serta pemakaian oleh konsumen atas barang dan atau jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha tertentu, dalam hukum perdata, bahwa tindakan yang merugikan pihak konsumen, pelaku
diwajibkan memberi ganti rugi kepada pihak yang menderita kerugian dapat diketahui bahwa antara pelaku usaha yang memperdagangka barang danatau jasanya dan konsumen yang
menggunakan, memakai, atau memanfaatkan barang danatau jasa terdapat suatu hubungan hukum perjanjian, yang dem hukum terjadi pada saat transaksi “jual beli’’ barang danatau jasa
tersebut dilaksanaakan. Hal ini berarti setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang menerbitkan kerugian kepada konsumen merupakan pelanggaran atas prestasi pelaku usaha yang
telah diperjanjiakan sebelumnya kepada konsumen, dalam hal ini konsumen berhak menuntut pembatalan perjanjian, meminta penggantian segala macam biaya berikut kerugian actual yang
diderita oleh konsumen. Dalam hal ini konsumen berkewajiban untuk secara langsung menyampaikan “kerugian’’ yang dideritanya kepada pelaku usaha.
60
B. Sistem pertanggungjawaban antara penyalur dan konsumen
Perlindungan konsumen dari product lialibility seorang pelaku usaha atas suatu produk yang dibuat yang menyebabkan kerugian kepada konsumen pemakai produk tersebut sangat
perlu dilindungi. Pelaku usaha yang bersangkutan harus digugat karena produk tersebut menimbulkan kerugian kepada konsumen. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 belum
memberikan perlindungan hukum yang memadai dan undang-undang tersebut masih belum dapat berjalan secara efektif dan dalam peraturan belum dapat menyebutkan secara jelas tentang
perlindungan konsumen. Tanggung jawab produk adalah istilah yang dialih bahasakan dari product lialibility
, berbeda dengan ajaran pertanggungjawaban hukum pada umumnya dimana tanggung jawab produk disebabkan oleh keadaan tertentu produk cacat atau membahayakan
orang lain adalah tanggung jawab mutlak produsen yang disebut dengan strict lialibility.
60
Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta 2003, hlm. 58.
Universitas Sumatera Utara
Seiring permasalahan yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang ada berusaha meningkatkan minat beli konsumen atas hasil produk yang dihasilkan. Banyak sarana yang tersedia untuk
memperkenalkan hasil produknya kepada konsumen. Dari sekian sarana yang ada akhirnya banyak perusahaan memilih iklan sebagai alat promosi untuk memperkenalkan hasil produknya.
Iklan sebagai sumber informasi dan sarana pemasaran produk barang dan jasa merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen. Pihak-pihak yang tarkait dalam periklanan di dunia bisnis
menimbulkan persaingan yang kadang kala tidak sehat dilakukan oleh sesama pengusaha, sehingga segala macam cara dilakukan oleh sesama pengusaha, sehingga segala macam cara
digunakan untuk memproosikan produknya tanpa memerhatikan sisi negatifnya akibat hukum di kemudian hari, akibatnya mayarakat konsumen merasa dirugikan dengan iklan yang tidak
benar.
Di Indonesia, tanggung jawab pelaku usaha penyalur untuk produk yang menyebabkan sakit, cidera, atau matinya konsumen pemakai produk terebut, dapat diterapkan ketentuan yang
terdapat dalam Pasal 1367 ayat 1 KUHPerdata, yang menyebutkan: “seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya
sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya”.
Pertanggungjawaban yang ditentukan dalam Pasal 1367 ayat 1 KUH Perdata ini mewajibkan produsen sebagai pihak yang menghasilkan produk untuk menanggung segala
kerugian yang mungkin disebabkan oleh keadaan barang yang dihasilkan, menurut hukum, bertanggungjawab dan berkewajiban mengadakan pengawasan terhadap produk yang
dihasilkannya. Pengawasan ini harus selalu dilakukan secara teliti dan menurut keahlian. Jika tidak, penyalur selaku pihak yang menyalurkan produk dapat dianggap lalai dan kelalaian ini
Universitas Sumatera Utara
kalau kemudian menyebabkan sakit, cidera, atau mati meninggalnya konsumen pemakai produk yang dihasilkannya, maka penyalur harus dapat mempertanggungjawabkannya.
