2.1.3 Nama Asing Tumbuhan
Berikut ini beberapa nama asing tumbuhan pare: k ǔguā Mandarin;
pavayka atau kappayka Melayu; goya atau nigguri Jepang; paakharkaai Tamil; karelakarella India; ampalaya Tagalog; muop dang atau kho qua
Vietnam; caraillecarilley Trinidan dan Tobago; carilla Guyana; cerasee Amerika Selatan dan Karibean Wikipedia,2011 .
2.1.4 Morfologi Tumbuhan
Pare adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi. Pare tumbuh baik di dataran
rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar.
Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk. Daun tunggal,
bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta
warnanya hijau tua. Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning. Buahnya bulat
memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi warna
jingga yang terbagi tiga Anonim,2010.
2.1.5 Kandungan Kimia Tumbuhan
Buah pare mengandung senyawa-senyawa seperti momorkarin, momordenol, momordisilin, momordisin, momordisinin, momordin, momordolol,
karantin, karin, kriptoxantin, diosgenin, asam elaeostearat, eritrodiol, asam
Universitas Sumatera Utara
galakturonat, asam gentisik, goyaglikosida dan goyasaponin, asam kafeat dan asam ferulat, fisetin dan isoramnetin,3b,25-dihydroxy-7b-methoxycucurbita-
5,23E-diene,3b-hydroxy-7,25,dimethoxycucur-bita-5,23E-diene dan 3-O-b-D- allopyranosyl-7b,25-dihydroxycucurbita-5,23E-dien-19-al Shu-Jing Wu,2007.
2.1.6 Kegunaan Tumbuhan
Berikut ini adalah beberapa kegunaan tumbuhan pare: a.
Pada saluran pencernaan Buah pare dikatakan juga sebagai perangsang saluran pencernaan dan
membantu menyembuhkan dispepsia dan konstipasi. b.
Efek antihelmintik Di Togo, buah pare digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit-
penyakit saluran pencernaan, dan ekstraknya juga mempunyai aktivitas melawan cacing nematoda Caenorhabditis elegans secara in vitro.
c. Efek antimalaria
Buah pare banyak digunakan secara tradisional di Asia sebagai pencegah dan obat untuk penyakit malaria. Di Guyana, buah pare direbus dan dimasak
dengan bumbu dan bawang. Makanan yang populer ini dikenal sebagai corilla dan merupakan pencegah malaria. Pengujian di laboratorium juga telah
memastikan bahwa spesies-spesies buah pare memiliki aktivitas antimalaria, walaupun belum pernah dipublikasikan adanya pengujian pada manusia.
d. Efek antivirus
Uji laboratorium menunjukkan bahwa senyawa-senyawa di dalam buah pare mungkin efektif untuk menangani infeksi Human Immunodeficiency Virus
HIV. Senyawa-senyawa yang diisolasi di dalam buah pare memiliki efek
Universitas Sumatera Utara
pada HIV, konsumsi buah pare akan memperlambat perkembangan virus HIV pada orang yang terinfeksi.
e. Efek Antidiabetes.
Buah pare mencegah atau melawan diabetes mellitus tipe 2. Pada tahun 1962, Lolitkar dan Rao mengekstraksi suatu zat dari tumbuhan, yang mereka beri
nama karantin, dimana zat ini memiliki efek hipoglikemik pada kelinci normal dan kelinci yang terkena diabetes. Pendapat lain menyatakan bahwa zat
tersebut hanya aktif pada kelinci yang terkena diabetes, diisolasi oleh Visarata dan Ungsurungsie pada tahun 1981. Buah pare meingkatkan sensitifitas
insulin. Pada tahun 2007, suatu studi oleh Departemen Kesehatan Filipina menyatakan bahwa konsumsi dosis harian buah pare sebesar 100 mgkg berat
badan setara dengan 2.5 mgkg dari obat antidiabetes glibenklamid yang diminum dua kali sehari. Tablet dari ekstrak buah pare dijual di Filipina
sebagai suplemen makanan dengan nama dagang Charantia dan diekspor ke banyak negara. Buah pare juga mengandung lektin yang memiliki aktivitas
seperti insulin. Lektin ini menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan bekerja pada jaringan periferal, dan sama seperti efek insulin pada otak,
menekan nafsu makan. f.
Efek Antikanker Senyawa 15,16-dihydroxy-
α-eleostearic acid yang diekstraksi dari buah pare, telah diteliti dapat menginduksi apoptosis dari sel leukimia secara in vitro.
g. Kegunaan-kegunaan lain
Buah pare juga digunakan secara tradisional untuk menyembuhkan disentri,kolik, demam, luka bakar, nyeri pada menstruasi dan beberapa
Universitas Sumatera Utara
masalah pada kulit. Juga digunakan untuk mengontrol kelahiran Wikipedia,2011..
h. Sebagai
Antioksidan Ekstrak buah pare yang direbus menunjukkan aktivitas antioksidan. Ekstrak
dari buah pare menunjukkan perbedaan penting dalam aktivitas menangkap radikal bebas antara ekstrak yang diperoleh dengan maserasi dingin dengan
ekstrak yang diperoleh dengan cara panas, karena adanya perubahan pada komposisi kimia tumbuhan selama proses pemanasan, yang kemudian
meningkatkan jumlah komponen antioksidan Anonim,2006.
2.2 Ekstraksi