Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan air baru sebanyak 25 unit
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 11
Tabel 3 Capaian Izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan air
Tahun 2010-2014
No Jenis Izin Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Air Jumlah Izin Pemanfaatan
Jasa Lingkungan Air Pada Tahun unit
Jumlah 2010-
2014
2010 2011 2012 2013 2014 A. IPA
1. Taman Nasional ‐
‐ ‐
‐ 49
49 2. Taman Wisata Alam
‐ ‐
‐ ‐
7 7
3. Suaka Margasatwa ‐
‐ ‐
‐ 7
7 4. Hutan Suaka Alam
‐ ‐
‐ ‐
‐ Jumlah IPA
- -
- -
63 63
B. IUPA 1. Taman Nasional
- -
- -
- 2. Taman Wisata Alam
- -
- -
- Jumlah IUPA
- -
- -
- Jumlah IPA + IUPA
- -
- -
63 63
C. IPEA 1. Taman Nasional
- -
- -
1 1
2. Taman Wisata Alam -
- -
- -
Jumlah IPEA -
- -
- 1
1 D. IUPEA
1. Taman Nasional -
- -
- -
2. Taman Wisata Alam -
- -
- -
Jumlah IUPEA -
- -
- -
Jumlah IPEA + IUPEA -
- -
- 1
1 Jumlah IPA + IUPA + IPEA + IUPEA
- -
- -
64 64
Sumber: Direktorat PJLKKHL, 2014 Keterangan:
IPA : Izin Pemanfaatan Air
IUPA : Izin Usaha Pemanfaatan Air
IPEA : Izin Pemanfaatan Energi Air
IUPEA : Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air
Dalam pencapaian IKK “Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan air baru sebanyak 25 unit” pada periode 2010-2014, baseline data yang
digunakan dalam perhitungan capaian kinerja IKK tersebut adalah pada awal tahun 2010 adalah 0 unit izin. Dengan menggunakan baseline data
tersebut, persentase capaian kinerja IKK ini sampai akhir tahun 2014 adalah 256.
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 12
Selain itu, sampai akhir tahun 2014, masih terdapat 11 MoU pemanfaatan jasa lingkungan air yang berlokasi di taman nasional yang
belum dikonversi menjadi izin Tabel 4. Sebelas MoU tersebut terdiri dari 10 unit MoU pemanfaatan massa air dan 1 MoU pemanfaatan energi air.
Pada pembangunan bidang jasa lingkungan pada periode 2015-2019 kesebelas MoU yang belum dikonversi menjadi izin tersebut termasuk
menjadi target pencapaian IKK pemanfaatan jasa lingkungan air yang akan dikonversi menjadi izin.
Tabel 4 Jumlah MoU Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air yang belum
dikonversi menjadi Izin sampai Akhir 2014
No Jenis MoU Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Air Jumlah MoU Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Air Pada Tahun unit Jumlah MoU
yang belum dikonversi
menjadi Izin 2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014 A. Pemanfaatan massa air
1. Komersial 1
3 3
‐ ‐
8 2. Non Komersial
2 1
‐ ‐
‐ 3
Jumlah MoU Pemanfaatan Massa air 3
4 3
10 B. Pemanfaatan energi air
1. Komersial -
1 -
- -
1 2. Non Komersial
- -
- -
- Jumlah MoU Pemanfaatan Energi Air
1 -
- 1
Jumlah MoU Pemanfaatan massa air + MoU Pemanfaatan energi air
3 4
3 -
- 11
Sumber: Direktorat PJLKKHL, 2014
Pemanfaatan air dan energi air sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor
P.64Menhut-II2013 dilaksanakan
berdasarkan rencana pengelolaan dan hasil inventarisasi sumber daya air. Inventarisasi sumber daya air dilakukan untuk menentukan areal
pemanfaatan potensi air dan energi air. Sampai akhir tahun 2014, telah ditetapkan 7 areal pemanfaatan air di 7 lokasi yaitu TWA Gunung Baung,
TWA Wera, TWA Kerandangan, TWA Bukit Tangkiling, TN Gunung Leuser, TN Bogani Nani Wartabone, dan TN Kerinci Seblat.
