Kompetensi Inti KI Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
25
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori.
KI pertama, menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, merupakan kompetensi spiritual yang berkaitan dengan keimanan. Kompetensi dasar yang terkait
keimanan dikelompokkan dalam kompetensi inti pertama. KI kedua, memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru; merupakan kompetensi yang berkaitan dengan interaksi sosial kemasyarakatan. Kompetensi
dasar yang terkait dengan kompetensi sikap sosial kemasyarakatan dikelompokkan dalam kompetensi inti kedua.
KI ketiga, memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tian dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah; merupakan kompetensi yang terkait dengan pengetahuan. Kompetensi dasar
yang terkait dengan kompetensi pengetahuan dikelompokkan dalam kompetensi inti ketiga.
KI, menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia; merupakan kompetensi yang terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan. Kompetensi
dasar yang terkait dalam ranah psikomotorikketerampilan dikelompokkan dalam kompetensi inti keempat.
Meskipun keempat aspek yang tercakup dalam Kompetensi Inti tersebut merupakan satu kesatuan, namun dalam pengajarannya tidaklah mudah. Seseorang yang dapat
berperilaku menyimpang, belum tentu merasa telah melakukan tindakan yang menyimpang. Perilaku tersebut pasti didasari oleh pengetahan dan pengalaman yang
dimilikinya. Kematangan dan kedewasaan dalam berikir, bersikap dan berperilaku inilah merupakan hasil yang ingin dicapai.
Materi pokok umumnya kompetensi yang terkait dengan pengetahuan KI atau KD ketiga dan keterampilan KI atau KD keempat. Hal ini dikarenakan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan adalah kompetensi yang mudah diukur. Berbeda dengan kompetensi sikap, kompetensi inti atau kompetensi dasar pertama dan kedua,
relatif lebih sulit diukur. Namun dalam penguasaan kompetensi ketiga dan keempat, kompetensi pertama dan kedua sangat berpengaruh.
26 Buku Guru Kelas VII SMP
Sebagai contoh, seseorang yang lurus menjaga kebenaran akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dan menghindari jalan pintasmenyontek. Karena
bersungguh-sungguh, tentu penguasaan materi akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, pemahaman pengetahuan tentang pentingnya pengendalian diri akan
lebih menguatkan sikap dan perilaku. Jadi, meskipun kompetensi sikap tidak secara langsung tersirat dalam materi, namun dapat dilatih sebagai dampak pengiring dalam
pembelajaran kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi sikap merupakan kemampuan dalam menginternalisasi nilai-nilai
dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh implementasi kompetensi sikap di antaranya adalah:
1. Kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan tugas, kejujuran, pantang menyerah, dengan kata lain ‘belajar tidak merasa lelah.’
2. Keterampilan memilah dan memutuskan mana yang prioritas dan mana yang kemudian, kemampuan menunda kesenangan untuk hal yang lebih penting.
3. Kemampuan untuk saling menghormati, menghargai, toleransi, dan dapat bekerjasama.
4. Kemampuan untuk sportifjujur, mengakui kesalahan, dan terbuka terhadap masukan, mau mengalah dan memaafkan.
5. Kemampuan berempati dan mendengarkan dalam berkomunikasi.