Kerugian yang dialami oleh seseorang pemakai produk cacat atau berbahaya, bahkan pemakainya menjadi korban, merupakan tanggung jawab mutlak pelaku usaha atau yang
dipersamakan dengannya. Dalam hal ini, produsen berarti sebagai berikut. 1.
Pembuat produk 2.
Produsen bahan-bahan mentah atau komponen dari produk
3. Setiap orang yang memasang merek,
nama, atau member tanda khusus untuk pembeda produknya dengan orang lain. 4.
Tanpa mengurangi tanggung jawab pembuat produk, setiap pengimpor produk untuk dijual, disewakan, atau dipasarkan.
5. Setiap pemasok produk, apabila pembuat
produk tidak diketahui atau pembuat produk diketahui, tetapi pengimpornya tidak diketahui.
Dengan diterapkan tanggug jawab mutlak ini, pelaku usaha atau penyalur telah dianggap bersalah atas terjadinya kerugian kepada konsumen akibat produk cacat bersangkutan, kecuali
apabila produsen dapat membuktikan sebaliknya bahwa kerugian itu bukan disebabkan oleh pelaku usaha. Pada umumnya ganti rugi karena adanya cacat barang itu sendiri adalah tanggung
jawab penjual. Dengan adanya product lialbility maka terhadap kerugian pada barang yang dibeli, konsumen dapat mengajukan tuntutan berdasarkan adanya kewajiban produsen untuk
menjamin kualitas suatu produk. Tuntutan ganti rugi ini dapat ditujukan kepada produsen dan juga kepada penjual sebagai pihak yang menyediakan jasa untuk menyalurkan barangproduk
Universitas Sumatera Utara
dari produsen kepada pihak penjual penyalur yang berkewajiban menjamin kualitas produk yang mereka pasarkan. Yang dimaksud dengan jaminan atas kualitas produk ini adalah suatu
jaminan atau garansi bahwa barang-barang yang dibeli akan sesuai dengan standar kualitas produk tertentu. Jika standar ini tidak terpenuhi maka pembeli atau konsumen dapat memperoleh
ganti rugi dari pihak produsen penyalur. Terhadap adanya cacat- cacat yang tersembunyi pada barang yang dibeli, pembeli
konsumen dapat mengajukan tuntutan atau aksi pembatalan jual beli, dengan ketentuan hal tersebut dimajukan dalam waktu singkat, dengan perincian sebagaimana yang ditentukan Pasal
1508 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut: 1.
Kalau cacat tersebut dari semula diketahui oleh pihak penjual, maka penjual wajib mengembalikan harga penjualan kepada
pembeli dan ditambah dengan pembayaran ganti rugi yang terdiri atas ongkos kerugian, dan bunga.
2. Kalau cacat ini benar-benar memang tidak
diketahui oleh penjual, maka penjual hanya berkewajiban mengembalikan harga penjualan serta biaya-biaya ongkos yang dikeluarkan pembeli waktu pembelian dan
penyerahan barang. 3.
Kalau barang yang dibeli musnah sebagai akibat yang ditimbulkan oleh cacat yang tersembunyi, maka penjual tetap wajib
mengembalikan harga penjualan kepada pembeli. Terkecuali apabila penjual telah meminta diperjanjikan tidak menanggung sesuatu apa pun dalam hal adanya cacat
tersembunyi pada barang yang dijualnya Pasal 1506, maka hal itu berarti bahwa adanya cacat tersembunyi pada barang yang dibeli menjdi resiko pembeli sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Sering kali konsumen terbentur pada adanya pembatasan atau pembebasan tanggung jawab pengusaha produsen dan penjual atas kerugian yang dideritanya, seperti
termuat dalam clause yang terdapat dalam perjanjian-perjanjian baku yang dibuat oleh pengusaha.
