putra Berdasarkan Perhimpunan Ahli Ilmu Faal Olahraga Indonesia

0 1 6

Analisa Dan Perancangan Studio Desain Online Studi Kasus Toko Baju IGKG Puritan Wijaya ADH dan Pande Putu Putra Pertama

0 0 26

Pahlawan Olympus: Pahlawan yang Hilang

0 1 282