Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemanfaatan Jasa

Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 38 dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi. Sejalan dengan uraian arah kebijakan dan strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Direktorat Jenderal KSDAE, dan berdasarkan mandat, tugas dan fungsi, Direktorat PJLHK bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi Tabel 9 Sasaran Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi adalah terjaminnya efektivitas pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi. Dalam upaya mewujudkan sasaran kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi 2015-2019, dicapai melalui 7 tujuh Indikator Kinerja Kegiatan IKK. SASARAN KEGIATAN PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI 2015-2019 Terjaminnya efektivitas pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi Direktorat PJLHK akan mendukung agenda pembangunan nasional, mendukung tercapainya tujuan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan dan mendukung program KSDAE melalui 7 tujuh Indikator Kinerja Kegiatan, yaitu: 1 Jumlah kunjungan wisata ke Kawasan Konservasi minmal 1,5 juta orang wisatawan mancanegara selama 5 tahun 2 Jumlah kunjungan wisata ke Kawasan Konservasi minimal 20 juta orang wisatawan nusantara selama 5 tahun 3 Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di Kawasan Konservasi bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013 4 Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit 5 Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan minimicro hydro power plant bertambah sebanyak minimal 50 unit Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 39 6 Jumlah unit usaha pemanfaatan jasling panas bumi yang beroperasi di Kawasan Konservasi sebanyak minimal 5 unit 7 Jumlah registrasi atau sertifikasi Verified Carbon Standard VCS atau Climate, Community and Biodiversity Alliance CCBA REDD+ pada 2 unit Kawasan Konservasi. Hubungan keterkaitan antara AgendaSub Agenda Nasional, Sasara Strategis, Sasaran Program KSDAE, Kegiatan dan IKK Bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi digambarkan pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 12 tersebut, arah kebijakan pembangunan bidang pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi periode 2015-2019 adalah sebagai berikut. 1. Mendukung Sub agenda nasional bidang pariwisata melalui pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta meningkatkan devisa dan PNBP dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi. 2. Mendukung Sub Agenda Nasional bidang Ketahanan Air melalui pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta meningkatkan devisa dan PNBP dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi. 3. Mendukung Sub Agenda Nasional bidang Ketahanan Energi melalui pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta meningkatkan devisa dan PNBP dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi. 4. Mendukung Sub Agenda Nasional bidang pelestarian SDA, LH dan Pengelolaan Bencana melalui pelestarian keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta peningkatan efektifitas pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi keanekaragaman hayati Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 40 Tabel 12 Hubungan Keterkaitan antara AgendaSub Agenda Nasional, Sasaran Strategis, Sasaran Program KSDAE, Kegiatan dan IKK Bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi No AgendaSub Agenda Sasaran Strategis Sasaran Program Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan IKK A. Agenda Nasional ke-7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestis A2 1. Sub Agenda: Ketahanan Air A2.SA1 Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan SS2 Peningkatan devisa dan PNBP dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi dari keanekaragaman hayati SP2 Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi K4 • Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit 2. Sub Agenda: Ketahanan Energi A2.SA3 • Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan minimicro hydro power plant bertambah sebanyak minimal 50 unit. • Jumlah unit usaha pemanfaatan jasling panas bumi yang beroperasi di KK sebanyak minimal 5 unit 3. Sub Agenda: Pariwisata A2.SA4 • Jumlah kunjungan wisata ke KK minmal 1,5 juta orang wisman selama 5 tahun • Jumlah kunjungan wisata ke KK minimal 20 juta orang wisnus selama 5 tahun • Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di KK bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013 4. Sub Agenda: Pelestarian SDA. LH dan Pengelolaan Bencana A2.SA5 Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan SS3 Peningkatan efektivitas pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi keanekaragaman hayati SP1 Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi K4 • Jumlah registrasi atau sertifikasi Verified Carbon Standard VCS atau Climate, Community and Biodiversity Alliance CCBA REDD+ pada 2 unit KK Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 41

D. Kerangka Regulasi

Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi ditopang oleh sejumlah regulasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah dirumuskan. Berdasarkan dinamika perkembangan pembangunan nasional dan penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan, maka regulasi yang menjadi mandat yang harus dilaksanakan oleh Direktorat PJLHK dengan sendirinya bertambah. Adapun identifikasi regulasi yang berhubungan dengan pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi antara lain terdiri atas: 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi; 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam; 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan; 5 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.27Menhut-II2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan 2006-2015; 6 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48Menhut-II2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan jo. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4Menhut-II2012; 7 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20Menhut-II2012 tentang Penyelenggaraan Karbon Hutan; 8 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64Menhut-II2013 tentang Pemanfaatan Air dan Energi Air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 42 9 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36Menhut-II2014 tentang Tata Cara Penetapan Rayon di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru dalam Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Pariwisata Alam; 10 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37Menhut-II2014 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; 11 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38Menhut-II2014 tentang Tata cara dan Persyaratan Kegiatan Tertentu Pengenaan Tarif Rp 0,00 Nol rupiah di Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Alam; 12 Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.633Menhut-II2014 tentang Penetapan Tingkat Acuan Emisi Karbon hutan Forest Reference Emission Level; 13 Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.02IV-Set2011 tentang Pedoman Pemberian Tanda Batas Areal Pengusahaan Pariwisata Alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam; 14 Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.3IV-Set2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; 15 Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.11IV-Set2011 tentang Pedoman Pelaporan Kegiatan Pengusahaan Pariwisata Alam; 16 Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.12IV-Set2011 tentang Pedoman Persyaratan Administrasi dan Teknis Permohonan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; 17 Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.01IV-Set2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengusahaan Pariwisata Alam,