Peraturan mengenai Penanaman Modal

- 26 - Bagan Alur Penanaman Modal dalam Negeri PMDN Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal Surat konfirmasi pencadangan tanah dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Permohonan penanaman modal kepada Ketua BKPM Surat Persetujuan Penanaman Modal yang berlaku juga sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara Ketua BKPM menyampaikan tembusan Surat Persetujuan Penanaman Modal kepada: a Departemen yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan; b Departemen Keuangan; c Kepala badan Pertanahan Nasional untuk penyelesaian hak-hak atas tanah; d Gubernur Kepala Daerah Tingkat I cq. BKPMD yang bersangkutan untuk koordinasi penyelesaian izin lokasi. Ketua BKPM atas nama Menteri yang bersangkutan mengeluarkan :  Angka Pengenal Importir terbatas;  Keputusan Pemberian FasilitasKeringanan Pajak dan Bea Masuk;  Izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang diperlukan;  Izin Usaha Tetap. Penanam Modal menyampaikan kepada BKPM Daftar Induk barang-barang modal serta bahan baku dan bahan penolong yang akan diimpor. Berdasarkan penilaian terhadap Daftar Induk Ketua BKPM mengeluarkan Ketetapan mengenai fasilitaskeringanan bea masuk dan pungutan impor lainnya. Calon Penanaman Modal Gubernur Kepala daerah Tingkat I mengeluarkan Izin Lokasi yang disiapkan oleh Kantor Wilayah badan Pertanahan Nasional setempat. Kepala Badan Pertanahan Nasional atau Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional setempat mengeluarkan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku. BupatiWalikotamadya Kepala daerah Tingkat II mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan IMB dan Izin Undang-Undang Gangguan UUGHO. - 27 - Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal Surat konfirmasi pencadangan tanah dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Permohonan penanaman modal kepada Ketua BKPM Ketua BKPM atas nama Menteri yang bersangkutan mengeluarkan :  Angka Pengenal Importir terbatas;  Keputusan Pemberian FasilitasKeringanan Pajak dan Bea Masuk;  Izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang diperlukan;  Izin Usaha Tetap. Penanam Modal menyampaikan kepada BKPM Daftar Induk barang-barang modal serta bahan baku dan bahan penolong yang akan diimpor. Berdasarkan penilaian terhadap Daftar Induk Ketua BKPM mengeluarkan Ketetapan mengenai fasilitaskeringanan bea masuk dan pungutan impor lainnya. Calon Penanaman Modal Ketua BKPM menyampaikan permohonan PM kepada Presiden dengan disertai pertimbangan Ketua BKPM menyampaikan tembusan Surat Pemberitahuan Keputusan Presiden yang berlaku juga sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara kepada: a. Departemen yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan; b. Departemen Keuangan; c. Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk penyelesaian hak-hak atas tanah; d. Gubernur Kepala daerah Tingkat I cq. BKPMD yang bersangkutan untuk koordinasi penyelesaian izin lokasi. Gubernur Kepala daerah Tingkat I mengeluarkan Izin Lokasi yang disiapkan oleh Kantor Wilayah badan Pertanahan Nasional setempat. Kepala Badan Pertanahan Nasional atau Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional setempat mengeluarkan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku. BupatiWalikotamadya Kepala daerah Tingkat II mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan IMB dan Izin Undang-Undang Gangguan UUGHO. Bagan Alur Penanaman Modal Asing PMA - 28 - Dokumen-dokumen hukum yang harus dimiliki oleh PMDN dan PMA PMDN PMA 1. Surat Konfirmasi Pencadangan Tanah 1. Surat Konfirmasi Pencadangan Tanah 2. Surat Persetujuan Penanaman Modal yang berlaku sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara 2. Surat Persetujuan PMA dari Presiden yang berlaku sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara 3. Angka Pengenal Importir terbatas 3. Angka Pengenal Importir terbatas 4. Keputusan Pemberian FasilitasKeringanan Pajak dan Bea Masuk 4. Keputusan Pemberian FasilitasKeringanan Pajak dan Bea Masuk 5. Izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang diperlukan 5. Izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang diperlukan 6. Izin Usaha Tetap 6. Izin Usaha Tetap 7. Izin Lokasi 7. Izin Lokasi 8. Hak Guna Usaha 8. Hak Guna Usaha 9. Izin Mendirikan Bangunan IMB dan izin Undang-Undang Gangguan UUGHO 9. Izin Mendirikan Bangunan IMB dan izin Undang-Undang Gangguan UUGHO 10. Daftar Induk barang-barang modal serta bahan baku dan bahan penolong yang akan diimpor 10. Daftar Induk barang-barang modal serta bahan baku dan bahan penolong yang akan diimpor 11. Surat Keputusan Ketua BKPM Tentang Ketetapan mengenai fasilitaskeringanan bea masuk dan pungutan impor lainnya 11. Surat Keputusan Ketua BKPM Tentang Ketetapan mengenai fasilitaskeringanan bea masuk dan pungutan impor lainnya Setelah setahun berlaku, Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1992 ini diganti dengan Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 Tentang Tata Cara Penanaman Modal. Tidak ada norma baru yang signifikan dalam penggantian tersebut kecuali mengenai perubahan kewenangan. Pada tahun 1998, Keppres Nomor 97 Tahun 1993 diamandemen dengan Keppres Nomor 115 Tahun 1998, untuk menyesuaikan dengan aturan-aturan baru mengenai Lingkungan Hidup dengan terbitnya UU No.23 Tahun 1997, dan perubahan aturan mengenai BKPM dan Kawasan Berikat. Namun, persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penanam modal tidak berubah. Di tahun 1999, Keppres Nomor 97 Tahun 1993 diamandemen untuk kedua kalinya yaitu dengan Keppres Nomor 117 Tahun 1999. Perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan regulasi tentang alokasi konsesi kelapa sawit dengan sistem otonomi daerah yang diatur dalam UU No.22 Tahun 1999. Dengan perubahan ini, sejumlah kewenangan dilimpahkan kepada Provinsi dan Kabupaten. Lagi-lagi, persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penanam modal, baik PMDN maupun PMA, tidak banyak berubah. Pada tahun 1999 Kepala BKM dan Menteri Negara Bidang Investasi mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 38SK1999 Tanggal 6 Oktober 1999 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Keputusan Kepala BKPM ini bertindak sebagai peraturan pelaksanaan untuk Keputusan Presiden mengenai Tatacara Penanaman Modal. Kemudian pada tahun 2004 Kepala BKPM mengamandemen regulasi tersebut dengan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 57SK2004 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BKPM tersebut tata cara penanaman modal, baik PMDN maupun PMA, diatur sebagai berikut: - 29 - Bagan Alur Penanaman Modal berdasarkan Keputusan Kepala BKPM Nomor 57 Tahun 2004 Dengan Keputusan Kepala BKPM Nomor 57 Tahun 2004, perusahaan PMA atau PMDN harus memiliki dokumen-dokumen hukum sebagai berikut: 1. Surat Persetujuan SP penanaman modal dari Kepala BKPM; 2. Angka Pengenal Importir Terbatas; 3. Izin UsahaIzin Usaha TetapIzin Perluasan; 4. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 5. Rekomendasi Visa bagi Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 6. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing; 7. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang bekerja di lebih dari 1 satu provinsi; 8. Fasilitas Pembebasan Keringanan Bea Masuk atas pengimporan barang modal atau bahan bakupenolong dan fasilitas fiskal lainnya; 9. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing untuk Tenaga Kerja Asing yang bekerja di wilayah KabupatenKota dalam 1 satu Provinsi; 10. Izin Lokasi; 11. Sertifikat Hak Atas Tanah; 12. Izin Mendirikan Bangunan; 13. Izin Undang-Undang GangguanHO. Berdasarkan Pasal 18 UU PMA, setiap izin penanaman modal asing ditentukan jangka waktu berlakunya tidak melebihi 30 tiga puluh tahun. Sedangkan untuk PMDN, sesuai aturan dalam UU PMDN, berlaku ketentuan masa berlaku izin sebagai berikut: a. Dalam bidang perdagangan berlaku sampai tanggal 31 Desember 1997. b. Dalam bidang industri berlaku sampai tanggal 31 Desember 1997. c. Dalam bidang-bidang usaha lainnya, masa berlaku akan ditentukan lebih lanjut oleh Pemerintah dengan batas waktu antara 10 dan 30 tahun.

2. Peraturan mengenai Izin Lokasi

Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang juga berlaku sebagai izin pemindahan Permohonan Persetujuan Penanaman Modal kepada Kepala BKPM Surat Persetujuan SP atas permohonan penanaman modal dari Kepala BKPM Perizinan yang diterbitkan oleh BKPM, berupa : 1 Angka Pengenal Importir Terbatas; 2 Izin UsahaIzin Usaha TetapIzin Perluasan; 3 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 4 Rekomendasi Visa bagi Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 5 Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing; 6 Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang bekerja di lebih dari 1 satu Provinsi. 7 Fasilitas pembebasankeringanan Bea Masuk atas pengimporan Barang Modal atau Bahan BakuPenolong dan Fasilitas Fiskal lainnya. Perizinan yang diterbitkan oleh Pemerintah KabupatenKota, berupa : 1. Izin Lokasi; 2. Sertifikat Hak Atas Tanah; 3. Izin Mendirikan Bangunan; 4. Izin Undang-Undang GangguanHO; Perizinan yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi sesuai kewenangannya, berupa Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing untuk Tenaga Kerja Asing yang bekerja di wilayah KabupatenKota dalam 1 satu Provinsi. Calon Penanaman Modal - 30 - hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. Tata cara memperoleh izin lokasi telah mengalami perubahan beberapa kali dan yang terakhir adalah melalui Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN PermenagKa.BPN Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin lokasi. Sebelumnya, izin lokasi diatur oleh Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 2 Tahun 1993. Tabel di bawah ini adalah perbandingan tata cara memperoleh izin lokasi menurut PermenagKa.BPN Nomor 2 Tahun 1993 dan menurut PermenagKa.BPN Nomor 2 Tahun 1999. PermenagKa.BPN Nomor 2 Tahun 1993 PermenagKa.BPN Nomor 2 Tahun 1999 Syarat Pengajuan - Diajukan kepada Kantor Pertanahan dengan tembusan kepada Kanwil Pertanahan, BKPM, dan Bappeda - Surat Persetujuan Penanaman Modal bagi PMDN atau Surat Pemberitahuan Persetujuan Presiden bagi PMA atau Surat Persetujuan prinsip dari departemen teknis bagi non PMA PMDN - sesuai dengan tata ruang wilayah - Surat persetujuan penanaman modal - sesuai dengan tata ruang wilayah - tidak melebihi luas izin lokasi sesuai ketentuan, misalnya untuk kebun kelapa sawit dalam 1 provinsi tidak boleh lebih dari 20.000 Ha, dan secara nasional tidak boleh lebih dari 100.000 Ha.pihak pemegang izin harus memiliki surat penyataan yang menyatakan luasan tanah yang sudah dimiliki oleh perusahaan - syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Perda. Proses persiapan - Kepala Kantor Pertanahan mengadakan koordinasi dengan instansi terkait. - Pertimbangan teknis tata guna tanah - Rapat Koordinasi antar Instansi disertai konsulasi dengan masyarakat yang tanahnya masuk dalam areal Izin Lokasi - Konsultasi dengan masyarakat meliputi: penyebaran informasi tentang penanaman modal, dan penjelasan rencana penanaman modal dan solusi bila ada masalah, pengumpulan informasi data sosial dan lingkungan dari masyarakat terkait, dan usulan dari masyarakat mengenai bentuk alternatif dan besarnya ganti rugi dalam pelaksanaan Izin Lokasi. Penerbit Izin - Kepala Kantor Pertanahan - Disiapkan oleh BPN, ditandatangani oleh Bupati Penerima Izin - Perusahaan Berbadan Hukum Indonesia - Perusahaan Perorangan WNI - Perusahaan Berbadan Hukum Indonesia - Perusahaan Perorangan WNI Masa Berlaku - 1 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun - Luasan Izin Lokasi tidak dibatasi - Izin Lokasi seluas sampai dengan 25 Ha = 1 satu tahun - Izin Lokasi seluas lebih dar 25 Ha sd 50 Ha = 2 dua tahun