Proses Partisipasi Definisi Partisipasi

3. Pengendalian Warga Citizen Control Dalam tangga partisipasi ini, masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiataan untuk kepentingannya sendiri, yang disepakati bersama dan campur tangan pemerintah.

1.6.4.3 Proses Partisipasi

Sesungguhnya terdapat sejumlah inovasi dan intervensi penting yang menjanjikan dampak signifikan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan yang demokratis. Yang diperlukan adalah belajar lebih banyak mengenai potensi berbagai strategi ini, dan keadaan yang memungkinkan. Disini Schonwalder 1997:756 dalam Gaventa, et al 2001:13 mengemukakan : Membuka kesempatan yang selebar-lebarnya bagi partisipasi politik yang lebih besar bagi masyarakat di tingkat daerah, dan dalam keadaan bagaimana strategi itu dapat dipergunakan bagi tujuan sebaliknya, misalnya integrasi dan kooptasi mayoritas rakyat dalam sistem politik yang pada dasarnya tidak berubah. Partisipasi merupakan prasyarat dalam pembangunan masyarakat sehingga partisipasi memegang peranan penting dalam pembangunan. Seiring dengan hal tersebut Oakley, 1991:14 mengatakan bahwa : Partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada perwujudan kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih tahu akan kebutuhannya dan cara mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat. Selanjutnya Gaventa, et al 2001:13-16 menyatakan, ada suatu peluang yang besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada karena reformasi Universitas Sumatera Utara pemerintah dalam konteks desentralisasi. Untuk meciptakan peluang tersebut dibutuhkan beberapa strategi, yaitu : a. Perencanaan partisipatif b. Pendidikan warga dan pembangunan kesadaran c. Melatih dan membuat peka para pejabat daerah d. Advokasi, aliansi dan kolaborasi e. Pembuatan anggaran yang partisipatif f. Meningkatkan akuntabilitas pejabat terpilih terhadap rakyat Partisipasi sebagai cara pembangunan yang mengacu pada pembangunan yang berpusat rakyat di dalamnya mengandung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karakteristik dan pembangunan yang berpusat pada rakyat seperti yang dikemukakan oleh Supriatna 1997:52-53, yaitu : 1. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan rakyat dibuat di tingkat lokal dimana di dalamnya rakyat memiliki identitas dan peran yang dilakukan sebagai partisipasi aktif. 2. Fokus utama pembangunan adalah memperkuat kemampuan rakyat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan aset-aset guna memenuhi kebutuhan yang khas menurut daerah mereka sendiri. 3. Pendekatan ini mempunyai toleransi terhadap perbedaan. 4. Pendekatan pembangunan dengan menekankan pada proses social learning. 5. Budaya kelembagaan yang ditandai oleh adanya organisasi yang bisa mengatur diri dan lebih terdistribusi. 6. Proses pembentukan jaringan koalisasi dan komunikasi antara birokrasi dan lembaga lokal, satuan organisasi tradisional yang mandiri, merupakan bagian yang integral dari pendekatan ini, baik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan mengelola berbagai sumber maupun untuk menjaga keseimbangan antara struktur vertikal dan horizontal. Seiring dengan pendapat di atas Fernandez 2002:71 menyatakan “Partisipasi aktif hanya dapat terjadi bila transparansi dan mekanisme keikutsertaan masyarakat jelas dan mudah dipahami.” Sedangkan akuntabilitas Universitas Sumatera Utara hanya dapat dikembangkan bila arus informasi dua arah antara elite dan massanya konstituen terjadi dengan lancar. Partisipasi merupakan elemen yang penting dalam pengembangan masyarakat desa, Pusic dalam Adi 2003:296 mengemukakan bahwa, “Perencanaan tanpa memperhitungkan partisipasi masyarakat akan merupakan perencanaan di atas kertas.” Berdasarkan pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari 2 dua hal, yaitu : 1. Partisipasi dalam perencanaan Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah dapat mendorong keterlibatan secara emosional terhadap program-program pembangunan desa yang telah direncanakan bersama. Sedangkan segi negatifnya adalah adanya kemungkinan tidak dapat dihindarinya pertentangan antar kelompok dalam masyarakat yang dapat menunda atau bahkan menghambat tercapainya suatu keputusan bersama. 2. Partisipasi dalam pelaksanaan Segi positif dari partisipasi dalam pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari suatu program tentang penilaian kebutuhan dan perencanaan program telah selesai dikerjakan. Tetapi segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan warga masyarakat sebagai objek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi, dan tanpa ditimbulkan keinginan untuk mengatasi masalahnya. Sehingga warga masyarakat tidak secara emosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat dihindari. Masyarakat tidak saja dilihat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Akan tetapi menurut Adi 2003:208 keterlibatan masyarakat tersebut diharapkan mulai terlihat pada proses berikut ini : 1. Tahap assessment Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan Universitas Sumatera Utara permasalahan yang sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri. 2. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan beberapa alternatif program. 3. Tahap pelaksanaan implementasi program atau kegiatan Dilakukan dengan melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaannya dilapangan. 4. Tahap evaluasi termasuk didalamnya evaluasi input, proses dan hasil. Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap program yang sedang berjalan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi merupakan proses kebersamaan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini menyangkut atas kemauan untuk bertanggung jawab dan kemauan menanggung akibat dari tindakan yang dilakukan.

1.6.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dokumen yang terkait

Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Studi Pada Kantor Kepala Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi)

15 191 104

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa...

9 93 2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

3 35 1

Peranan Kepala Desa Sebagai Pelopor Pembangunan

0 29 16

Perilaku Golput Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

0 27 94

Peran Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Desa Tanjung Keranjang Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Studi Pada Kantor Kepala Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi)

0 2 44

Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Studi Pada Kantor Kepala Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi)

0 0 11