Tinjauan Pustaka Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat BeratTerhadap Cacat Tersembunyi Produk (Studi pada : PT. United Tractors Tbk)

terlihat dari Kerugian Akibat Barang Cacat dan Berbahaya. Dengan demikian, jika dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam skripsi ini adalah murni dari karya penulis dan bukan hasil jiblakan dari skripsi orang lain, dan dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Semua ini adalah merupakan implikasi dari proses penemuan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melanjutkan penulisan skripsi ini, maka ada baiknya apabila terlebih dahulu dijelaskan pengertian judul PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN PRODUSEN ALAT BERAT TERHADAP CACAT TERSEMBUNYI PRODUK studi pada : PT. UNITED TRACTOR Tbk Produk secara umum diartikan sebagai barang yang dapat dilihat, dipegang tangible goods , baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak ,namun dalam kaitannya dengan masalah tanggung jawab produsen product lialibility, tanggung jawab produk yang diartikan product lialibility diartikan sebagai tanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh pemakaian atau penggunaan suatu produk atau yang berkaitan dengan barang-barang konsumen termasuk dalam pengertian produk tersebut tidak semata-mata suatu produk yang sudah jadi secara keseluruhan , tetapi juga termasuk komponen suku cadang. 12 kemudian Agnes M. Toar mendefenisikan product lialibilty sebagai tanggung jawab para produsen untuk produk yang 12 Saefullah,” Tanggung jawab Produsen Terhadap Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Dari Produk Pada Era PasarBebas,” dalam Ibid, husnisyawali editor, 2004, hlm. 44. Universitas Sumatera Utara dibawanya kedalam peredaran, yang menimbulkan atau menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk tersebut. 13 Pengertian Undang-Undang Konsumen di Indonesia, istilah “konsumen” sebagai defenisi yuridis formal ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UUPK. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan . 14 Posisi konsumen yang lemah maka harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan pengayoman kepada masyarakat. Sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya. tanggung jawab produk dalam KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. Produsen atau pelaku usaha sering diartikan sebagai pengusaha yang menghasilkan barang dan jasa, yaitu setiap orangbadan yang ikut serta dalam penyediaan barang dan jasa hingga sampai ke tangan konsumen. 15 Sifat profesional merupakan syarat mutlak dalam hal menuntut pertanggunjawaban dari produsen. menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak memakai istilah lain yang kurang lebih sama artinya, yaitu pelaku usaha yang diartikan sebagai berikut: Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilay ah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Dalam 13 Agnes M. Toar,”Tanggung Jawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di Beberapa Negara”, makalah Penataran Hukum Perikatan , Ujung Pandang, 17-29 juli 1989,hlm. 1-2. 14 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 15 Harry Duitjer Tebbens, 1980, International Product Lialibility, Sijthoff dan Noordhoff International Publishers, Netherland, hlm.4. Universitas Sumatera Utara pengertian ini termasuklah perusahaan korporasi dalam segala bentuk dan bidang usahanya, seperti BUMN, koperasi, dan perusahaan swasta, baik berupa pabrikan, importir, distributor, dan lain-lain. Sebagai penyelengara kegiatan usaha, pelaku usaha adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas akibat-akibat negatif berupa kerugian yang ditimbulkan oleh usahanya terhadap pihak ketiga. Kerugian yang diderita oleh seorang pemakai produk yang cacat atau membahayakan, bahkan, bahkan juga pemakai yang turut menjadi korban, merupakan tanggung jawab mutlak pelaku usaha pembuat produk itu sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Penerapan tanggung jawab mutlak produk ini, pelaku usaha pembuat produk atau yang dipersamakan dengannya, dianggap bersalah atas terjadinya kerugian pada konsumen pemakai produk, kecuali dia dapat membuktikan keadaan sebaliknya, bahwa kerugian yang terjadi tidak dapat dipersalahkan kepadanya. Pada dasarnya konsepsi tanggung jawab secara umum tidak jauh berbeda dengan konsepsi tanggung jawab sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1365 dan 1865 KUHPerdata. Perbedaannya yaitu bahwa tanggung jawab produsen untuk memberikan ganti rugi diperoleh setelah pihak yang menderita kerugian dapat membuktikan bahwa cacatnya produk tersebut serta kerugian yang timbul merupakan akibat kesalahan yang dilakukan oleh produsen atau penyalur. ketentuan ini tidak secara tegas mengatur pemberian ganti rugi atau beban pembuktian kepada konsumen, melainkan kepada pihak manapun yang mempunyai hubungan hukum dengan produsen, apakah sebagai konsumen, sesama produsen , penyalur, atau instansi lain. Di Indonesia cacat produk atau produk yang cacat dapat didefinisikan sebagai berikut: “Setiap produk yang tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya, baik karena kesengajaan atau kealpaan dalam proses maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam Universitas Sumatera Utara peredarannya, atau tidak menyediakan syarat-syarat keamanan bagi manusia atau harta benda mereka dalam penggunaannya, sebagaimana diharapkan orang.” 16 Sektor pertambangan di Indonesia berkembang karena kenaikan harga komoditas pertambangan utama seperti timah, nikel, tembaga, dan batubara pada khususnya. Selain itu, permintaan energi primer termasuk batubara dan konsumsi batubara domestik yang tinggi yang disebabkan oleh perkembangan yang cepat dari pembangkit listrik lebih merangsang bisnis kontraktor penambangan booming. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang alat berat yang bergerak sebagai produsen alat berat yaitu United Tractors UT Perseroan adalah terkemuka dan distributor terbesar alat berat di Indonesia sebuah perusahaan dengan sejarah panjang. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila terjadi peristiwa atau keadaan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen maka produsen atau pelaku usaha bertanggungjawab untuk mengganti kerugian yang dialami konsumen. Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak semata-mata memberikan pelindungan kepada konsumen saja tetapi meberikan perlindungan masyarakat publik. Secara teoritis hubungan hukum mengkhendaki adanya kesetaraan diantara para pihak, akan tetapi dalam prakteknya hubungan hukum tersebut sering berjalan tidak seimbang terutama dalam hubungan hukum antara produsen dan konsumen, hal ini pun terjadi dalam hubungan hukum antara penyalur dan konsumen.

F. Metode Penelitian