Pendahuluan Sikap dan Perilaku Junzi
125
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti remaja perlu membekali diri dengan ilter dalam diri untuk mampu memilah dan
memilih. Mengapa sikap hati-hati dan sungguh-sungguh perlu kita latih sejak usia muda?
Usia remaja adalah usia pencarian jati diri dan dalam tahapan peralihan menuju dewasa baik secara isik maupun emosi. Keingintahuan dunia luar yang begitu tinggi,
kebutuhan akan eksistensi dan penerimaan dirinya, pencarian model atau igure yang
diidolakan sangat berperan membentuk watak dan karakternya di masa depan. Apa jadinya ketika kita akrab dengan pemabuk dan penjahat? Bandingkan pengaruh
yang kita peroleh ketika akrab dengan kawan yang berbudi dan memiliki pengetahuan yang luas. Dapatkah kalian merasakan perbedaan kedua hal di atas?
Lalu bayangkan ketika kalian tiada kesungguhan dalam membina diri, menggampangkan dan menyepelekan segala sesuatunya. Kira-kira karakter seperti apa yang akan kalian
bentuk? Apakah dampak yang akan kalian rasakan dengan karakter tersebut di masa depan? Nyamankah kita dengan karakter tersebut? Kalau boleh memilih, karakter
seperti apakah yang ingin kalian bentuk?
Perhatikan ayat berikut ini: Di dalam Kitab Sanjak tertulis: “Hati-hatilah, was-waslah seolah-olah berjalan di tepi jurang dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es
tipis.” Lunyu. VIII: 3
Kehati-hatian sangat diperlukan agar kita selamat dalam hidup ini. Hidup yang kita jalani seperti halnya seolah-olah berjalan di tepi jurang dalam, seolah-olah berdiri
menginjak lapisan es tipis; sangat mudah kita tergelincir ke dalam bahaya. Berperilaku tidak hati-hati akan mengundang bahaya. Bergaul tidak hati-hati akan mengundang
bahaya. Makan tidak hati-hati akan mengundang bahaya. Dapatkah kita tidak bertindak hati-hati?
Zizhang berkata: “Seseorang yang memegang kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan Jalan Suci tetapi tidak sungguh-sungguh: ia ada tidak menambah, dan
ia tidak ada pun tidak mengurangi.” Lunyu. XIX: 2
Sungguh-sungguh adalah kondisi mental seseorang yang menaruh perhatian dan upaya secara intensif terhadap suatu hal. Seseorang yang belajar sungguh-sungguh
akan mencurahkan segenap perhatian dan upayanya terhadap apa yang dipelajarinya.
Seseorang yang mencintai sungguh-sungguh akan mencurahkan segenap perhatian dan upaya kepada yang dicintainya. Seseorang yang sungguh-sungguh ingin dipercaya
oleh kawan dan sahabatnya akan mencurahkan segenap perhatian dan upayanya agar bisa dipercaya oleh kawan dan sahabatnya. Karena kesungguhan maka seseorang
akan mendapatkan buah dari apa yang diupayakannya.
Perilaku kita akan sembrono ketika tiada kesungguhan dalam berperilaku.Tanpa kesungguhan tiada hasil yang akan kita peroleh. Kesungguhan menjadikan kita
memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Jika hasil belum sesuai pengharapan, periksalah apakah kita sudah sungguh-sungguh mengerjakannya. Dengan demikian,
dapatkah kita tidak berperilaku sungguh-sungguh?