Sesuai dengan pandangan Prof. Mariam Darus, menekankan perlunya dibuat pembatasan, pembatasan mengenai hali ini, baik melalui yurisprudensi maupun peraturan perundang-
undangan lainnya, dalam upaya melindungi kepentingan konsumen. Pasal 1367 ayat 1 KUHPerdata yang menyatakan bahwa seseorang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu
kerugian yang disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasan produsen. Berkenaan dengan ganti kerugian terhadap cacat produk, KUHPerdata mengatur
beberapa pasal, antara lain. 1.
Pasal 1365 menyebutkan “ tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Tanggung jawab penjual juga berlaku pada kerugian yang disebabkan oleh perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya berada di bawah pengawasannya akibat kelalaian.
2. Pasal 1941 bahwa penanggungan yang
menjadi kewajiban penjual terhadap pembeli untuk menjamin penjualan secara aman dan terhadap adanya cacat barang tersembunyi hingga menerbitkan pembatalan
pembelian. 3.
Berdasarkan Pasal 1504, dimana penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat tersembunyi pada barang yang dijual, yang
Universitas Sumatera Utara
membuat barang itu tak sanggup untuk pemakaian yang dimaksud, atau yang demikian mengurangi pemakaian itu sehingga, seandainya pembeli mengetahui cacat
itu, tidak akan membeli barang itu, atau tidak membeli barang tersebut selain dengan harga yang kurang.
4. Pasal 1865, menyebutkan “setiap orang
yang mengendalilkan bahwa para pihak mempunyai sesuatu hak atau guna, meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk
pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.” Pertanggungjawaban Penyalur atas produk dapat dikurangi apabila kerugian tersebut
sama sekali atau sebagian disebabkan factor-faktor yang membebaskan penyalur dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh konsumen, meskipun hal tersebut timbul akibat cacat
pada produk, yaitu antara lain sebagai berikut: 1.
Kerugian disebakan oleh konsumen 2.
Halcacat yang menimbulkan kerugian muncul dikemudian hari
3. Cacat timbul setelah produk di luar
control penyalur. Pertanggungjawaban penjual menyangkut tanggung jawab karena tidak berfungsinya
barangjasa yang diperjualbelikan itu sendiri cacat tersembunyi. Sedangkan tanggung jawab produsen menyangkut tanggung jawab atas kerugian lain yang terjadi akibat penggunaan produk
tersebut, yang dapat mengajukan tuntutan ganti rugi hanya konsumen. Karena konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan secara sah dan menggunakan barangjasa yang terjadi akibat
penggunaan produk tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pertanggungjawaban antara penyalur dan konsumen dalam jual beli alat berat, berdasarkan kontrak atau perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah pihak dalam jual
beli alat berat. Penyalur Pt. United Tractors memiliki Ketentuan Perjanjian Jual Beli Nomor 57738 sebagai berikut:
61
1. Harga yang disetujui didasarkan atas
harga pabrik saat ini ditambah asuransi, transport dan pajak yang diwajibkan oleh undang-undang pada saat perjanjian ditandatangani.
2. Apabila terjadi perubahankenaikan harga
bahan bakar, pelumas, asuransi dan pengangkutan yang dapat mempengaruhi harga barang sampai di jobsite pembeli konsumen, serta terjadi kenaikan tariff pajak, bea
masuk, danatau tindakan moneter pemerintahan, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penyesuaian harga dikemudian hari.
3. Penjual akan menyerahkan barang kepada
pembeli selaku konsumen setelah konsumen melunasi kewajiban keuangannya berikut persyaratan administrasi pelunasan pembayaran sebagaimana telah disepakati
dalam syarat dan ketentuan yang berlaku untuk kedua belah pihak. 4.
