1
BAB 1. PENDAHULUAN
Standar Akuntansi Keuangan SAK adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan
agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan SAK merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia
pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia menrupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP.
Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP. SAK ETAP merupakan bagian dari standar akuntansi keuangan yang berlaku di
Indonesia. Standar akuntansi keuangan adalah suatu pedoman yang dijadikan standar baku dalam menyajikan laporan keuangan suatu entitas. Entitas secara bahasa mengandung makna satuan
yang berwujud atau ujud Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:266. Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda. Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan
bagi penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik ETAP yang mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah. Perusahaan kecil dan menengah
adalah perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik, dan Menerbitkan laporan keuangan tujuan umum untuk pengguna eksternal. Contoh p engguna eksternal termasuk pemilik yang
2 tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, dan potensi yang ada kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit. SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2011 namun penerapan lebih awal di 2010 diperbolehkan. Per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus
memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP. Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil
seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan
menyajikan 182 halaman dan 30 bab. Pada penelitian ini, obyek penelitian yang dipilih adalah Bank Perkreditan Rakyat BPR.
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Adapun BPR yang dipilih adalah PD BPR Bank Klaten dengan pertimbangan bahwa BPR ini sudah menerapkan SAK ETAP berdasarkan informasi yang telah diperoleh peneliti sebelum
melakukan penelitian. Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan Bank Indonesia untuk seluruh BPR di
Indonesia No.1529DKBU tahun 2013, BPR diwajibkan untuk menyampaikan laporan danatau informasi sesuai dengan jenis, waktu, cakupan, dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Jenis laporan danatau informasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah laporan tahunan dan laporan keuangan yang di publikasi secara akurat dan benar. Laporan tahunan adalah
3 laporan lengkap mengenai kinerja suatu BPR dalam kurun waktu 1 satu tahun yang berisi
laporan keuangan tahunan dan informasi umum. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi BPR adalah Standar Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP
dan Pedoman Akuntansi BPR PA BPR. Terkait dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka masalah yang perlu
dikaji adalah sejauh mana Standar Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP di berlakukan di PD BPR Bank Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplor, menelaah dan mengkaji peran Standar Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP terhadap laporan keuangan di bank tersebut, dengan batasan
masalah pada penyajian laporan keuangan PD BPR Bank Klaten.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA