Minyak Kelapa Sawit Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kelapa Sawit

2.3 Minyak Kelapa Sawit

Buah kelapa sawit menghasilkan 2 jenis minyak. Minyak yang berasal dari daging buah mesokarp berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau Crude Palm Olein CPO. Sedangkan minyak yang kedua adalah berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal sebagai minyak inti kelapa sawit atau Palm Kernel Oil PKO. Minyak sawit kasar Crude Palm Oil mengandung sekitar 500 – 700 ppm β – karoten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. Oleh karena itu CPO berwarna merah jingga. Di samping itu, jumlahnya juga cukup tinggi. Minyak sawit ini diperoleh dari mesokarp buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan mengandung sedikit air serta serat halus, yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk semi solid pada suhu ruang. Adanya serat halus dan air pada sawit kasare tersebut menyebabkan minbyak sawit kasar tidak dapat dikonsumsi langsung sebagai bahan pangan maunpun non pangan.Ketaren, 1986

2.4 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 petikarp dan 20 buah yang dilapisi kulit yang tipis ; kadar minyak dalam perikarp sekitar 30 - 40 . Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Ketaren, 1986 Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14 - 20 atom karbon. Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu Universitas Sumatera Utara molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.Mangoensoekarjo, 2003 Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang.

2.4.1 Asam Lemak Jenuh

Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap antara atom-atom karbon pada rantainya, dan pada umumnya mempunyai titik didih yang lebih tinggi. Tabel 2.1 Asam-Asam Lemak Jenuh pada Minyak Kelapa Sawit Asam lemak jenuh Jumlah atom karbon Rumus struktur Titik lebur °C Minyak kelapa sawit Asam Kaprilat 8 CH 3 CH 2 6 COOH 16,7 - Asam Kaprat 10 CH 3 CH 2 8 COOH 31,6 - Asam Laurat 12 CH 3 CH 2 10 COOH 44,2 - Asam Miristat 14 CH 3 CH 2 12 COOH 54,4 1,1 – 2,5 Asam Palmitat 16 CH 3 CH 2 14 COOH 62,9 40 – 46 Asam Stearat 18 CH 3 CH 2 16 COOH 69,6 3,6 – 4,7 Universitas Sumatera Utara A. Asam Kaprilat dan Asam Kaprat Asam Kaprilat dan Asam Kaprat merupakan 2 senyawa yang penting dalam industri, karena merupakan zat kimia antara intermediate untuk mensintesis berbagai zat-zat kimia fungsional dan produk pangan sehat yang disebut trigliserida rantai sedang atau TSR Medium Chain TrigliseridFat, MCT. Sumber alami asam kaprilat dan kaprat adalah minyak kelapa dan minyak inti sawit, keduanya banyak diproduksi di Indonesia.Asam Kaprilat dan Asam Kaprat diperoleh dari kedua minyak tersebut melalui jalur hidrolisis dan metanolisis. Jalur metanolisis ialah yang menghasilkan ester metal asam-asam kaprilat dan kaprat. B. Asam Laurat Asam Laurat atau Asam Dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai sedang Middle – Chained Fatty Acid, MCFA yang tersusun dari 12 atom C. Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung 50 Asam Laurat, serta minyak biji sawit Palm Kernel Oil.Asam Laurat memiliki titik lebur 44°C dan titik didih 225°C. Sehingga pada suhu ruang berwujud padatan berwarna putih dan mudah mencair jika dipanaskan. Rumus kimia CH 3 CH 2 10 COOH, berat molekul 200,3 grmol, asam ini larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus hidrokarbon metal di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain. C. Asam Miristat Asam Miristat atau Asam Tetradekanoat merupakan asam lemak jenuh yang tersusun dari 14 atom C. Asam ini pertama-tama diekstraksi dari tanaman Pala Universitas Sumatera Utara Myristica Fragrans. Meskipun demikian, aroma khas Pala tidak berasal dari asam ini melainkan minyak atsiri yang juga dijumpai pada tanaman ini. D. Asam Palmitat Salah satu asam lemak yang paling mudah diperoleh adalah asam palmitat atau asam heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan dari family Palmaceae, seperti kelapa cocoa nucifera dan kelapa sawit elaesis guenensis merupakan sumber asam lemak ini. Minyak kelapa bahkan mengandung hamper semuanya Palmitat 92. Minyak sawit mengandung sekitar 50 Palmitat. Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini dari mentega, keju, susu dan juga daging.Asam Palmitat adalah asam lemak jenuh yang tersusun dari 16 atom karbon, CH 3 CH 2 14 COOH. Pada suhu ruang, Asam Plamitat berwujud padat berwarna putih, titik lebur 63,1°C. E. Asam Stearat Asam Stearat atau Asam Oktadekanoat adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia CH 3 CH 2 16 COOH. Kata Stearat berasal dari bahasa Yunani “Stear” yang berarti “lemak padat”.Asam Stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Titik lebur asam Stearat 69,6°C dan titik didihnya 361°C. Reduksi asam Stearat menghasilkan stearil alkohol. Universitas Sumatera Utara 2.4.2Asam Lemak Tidak Jenuh Asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom-atom karbonnya, dan pada umumnya mempunyai titik lebur yang rendah. Tabel 2.2 Asam-Asam Lemak Tidak Jenuh pada Minyak Kelapa Sawit Asam lemak Jumlah atom karbon Rumus struktur Titik lebur °C Minyak kelapa sawit Asam Oleat 18 CH 3 CH 2 7 CH=CH 2 7 COOH 14 42,7 Asam Linoleat 18 CH 3 CH 2 7 CH=CHCHCH 2 =CH 2 COOH -5 10,3 A. Asam Oleat Asam Oleat atau asam Z- Δ9-oktadekanoat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak terkandung dalam minyak zaitun. Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam minyak zaitun 55-80, asam lemak ini juga terkandung dalam minyak bunga matahari kultivar tertentu, minyak raps, serta minyak biji anggur. Rumus kimianya CH 3 CH 2 7 CH=CH 2 7 COOH.Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning kecoklatan. Asam ini memiliki aroma yang khas, tidak larut dalam air dan tiitk leburnya 15,3°C. B. Asam Linoleat Asam Linoleat merupakan asam lemak tak jenuh mejemuk Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA yang tersusun dari rantai 18 atom karbon. Salah satu isomer Universitas Sumatera Utara Asam Linoleat, Asam Alfa Linoleat ALA, adalah asam lemak omega 3 yang dikenal memiliki khasiat lebih dari asam Alfa Linooleat Nabati dan dapat diperoleh dari minyak biji flax linum usitatissinumsekitar 55.

2.4.3 Kandungan Minor dalam Minyak Kelapa Sawit

Kandungan minor dalam minyak kelapa sawit berjumlah kurang lebih 1, antara lain terdiri dari karoten, sterol, alcohol, triterpen, dan fosfalipida. Dua unsur yang disebut pertama, yaitu karoten dan tokoferol mempunyai nilai lebih dibandingkan unsur yang lain karena unsur tersebut diketahui meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi. Dengan kata lain, keberadaan kedua unsur tersebut dalam suatu jenis minyak menyebabkan minyak relatif tidak mudah tengik. Selain itu, karoten mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai obat anti kanker, sedangkan tokoferol dimanfaatkan sebagai sumber vitamin E. Tim Penulis, 1998

2.5 Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kelapa Sawit

Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih boiling point, titik pelunakan, slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api. Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada table berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Nilai Sifat Fisiko-Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Sifat Minyak sawit Minyak inti sawit Bobot jenis pada suhu kamar - 0,900 -0,913 Indeks bias D 40°C 1,4565 -1,4585 1,495 -1,415 Bilangan Iod 48 -56 14 – 20 Bilangan Penyabunan 196 - 205 244 -254 Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen kaotene yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda. Ketaren, 1986

2.6 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Optimising Refined Bleached Deodorized Palm Stearin For Its Crude Stearic Acid Iodine Value To Provide The Stable Specification Of Blended Stearic Acid Distillate Iodine Value

1 63 10

Penentuan Bilangan Penyabunan dalam Crude Palm Stearin (CPS) dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS) di PT. Palmcoco Laboratories

6 74 42

Pengaruh Temperatur Terhadap Bilangan Peroksida Pada RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) Dan RBDP Olein (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) Di PT.SMART Tbk.

8 86 58

Penetuan Bilangan Iodin pada Hydrogenated Palm Kernel Oil (HPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO)

3 64 41

Pengaruh Penambahan Antioksidan BHT (Butylated Hydroxytoluene) Terhadap Bilangan Peroksida RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)

1 51 56

Penentuan Bilangan Iodin Dalam Refined Bleached Deodorized Coconut Oil (RBD CNO) Dan Virgin Coconut Oil (VCO)

0 35 51

Optimasi Pembuatan Asam Stearat Berbasis Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS)Yang Stabil Sesuai Standar Mutu

2 59 397

Pengaruh Pemanasan RBD Olein (Refined Bleached Deodorized Olein) Terhadap Bilangan Peroksida (Peroxide Value)

4 42 54

Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida

1 33 97

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - Pengaruh Penambahan Antioksidan BHA (Butylated Hydroxyanisole) Terhadap Bilangan Peroksida Sampel RBD Olein (Refined Bleached Deodorized Olein)

0 0 26