Pembeli wajib melunasi seluruh kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat 3 di atas , sesuai tanggal
kesepakatan yang disepakati kedua belah pihak. 5.
Penyerahan barang yang dilakukan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3 di atas bukan merupakan penyerahan
kepemilikan atas barang, bukti kepemilikan barang yang sah atas barang yang
61
Syarat dan ketentuan Perjanjian Jual Beli Pt. United Tractors, Tbk
Universitas Sumatera Utara
diserahkan kepada konsumen pada saat konsumen telah melunasi kepada penjual seluruh kewajibannya.
6. Untuk pelaksanaan pasal 5 di atas kedua
belah pihak mengesampingkan ketentuan pasal 1459 dan 1457 KUHPerdata. 7.
Selama belum terjadi peralihan hak milik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 5, maka pembeli dilarang untuk
mengalihkan, menjadikan jaminan,menjual barang. 8.
Pembayaran dalam mata uang asing harus dilakukan dengan cara telegraphic transfer funds ke Rekening Bank Pt. United
Tractors tbk yang ditunjuk oleh penjual. 9.
Pembayaran dalam mata uang rupiah selalu didasarkan atas nilai tukar jual telegraphic transfer funds yang berlaku dan
ditetapkan oleh bank Indonesia, antara mata uang asing dengan rupiah pada harisaat pembayaran diterimadipindah bukukan ke Rekening Bank Pt. United Tractors Tbk.
62
10. Apabila terjadi selisih kurs, maka pembeli
wajib membayar kekurangan selisih kurs kepada penjual, sebaliknya bila terjadi kelebihan kurs maka penjual wajib mengembalikan kelebihan kurs itu kepada
pembeli. 11.
Setiap pembayaran dengan Cheque Bilyet Giro Letter of CreditBank
Garansi atau alat pembayaran lain, harus dibuat atas nama Pt. United Tractors dan kata-kata “pembawa’’ harus dicoret. Pembayaran dianggap
lunas setelah efektif diterima di Rekening Pt. United Tractors Tbk yang ditunjuk.
62
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
12. Pembayaran secara tunaicash wajib
disetor ditransfer langsung ke rekening bank Pt. United Tractors Tbk, dan wajib dilunasi seluruhnya sebelum barang dokumen diserahkan terimakan kepada pembeli.
13. Untuk pembelian secara CIF, harga
pembelian belum termasuk handling importir, OPPOPT dan biaya penyimpanan lainnya yang akan ditagihkan secara terpisah.
14. Apabila pembayaran belum diterima oleh
penjual dalam waktu yang telah ditetapkan oleh penjual atau ChequeBilyet GiroLetter of Credit
Bank Garansi tersebut tidak berhasil dicairkandipindah bukukan ke Rekening Bank Pt.United Tractors Tbk, maka utuk setiap hari terjadi
keterlambatan pembayaran sebesar1o satu permil perhari dari sisa kewajiban yang seharusnya dibayarkan kepada penjual.
15. Penjual berhak melakukan penarikan
barang dari kekuasaan pembeli dalam hal pembeli tidak atau belum menyelesaikan kewajibannya hingga lewatnya waktu yang telah ditentukan oleh penjual dan pembeli
dengan ini member kuasa kepada penjual untuk menarik barang dari penguasaan pembeli dan memberikan izin untuk memasuki area dan gedung milik atau dalam
kekuasaan pembeli dan memberikan izin untuk memasuki area dan gedung milik atau dalam kekuasaan pembeli danatau melakukan cara-cara atau metode-metode lainnya
yang diperlukan untuk menjalankan hal sebagaimana tersebut dalam ayat ini. 16.