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 13
3. Peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP di bidang pengusahaan pariwisata alam meningkat 100 dibandingkan
tahun 2008
Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian
Kehutanan, sampai akhir tahun 2014 bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi terutama wisata alam telah memberikan
kontribusi berupa PNBP sebesar Rp 68.160.229.054. Selama 5 tahun, telah terjadi peningkatan PNBP per tahun Tabel 5.
Pada Renstra 2010-2014, ditetapkan target peningkatan PNBP adalah sebesar 100 dari PNBP tahun 2008. Pada akhir periode Renstra
2010-2014, PNBP bidang pariwisata alam sebesar pada tahun 2014 meningkat sebesar 1.045,09 dibandingkan PNBP tahun 2008. Beberapa
hal yang menyebabkan terjadinya peningkatan PNBP antara lain adanya upaya dari UPT untuk meningkatkan PNBP di masing-masing kawasan
yang mempunyai potensi wisata, kegiatan pameran dan promosi di tingkat daerah, nasional maupun internasional serta adanya reformasi birokrasi
melalui penyederhanaan proses perijinan pengusahaan pariwisata alam. Tabel 5
Perkembangan Jumlah PNBP Periode 2008 – 2014
TAHUN SUMBER PNBP
JUMLAH PIPPA
IHUPA KARCIS MASUK
2008 1.685.000
14.139.885 5.936.555.262
5.952.380.147
2009 192.870.566
193.493.400 7.517.956.832
7.904.320.798
2010 294.319.660
1.076.858.586 19.444.242.426
20.815.420.672
2011 102.922.500
118.212.233 26.679.137.821
26.900.272.554
2012 357.718.000
188.262.278 20.039.871.992
20.585.852.270
2013 55.788.000
241.623.598 36.073.742.293
36.371.153.891
2014 6.540.410.000
257.082.092 61.362.736.962
68.160.229.054
Sumber: Direktorat PJLKKHL, 2015 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 selain menetapkan tarif
baru PNBP di bidang pemanfaatan jasa lingkungan, juga telah diturunkan
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 14
beberapa aturan dibawahnya, yaitu 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36Menhut-II2014 tentang Tata Cara Penetapan Rayon di TN,
Tahura, TWA, dan TB dalam rangka pengenaan PNBP bidang Pariwisata Alam; 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37Menhut-II2014
tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran PNBP bidang PHKA; 3 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38Menhut-
II2014 tentang Tata Cara dan Persyaratan Kegiatan Tertentu Pengenaan Tarif Rp. 0,00 Nol Rupiah di KSA, KPA, TB dan Hutan Alam.
4. Pelaksanaan Demonstration Activities Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation DA REDD+ di 2 dua
kawasan Konservasi hutan gambut
Pada periode 2010-2014 merupakan tahap penyelenggaraan DA- REDD Demonstration Activities-REDD. DA-REDD dimaksudkan untuk
menguji dan mengembangkan metodologi, teknologi dan institusi pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang berupaya untuk mengurangi
emisi karbon melalui pengendalian deforestasi dan degradasi hutan. Penyelenggaraan karbon hutan mengacu pada peraturan Menteri
Kehutanan Nomor: 20Menhut-II2012 tentang Penyelenggaraan Karbon Hutan. Sampai akhir tahun 2014, telah terdapat 3 kawasan konservasi
yang telah mendapat persetujuan DA-REDD dari Menteri Kehutanan, yaitu:
1 TN Berbak, dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.549Menhut-II2013 tanggal 31 Juli 2013, tentang persetujuan DA-
REDD+ pada TN Berbak seluas ± 142.750 ha. 2 TN Sebangau dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.831Menhut-II2013 tanggal
26 November
2013, tentang
persetujuan DA-REDD+ pada TN Berbak seluas ± 74.167 ha. 3 TN Meru Betiri dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.86Menhut-II2014 tanggal 24 Januari 2014
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 15
Target pembangunan pemanfaatan jasa lingkungan karbon hutan pada periode 2010-2014 adalah pelaksanaan DA-REDD pada 2 kawasan
konservasi. Target tersebut telah terlampai dengan disetujuinya pelaksanaan DA-REDD pada 3 lokasi sampai akhir 2014. Pelaksanaan
DA-REDD memerlukan upaya dan dana yang sangat besar. Dukugan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk penyelenggaraan DA-REDD
tersebut. Demikian pula DA-REDD pada 3 kawasan konservasi tersebut juga mendapat dukungan dari berbagai pihak Tabel 6
Tabel 6 Penyelenggaraan Karbon Hutan DA-REDD+ di Kawasan
Konservasi
NO KEG. DA
REDD+ LOKASI
TN SEBANGAU TN MERU BETIRI
TN BERBAK
1. Kerjasama
Kemenhut dengan
WWF Indonesia Kemenhut dengan ITTO
Kemenhut dangan
The Zoological Society of London
ZSL 2.
Nama Project Kerjasama
DA-REDD+, Sebangau
Restoration Project DA-REDD+, Tropical
Forest Conservation for REDD and Enhancing
Carbon Stocks in TNMB Pelaksanaan
persiapan program pengurangan emisi
karbon dari Deforestasi dan degradasi hutan Program
REDD+ di
TN Berbak
Provinsi Jambi.. 3.
Executing Agency
Direktorat PJLHK Puslitbang
BTN Berbak 4.
Implementing Agency
BBTN Sebangau •
Puslitbang Kebijakan dan Perubahan Iklim
• BTN Meru Betiri
• LATIN
BTN Berbak 5.
Masa berlaku Kerjasama
2011 – 2016 2010 – 2013, extention 1
tahun 2014 2011 - 2014
6. Ruang lingkup
kegiatan kerjasama
● RELRL ● MRV
● Institusi ● Distribusi Insentif
● Peningkatan
kapasitas training
and capacity
building dalam
methodology and
monitoring ● Pelibatan
masyarakat lokal •
MRVREL •
Peningkatan Kapasitas
• Pelibatan Masyarakat
• Pengembangan kegiatan
konservasi satwa liar dan habitatnya
melalui program
pemanfaatan penyerapanpenyimpana
n karbon •
Pengembangan opsi-opsi pendanaan lain untuk
satwa liar dan habitatnya melalui jasa lingkungan.
5. Kader Konservasi KK, Kelompok Pecinta Alam KPA, Kelompok Swadaya MasyarakatKelompok Profesi KSMKP yang dapat
diberdayakan meningkat 10 dari tahun 2009
Sebagai upaya penyadartahuan tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya KSDAHE, Direktorat PJLKKHL juga
Renstra Direktorat PJLHK 2015-2019 16
melaksanakan upaya peningkatan peran serta dan kapasitas masyarakat tentang KSDAH E melalui Bina Cinta Alam. Sampai dengan tahun 2014,
Kementerian Kehutanan telah bermitra dengan 43.190 Kader Konservasi KK, 2.401 Kelompok Pecinta Alam KPA dan 84 Kelompok Swadaya
Masyarakat KSMKelompok Profesi KP. Data KK, KPA, KSMKP pada tahun 2009 adalah berturut-turut sebanyak 38.834 orang Kader
Konservasi, 1.317 kelompok KPA dan 84 kelompok KSM. Hal ini berarti capaian IKK ini adalah terjadi peningkatan KK sebesar 7,11, jumlah KPA
yang aktif sebesar 133,72 dan KSM yang aktif 0. Jumlah total Mitra Bina Cinta Alam tahun 2009 adalah 39.681 Mitra, sedangkan tahun 2014
berjumlah 45.141 mitra. Jumlah mitra bina cinta alam pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 13,76 dari tahun 2009 Tabel 7
Tabel 7 Perkembangan Jumlah Mitra Bina Cinta Alam Kader
Konservasi KK, KPA dan KSMKP
Tahun Kader Konservasi KK
KPA KSMKP
Pemula Madya Utama
Jumlah Aktif
Tdk Aktif
Jumlah Aktif
Tidak Aktif
Jumlah 2009
33.285 4.922
627 38.834
780 537
1.317 67
17 84
2010 34.215
4.923 627
39.765 780
537 1.317
67 17
84 2011
35.850 4.990
627 41.467
1.823 527
2.350 67
17 84
2012 35.980
4.990 627
41.597 1.823
527 2.350
67 17
84 2013
36.828 5.131
681 42.640
1.823 527
2.350 67
17 84
2014 37.363
5.146 681
43.190 1.884
517 2.401
67 17
84
Sumber: Direktorat PJLKKHL, 2015