Penjual tidak bertanggung jawab atas keterlambatan pengapalanpenyerahan barang, bila terjadi :
Universitas Sumatera Utara
a. Force majeur seperti : kebakaran, huru
hara, peperangan, revolusi, pemogokan, kerusakantenggelamnya alat angkut, bencana alam, kondisi cuaca dan hal-hal lain yang berada diluar kendali penjual.
b. Penolakan melakukan export dari Negara
pabrik pembuat barang, penambahan barang import, atau penahanan oleh pihak berwajibberkuasapemerintahrakyat.
c. Penundaan akibat perubahan :
Alokasi import di luar negeri, pelabuhan tujuan atau jenis barang yang dibeli. d.
Perubahan peraturan perundangan sehingga terjadi hal-hal diluar kemampuan pihak penjual.
17. Apabila penyerahan barang terlambat
karena keadaan dalam keadaan Pasal 16 di atas, maka kedua belah pihak sepakat bahwa waktu penyerahan diperpanjang sesuai dengan jangka waktu mulai terjadi
sampai dengan berakhirnya penyebab keterlambatan tersebut, dan pembeli tidak dapat menuntut ganti rugi kepada penjual.
63
18. Apabila ditentukan bahwa barang akan
diambil sendiri, maka pembeli wajib segera mengambil barang paling lambat 7tujuh hari dari jadwal pengambilan, bila barang tetap belum diambil, maka pembeli
dikenakan biaya sewa guna gudang, keamanan dan lain-lain sesuai ketetapan penjual. 19.
Penjual tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan kerusakan barang baik secara langsung atau tidak langsung akibat
kesalahan kelalaian tindakan penyimpangan yang dilakukan pembeli.
63
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
20. Sebagai layanan purna jual, penjual dapat
membantu pembeli dalam hal: percobaan peralatan, latihan dasar mekanikoperator, petunjuk cara pemakaian dan pemeliharaan, pemeriksaan berkala, dalam masa
warranty jaminan yang dilakukan di lokasi jobsite pembeli. 21.
Penjual penyalur memberikan warranty sesuai ketentuan dari masing-masing pabrikan dan jaminan purna jual atas pembelian
barang kepada pembeli konsumen. 22.
Perbaikan barang dalam masa warrantyjaminan, sehingga mengakibatkan barang tidak dapat dioperasikan, pembeli
tidak dapat menuntut penjual untuk membayar ganti rugi. 23.
Semua pajak dan retribusi yang timbul akibat adanya perjanjian ini sepenuhnya ditanggung oleh pembeli. Dalam hal pembeli
adalah badan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memungut pajak, maka pembeli harus menyerahkan faktur pajak dan surat setoran pajak kepada penjual.
24. Apabila terjadi pembatalan perjanjian,
kedua belah pihak sepakat bahwa uang muka yang telah diterima penual dari pembeli akan diperhitungkan dengan besarnya ganti kerugian danatau biaya yang telah
dikeluarkan oleh penjual untuk mempersiapkan barang. Apabila jumblahnya masih kurang, maka pembeli wajib menambah kepada penjual, sebaliknya bila masih ada
kelebihan akan dikembalikan kepada pembeli. 25.
Untuk pembatalan perjanjian kedua belah pihak sepakat mengesampingkan ketentuan yang diatur dalam pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Universitas Sumatera Utara
26. Apabila timbul perselisihan sebagai akibat
dari adanya perjanjian ini, pertama-tama akan diselesaikan secara musyawarah antar kedua belah pihak, tetapi bila musyawarah tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat
agar sengketa yang timbul diselesaikan di pengadilan. 27.
Untuk perjanjian ini dan segala akibatnya kedua belah pihak memilih tempat kedudukan hukum yang umum dan tidak berubah
di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dengan tidak mengurangi hak penjual untuk mengajukan gugatan atau tuntutan kepada pihak lainnya di
pengadilan manapun di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 28.
Setiap perubahan danatau penambahan atas perjanjian ini akan dibuat tersendiri dalam suatu addendumamandemen yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak, yang merupakan suatu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
64
C. Pertanggungjawaban perusahaan penyalur alat berat terhadap cacat tersembunyi